Anda di halaman 1dari 54

TUGAS MANDIRI

LAPORAN PRODUKSI BENIH

MATA KULIAH TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH TANAMAN

DosenPengampu : Achmad Nizar, SST, MSc

Heru Waskito , SST

Oleh :

Wisnu Pramudya

07.1.2.17.2351

Pertanian III C

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2019

i
TUGAS MANDIRI
SYARAT UJI KOMPETENSI
LAPORAN PRODUKSI BENIH

Malang, Januari 2019

Mengetahui

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Achmad Nizar, SST, MSc Wisnu Pramudya


NIP. 19631228 198803 1 001 NIRM. 07.1.2.17.2351

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT maha pengasih lagi maha penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah memberikan limpahan
rahmat, berkat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
“PRODUKSI BENIH”

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang


berperan penting dalam penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat
tersusun sedemikian rupa.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik yang bersifat membangun sangat dibutuhkan guna perbaikan
dimasa yang akan datang

Akhir kata, semoga laporan tentang Produksi Benih ini dapat bermanfaat
bagi masyarkat umum.

Malang, Januari 2019

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Benih merupakan salah satu bagian dari kehidupan yang harus dilestarikan
keberadaannya sehingga dapat digunakan untuk berusaha oleh para petani ketika
musim tanam yang akan datang atau masa yang tepat.

Demi menjaga kualitas benih tetap terjaga, perlu dilewati banyak tahapan
dalam sampai sebelum pengemasan,sehingga pada waktu petani menggunakan
untuk melakukan penanaman, kualitas benih dapat terjaga dengan baik. Kondisi
benih dapat dikatakan baik tergantung dari presentase kevigoran, viabilitas,
kemurnian, dan kesehatan yang baik. Dalam melakukan penanganan benih, perlu
memperhatikan beberapa kaidah-kaidah ilmiah guna setelah pengemasan kondisi
benih tetap dalam keadaan baik dan layak digunakan. Dari sini dapat diartikan
bahwa proses penanganan benih harus berbeda dengan penanganan yang
dilakukan kepada biji-bijian.

Tentunya juga, setelah dilakukan pengemasan, benih ada yang langsung


dipakai, ada pula yang tidak langsung dipakai, bahkan ada yang harus disimpan
untuk jangka waktu yang lebih panjang. Dari sini dapat diartikan bahwa setelah
diproses, benih perlu disimpan/dikemas.

1
1.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa mampu untuk menganalisis ketersedian bemih

2. Agar mahasiswa mempunyai keahlian dalam menganalisis dalam menganilisis


kebutuhan beih

3. Agar mahasiswa mampu menetapkan apa saja prasarana dan sarana produksi
yang digunakan

4. Meningkatkan keterampilan mahasiswa tentang menetapkan teknik


perbanyakan tanaman

5. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan tentang penyiapan lahan


komoditas tanaman jagung
6. Mahasiswa mengetahui dan mampu mempraktekan penanaman tanaman jagung
7. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan kegiatan penyiangan dan
pembumbunan

8. Mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan penyulaman jagung

9. Mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan pemupukan dengan baik

10. Mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan pengairan pada tanaman
jagung

11. Mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan pengendalian hama


penyakit

12. Mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan penanganan hasil panen

13. Mampu dan terampil menerapkan teknik pengeringan calon benih kedelai

14. Mampu dan terampil menerapkan teknik perontokan calon benih kedelai

15. Mampu dan terampil menerapkan teknik sortasi calon benih kedelai

16. Mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan perlakuan pada benih

17. Mahasiswa mampu dan terampil dalam melakukan pengemasan benih

18. Mahasiswa mampu dan terampil dalam penyimpanan benih

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Menyusun Kebutuhan Benih

Benih yang bermutu tinggi yang berasal dari varietas merupakan satu
faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman, maka
sebelum menanam hendaknya memilih benih yang bagus secar fisik. Ciri-ciri fifik
benih yang bagus antara lain : (1) biji mengkilap, (2) tidak keriput, (3) tidak cacat,
(4) warnanya normal pada umumnya. (Wilkins, 1989) Benih digolongkan menjadi
dua yaitu antara lain (1) benih kering yaitu benih yang lazimnya dihasilkan
pembiakan tanaman secara generatif yang biasanya dari biji atau dari buah kering
yang berkadar air sekitar 7-16%. (2) benih lembab yaitu benih yang mengandung
air, yang dihasilkan dari pembiakan vegetatif dan mengandung air sebanyak 70-
85%. (Aak, 1990) perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian komplek dari
perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia.

Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses


penyerapan air oleh benih, melunakan kulit benih (Harisuseno, 1974)
Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan terhadap kecepatan pertumbuhan dan
produksi, karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan
dan berat tanaman pada saat dipanen (Hartman, 1968)
Presentase perkecambahan adalah presentase kecambah normal yang dapat
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka
waktu yang sudah ditetapkan. Metode perkecambahan dengan pengujian di
laboratorium hanya menentukan presentase perkecambahan total. (Sjamsoe’oed,
1974)
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian komplek dari
perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Tahap pertama suatu
perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh benih,
melunakan kulit benih (Harisuseno, 1974)

3
2.2 Merencanakan Produksi Benih

2.2.1 Pengertian Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu upaya penyusunan program,baik


programyangsifatnya umum maupun yang spesifik,baik jangka pendek maupun
jangkapanjang.suatu usaha produksi yang baru memerlukan perncanaan yang
bersifatumumatau yang sering disebut sebagai praperencanaan.

faktor-fktor yang sangatpenting danharus diputuskan dalam


praperencanaan Agribisnis ,khususnya subsistemproduksi primer/usah tani,adalah
pemilihan lokasi produksi dan pertimbanganfasilitas,sertasekala usaha.setelah
ketiga hal tersebut diputuskan,maka dibuat rencanayang lebihspesifik menyangkut
kebutuhan input-inpu serta perlengkapan produksi.

2.2.2 Teknik Perbanyakan Benih Tanaman

1. Pemilihan lokasi yang tepat. Tempat penanaman harus bersih dari benih-benih
jagung dan jagung manis lain, bukan daerah endemik hama dan penyakit utama,
tanah subur, cukup air, mempunyai sistem irigasi dan drainase yang baik, serta
tingkat keseragaman (homogenitas) tanah yang tinggi.

2. Isolasi dari pertanaman jagung manis lainnya. Untuk menghindari terjadinya


kontaminasi penyerbukan dari polen yang tidak diinginkan, areal pertanaman
produksi benih harus diisolasi dari pertanaman jagung manis lainnya. Ada tiga
macam isolasi, yaitu isolasi jarak, isolasi waktu, dan isolasi penghalang fisik.

a) Isolasi jarak. Pada produksi benih F1 hibrida, isolasi jarak dengan pertanaman
jagung lainnya minimal 300 m.

b) Isolasi waktu. Pada isolasi ini perbedaan waktu tanam antara pertanaman
produksi benih dengan tanaman jagung di sekitarnya minimal 30 hari.

4
c) Isolasi penghalang fisik. Pada isolasi ini dapat digunakan plastik sebagai
penghalang dengan ketinggian 3 m.

Perbandingan jumlah baris antara tanaman galur murni A (sebagai betina) dan
galur murni B (sebagai jantan) pada produksi benih F1. Hibrida adalah 2B : 8A
atau 1B : 4A, dengan jarak tanam 80 cm x 25 cm.

3. Arah barisan tanaman. Untuk meningkatkan penyebaran polen, arah barisan


tanaman galur A dan B dibuat tegak lurus arah angin pada waktu pembungaan.

4. Sinkronisasi pembungaan. Bunga betina pada tanaman betina harus muncul


bersamaan dengan munculnya bunga jantan dari tanaman jantan. Jika keduanya
ada selisih waktu, misalnya satu minggu maka penanaman keduanya harus
dilakukan pada waktu yang berbeda sesuai dengan selisih waktu tersebut.

5. Pemotongan bunga jantan (detasseling). Detasseling adalah pembuangan bunga


jantan pada tanaman yang dijadikan betina. Kegiatan ini dilakukan saat bunga
jantan akan keluar (sebelum polen pecah) dan sangat menentukan keberhasilan
pembentukan F1. Jika tidak dilakukan detasseling maka ada kemungkinan terjadi
selfing.

5
Teknik pemotongan bunga jantan adalah sebagai berikut.

1. a) Lakukan pembuangan bunga jantan pada tanaman yang dijadikan


betina saat tassel baru keluar dan polen belum pecah.
2. b) Cabut bunga tersebut menggunakan tangan dengan menyertakan
maksimal dua daun. Lakukan pada pagi hari.
3. c) Lakukan detasseling pada semua tanaman betina, jangan sampai ada
yang tertinggal agar polennya tidak mencemari tanaman betina lain.
4. Panen benih. Panen benih dilakukan saat benih sudah matang
fisiologis, dicirikan oleh kelobot yang telah kering dan biji telah
keriput.

Lakukan pemanenan pada tanaman betina. Pipil benih dari tongkolnya


menggunakan tangan atau mesin. Jemur benih tersebut hingga kering, yaitu kadar
air sekitar 8%. Simpan benih dalam plastik atau aluminium foil. Untuk jangka
waktu lama, simpan benih pada ruangan ber-AC. Teknik produksi benih jagung
manis umumnya hampir sama dengan teknik produksi jagung manis secara
komersial, walaupun ada beberapa tambahan kebutuhan yang unik untuk
memproduksi benih. Pertama, kualitas benih harus lebih baik daripada kualitas
biji.

Oleh karena itu, perhatian dan input diberikan dalam sistem produksi benih lebih
besar dibandingkan dengan sistem produksi biji. Kedua, kesuburan lahan lebih
seragam untuk memudahkan seleksi dan roguing terhadap tipe galur yang
menyimpang (offtype). Ketiga, fasilitas pendukung mudah tersedia saat
dibutuhkan, seperti tenaga kerja untuk pemotongan bunga jantan (detasseling),
perawatan, panen, dan pascapanen.

6
2.3 Penerapan Teknik Penanaman Jagung

2.3.1.Sejarah Singkat
Jangung sendiri sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia.Banyak teori
yang berkembang menyatakan bahwa jagung didomestikasi pertama kali oleh
penghuni lembah Tehuacan, Meksiko.Bangsa Maya dan Olmek diketahui sudah
mulai membudidayakan jagung di seantero Amerika Tengah sejak 10.000 tahun
yang lalu dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil.
Pengembaraan jagung ke Asia dipercepat dengan terbukanya jalur barat
yang dipelopori oleh armada pimpinan Ferdinand Magellan melintasi Samudera
Pasifik.Di tempat-tempat baru inilah jagung relatif mudah beradaptasi karena
tanaman ini memiliki elastisitas fenotipe yang tinggi.
2.3.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung
Klasifikasi Tanaman Jagung.
Kingdom : Plantae
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Commilinidae
Ordo : Poales
Family : Paceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L

Morfologi Tanaman Jagung.

Daun.

Daun jagung tergolong kedalam daun yang sempurna, Daun pada jagung
berwarna hijau muda saat masih mulai menunjukkan daunnya dan hijau tua saat
dewasa dan kuning saat sudah tua, tulang daun dengan ibu tulang daun berada
sejajar dan daun pada jagung ada yang halus tanpa bulu dan ada pula yang kasar
dnegan bulu.

Batang.

Batang tanaman jagung tegak lurus dan kokoh, batang tanaman jagung terdiri dari
ruas-ruas dan disetiap pelepah dibungkus dengan daun yang selalu muncul
disetiap buku nya, namun batang jagung tidak banyak mengandung lignin, namun
batang nya tetap tegak lurus dan kokoh.

7
Akar.

Akar pada tanaman jagung memiliki akar serabut dengan mencaapai kedalaman
sekitar 8 m, meski demikian rata-rata akar pada tanaman jagung hanya berada
pada kisaran 2 m, selain serabut, akar adventif juga akan muncul ketika tanaman
jagung berumur dewasa yang berfungsi memabntu mengkokohkan tegaknya
batang jagung.

Bunga.

Bunga jantan dan betina pada tanaman jagung terpisah, maka dari itu penyerbukan
pada tanaman jagung memerlukan bantuan angin, serangga dan bahkan bisa juga
manusia. Setiap bunga jantan dan betina pada tanaman jagung harus diserbukkan
dengan bantuan alam (Secara alami) atau dengan bantuan manusia, bunga jantan
terdapat pada bagian ujung tongkol dari tanaman jagung.

Tongkol
Buah jagung berwana kuning muda saat sebelum dewasa atau putih susu dalam
keadaan pembentukan, setiap batang tanaman jagung memiliki setidaknya 1
tongkol jagung, walau sekarang adanya pembaharuan peningkatan mutu jagung
jenis hibrida namun umumnya setiap batang hanya satu tongkol saja, dan saat
buah jagung dewasa akan berubah bentuk menjadi kekuningan.

2.3.3 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung


Dalam melakukan budidaya tanaman jagung, kita harus terlebih dahulu
mengetahui kondisi iklim, ketinggian, dan media tanam yang cocok.Mengapa
demikian?Karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan jagung dengan hasil yang optimal.

Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata.Pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air.Sebaiknya ditanam
awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari,
tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil
biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C – 300 C. Jagung tidak
memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya
humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan
ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat
kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m
dpl

8
2.3.4 Penyakit Pada Tanaman Jagung dan Pengendaliannya

1. Busuk batang
Gejala penyakit ini umumnya terjadi setelah fase pembungaan.Pangkal
batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecokelatan,
bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah, pada bagian kulit luarnya
tipis.Pada pangkal batang terinfeksi tersebut ada yang memperlihatkan
warna merah jambu, merah kecokelatan atau coklat.Penyakit ini dapat
disebarkan oleh angin, air hujan, dan serangga.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti BISI-1,
Surya, CPI-2, dan Pioneer-8.Selain itu bisa dilakukan pergiliran tanaman,
pemupukan berimbang, menghindari pemberian N tinggi dan K rendah,
dan drainase yang baik untuk mencegah serangan.Dapat juga dilakukan
pengendalian hayati dengan cendawan antagonis Trichoderma sp.
2. Karat daun
Gejala penyakit ini terjadi ketika timbul bercak-bercak kecil berbentuk
bulat sampai oval terdapat pada permukaan daun jagung di bagian atas dan
bawah. Bercak ini menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau
oval dan berperan penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi
tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin. Penyakit karat
dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang
baik pada musim penghujan atau musim kemarau.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti Lamuru,
Sukmaraga, dan Semar 10.Jika terlihat tanaman yang sudah terinfeksi
maka harus segera dieradikasi.Dapat juga dilakukan pemberian fungisida
dengan bahan aktif benomil.
3. Hawar daun
Gejala penyakit ini terjadi ketika muncul bercak kerdil berbentuk oval
kemudian bercak semakin memanjang berbentuk elips dan berkembang
menjadi nekrotik dan disebut hawar.Bercak berwarna hijau keabu-abuan
atau coklat dan muncul awal pada daun yang terbawah kemudian
berkembang menuju daun atas.Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman

9
cepat mati atau mengering dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol
atau klobot.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti Bisma,
Pioner 2 dan 14, serta Semar 2 dan 5.Jika terlihat tanaman yang sudah
terinfeksi maka harus segera dieradikasi.Dapat juga dilakukan dengan
menggunakan cendawan antagonis Trichoderma viride dan pemberian
fungisida dengan bahan aktif mankozeb dan dithiocarbamate.
4. Bercak daun
Gejala penyakit ini terjadi ketika muncul bercak daun berwarna hijau
kekuningan atau cokelat kemerahan.Ketika bibit jagung yang terkena bisa
layu atau mati dalam waktu 3-4 minggu. Jika tongkol yang terinfeksi akan
menyebabkan biji rusak dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur. Infeksi
penyakit ini bisa terbawa angin atau percikan air hujan dan dapat
menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti Bima 1,
Sukmaraga, dan Palakka.Jika terlihat tanaman yang sudah terinfeksi maka
harus segera dieradikasi.Dapat juga dilakukan pemberian fungisida dengan
bahan aktif mancozeb dan carbendazim.
5. Bulai
Gejala penyakit ini terjadi pada permukaan daun jagung berwarna putih
sampai kekuningan diikuti dengan garis-garis klorotik dan ciri lainnya
adalah pada pagi hari di sisi bawah daun jagung terdapat lapisan beledu
putih.Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik
yang meluas keseluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala
lokal.Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda
biasanya tidak membentuk buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman yang
lebih tua masih terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.
Pengendalian bisa dengan menggunakan varietas tahan, seperti Srikandi,
Lamuru, dan Gumarang.Selain itu, bisa dilakukan penanaman serempak
dan melakukan periode waktu bebas tanaman jagung minimal dua minggu
sampai satu bulan di setiap tahunnya.Jika sudah ada yang terinfeksi bisa
dilakukan eradikasi atau pemusnahan total. Untuk pencegahan juga bisa

10
digunakan fungisida metalaksil pada benih tanaman dengan dosis 0,7 gram
bahan aktif pada tiap kg benih.

2.4 Mengelola Pertanaman

2.4.1 Klasifikasi Jagung

Jagung merupakan tanaman biji-bijian yang berasal dari dataran Amerika


dan menyebar ke dataran Asia dan Afrika melalui jalur perdagangan yang
dilakukan oleh bangsa Eropa.Menurut catatan sejarah jagung masuk ke Indonesia
sekitar abad ke- 16.Penyebaran jagung ke seluruh pelosok dunia tidak terlepas
dari besarnya manfaat yang diberikan kepada manusia dan hewan.Di Indonesia
jagung menempati posisi nomor 2 sebagai komoditi paling dibutuhkan setelah
padi.Bahkan di daerah Madura, jagung dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman jagung, yaitu :

 Batang dan daun dapat dijadikan sebagai pakan ternak


 Batang dan daun yang telah tua dapat dijadikan sebagai kompos
tanaman atau pupuk hijau
 Batang dan daun dapat dijadikan sebagai kayu bakar
 Batang jagung jika diolah lebih baik bisa menjadi lanjaran (turus)
dan pulp (bahan kertas)
 Untuk buah jagung muda dapat diolah menjadi sayuran, bakwan
ataupun bergedel.
 Untuk Biji jagung tua didapat dijadikan sebagai pengganti nasi,
marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran
kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri
bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil dan lain-lain.

Sebagai tanaman semusim jagung memiliki penyelesaian siklus hidup


antara 80 – 150 hari dimana siklus pertama merupakan tahap vegeratif dan paruh
kedua merupakan tahap generative.Dilihat dari ukuran tinggi pada umumnya
jagung memiliki perbedaan ukuran yang berbeda yaitu antara 1 meter – 2 meter
dan terkadang terdapat jagung yang memiliki ketinggian mencapai 6 meter.
Tanaman jagung dapat diklasifikasikan kedalam beberapa bagian berikut ini

11
 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
 Sub Kelas : Commelinidae
 Ordo : Poales
 Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
 Genus : Zea
 Spesies : Zea mays L..

Jagung dapat dibedakan menjadi dua menurut jenis kelamin bunganya


yaitu jagung bunga jantan dan jagung bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious).Bunga Jagung jantan tumbuh dibagian puncak
tanaman seperti karangan bunga dan untuk bunga betina tersusun dalam tongkol.
Selain itu, tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku
Poaceae atau sering disebut dengan floret.Untuk pertumuhan pada dasarnya
tanaman jagung dapat tumbuh baik pada kondisi tanah apapun.
Semoga dengan mengenal jagung dari berbagi aspek dapat menarik perhatian
anda untuk menanam jagung dan tingkat produktivitasnya semakin tinggi.
(Reforma, 2016)

2.4.2 Morfologi Tanaman Jagung

Morfologi jagung secara detail adalah meliputi tongkol dan biji, bunga,
batang dan daun, serta sistem perakaran. Berikut penjelasan selengkapnya:

BAGIAN TONGKOL DAN BIJI

Bagian ini merupakan bagian buah jagung.Bagian ini adalah bagian utama
pada jagung, dimana bagian inilah hasil utama yang dipetik.Seperti yang kita
kenal, bahwa morfologi jagung pada bagian tongkol ini diselimuti oleh dinding
pericarp.Pericarp ini menempel dengan biji sehingga dapat melindungi biji jagung
dengan baik.

Dalam biji jagung, ada bagian luar atau pericarp, bagian dalam atau
endosperm, serta bagian lembaga atau embrio.Fungsi pericarp adalah menjaga
embrio agar selalu cukup air, kemudian bagian endosperm ini berfungsi sebagai

12
cadangan makanan pada jagung.Dimana ada kandungan pati sebanyak 90 % dan
10% kandungan zat yang lainnya (minyak, protein, dan mineral).

Sedangkan bagian embrio sendiri merupakan inti dari tanaman jagung ini.
Dimana embrio ini akan menjadi cikal bakal terbentuknya biji yang bisa ditanam
lagi untuk menjadi tanaman jagung baru.

BAGIAN BUNGA

Jagung juga mempunyai bagian bunga.Bunga yang memang berfungsi


sebagai mahkota dari tumbuhan.Walaupun bagian bunga pada jagung tidak
berwarna-warni atau semenarik bunga-bunga yang ada di kebun (seperti Bungan
mawar atau bunga melati), tetapi keberadaan bunga jagung ini menjadi salah satu
bagian yang penting.

Bagian morfologi jagung ini menjadi bagian yang penting, karena bunga
inilah yang menjadi alat untuk penyerbukan jagung.Ada dua jenis bunga, yaitu
bunga jantan dan bunga betina. Keduanya akan mengalami penyerbukan, hasilnya
adalah berupa pati yang kemudian berkumpul menjadi tongkol jagung.

BAGIAN BATANG DAN DAUN

Batang menjadi bagian morfologi jagung yang berfungsi untuk menopang


tubuh tanaman jagung.Bentuk dari batang tanaman jagung adalah tipis, berbuku-
buku, beruas, dan bercabang-cabang.Ada 3 bagian yang ada pada batang, yakni
bagian epidermis atau bagian kulit luar, bagian jaringan pembuluh dan bagian
pusat batang.

Kemudian pada bagian daun jagung terdiri dari bagian helai daun, pelepah
daun, serta bagian ligula. Daun jagung ini akan tumbuh di setiap ruas yang ada
pada batang jagung.

SISTEM PERAKARAN

Karena tanaman jagung merupakan tanaman dikotil, maka akarnya pun


dalam bentuk akar serabut.Dimana pada akar serabut jagung sendiri ada 3 bagian,
yaitu akar adventif, akar penyangga dan akar seminal.Ketiga bagian akar tersebut
memiliki fungsi sendiri-sendiri.

13
Bagian akar pertama yakni akar penyangga, yang berfungsi untuk
membuat tanaman jagung tetap tegak dan juga untuk menyerap air dan zat
hara.Kemudian pada akar adventif berfungsi untuk mengambil zat hara dan air
dari dalam tanah.Sedangkan untuk akar seminal berfungsi untuk mengembangkan
embrio. (unknown,…)

2.4.3 Pemeliharaan Tanaman Jagung

Pemeliharaan tanaman jagung dapat dilakukan dalam berbagai tahap yaitu:


Penyulaman, Penjarangan, Pengairan, Penyiangan dan Pembumbunan. Berikut
definisinya :
1. Penyulaman
Proses penyulaman dilakukan pada tanaman berumur satu minggu
setelah tanam, apabila ada tanaman yang tidak tumbuh ataupun mati.
2. Penjarangan
Proses ini dilakukan pada saat tanam ada dua atau lebih benih jagung
yang tertanam, sehingga tumbuh dua atau lebih tanaman jagung. Oleh
sebab itu, harus dilakukan penjarangan. Penjarangan dilakukan pada saat
tanaman berumur empat minggu setelah tanam, tanaman yang diambil
adalah tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik dengan cara
memotong bagian tanaman paling bawah sampai lepas, pemotongan
harus dilakukan secara berhati – hati agar tanaman yang akan dibiarkan
hidup tidak rusak. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh
dilakukan karena akan melukai akar tanaman lain yang dibiarkan
tumbuh.
3. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma yang
dilakukan dua minggu sekali, penyiangan pada tanaman jagung yang
masih muda biasanya dilakukan dengan cangkul kecil, garpu dll.
4. Pembumbunan
Untuk efisiensi tenaga pembumbunan dilakukan bersamaan dengan
penyiangan kedua dengan tujuan untuk memperkokoh posisi
batangsehingga tanaman tidak mudah rebah, selain itu pembumbunan

14
juga bertujuan untuk mnutup akar yang bermunculan diatas permukaan
tanah.(Unknown, 2019).

2.4.4 Penyakit pada Jagung dan Cara Pengendaliannya


1. Bulai
Penyakit bulai pada tanaman jagung sering ditandai dengan adanya daun
yang berwarna kuning keputih-putihan. Tanaman jagung yang terinfeksi
penyakit ini akan mengalami gangguan dalam pertumbuhanya, tanaman
akan kerdil dan tidak mampu berproduksi sama sekali.Penyebab bulai
yang umum pada jagung di Indonesia ada lah Peronosclerospora maydis
di Pulau Jawa dan Pulau Madura) dan P.philippinensis di Pulau
Sulawesi.P. philippinensis juga menyebar di berbagai penjuru
dunia.Protista mirip cendawan tetapi berkerabat lebih dekat dengan alga
ini bersifat parasit obligat (wajib).Alat perbanyakan/penyebaran
utamanya adalah spora vegetatif yang dihasilkan oleh badan yang disebut
konidia (sehingga sporanya disebut juga konidiospora).Konidia dapat
bertahan bertahun-tahun sebelum tumbuh kembali. Proses infeksi terjadi
jika ko nidia disebarkan dinihari sekitar pukul 02.00 – 04.00 karena
sporalisasi maksimum terjadi pa da saat itu. Infeksi dilakukan oleh
konidia melalui stomata. Pada siang hari tidak terjadi infeksi karena
pelepas an konidia terhenti, diduga konidia tersebut tidak tahan terhadap
ca haya matahari. Penyebaran konidispora dilakukan oleh angin
Cara Pengendaliannya :
a) Siapkan alat dan bahan yaitu hand preyer dan air biasa dan
fungisida
b) Hand speyer yang telah berisi air biasa dan fungisida di
semprotkan pada tanaman dan lahannya pada jam 04.00 s/d 05.30
pagi, mulai tanaman berumur 7 s/d 21 hari setelah tanam
c) Dengan melakukan hal tersebut maka dapat menekan
perkembangan spora bulai, sehingga tanaman tidak terseranga
oleh penyakit bulai. (unknown. …..)

15
2. Hawar Daun
Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium
turcicum.Gejala awal terinfeksinya hawar daun menunjukkan berupa
bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang
berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar),
warnanya hijau keabu-abuan atau coklat.

Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun


terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat akibat
serangan penyakit hawar daun dapat mengakibatkan daun
mengeringdan tanaman lama kelamaan mati.

Pengendalian

 Menanam varietas tahan hawar daun


 Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya
(Eradikasi tanaman) pada tanaman
 Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif
mankozeb atau dithiocarbamate sesuai anjuran

3. Busuk Pelepah
Penyakit busuk pelepah pada budidaya jagung umumnya terjadi
di pelepah daun, gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan
kemudian berubah menjadi abu-abu, selanjutnya bercak meluas,
seringkali diikuti pembentukan sklerotium berbentuk tidak beraturan,
berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.

Gejala serangan penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang


paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian
atas.Penanaman varietas tidak tahan penyakit ini (rentan), serangan
cendawan penyebab busuk pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol
jagung.Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium
pada biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-sisa tanaman di lahan.
Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik akan

16
merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi
semacam ini merupakan sumber inokulum utama.Penyebab penyakit
busuk pelepah adalah Rhizoctonia solani.

Pengendalian

 Menggunakan varietas/galur tahan sampai agak tahan terhadap


penyakit hawar pelepah seperti: Semar-2, Rama, Galur GM 27
 Diusahakan agar penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga
kelembaban tidak terlalu tinggi
 Lahan memilik idrainase baik
 Pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan
yang sama (Administrator, 2015).
 Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau
karbendazim. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

17
2.5 Melakukan Panen

2.5.1 Pengertian Panen

Panen adalah suatu ungkapan untuk menunjukkan bila tiba saatnya akan
nyata mana yang berubah mana yang tidak. (Suprapti,2002). Sedangkan menurut
Mutiarawati (2009), Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman
(bercocok tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu
melakukan persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran.

Harvest is the time when grain, fruit, or vegetable already to cut or


pick. (panen adalah waktu ketika butir pad, bua, atau sayur siap untuk dipotong
atau dipilih). (Waters, 2006)

The harvest are fruits picked either prematurely or too late, are more
suspectible to past harvest physiological disorders than are fruits picked at proper
stage of maturity. (panen adalah memetik buah pada saat premature atau
terlambat, lebih tahan terhadap gangguan pasca panen fisiologis dari pada buah
yang dipetik pada tahap yang dapat tepat jatuh tempo). (Sudheer, er.al.2007)

Ciri-ciri tanaman jagung dapat dipungut hasilnya, terutama untuk jagung


hibrida adalah :

a) Umur buah sudah diatas 7 minggu setelah berbunga


b) Kelobotnya berwarna coklat muda dan kering
c) Bijinya mengkilat dan bila ditekan dengan ibu jari tidak membekas
d) Kadar air berkisar antara 35-40% dan permanen

Jagung hibrida pada umumnya jarang dipanen/dipetik muda sebagai bahan


makanan ringan (jagung rebus) seperti jagung manis atau jagung-jagung lokal
lainnya. Kebanyakan jagung hibrida dipanen setelah usia tua, untuk dijadikan
bahan baku olahan konsumsi (manusia, ternak) dan bahan baku industri
lainnya.(Barazi, Reza. 2011)

18
2.5.2 Kriteria Panen

Menentukan waktu panen yang tepat, waktu menentukan “kematangan”


yang tepat dan saat panen yang sesuai dapat dilakukan berbagai cara, sebagai
berikut:

1. Cara visual/ penampakan : misal dilihat dari warna kulit, ukuran dan
bentuk buah
2. Cara fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi
keras.
3. Cara komputasi : menghitung umur tanaman sejak tanam
atau umur buah dari mekarnya bunga
4. Cara kimia : melakukan pengukuran/ analisic
kandungan zat atau senyawa yang ada dalam komoditas, sperti kadar gula.

Melakukan penanganan yang baik, yaitu menekan kerusakan yang dapat


terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara yang dipilih perlu
diperhitungkan., disesuaikan dengan kecepatan/waktu yang diperlukan (sesingkat
mungkin) dab dengan biaya rendah. (Mutiarawati,2007)

2.5.3 Panen Jagung

Pemanenan merupakan tahap awal yang sangat penting dari seluruhrangkai


an kegiatan penanganan pasca panen jagung, karena berpengaruh
terhadapkuantitas hasil. Pemanenan yang terlalu awal, memberikan hasil panen
dengan persentase butir muda yang tinggi sehingga kualitas biji dan daya simpann
yarendah. Sedangkan pemanenan yang terlambat mengakibatkan penurunan
kualitasdan peningkatan kehilangan, sebagai akibat pengaruh cuaca yang tidak me
nguntungkan maupun infestasi hama dan penyakit dilapang.

Berdasarkan kenampakan fisiknya, pemanenan jagung umumnyadilakukan


setelah batang dan daun berwarna kuning atau pada saat kadar air mencapai 30-
40%. Meskipun demikian, di beberapa daerah, jagung dipanensetelah batang dan
daun berwarna coklat pada tingkat kadar air mencapai 17-20%

19
Panen pada kadar air tinggi (30-40%) membutuhkan waktu lama
untuk pengeringan jagung. Apabila terjadi penundaan penjemuran akibat ganggua
nhujan sehingga udara lembab, maka disarankan agar :

1. Jagung segera dipipil dengan pemipil mekanis


2. Jagung dihamparkan dan jangan diletakkan dalam karung.

Cara panen tradisional yang cukup baik adalah dengan menyabit


batang jagung setinggi pinggang pada jagung berkadar air tinggi (30-40%).
Kemudian jagung langsung dipetik, dan dikupas kelobotnya serta dimasukkan ked
alam keranjang. Cara panen pada jagung berkadar air rendah 17-20% adalah
denganmemetik dan mengupas kelobot jagung langsung pada batangnya tanpa
menyabittanaman jagung terlebih dahulu. Cara yang tidak dianjurkan adalah
meninggalkan jagung dalam kelobot pada batang yang telah disabit, terhampar
dalam onggokan di atas tanah. Dalam kondisi demikian, jagung dengan cepat
akan tercemar olehkotoran tanah dan jamur apabila terjadi hujan. (WInsih, Ade
Irma. ……)

2.5.4 Pengolahan dan Pasca Panen Jagung

Pengolahan jagung ada 2 macam yaitu :

1. Pengolahan basah (wet process), adalah pengolahan jagung yang


dilakukan dengan merendam jagung terlebih dahulu di dalam air
sehingga menghancurkannya lebih mudah, dan setelah itu dikeringkan.
2. Pengolahan kering (dry process), adalah pengolahan secara kering
tanpa perendaman, biasanya menghancurkannya lebih sukar
dibandingkan dengan cara basah.

Penanganan pasca panen jagung adalah semua kegiatan yang dilakukan


sejak jagung dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen, kegiatannya meliputi :
pemanenan, pengangkutan, pengeringan, penundaan, perontokan dan
penyimpanan. Kegiatan penanganan pasca panen pada umumnya dilakukan oleh
petani, kelompok tani, koperasi dan para pedagang pengumpul serta didukung
oleh berbagai lembaga dalam masyarakat dalam satu kesatuan, maka disebut
dengan istilah Sistem Penanganan Pasca Panen. (Barazi, Reza. 2011)

20
2.6 Pengelolaan Calon Benih

Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses


pertumbuhan embrio dari benih yang telah matang. Benih dapat
berkecambah bila tersedia

faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan.


Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat
menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah & Plumula dan Radikula

Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecamb


ahannya, yaitu plumula dan radikula dan keduanya
tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Setiap biji
yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase tumbuhan
kecambahanya sama, hal ini dipengaruhi bebagai macam faktor-faktor yang
mempengaruhi perkecambahan (Kuswanto,1997)

Benih bisa saja tidak berkecambah karena ada faktor tertentu, oleh
karenaitu, benih yang tidak berkecambah itu dapat dipastikan saat dilakukan
pengujian,dari pertama pengujian hingga habis akhir periode pengujian
benih tidak berkecambah, benih dapat disebabkan oleh banyak faktor, kemungkin
an benih bisa merupakan benih yang keras, benih keras adalah benih yang hingga
akhir periode pengujian tetap keras itu karena benih tidak dapat menyerap air,
kemudian ada juga benih segar tetapi tidak berkecambah, benih segar yaitu benih
yang tidak keras dan juga tidak keras dan juga tidak berkecambah hingga akhir
pengujian,tetapi tetap bersih, dan menunjukkan tampak masih hidup, kemudian
ada jugakemungkinan benih mati, benih yang pada akhrnya mati, tidak keras,
biasanya benih mati lunak, warnanya memudar, dan sering kali disebabkan cenda
wan.(Kuswanto,1997)

Identifikasi struktur kecambah dalam bidang pertanian sangat eratkaitanny


a karena perlu diketahui bahwa, pengujian benih itu dilakukannyaidentifikasi
strukur agar bisa mengetahui bahwa benih itu baik atau
tidaknya,untuk ditanam di lahan, oleh sebab itu identifikasi struktur kecambah san
gatmembantu para petani, agar para petani kita tidak mengalami gagal panen,mau

21
pun hasil produksi tidak maksimal karena disebabkan kecambah atau pun benih
yang tidak baik. (kuswanto,1997)

Benih secara umum adalah istilah yang dipakai untuk bahan dasar
pemeliharaan tanaman atau hewan.Istilah ini biasanya dipakai bila bahan dasar ini
berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran hasil akhirnya (dewasa).

Sedangkan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun


1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4
disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan
sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman.

Benih bermutu tinggi ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor genetik
danfaktor fisik.menurut Kartasapoetra (1992), faktor-faktor genetik adalah
benihyang berasal dari varietas-varietas yang memiliki genotipe yang baik seperti
hasil produksi tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap kondi
si pertumbuhan yang lebih baik, atau tahan terhadap cekaman abiotik. !aktor fisik
adalah benih bermutu tinggi dengan kemurnian yang tinggi, daya kecambah yang
tinggi, bebasa dari kotoran dan
benih rerumputan serat bebas dari hama dan penyakit, serta kadar air benih yang
rendah (Kamil,1986).

Menurut Kamil (1986) program pengembangan perbenihan


yang terarah pada dasarnya harus diarahkan kepada dua bidang, yaitu:

1. Pengadaan dan pengaturan penyaluran benih bermutu tinggi yang murni si


fatgenetiknya
dantepat waktunya sampai pada petani dengan jumlah yang cukup sehingg
akebutuhan petani akan benih unggul dapat terpenuhi
2. Pengontrolan danmeningkatkan mutu (quality control) dan kemurnian
hasil (benih)

Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang
dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk

22
kedalam kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh,
benihyang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah
sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar
dari separuh benihyang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan
benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud. (Justice, 1990)

Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman per
tanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yangterma
suk dalam kategori gulma.Juga pecahan gulma yang berukuran setengahatau
kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai
embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak meme
nuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain maupun
benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian- bagian
tanaman seperti ranting dan daun. (Sutopo,1984).

Disisi lain, Mutu benih adalah nilai kualitas secara fisiologis dan patologis
terhadap suatu benih. Benih yang bermutu baik secara fisiologis adalah benih
yang memiliki daya kecambah yang baik dan mampu tumbuh serentak dengan
sifat yang seragam dan berproduksi tinggi.Secara patologis benih bermutu baik
adalah benih yang tidak membawa pathogen dan tidak terjangkit penyakit serta
dapat tumbuh dan memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu.

Seleksi benih atau sortasi benih dapat mempengaruhi daya perkecambahan


dan kecepatan berkecambah suatu benih dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.Sortasi benih dilakukan untuk mendapatkan benih yang bermutu, yang
diharapkan dapat menghasilkan produksi lebih. Proses dalam sortasi benih dapat
diperoleh dengan pemilihan berbagai kriteria seperti berdasarkan ukuran benih,
berdasarkan tampilan fisik benih, berdasarkan berat benih dan berdasarkan
kandungan air pada benih dapat disesuaikan dengan kriteria benih yang
diinginkan serta perlakuan pada benih juga dapat memeberikan pengaruh pada
proses perkecambahan (Suita, 2013). Pemilihan benih yang tidak sesuai dengan
kriteria akan memberikan hasil yang kurang maksimal, atau bahkan tidak dapat
memberikan hasil yang dipengaruhi oleh kurangnya daya kecambah pada benih

23
yang telah disesuaikan dengan tolak ukur dengan membandingkan telah sesuai
dengan kondisi lingkungan atau tidak (Widadjati dkk, 2013).

Tujuan dari sortasi benih adalah :

1. Memperoleh mutu yang lebih baik dan seragam (baik bahan mentah
maupun produk yang dihasilkan).
2. Memberikan standarisasi dan perbaikan cara pengolahannya.
3. Menawarkan beberapa mutu kepada konsumen dengan harga yangsesuai
dengan mutunya

24
2.7 Penanganan Benih

2.7.1 Pengertian Benih

Benih menurut Undang – undang RI No.12 Tahun 1992 tentang sistem


budidaya tanaman BAB I ketentuan umum Pasal 1 (a) 4 mengatakan : “Benih
tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak/atau mengembangbiakkan tanaman”. Benih
tanaman yaitu biji, bibit, stek, entres dan planlet.

Benih tanaman adalah bakal biji yang dibuahi (struktural), yang digunakan
untuk pertanaman (fungsional), sebagai sarana untuk mencapai produksi
maksimum (agronomis), sebagai wahana teknologi maju yang mampu
melestarikan identitas genetik dengan mencapai derajat kemurnian genetik yang
setinggi-tingginya (teknologi), dan sebagai produk artifisial yang sangat spesifik
dan efisien.

Benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang


mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya peningkatan produksi
dan mutu hasil budidaya tanaman yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan benih
tanaman yang diharapkan dapat menghasilkan benih yang siap dipasarkan atau
digunakan dengan kemurnian dan perkecambahan yang maksimum, maka
dilakukanlah suatu kegiatan prosesing benih dimulai dari kegiatan pra prosesing,
pengeringan, pembersihan, pemilahan, perlakuan benih, pengemasan,
penyimpanan dan pemasaran.

2.7.2 Tempat Penyimpanan Benih

1. Ruang Penyimpanan

Kegiatan penyimpanan benih tidak terlepas dari penggunaan ruang simpan.


Menurut Kartosapoetra (1989), beberapa sifat khusus yang harus diperhatikan dari
ruang simpan adalah :

25
a) Insulasi

Yaitu penahanan aliran panas udara. Jadi ruangan tempat penyimpanan


harus diusahakan agar dapat bertahan terhadap pengaruh tersebut,
misalnya penahanan aliaran panas dari tempat yang bersuhu tinggi ke
tempat yang bersuhu rendah.

b) Ruangan harus kedap air dan uap air

Benih harus bersih dari segala kotoran dan bau jadi diperlukan ruangan
yang kedap air sehingga air hujan tidak dapat masuk ke dalam ruangan.
Atap ruangan harus serapat miungkin, tidak ada kebocoran atau percikan-
percikan air yang munkin dapat menetes ke dalamnya. Dinding ruangan
pun harus rapat sehingga uap air tidak dapat menerobos ke dalam ruangan
melalui celah-celah dinding, pintu ataupun ventilasi dan tempat
penyimpanan fan. Ruang penyimpananpun harus kedap udara karena itu
dalam tempat-tempat penyimpanan yang baik sering digunakan bahan-
bahan seperti film polyethylene, alumunium foil, aspal guna melapisi
dinding dan menutup lubang-lubang pada dinding. Permukaan ruang
penyimpanan harus kedap akan uap air, sebaiknya ruangan penyimpanan
hanya memiliki satu pintu tanpa adanya jendela-jendela.

c) Refrigerasi (pendinginan)

Kadang-kadang untuk melindungi benih-benih tertentu, ruang


penyimpanannya perlu memperoleh pendinginan. Refrigerasi bermaksud
untuk menghilangkan panas dalam ruang, baik yang terjadi dari ruang
simpan itu sendiri maupun dari benih yang disimpan. Refrigerasi
dilakukan dengan alat bantu, yaitu refrigerator.

d) Dehumidifikasi (pengeringan udara)

Benih-benih dalam bulk atau onggokan dapat disimpan dalam ruangan


yang kedap uap air untuk selama semusim. Lebih lama dari itu atau
terjadinya kelembaban relative ruang penyimpanan yang melabihi 60%,
maka dalam ruangan perlu dilakukan dehumidifikasi atau pengeringan

26
udara. Hal ini dapat dilakukan dengan pemanfaatan desiccant atau zat
kimia dan dengan alat dehumidifier atau alat pengering udara.

Penyimpanan kedap udara mencakup penempatan gabah/beras/benih


kedalam kontainer (wadah) yang menghentikan pergerakan udara (oksigen) dan
air antara atmosfir luar dan gabah/benih yang disimpan. Sistem ini dapat
menggunakan kontainer plastik khusus atau kontainer yang lebih kecil terbuat dari
plastik atau baja atau bahkan pot dari tanah. Ukuran penyimpan dapat berkisar
antara 25 liter sampai 300 ton. Sistem ini dapat digunakan untuk gabah, beras, dan
serealia lainnya seperti jagung.

2. Wadah Penyimpanan

Penyimpanan benih merupakan salah satu cara yang dapat menunjang


keberhasilan penyediaan benih, mengingat bahwa kebanyakan jenis pohon hutan
tidak berbuah sepanjang tahun sehingga perlu dilakukan penyimpanan yang baik
agar dapat menjaga kestabilan benih dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
Kegiatan penyimpanan benih tidak terlepas dari penggunaan wadah simpan.
Beberapa sifat khusus yang harus diperhatikan dari wadah simpan adalah :

a) Permeabilitas, yaitu kemampuan wadah untuk dapat menahan kelembaban


dan gas pada level tertentu
b) Insulasi, yaitu kemampuan wadah untuk mempertahankan suhu
c) Ukuran lubang, yaitu kemampuan wadah untuk bertahan dari serangan
serangga dan mikroorganisme yang dapat masuk melalui celah-celah
kemasan
d) Kemudahan dalam hal penanganan seperti tidak licin, mudah ditumpuk,
mudah dibuka, ditutup, disegel dan mudah dibersihkan.
e) , harus diperhitungkan dengan nilai nominal dari benih sendiri

Wadah simpan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) macam


yakni wadah yang kedap udara dan wadah yang permeable (Widodo, 1991).
Wadah kedap adalah wadah yang tidak memungkinkan lagi terjadi pertukaran
udara antara benih yang disimpan dengan lingkungannya, sedangkan wadah

27
permeabel adalah wadah yang masih memungkinkan terjadinya pertukaran udara
antara benih dengan lingkungannya.

Contoh dari wadah yang permeabel adalah karung goni, kantong kain,
karung nilon, keranjang, kotak kayu, kertas, karton dan papan serat yang tidak
dilapisi lilin. Sedangkan wadah yang tidak permeabel adalah kaleng logam, botol
dan gelas.
Justice dan Bass (1979), mengemukakan bahwa penggunaan wadah dan cara
simpan benih sangat tergantung pada jenis, jumlah benih, teknik pengepakan,
lama penyimpanan, suhu ruang simpan dan kelembaban ruang simpan.

2.7.3 Pengemasan Benih

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material,


warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar
produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi,
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah
produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan
merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau
pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk
menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting
sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan
sebagai satu alat pemasaran, yaitu :

a) Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung
produk.

28
b) Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi
kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang
lebih baik.
c) Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang
dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam
mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
d) Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

29
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Dalam melaksanakan produksi benih tanaman jagung, kami menggunakan


lahan Teaching Factory Politeknik Pembanguna Pertanian Malang seluas 0,14 Ha
dengan waktu penanaman bulan Agustus-November 2018 dan Kegiatan
Pengolahan calon benih dan penanganan benih dilakukan di Laboratorium benih
Politeknik Pembangunan Pertanian pada Bulan Januari 2019

30
3.2 Menyusun Kebutuhan Benih

3.2.1 Contoh Soal

SOAL 1

Hitung ketersediaan benih padi inbidra untuk musim tanam 2015/2016, bila saat
ini tersedia :

 Lahan produksi benih padi yang disertifikasi 7.500 ha


 Tingkat kelulusan pemeriksaan lapangan 85%
 Produktivitas 3 ton/ha GKG
 Tingkat produksi benih bersih 80%
 Tingkat kelulusan laboratorium 90%

Jawaban :

Produktivitas untuk 7.500 ha adalah 7.500 x 3 ton = 22.500 ton

Ketersediaan benih setelah adanya kelulusan pemeriksaan lapangan sebesar 85%


adalah

85
x 22.500 = 19.125
100

80
Tingkat produksi benih bersih sebesar 80% maka 100 x 19.125 = 15.300

90
Ketersediaan benih setelah adanya kelulusan laboratorium sebesar 90% adalah100

x 15.300 = 13.770

Jadi ketersediaan benih padi inbidra untuk musim tanam 2015/2016 adalah
sebesar 13.770 ton

31
SOAL 2

Hitung berapa kebutuhan benih kedelai (benih sumber dan BR) untuk masing –
masing musim tanam tahun 2019,denganasumsi : Masa tanam kedelai 3 kali
dengan luas :

 Tanam I 7.500 ha, Tanam II 10.000 ha,Tanam III 7.500 ha

Tingkat penggunaan benih 50 kg/ha Produktivitas 1,5 ton/ha

Tingkat keberhasilan produksi benih 80% :

Feb – Maret juni – juli Okt – nov


Musim I musim II Musim III

10.000 ha 10.000 ha 7.500 ha


𝐵𝑅 = 7.500 × 50 = 375.000 𝑘𝑔 𝐵𝑅 = 10.000 × 50 𝐵𝑅
= 500.000 𝑘𝑔 = 7.500 × 50
= 375.000 𝑘𝑔
Kebutuhan calon benih BR= Kebutuhan calon benih BR=
(100: 80)375.000 = 468.750 𝑘𝑔 (100: 80)500.000 = 625.000 𝑘𝑔
Luas penangkaran BR= Luas penangkaran BR=
468.750: 1.500 = 312,5 ℎ𝑎 625.000: 1.500 = 416,67 ℎ𝑎
Kebutuhan BP= Kebutuhan BP=
312,5 × 50 = 15.625 𝑘𝑔 416,67 × 50 = 20.833,5 𝑘𝑔
Kebutuhan calon benih BP= Kebutuhan calon benih BP=
(100: 80)15.625 = 12.500 𝑘𝑔 (100: 80)20.833,5 = 26.041,9 𝑘𝑔
Luas penangkaran BP= Luas penangkaran BP=
12.500: 1.500 = 8,33 ℎ𝑎 26.041,9: 1.500 = 17,36 ℎ𝑎
Kebutuhan BD= Kebutuhan BD=
8,33 × 50 = 416,5 𝑘𝑔 17,36 × 50 = 868 𝑘𝑔

32
3.2.2 Merencanakan Produksi Benih

Hari ke- Fase Kegiatan Tanggal


-7 P-3 Persiapan lahan (OTS/TOT) 07/08/2018
-3 P-2 Pengairan 1/saat persiapan lahan 11/08/2018
0 P-0 Tanam betina (ditutup kompos) 14/08/2018
Pupuk dasar
Pilih 1 (Urea,SP 36,KCL @100kg/ha)
Pilih 2 (Urea50 kg/ha + Ponska 250 kg/ha)
0 P0 Aplikasi Herbisida 14/08/2018
10 V-2 Aplikasi insectisida & fungsisida (Amistar 24/08/2018
Top,Decis/Scor) 200ml/ha
10 V-2 Tabur pupuk Furadan ke-1 (18-20 kg/ha) 24/08/2018
15 V-3 Fase pengeringan /tunda pengairan 29/08/2018
15 Roguing 29/08/2018
21 V-5 Pemupukan ke-1 (Urea 100kg/ha + ponska 04/09/2018
200kg/ha)
22 V-5 Pengairan 2 05/09/2018
25 V-6 Tabur Pupuk Furadan ke-2 (bila perlu) 08/09/2018
25 Roguing 08/09/2018
25 V-6 Bumbun/dangir 08/09/2018
30 Roguing 13/09/2018
30 V-7 Semprot pupuk daun/pupuk mikro (dianjurkan) 13/09/2018
30 Aplikas insectisida & fungisida (Amistar 13/09/2018
Top,Decis/Scor)
30 V-7 Pemupukan ke-2 (Urea 300 kg/ha) 13/09/2018
31 V-7 Pengairan 3 14/09/2018
45 Roguing 28/09/2018
48 V-13 Persiapan detaseling 01/10/2018
50-55 VT Cabut bunga betina ke-1 (Detaseling-1st pass) 03-
08/10/2018
52-57 VT Cabut bunga betina ke-2 (Detaseling-2nd pass) 05-
10/10/2018
54-59 VT Cabut bunga betina ke-3 (Detaseling-3rd pass) 07-
12/10/2018
55 VT Pengairan 4 08/10/2018
56-61 R1 Pengecekan Detaseling ke-1 (Flying pass-1st) 09-
14/10/2018
58-63 R1 Pengecekan Detaseling ke-2 (Flying pass-2nd) 11-
16/10/2018
65 R1 Pengairan 5 18/10/2018
76 R1 Pengairan 6 29/10/2018
85 R1 Pengairan 7 07/11/2018
100-105 R6 Proses panen RF 22-

33
27/11/2018
100-105 R6 Proses panen GF 22-
27/11/2018

34
3.3 Penerapan Teknik Penanaman

3.3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk mendukung kegiatan budidaya


tanaman jagung itu sendiri antara lain :

- Benih Jagung
- Ajir
- Cangkul
- Rafia
- Tugal
- Johnderee
- Alat Pengukur
- Handtraktor

3.3.2 Metode Pelaksanaan

Banyak metode yang bisa digunakan dalam penanaman jagung hibrida.


Berikut merupakan langkah-langkah penanaman :

1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan ini dijabarkan dalam :
- Pengukuran lahan
- Landcleaning (membersihkan lahan dari sisa tanaman yang sudah
ada/sebelumnya)
- Pengapuran (pemberian dolomit)
- Melakukan uji kandungan unsur hara dengan PUTK
2. Pengolahan Media Tanam
Selanjutnya, melakukan pengolahan media tanam dengan cara dan
ketentuan yang sesuai untuk budidaya tanaman jagung
3. Melakukan Penanaman
Menentukan jarak lubang tanam, dilanjutkan dengan mengukur kedalaman
lubang, dan yang terakhir membuat lubang tanam hingga penanaman.

35
3.4 Mengelola Pertanaman
3.4.1 Alat dan Bahan
Untuk alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut
1) Air
2) Pupuk
3) Alat semprot
4) Timba
5) Cangkul
6) Koret
7) Masker
8) Sarung tangan
9) Topi (penutup kepala)
3.4.2 Langkah Kerja (Metode Pelaksanaan)
Untuk langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut
1) Setelah penanaman selesai dilakukan (14 Agustus 2018). Tunggu
jagung hingga tumbuh setinggi 10-15 cm
2) Penyiangan I dilakukan sebelum pemberian pupuk pada tanaman
jagung (23 Agustus 2018)
3) Pada H+20, dilakukan pemberian pupuk phonska (04 September
2018)
4) Melakukan kegiatan penyiangan ketika tumbuhan gulma mulai
tumbuh
5) Melakukan penyemprotan fungisida serta insektisida (24 Agustus
2018)
6) Penyiangan II dilakukan antara 6-7 September 2018
Penyiangan disini dilakukan sesuai dengan keadaan, jika
keadaan lahan mulai ditumbuhi gulma, dapat dilakukan penyiangan
tanpa memperhatikan tanggal.

36
3.5 Melakukan Panen

3.5.1 Alat dan Bahan

1. APD (Baju panjang, topi, dan masker)


2. Traktor (Untuk mengangkut hasil panen)
3. Sarung tangan
4. Karung

3.5.2 Metode Pelaksanaan (Langkah kerja)

1. Mengecek/memastikan kondisi jagung sudah layak dipanen atau belum


2. Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk memulai melakukan panen
3. Melakukan pemanenan 1 petak lahan secara bersama-sama dulu
4. Memutar tongkol jagung berikut kelobotnya, dan menyisakan batang
tanamannya
5. Memasukan jagung yang sudah dipanen kedalam karung yang telah
disiapkan
6. Mengkupas dan membersihkan jagung dari kelobotnya
7. Memasukan kembali jagung kedalam karung, lalu menimbangnya
8. Mengakut menggunakan traktor
9. Lalu diangin-anginkan dan dimasukan kembali kedalam karung
10. Setelah itu ditimbang

37
3.6 Pengolahan Calon Benih
3.6.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk sortasi benih ini adalah sebagai
berikut :

 Baskom Sortasi
 Plastik Sampah
 Timbangan
 Benih Kedelai Siap Sortasi
3.6.2 Metode Teknik Sortasi
Berikut merupakan cara pelaksanaan sortasi benih kedelai
 Timbang calon benih kedelai dengan 500 gram tiap mahasiswa
 Gunakan plastik untuk tempat sampah benih rusak
 Seleski benih satu-persatu

38
3.7 Penanganan Benih
3.7.1 Alat dan Bahan
a. Timbangan
b. Benih yang sudah siap dikemas
c. Mesin Hand Sealer
d. Label
3.7.2 Metode Pelaksanaan (Langkah kerja)
a) Perlakuan pada benih (Studi Pustaka)

Menurut Devitasari (2018) Penambahan inoculum Rhizobium dapat


dilakuakan dengan cara :

1. Siapkan biji kedelai yang akan digunakan sebagai benih, benih yang
digunakan adalah benih bermutu.
2. Rendam biji terlebih dahulu untuk menyeleksi biji yang bernas. Benih
yang terapung merapakn benih yang berkualitas buruk. Selanjutnya biji
diangin – anginkan.
3. Tanah yang mengandung bakteri rhizobium dicampur air agar tanah dapat
melekat pada biji. Campurkan biji kedelaidengan tanah yang mengandung
bakteri rhizobium . tanah ini diambil dari lahan bekas tanaman kedelai ,
atau tanam tanaman kacang – kacangan percampuran tersebut
menggunkanperbandinagn 9 kg biji : 1 kg tanah.

39
4. Setelah rata benih siap ditanam , setiap lubang tanam 2-3 butir.
b) Pengemasan
a. Memindahkan benih yang berada dalam karung lalu dimasukan
kedalam plastik yang telah disiapkan
b. Ditimbang hingga mencapai berat 5 kg
c. Mengisi plastik kemasan sampai 5 kg benih
d. Beri label ketika benih sudah dimasukan
e. Merekatkan plastik yang telah diisi benih menggunakan hand
sealer
c) Penyimpanan
Setelah pengemasan benih dilakukan, benih disimpan pada ruang
khusus/tertentu dengan suhu antara 18-22oC.

40
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Penerapan Teknik Penanaman

4.1.1 Sarana dan Prasarana Produksi

No Sarana & Prasarana


1 Gudang
2 Tempat pengeringan
3 Lab Benih
4 RMU
5 Cangkul
6 Sabit
7 Hand Sprayer
8 Gembor
9 Traktor Roda 4
10 Hand Traktor
11 Pompa Air

4.1.2 Keadaan Lahan

Luas Lahan

Dalam praktek budidaya tanaman jagung yang telah dilakukan, kami


menggunakan 3 petak lahan dengan ukuran sebagai berikut :

1. Petak ke-1 : 394 m²


Diperoleh lahan dengan luasan :
2. Petak ke-2 : 1012 m²
Diperoleh lahan dengan luasan : 1406 m²

Dari hasil hitungan diatas, didapat hasil merupakan luasan lahan yang
didapat kelas kami yaitu Pertanian 3C.

41
4.1.3 Melakukan penanaman

Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan penanaman adalah


menentukan jarak lubang tanam.Pada praktikum ini, kami menggunakan jarak
lubang tanam ±10 cm dari 80 cm baris tanaman.Pembuatan jarak lubang tanam
dilakukan menggunakan alat pengukur dan tali yang sudah disesuaikan dengan
jarak lubang tanam.Langkah berikutnya melakukan pembuatan lubang tenam
dengan alat tugal.Pada praktikum kali ini, dilakukan pada musim hujan, oleh
karena itu kedalaman lubang tanam sekitar ±3 cm-5 cm dengan catatan, 1 lubang
tanam diberi 1 benih tanaman jagung.

4.2 Mengelola Pertanaman

Sudah diperoleh 2 petak lahan yang telah ditumbuhi tanaman jagung


dengan penentuan jarak tanam 10/80 cm (10 cm untuk jarak dalam satu baris, dan
80 cm untuk jarak antar baris). Juga telah dilakukan penyemprotan sebanyak 2
kali (fungisida dan insektisida) yang bertujuan untuk mengendalikan hama
penyakit pada tanaman jagung. Telah dilakukan juga penyiangan, lebih tepatnya
sebelum pemupukan, serta telah dilakukan juga penyiangan tahap kedua sekitar
pertengahan bulan september 2018 dengan sekaligus melakukan pembumbunan
guna supaya tanaman lebih kokoh tumbuh. Keadaan lahan terakhir masih banyak
juga ditumbuhi gulma.Namun pertumbuhan jagung masih normal tapi ada
beberapa tanaman jagung yang terkena hama dan penyakit.

4.3 Melakukan Panen

4.3.1 Panen

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Ketika Panen
Kegiatan pemanenan dilakukan pada pagi hari, lebih tepatnya
dimulai jam 06.00 WIB. Sebelum melakukan pemanenan,
dilakukan pengecekan pada jagung-jagung, apakah sudah
memenuhi kriteria layak panen yaitu warna kelobot tongkol

42
putih kekuning-kuningan atau kuning serta secara fisiologis
jagung sudah masak
2. Alat dan Teknik Pemanenan
Pemanenan dilakukan secara manual, yaitu dengan
menggunakan tangan, lebih tepatnya dengan langsung memetik
jagung dari batang tanamannya. Serta pengelupasan juga masih
menggunakan cara manual dengan tangan

Setelah selesai pengupasan, didapatkan sebanyak 27 karung jagung.Dan


sesudah ditimbang, kelas Pertanian 3 C mendapatkan hasil 864 kg.

4.4 Pengolahan Calon Benih

Setelah melalui banyak proses pengolahan calon benih kedelai, yakni perlakuan
pasca panen kedelai sampai proses pengeringan, perontokan, dan sortasi. Kami
telah melakukan pengeringan dengan cara manual, yaitu menggunakan sinar
matahari. Lalu kami juga telah melaksanakan perontokan dengan cara manual,
yaitu dengan cara digebuk-gebukan sehingga calon benih kedelai rontok. Lalu
proses terakhir adalah dengan melakukan sortasi pada benih yang bagus dan jelek.

Dari praktikum ini, jumlah awal benih 500 gram dikurangi benih yang
sudah disortasi, didapatlah hasil benih yang baik sebesar 400 gram, dan sisanya
merupakan benih yang rusak.

20% hasil benih yang jelek, memiliki ciri-ciri sebagai berikut

1. Benih retak
2. Kotoran benih
3. Benih busuk
4. Benih berlubang
5. Benih pecah

43
4.5 Penanganan Benih
4.5.1 Perlakuan Benih
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas benih kedelai adalah
dengan pemberian inokulan Rhizobium sebagai pupuk hayati. Keuntungan
dari penggunaan inokulan ini guna sebagian N tetap berada dalam akar
serta bintil akar tetap tertinggal dalam tanah. Nitrogen tersebut akan
dimanfaatkan oleh jasad-jasad lain dan berakhir dalam bentuk nitrat dan
ammonium

4.5.2 Pengemasan Benih


Pengemasan benih yang dilakukan masih menggunakan tenaga
manusia, dengan demikian dapat diartikan bahwa pengemasan masih
dilakukan secara manual. Pengemasan ini dilakukan guna
mempertahankan kualitas benih ketika dalam masa
penyimpanan/pemasaran agar tetap dalam kondisi baik
.
4.5.3 Penyimpanan Benih
Benih kedelai yang sudah dikemas, disimpan pada ruangan khusus
dengan suhu sekitar 18-22 oC. guna untuk mempertahankan kualitas benih.
Benih juga tidak boleh ditaruh begitu saja diatas lantai ruangan.

44
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Benih merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan saat proses


budidaya tanaman. Dengan seiringnya zaman benih yang berkualitas sangat
sulit untuk didapatkan. Oleh karena itu kita perlu belajar bagaimana cara
memproduksi benih sendiri. Dengan adanya laporan ini maka akan
mempermudah pembaca untuk belajar dan memahami bagaimana proses
berproduksi benih.
Saat proses produksi sangat banyak ditentukan keganjalan dan
masalah yang muncul. Akan tetapi dengan adanya kerja keras, maka proses
produksi mampu berhasil sampai dengan panen dan penanganan benih yang
sudah dilakukan. Hal ini menandakan bawasannya memproduksi benih tidak
sesulit yang dibayangkan, asalkan kita punya keyakinan, etos kerja yang
tinggi dan planning yang matang, maka kita akan mencapai tujuan yang kita
harapkan.
5.2 Saran
- Memberi pembimbingan untuk mendampingi mahasiswa dari proses awal
sampai proses akhir penanaman jagung.

- Dalam kegiatan budidaya jagung ini, diharapkan perlakukan secara intensif


guna mendapatkan jagung yang lebih berkualitas.

- Ketika melakukan kegiatan panen, diharapkan dengan metode yang tepat,


agar lebih efisiensi waktu, tenaga, dan pikiran sehingga tidak menghambat
kegiatan pasca panen.

-Memberikan panduan lebih ekstra kepada mahasiswa agar hasil sortasi


lebih akurat

-Mempraktekan contoh ketika melakukan sortasi agar mahasiswa lebih


mengetahui mana benih yang bagus dan mana yang jelek

- Tahapan terakhir dalam tahap produksi benih, perlu ditingkatkan


ketelitiannya serta tidak asal-asalan dalam melakukan penanganan benih.

45
DAFTAR PUSTAKA

GO_Blog laporan praktikum teknologi budidaya tanaman


http://ferdyz-ferdyz.blogspot.com/2010/10/laporan-praktikum-teknologi-
budidaya.html
Zulkifli HSb Manajemen Pertanian
http://zulhasibuan.blogspot.com/2013/12/manajemen-pertanian.html
Hidayanto dan Yossita F,2014. Sejarah Tanaman Jagung.
http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=a
rticle&id=600&Itemid=97

Om Tani seputar dunia pertanian klasifikasi dan morfologi tanaman jagung,


http://om-tani.blogspot.com/2015/05/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-
jagung.html

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa Aulia.
Bandung.http://fredikurniawan.com/syarat-tumbuh-tanaman-jagung/

PCT Untirta. 2012. Budidaya Jagung. https://pctuntirta.wordpress.com/tag/syarat-


pertumbuhan-jagung/

Unknown.Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung.


http://agroteknologi.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-jagung/

Farming.id. Mengenal Jenis Penyakit Jagung dan Cara


Pengendaliannya.https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Mengenal-Jenis-
Penyakit-Penting-Jagung-dan-Cara-Pengendaliannya
Reforma. 2016. Mengenal Tanaman Jagung.
http://beritani.com/2016/11/28/mengenal-tanaman-jagung/

Unknown. ….. . Klasifikasi dan Morfologi Jagung Yang Perlu Kita


Ketahui.https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Klasifikasi-dan-Morfologi-
Jagung-yang-Perlu-Kita-Ketahui

Unknown.…. . Cara Mencegah dan Mengobati Bulai Pada


Jagung.https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Cara-Mencegah-Dan-
Mengobati-Penyakit-Bulai-Pada-Jagung

46
Administrator.2017. Pengendalian Penyakit pada Tanaman
Jagung.http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/1188-
pengendalian-penyakit-pada-tanaman-jagung

Administrator, 2015.Beberapa Penyakit pada Tanaman Jagung dan


Pengendaliannya.http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-
teknologi/722-beberapa-penyakit-pada-tanaman-jagung-dan-pengendaliannya

Unknown. 2012. Pengertian Jagung.


http://fokusagrobisnis.blogspot.com/2012/02/pengertian-jagung.html (27 Januari
2019)

Suprapti. 2002. Technologi pengolahan pangan. Kanisius: Yogyakarta.


https://blog.ub.ac.id/wiranata/2012/06/23/panen-dan-pasca-panen/ (27 Januari
2019)

Mutiarawati. 2007. Penanganan pasca Panen hasil pertanian. UNPAD Press:


Bandung.https://blog.ub.ac.id/wiranata/2012/06/23/panen-dan-pasca-panen/ (27
Januari 2019)

Sudheer, et.al. 2007. Harvest Tecnology of Horticultural. New Delhi: Publishing


Agency. https://blog.ub.ac.id/wiranata/2012/06/23/panen-dan-pasca-panen/ (27
Januari 2019)

Waters, A. 2006.Oxford Essential Dictionary. Oxford University Press: USA.


https://blog.ub.ac.id/wiranata/2012/06/23/panen-dan-pasca-panen/ (27 Januari
2019)

Winsih, Ade Irma. …… . Alat Pemipil Jagung. Universitas Sriwijaya. Palembang.


https://www.academia.edu/19166121/Makalah_alat_pemipil_jagung (27 Januari
2019)

Barazi, Reza. 2011. Penanganan Pasca Panen Jagung Hibrida.


http://rezabarazi.blogspot.com/2011/09/penanganan-pasca-panen-jagung-
hibrida.html (27 Januari 2019)

Justice, O.C., dan Couis, N.B. 1990.Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.
Jakarta: Rajawali.

47
Kamil, J. 1986. TEKNOLOGI BENIH. Cetakan ke 10. Bandung: Angkasa Raya,.

Kartasapoetra, A.G. 1992. Teknologi Benih: Pengolahan Benih dan Tuntunan


Praktikum. Rineka Cipta, Jakarta.

Kuswanto, H. 1997. Analsis Benih. Yogyakarta: Andi

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta: Rajawali Pers

Sutopo, L. 1993. Teknologi Benih. Jakarta: Rajawali Pers

Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih cetakan keempat . Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Surahman, M. et. al. 2012. Pengaruh Tingkat Kemasakan Buah, Metode


Ekstraksi Buah, Metode Pengeringan, Jenis Kemasan, dan Lama Penyimpanan pa
da Mutu Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas).Jurnal Ilmu PertanianIndonesia :
Vol. 18 (2) hlm. 1-7.

Wulansari, Alifia. 2015. Makalah pengolahan. Bogor. Faper Universitas Djuanda.

Kartasapoetra A.G 1986. Teknologi Benih. Jakarta: Bina Aksara..


http://ngawinesia.blogspot.com/2014/12/makalah-produksi-dan-penyimpanan-
benih.html (28 Januari 2019)

Widodo, W. 1991. Pemilihan Wadah Simpan dan Bahan Pencampur


padaPenyimpanan Benih Mahoni. Bogor: Balai Teknologi Perbenihan.
http://ngawinesia.blogspot.com/2014/12/makalah-produksi-dan-penyimpanan-
benih.html (28 Januari 2019)

Justice and Bass 1979. Prinsiples and Praktices of Seed Storage. Castle House.
Publications LTD. http://ngawinesia.blogspot.com/2014/12/makalah-produksi-
dan-penyimpanan-benih.html (28 Januari 2019)

Klimchuk, Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2006. Desain Kemasan. Jakarta:


Erlangga.https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
jenis-kemasan.html(28 Januari 2018)

48
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
jenis-kemasan.html(28 Januari 2018)

Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia.https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-dan-
jenis-kemasan.html(28 Januari 2018)
Teknik produksi tanaman jagung manis,pertanianku.com
https://www.pertanianku.com/teknik-produksi-benih-jagung-manis/
Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta:
Prenhallindo.https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-fungsi-tujuan-
dan-jenis-kemasan.html(28 Januari 2018)

49
LAMPIRAN

Pengolahan Lahan Penyiapan Sebelum Tanam

Pembuatan lubang tanam Proses Penanaman

Pemberian Pupuk Proses Penyemprotan

Sanitasi Pembumbunan

50
Proses Panen Proses Panen

Sortasi Benih Pengemasan Benih

Proses Penimbangan Pemberian Label

Pengemasan

51

Anda mungkin juga menyukai