Disusun Oleh :
Nama : Tabitha Deanova Damanik
NPM : E1J020045
Shift : B2
Dosen : Prof. Dr. Ir. Alnopri, M.S.
Co Ass : Dwi Anggraini (E1J019017)
4.2. Pembahasan
Dari hasil praktikum kuliah umum ini dapat mahasiswa ketahui bahwa benih biji
atau kecambah dilakukan pemeriksaan dan pengujian umum terlebih dahulu sebelum
diedarkan. Untuk setandar mutu biji sendiri di bagi menjadi 3 yaitu mutu genetik,
mutu fisiologis, dan mutu fisik.
Dan beberapa faktor yang mempengaruhi produski benih seperti:
Bahan tanam
SDM - Management,Karyawan
Alam - Iklim,Tanah
Kultur Teknik- Perawatan Tanaman,pemupukan, pengendalian HPT dan
panen
Dari kuliah umum ini juga dijelaskan untuk mendaptakan tenera dapat
menyilangkan dura dan eisifral yaitu dura yang di artikan sebagai cangkok tebal dan
eisifral yaitu cangkok tipis dan dilakukan persilangan untuk mendaptkan buah yang
tebal dg cangkok yang tipis.
Dan juga dijelasakan oleh pemateri bahwa pemeriksaan benih kelapa sawit dalam
bentuk kecambah meliputi beberapa dokumen seperti:
Surat permohonan pemeriksaan kecambah
Izin sebagai produsen benih
Dokumen penetapan kebun induk 2 pohon induk
Surat persetujuan penyaluran benih kelapa sawit
Sertifikat
Daftar pelaksanaan waktu panen benih
Keabsahan waktu panen benih
Keabsahan label kemasan
Surat pengantar delivry order asal usul kecambah
Keragaman benih pada pembenihan awal:
Jumlah kecambah
Umur 3- 5 bulan sejak semai
Kontaminasi non tenera paling banyak 2%
Kesehatan tanaman
Warna daun hijau
Ukuran polybag 12 cm x 17 cm
Jumlah pelepah
Calling terhadap benih memiliki pertumbuhan abnormal dipembenihan
Jumlah tanaman norma
Adapun dijelaskan oleh pemateri untuk mengatasi masalah perbenihan yaitu
dilakukannya edukasi kepada masyrakat tentang bagaimana benih yang baik dan
bagus yaitu benih dengan menggunakan sertifikat dan berlebel dari pemerintah,
selanjutnya memperbanyak ketersediaaan bahan tanam dan penindakan bagi
masyarakat yang curang karena menjual benih yang kurang layak ke pada para petani.
Sertifikasi benih sangat penting karena menjamin mutu benih yang akan
digunakan dalam pembibitan atau penanaman tanaman. Sertifikat benih dapat
memberikan jaminan bahwa benih yang digunakan untuk menanam tanaman telah
diuji dan memenuhi persyaratan tertentu terkait kualitas fisik, genetik, dan
fungsionalnya. Dengan demikian, benih yang disertifikasi akan memiliki daya
tumbuh lebih baik, akan lebih tahan terhadap penyakit dan hama, dan dapat
memberikan hasil panen yang lebih baik. Sertifikasi benih juga penting dalam
perdagangan benih antar negara, karena sertifikat benih dapat digunakan sebagai
dokumen bukti bahwa benih tersebut telah memenuhi standar internasional sehingga
dapat diakui di berbagai negara. Oleh karena itu, bagi para petani atau pembudidaya
tanaman, penggunaan benih yang telah disertifikasi akan memberikan keuntungan
dalam jangka panjang, baik dalam hal produktivitas hasil panen maupun
keberlangsungan usaha.
Kegiatan setelah penyampaian materi dari pemateri adalah sesi tanya jawab
yang di mana banyak sekali dari mahasiswa yang bertanya soal pembenihan dan
bagaimana cara membedakan benih yang bermutu dengan yang tidak, di sini
mahasiswa sangat antusias untuk bertanya kepada pemateri karena materi yang
disajikan sangat menarik dan menambah wawasan bagi kami para mahasiswa
pertanian.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dengan adanya kuliah umum ini mahasiswa mendapatkan banyak ruang
ekspansi atau pengembangan akademis sehingga mahasiswa banyak mengetahui soal
pemebenihan cara membedakan benih bermutu seperti apa dan benih tidak bermutu
seperti apa yang telah disampaikan oleh pemateri dari pihak UPTD pengawsan
pengunaan dan sertifikasi benih PROV. BENGKULU .
DAFTAR PUSTAKA
Lesilolo, M. ., Riry, J., & Matatula, E. . (2018). Pengujian Viabilitas Dan Vigor
Benih Beberapa Jenis Tanaman Yang Beredar Di Pasaran Kota Ambon.
Agrologia, 2(1). https://doi.org/10.30598/a.v2i1.272
Diaz, C., M. Hossain, S. Merca, and TW Mew. 2017. Seed quality and effect on
yield; Findings from farmer participatory experiencements in central Luzon,
Philipines. Conference on seed health and seed-associated microorganism for
rice disease management. Bangkok Thailand.
Sudrajat, D.J. & Nurhasybi. 2014. Pedoman Standardisasi Uji Mutu Fisik dan
Fisiologis Benih Tanaman Hutan. Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan.
Jakarta.
Sudrajat, D.J. & Nurhasybi, 2016. Penentuan Standar Mutu Fisik dan Fisiologis
Benih Tanaman Hutan. Info Benih No. 13 (1):147-158. Balai Penelitian
Teknologi Perbenihan Bogor.
International Seed Testing Association (ISTA). 2014. International Rules for Seed
Testing. Switzerland.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2015. Pengujian benih tanaman pangan dan
holtikultura. Kementerian Pertanian.
Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan. 2016. Laporan Pembuatan Standar Mutu
Benih. Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial.
Jakarta
Rudi, H dan Y. Nengsih. 2019. Penggunaan Benih Bermutu Untuk Meningkatkan
Produksi Menuju Ketahanan Pangan, hlm 57- 67. Jurnal Imiah Universitas
Batanghari Jambi. Vol. 8, No. 3. Jambi.
LAMPIRAN