Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGARUH TEKNIK PENANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN STEK


BATANG BERINGIN

OLEH

KELOMPOK 8

FERDINANDUS YULIUS MANA WEA (2104070058)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun mengucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, bimbingan, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan tentang “PENGARUH TEKNIK PENANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN
STEK BATANG BERINGIN”

Penulis menyadari bahwa pembahasan hanya pada batasan permasalahan pada


makalah ini, sehingga kritik dan saran sangat dibutuhkan penyusun untuk melengkapi
makalah ini baik dari segi teori, metode, dan analisis sehingga dapat menjadi acuan referensi
bagi peneliti selanjutnya.

Kupang, Februari 2023

Penyusun

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun
populasi tanaman untuk suatu tujuan. Seringkali pemuliaan tanaman disamakan dengan
penangkaran tanaman yang mana kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak
dan menjaga kemurnian. Padahal kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.
Beda halnya dengan pelaku dari pemuliaan tanaman yang disebut pemulia tanaman.
Karena didasarkan pada pengetahuannya, biasanya seorang pemulia tanaman dapat
menguasai genetika serta agronomi. Seorang pemulia tanaman dapat merakit kultivar
dengan lebih baik dan memiliki ciri-ciri yang khas.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik
sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat. Pengetahuan mengenai perilaku
biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling
menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali
menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman
demi keselamatan manusia. Melalui kegiatan pemuliaan, diharapkan dapat dihasilkan
beragam kultivar unggul baru, selain memiliki produktivitas yang tinggi, juga memiliki
beberapa karakter lain yang mendukung upaya peningkatan kualitas dan daya saing.
Pemuliaan tanaman sendiri didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan penelitian dan
pengembangan genetik tanaman (modifikasi gen ataupun kromosom) untuk merakit
kultivar/varietas unggul yang berguna bagi kehidupan manusia. tujuan umum dalam
pemuliaan tanaman yaitu, peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan
perbaikan kualitas produk yang dihasilkan. Peningkatan kepastian terhadap hasil
biasanya diarahkan pada peningkatan daya hasil, cepat dipanen, ketahanan terhadap
organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik bagi usaha tani, serta
kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Hasil yang tinggi
menjamin terjaganya persediaan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut.
Menurut Makmur dalam bukunya berjudul Pengantar Pemuliaan Tanaman (1984),
pemuliaan tanaman adalah metode yang secara sistematik merakit keragaman genetik
tanaman menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sehingga,

1
pemuliaan tanaman adalah suatu proses rekayasa genetika untuk memperoleh sifat-sifat
tanaman yang unggul. Sifat-sifat tersebut kemudian dapat diturunkan pada keturunan
tanaman.
Dalam proses pemuliaan tanaman, diperlukan metode dan teknik untuk diaplikasikan.
Terdapat dua metode yang masing-masingnya terdiri atas beberapa teknik, yaitu metode
konvensional dan inkonvensional. Diketahui bahwa pemuliaan tanaman memberikan dampak
positif terhadap petani ataupun peneliti. Berikut beberapa manfaat yang terdapat dalam
aktivitas pemuliaan :
a) Meningkatkan produksi panen secara kuantitas
b) Hadirnya tanaman yang berkualitas dan memenuhi standar mutu
c) Terciptanya jenis tanaman yang tahan terhadap hama atau penyakit
d) Dapat memperbaiki sifat tanaman sehingga dapat tumbuh dengan beradaptasi baik pada
tanah.

Terdapat macam teknik perbanyakan tanaman, salah satunya adalah stek. Stek
merupakan suatu perlakuan pemisahan atau pelepasan dengan cara memotong bagian-
bagian tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar bagian-bagian
tersebut membentuk akar (Rochiman dan Harjadi).

1.2 Tujuan Praktikum


Dari latar belakang diatas dapat diambil tujuan sebagai berikut :
1) Mengetahui dan mempelajari cara perbanyakan vegetatif dengan cara stek
2) Melakukan praktikum perbanyakan vegetatif dengan cara stek

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beringin (Ficus Benjamina)

Kingdom Plantae
Division Tracheophyta
Class Magnoliopsida
Ordo Rosales
Family Moraceae
Genus Ficus L.
Species Ficus benjamina L

Pohon beringin (Ficus benjamina Linn.) merupakan salah satu jenis tanaman yang
banyak dijumpai di berbagai wilayah Indonesia. Pohon beringin yang merupakan
tanaman asli Asia Tenggara termasuk dari Indonesia dan sebagian Australia ini banyak
ditanam sebagai tanaman dekoratif di fasilitas umum seperti alun-alun, lapangan umum,
perindang jalan maupun tanaman dekoratif di halaman kantor dan rumah (Heyne 1987,
Bauer & Speck 2012). Ficus benjamina termasuk salah satu tanaman dari famili
Moraceae yang mudah tumbuh di berbagai kondisi lahan termasuk lahan kering
(Veneklaas et al. 2002). Pertumbuhan pohon beringin dapat mencapai tinggi hingga 40-50
m dengan diameter batang mencapai 100-190 cm. Veneklaas et al. (2002) menyebutkan
bahwa pohon beringin termasuk tanaman cepat tumbuh dengan kecepatan pertumbuhan
65 mg-1/hari.

Tumbuh di lingkungan terbuka, pohon beringin memiliki banir tinggi yang cukup
keras dan menyebar keberbagai arah, kadang tidak tampak di bawah tanah kemudian
muncul kembali di atas permukaan tanah (Boer & Sosef 1998).

Pohon beringin memiliki ciri khas berupa akar gantung yang menjulur dari atas ke
bawah dalam jumlah banyak, sehingga tampak seperti garis-garis vertikal yang menopang

3
pohon tersebut (Hemmer et al., 2004). Batang tegak, bulat, percabangan simpodial,
permukaan kasar, pada batang tumbuh akar gantung berwarna coklat kehitaman. Daun
tunggal, bersilang berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang
3-6cm, lebar 2-4cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, hijau. Tangkai silindiris,
kelopak bentuk corong, bunga tunggal, benang sari dan putik halus, kuning, mahkota
bulat, halus, kuning kehijauan, akar tunggang, berwarna coklat, buah buni, bulat, panjang
0,5-1cm, masih muda hijau setelah tua merah, masak hitam (Hutapea, 2010).

Pohon beringin memiliki berbagai manfaat seperti untuk kesehatan, sebagai peneduh
di halaman rumah ataupun taman kota. Di samping itu, menurut Atlia (2004), pohon
beringin ditanam sebagai tanaman hias di ruangan dalam bentuk tanaman bonsai.

4
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Penanaman stek batang beringin dimulai pada hari selasa 14 Februari 2023
Tempat : Green House, UPT Lahan Kerja Fakultas Pertanian, Universitas Nusa
Cendana
3.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan yaitu :
1) Batang Beringin
2) Media tanam : tanah, pupuk, dan pasir (1:1:1)
3) Polibag
4) Pisau dan Parang
5) Sikat gigi
6) Penggaris
7) Kamera
8) Alat Tulis

3.3 Prosedur Kerja


1) Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih batang yang memiliki
karakteristik yang unik untuk dijadikan bonsai.
2) Bersihkan menggunakan air dan sikat gigi agar kotoran dan jamur yang menempel
bisa hilang.
3) Sebelum proses penanamannya, campurkan media tanam (tanah, pupuk, dan pasir)
hingga tercampur rata.
4) Masukan media tanam kedalam polibag, kemudian berikan lubang 3-5 cm didalam
tengah polybag.
5) Letakan batang beringin kedalam lubang yang sudah dibuat dalam polybag.
6) Mengatur posisi dan mengukur kemiringan batang beringin menggunakan penggaris.
Dilakukan 3 perbandingan kemiringan batang beringin yaitu kemiringan 20º,
kemiringan 45º, dan kemiringan 60º
7) Setelah semua batang beringin ditanam dalam polibag, tanaman tersebut disimpan
pada tempat naungan seperti di dalam Green House.

5
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum

Praktikum dilakukan selama 1 (satu) bulan mulai tanggal 14 Februari 2023 sampai
dengan tanggal 14 Maret 2023. Berlokasi di Green House, UPT Lahan Kerja Fakultas
Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Parameter yang diamati meliputi jumlah akar
(helai), tinggi tunas (cm), dan lebar daun (cm) setiap ukuran kemiringan stek batang
beringin. Pengamatan dilakukan ketika tanaman berumur 1 minggu setelah tanam
selanjutnya dilakukan pengamatan dengan selang waktu 1 minggu sekali sampai
tanaman berumur 1 bulan.
1. Daun
Dari hasil pengamatan yang didapat diketahui bahwa stek batang beringin dengan
kemiringan 0º memiliki jumlah daun lebih banyak dari pada stek batang beringin
dengan kemiringan 60º yang memiliki jumlah daun paling sedikit.

Stek Jumlah Daun


batang
0º 33 helai daun
35 helai daun
20 º 26 helai daun

45 º 3 helai daun
1 helai daun
60 º 3 helai daun

2. Tunas
Dari hasil pengamatan yang didapat diketahui bahwa stek batang beringin dengan
kemiringan 0º memiliki jumlah tunas lebih banyak dari pada stek batang beringin
dengan kimiringan 45º dan 60º, serta ukuran yang lebih tinggi ada pada stek batang
beringin dengan kemiringan 0º

Stek Jumlah Tunas Ukuran Tunas


batang
0º 4 dan 5 24 cm, 11 cm,
20 cm, 10 cm,
10 cm, 12 cm,
14 cm, 8 cm, 4
cm
20º 3 9 cm, 18 cm, 10
cm

6
45º 1 3 cm
60º 1 3 cm

3. Persentasi Hidup
Persentase hidup merupakan perbandingan antara jumlah stek yang hidup
dengan jumlah stek yang ditanam. Stek dikatakan hidup apabila stek tersebut
berwarna hijau segar, berakar dan/atau bertunas, serta stek yang tidak kering.
Dari pengamatan yang telah kami lakukan selama 1 bulan, hasil persentasi
hidup dari stek batang beringin dengan berbagai kemiringan derajat maka hasilnya
adalah 10 : 5

7
LAMPIRAN

1. Persiapan bahan dan alat yaitu bahan berupa stek batang beringin, media tanam
(tanah, pupuk dan pasir) dan air serta alat berupa 1 parang, 3 karung, dan 10
polibag, ember air.

2. Pencampuran Media Tanam (Tanah, Pupuk dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 :


1) secara merata.

8
3. Masukan media tanam ke polybag kemudian dibuat lubang untuk bisa menancap
atau menanam stek batang beringin di dalam polybag.

4. Setelah stek batang beringin di tanam, perlu dilakukan penyiraman agar tanaman
subur.

5. Berikut hasil pemantauan berupa gambar :


- 26 Februari 2023

9
- 9 Maret 2023

- 10 Maret 2023

10
6. Pengukuran

11
BAB V

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa cara tanam dengan perbedaan
kemiringan tanaman terhadap pertumbuhan stek batang beringin (Ficus benjamina
Linn.) berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah pertumbuhan tunas daun
, diantaranya stek batang beringin dengan kemiringan 0º yang memiliki tingkat
kesuburannya tinggi lalu diurutan berikut 20º, 45º, dan yang terakhir 60º yang
memiliki tingkat kesuburan rendah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Sutinawati. 2014. PENGARUH CARA TANAM TERHADAP


PERTUMBUHAN STEK BATANG LADA (Piper nigrum L.) DAN
SUMBANGANNYA PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI
KELAS VIII SMP/MTs : Palembang.

13

Anda mungkin juga menyukai