Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

HORTIKULTURA

PERBANYAKAN GENERATIF DAN VEGETATIF TANAMAN


(SAYUR-SAYURAN, BUAH-BUAHAN DAN TANAMAN HIAS)

NAMA

: ULFAH NUR AMALIAH

NIM

: H41114301

LABORATORIUM BOTANI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara, mulai
dengan yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun
bervariasi dari tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan tanaman
tergantung pada beberapa faktor antara lain: cara perbanyakan yang digunakan,
jenis tanaman, waktu memperbanyak, keterampilan pekerja dan sebagainya.
Perbanyakan tanaman bisa digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu
perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif sudah sangat
umum dijumpai, bahan yang digunakan adalah biji. Biji-biji ini biasanya sengaja
disemaikan untuk dijadikan tanaman baru, tapi bisa juga tanpa disengaja biji-biji
yang dibuang begitu saja dan oleh alam ditumbuhkan untuk menjadi tanaman
baru. Tentu saja tanaman baru hasil buangan ini bisa dijadikan bibit, apabila
diketahui segala sifat-sifat kelebihannya. Ini untuk menghindari agar tidak kecewa
nantinya, setelah tanaman berbuah misalnya.
Untuk menghindari rasa buah yang mengecewakan, bisa saja memanfaatkan
tanaman hasil buangan itu sebagai tanaman batang bawah. Batang atasnya dapat
menggunakan tanaman sejenis yang diketahui sifat-sifat unggulnya (untuk
tanaman buah-buahan) atau warna bunganya (bagi tanaman hias bunga) dan
kecepatan pertumbuhan serta kelurusan batang pohon (untuk tanaman kehutanan)
perbanyakan dengan cara ini kita sebut dengan perbanyakan Sambungan
(Grafting). Tanaman baru dari biji meskipun telah diketahui jenisnya kadangkadang sifatnya menyimpang dari pohon induknya, dan bahkan banyak tanaman
yang tidak menghasilkan biji atau jumlah bijinya sedikit. Untuk menghindari
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada perbanyakan generatif maka orang
mulai memindahkan perhatiannya keperbanyakan vegetatif.
I.2 Tujuan
I.2.1 Penyemaian Benih
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara menyiapkan benih dan media yang baik

2. Untuk mengetahui cara menyemaikan benih


3. Untuk menghitung viabilitas benih
I.2.2 Penanaman Pada Media Pemeliharaan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui penyiapan media yang baik.
2. Untuk melakukan penanaman atau pemindahan bibit ke wadah pemeliharaan.
I.2.3 Penanaman Sayur-Sayuran Secara Hidroponik
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui cara pembuatan larutan hidroponik.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan wadah hidroponik.
3. Melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman hidroponik.
I.2.4 Stek Batang dan Stek Daun
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui penyiapan bahan stek yang baik.
2. Untuk mengetahui cara melakukan stek.
3. Untuk mengetahui cara penanaman stek dengan baik.
I.2.5 Cangkok Kerat
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk menambah keterampilan dalam membuat cangkokan metode kerat
pada berbagai tanaman.
2. Mampu melakukan pemindahan dan penanaman serta pemeliharaan hasil
cangkokan.
I.2.6 Grafting
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk menambah keterampilan dalam memilih batang bawah dan batang atas
yang baik.
2. Mampu melakukan penyambungan yang baik.
I.3 Waktu dan Tempat
I.3.1 Penyemaian Benih
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 21 September
2016 pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium
Botani, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
I.3.2 Penanaman pada Media Pemeliharaan

Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 05 Oktober 2016


pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium

Botani,

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
I.3.3 Penanaman Sayur-Sayuran secara Hidroponik
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 01 November
2016 pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium
Botani, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
I.3.4 Stek Batang
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 19 Oktober 2016
pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium

Botani,

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
I.3.5 Cangkok Kerat
Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 22 Oktober 2016
pukul 10.00 12.00 WITA, bertempat di Canopy, Departemen
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
I.3.6 Grafting
Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu, 19 Oktober 2016
pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Botani,
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hortikultura adalah bahasa latin, yaitu Hortus = Garden = kebun (taman)


dan Cultura = Cultivation = budidaya. Jadi Hortikultura diartikan sebagai
budidaya tanaman kebun (taman).

Hortikultura adalah budidaya tanaman untuk

bahan makanan, kesenangan, dan keindahan. Kemudian dengan perkembangan


teknologi dan

ilmu pengetahuan, hortikultura tidak hanya sekedar budidaya

kebun. Hortikultura relatif berbeda dengan agronomi dan forestri (kehutanan),


karena manajemen dan tenaga kerjanya lebih intensif. Hortikultura memiliki 3
pembagian utama, yaitu:
a. Menumbuhkembangkan dan menggunakan tanaman karena keindahan
dikenal sebagai ornamental horticulture. Bagian ini mencakup produksi dan
menggunakan tanaman hias (bunga, daun, batang dsb) sebagai penghias out
door dan indoor. Umumnya, bagian ini melibatkan kreasi-kreasi keindahan
pada kondisi apa saja.
b. Bagain hortikultura yg melibatkan produksi tanaman sayuran adalah
olericulture. Olericulture termasuk penanaman, panen, prosesing, dan
pemasaran hasil sayuran. Jagung manis, tomat, dan selada contoh tanaman
sayuran.

c. Bagian kajian hortikultura lainnya adalah pomology. Pomology adalah


bertanam, pemanenan, penyimpanan, prosesing, dan pemasaran tanaman
buah-buahan. Contoh tanaman buah-buahan: stroberi, apel, jeruk, dsb.

Ada dua aspek ornamental horticulture, floriculture dan landscape


horticulture. Keduanya melibatkan penggunaan tanaman hias bunga dan tanaman
hias daun. Floriculture, aspek hortikultura yang berhubungan dengan bunga
potong, tanaman dlm pot dan tanaman bedeng. Memproduksi (bertanam),
transportasi, dan menggunakan tanaman hias berbunga dan juga hias daun dikenal
sebagai floriculture. Foliage plants (tanaman hias daun) digunakan karena
keindahan daun baik yg penuh dengan warna-warni maupun hanya hijau.
Landscape Horticulture, aplikasi desain dan prinsip hortikultura dalam
menempatkan dan merawat tanaman dalam landscape (taman).
Tanaman dapat diperbanyak dengan dua cara yaitu secara vegetatif dan
generative:
a. Cara perbanyakan vegetatif dengan stek, cangkok, sambung dan okulasi
Keuntungan:
1. Lebih cepat berbuah.
2. Sifat turunan sama dengan induk, sehingga keunggulan sifat induk dapat
dipertahankan.
3. Sifat-sifat yang diinginkan dapat digabung.
Kelemahan:
1. Perakaran kurang baik.
2. Lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu.
3. Jangka waktu berbuah lebih pendek.
b. Perbanyakan generatif dengan biji
Keuntungan:
1. Sistem perakaran lebih kuat.
2. Lebih mudah diperbanyak.
3. Jangka waktu berbuah lebih panjang.
Kelemahan:
1. Waktu mulai berbuah lebih lama.
2. Sifat turunan tidak sama dengan induk, sehingga keunggulan sifat induk
tidak dapat dipertahankan.
3. Beberapa jenis tanaman memproduksi benih sedikit dan terkadang sulit
untuk berkecambah.
Cara perbanyakan vegetatif yang biasa dilakukan pada tanaman buahbuahan adalah dengan cara stek (akar, cabang, dan tunas), cangkok, sambung dan
okulasi.
1. Perbanyakan dengan cara stek

Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan


menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk sehingga
menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan tanaman
buah-buahan.

Persyaratan: Bahan stek berupa cabang yang sehat, tidak terlalu tua atau

terlalu muda.
Alat dan Bahan: Pisau, Polibagberisi media, gunting tanaman.

2. Perbanyakan dengan cara cangkok


Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara
merangsang pertumbuhan perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam
sebagai tanaman baru. Cara merangsang pertumbuhan akar dapat dilakukan
dengan mengupas kulit luar cabang dan selanjutnya cabang yang terkupas diberi
media tanah. Persyaratan pohon yang akan dicangkok adalah:

Persyaratan utama : Tumbuh baik dan sehat serta produktivitasnya tinggi.


Persyaratan lainnya:
Arah pertumbuhan cabang tegak atau condong ke kiri 45 derajat.
Cabang berukuran sebesar ibu jari sampai dengan pergelangan tangan

orang dewasa.
Cabang tidak terlalu muda atau terlalu tua karena cabang yang terlalu tua
akan sukar keluar akarnya dan yang terlalu muda akan mudah patah serta
lambat berbuah.
Panjang dari ujung cabang sampai tempat cangkokan 50-100 cm
tergantung besar cabang yang akan dicangkok.

Catatan:
Waktu yang baik untuk mencangkok adalah pada musim hujan supaya media
selalu basah. Cabang yang dicangkok bukan termasuk tunas air.
3. Perbanyakan dengan cara menyambung
Menyambung adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara menyambung
pucuk (batang atas) yang berasal dari suatu tanaman induk pada tanaman lain
(batang bawah). Batang atas akan memberikan hasil sesuai dengan sifat induk
yang diinginkan. Batang bawah hanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan
mengambil makanan dari dalam tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang
atas dan batang bawah berbeda.
Kriteria batang bawah
1) Batang bawah diperoleh dari hasil penyemaian biji (lihat bab perbanyakan
tanaman dengan biji) dan dipilih sesuai dengan kriteria diinginkan.
2) Sistem perakaran kuat.
3) Tahan terhadap hama dan penyakit.
4) Tahan terhadap kekurangan air.
5) Sesuai dengan kondisi setempat.
Kriteria batang atas
1) Cukup tua, sudah berbuah minimal 3 kali.
2) Berbuah lebat.
3) Buah manis.
4) Buah enak.

5) Buah besar.
6) Sehat dan tidak mudah terkena serangan hama penyakit.

Peralatan yang dibutuhkan untuk menyambung


1) Pisau tajam dan bersih (diusahakan yang tipis).
2) Tali plastik pengikat sambungan.
3) Kantong plastik es atau plastik tipis untuk penutup.
4) Gunting pangkas
Perhatikan!
a) Jangan terlalu banyak terkena sinar matahari.
b) Jangan menyambung saat hujan.
c) Keadaan tempat harus lembab.
Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara sambung: Alpukat,
Duku, Mangga, Manggis, Nangka,dan Durian.
4. Perbanyakan dengan cara okulasi

Penempelan atau okulasi adalah penggabungan dua bagian tanaman yang


berlainan menjadi satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu tanaman
setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan atau tautannya.
Kriteria batang bawah
Batang bawah diperoleh dari semai. Pengadaan semai untuk batang bawah
dapat dilihat pada bab perbanyakan tanaman dengan biji. Pemilihan batang bawah
dilakukan sesuai dengan kriteria berikut:
a. Sistem perakaran kuat.
b. Tahan terhadap hama dan penyakit.
c. Tahan terhadap kekurangan air.
d. Sesuai dengan kondisi setempat.
Kriteria batang atas
a. Cukup tua, sudah berbuah minimal 3 kali.
b. Bukan berasal dari tunas air.
c. Berbuah lebat.
d. Buah manis.
e. Buah enak.
f. Buah besar.
g. Sehat dan tidak mudah terkena serangan hama penyakit.
Peralatan yang dibutuhkan untuk okulasi: Pisau tajam dan bersih (diusahakan
yang tipis), tali plastik pengikat sambungan, dan Gunting pangkas.
Contoh tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara okulasi: alpukat,
belimbing, jeruk, mangga, sirsak, dan tanaman perkebunan seperti karet.
5. Perbanyakan Tanaman dengan Biji
Perbanyakan tanaman dengan biji diawali dengan membuat persemaian
terlebih dahulu.
a. Persemaian pertama
Media yang diperlukan untuk persemaian pertama adalah: pupuk kandang,
pasir, dan tanah. Cara pembuatan persemaian yaitu bajak tanah dua kali dan garu
satu kali. Lakukan pembajakan kedua 7-10 hari setelah pembajakan pertama
supaya rumput mati. Buat bedengan dengan lebar 80-100 cm dan panjang sesuai
keadaan tempat. Tinggi bedengan 20 cm, jarak antar bedengan 30 cm (selebar

cangkul). Taburkan pupuk kandang dan pasir sampai rata, dengan dosis 1 kaleng
minyak tanah untuk setiap 1 m2. Aduk tanah pupuk kandang dan pasir sampai rata
dan siramlah dengan air secukupnya. Benih siap disemaikan.
Pengadaan benih yang akan disemai yaitu: Ambil biji dari buah yang sudah
masak apabila akan digunakan sebagai sumber batang bawah untuk menyambung
dan okulasi. Ambil biji yang memenuhi persyaratan untuk batang bawah. Kupas
kulitnya dan hamparkan di tempat yang teduh.
Cara menyemai biji di persemaian pertama yaitu dengan langkah-langkah
sebagai berikut: Beri perlakuan pendahuluan untuk mempercepat perkecambahan.
Jenis perlakuan tergantung jenis tanaman. Semaikan benih dengan jarak tanam 2 x
5 cm. Tutup benih dengan tanah setebal -1 cm. Taburkan insektisida secukupnya
diatas tanah untuk mencegah hama. Siram bedengan sampai basah. Tutup
bedengan dengan plastik tipis sampai rapat. Satu minggu kemudian buka dan
siram, lalu tutup kembali dengan plastik. Siramlah seminggu sekali. Lakukan
penyiangan bila banyak gulma dan semprot dengan fungisida untuk mencegah
serangan jamur. Satu bulan kemudian buka plastik penutup pada kedua ujungnya.
b. Persemaian kedua
Persemaian kedua dilakukan pada polibag yang diisi media campuran pupuk
kandang, sekam padi dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Polibag berisi media
disusun 5 barisan memanjang. Memindahkan bibit ke persemaian kedua.
Sebelum bibit dipindahkan ke persemaian kedua atau di polibag, susun polibag
yang sudah terisi media secara berderet 5 buah memanjang untuk memudahkan
perawatan. Buatlah naungan. Siramlah polibag yang sudah dipersiapkan dengan
air secukupnya. Ketika mencabut bibit, diusahakan biji jangan sampai lepas,
pilihlah semai yang sudah berdaun 2-4 helai. Bedengan diberi naungan.
Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-buahan. Tanamlah semai satu persatu
ke dalam polibag dan usahakan agar tertanam dengan tegak lurus. Siramlah 2 hari
sekali. Lakukan pemberantasan hama dan penyakit bila diperlukan.
6. Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu hudor
dan ponos. Hudor artinya air sedangkan ponos artinya kerja atau daya.
Secara harfiah hidroponik artinya memberdayakan air. Pengertian yang lebih luas
dari hidroponik adalah: teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai

media

tanamnya.

Prinsip

budidaya

tanaman

secara

hidroponik

adalah

memberikan/menyediakan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam bentuk larutan


dengan cara disiramkan, diteteskan, dialirkan atau disemprotkan pada media
tumbuh tanaman. Keuntungan dan kelebihan dari cara ini, yaitu:
1. Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin
2. Dapat dilakukan dimana saja tidak tergantung sifat fisik dan kimia tanah,
dan dapat dilakukan pada lahan yang sempit ataupun gersang.
3. Produktivitas tanaman lebih tinggi serta lebih kontinu
4. Perawatan terhadap gangguan hama dan penyakit lebih terkontrol serta lebih
praktis.
5. Pertumbuhan tanaman lebih cepat
6. Kualitas hasil lebih baik (bersih & tidak rusak)
7. Penggunaan pupuk lebih hemat (efisien)
8. Efisiensi tenaga kasar (misalnya mencangkol, membajak, dan lain-lain)
9. Beberapa jenis tanaman dapat ditanam diluar musimnya.
10. Tidak ada risiko kebanjiran, erosi, kekeringan atau ketergantungan pada
kondisi alam
11. Harga jual relatif lebih tinggi
Prinsip-prinsip dasar hidroponik dapat diterapkan dalam macam-macam
cara, yang dapat disesuaikan dengan persyaratan finansial maupun keterbatasan
ruang.
a. Metoda Bercocok Tanam Hidroponik
Metoda bercocok tanam hidroponik dapat dibagi menjadi 7 (tujuh) katagori
berdasarkan media tempat tumbuh tanaman, yaitu:
1. Metode Kultur Air
Metode ini menggunakan air sebagai media tumbuh tanaman. Pada metoda
ini tumbuhan ditanam semata-mata dalam air, yang dilengkapi dengan larutan zat
makanan. Wadah/tempat/pot dapat berupa stoples, tabung kaca, plastik, dan lainlain yang disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam dan wadah yang
tersedia. Menanam dengan menggunakan metode kultur air merupakan cara yang
paling sederhana dan murah. Cara bercocok tanam dengan metode ini, paling
cocok jika menggunakan wadah/pot yang hanya memuat satu atau dua tanaman
dalam satu pot. Bahan pot yang digunakan dapat dari kaca bening, vas bunga,
mangkuk. Pot dari tanah liat maupun botol-botol bekas.
Penggunaan wadah yang terbuat dari kaca bening sangat menarik karena hal
ini menjadikan perakaran tersebut sebagai bagian dari keindahan tanaman itu

sendiri, bersama dengan daun dan bunganya. Agar akar tanaman dapat bertumpu
tegak pada tempatnya kita dapat menggunakan kerikil, pasir, atau potongan batu
bata yang sebelumnya telah dibersihkan dahulu dengan air panas. Seluruh alat
yang kita gunakan dalam budidaya hidroponik ini harus terlebih dahulu
disterilkan, dengan menggunakan sikat dan air panas.
2. Metoda Substrat
Yaitu menumbuhkan tanaman dalam media padat (bukan tanah), umunya
digunakan untuk mengusahakan sayuran atau buah yang bernilai tinggi. Media
padat antara lain dapat arang (kayu, sekam padi), pasir, perlit, zeolit, gambut,
kerikil, potongan sabut kelapa, pakis, pecahan genteng/batu bata, batu apung, dan
sebagainya. Larutan nutrisi diberikan dengan cara disiram / dialirkan lewat sistem
irigasi. Sistem irigasi yg biasa dipakai pada Hidroponik Substrat yaitu sistem air
mengalir ataupun irigasi tetes (drip irigation). Pada sistem air mengalir:
air/larutan hara dialirkan terus sehingga tidak ada air yang tergenang. Kelebihan
sistem irigasi ini dibandingkan dengan air menggenang yaitu zat hara yang
tercampur dalam air tidak mengendap sehingga akar tetap menyerap zat hara
dalam konsentrasi yang sama dan tidak menimbulkan cekaman.
3.
4.
5.
6.
7.

Metoda Nutrient Film Technique (NFT)


Metode Aeroponik
Hidroponik Rakit Apung (Floating raft hydroponic system)
Kombinasi NFT-Rakit Apung
Kombinasi AeroponikRakit Apung

b. Media Hidroponik
Batu bata, Penanaman hidroponik dapat menggunakan pot bunga yang dapat
diisi dengan berbagai media tergantung sumberdaya yang tersedia. Sistemnya
hampir sama dengan menggunakan tanah, tetapi tanah digantikan dengan
potongan-potongan batu bata. Pecahan batu bata dapat digunakan sebagai
alternative medium penanaman bukan tanah.
Pasir, Media hidroponik juga dapat menggunakan pasir. Sejak tahun 30-an
pasir merupakan pilihan yang sering dipakai. Keuntungan menggunakan
media pasir ini adalah: Sifatnya steril, dapat mempertahankan kelembaban
media dengan baik, pemberian hara dan air dapat dilakukan dengan
penyiraman atau sistem tetes
Kerikil, Beberapa kekurangan menggunakan pasir sebagai media hidroponik

dapat digantikan dengan kerikil. Salah satu kelemahan media pasir adalah
media ini terlalu lembab, dan boros hara karena banyak tercuci. Oleh
karenanya penggunaan kerikil akhir-akhir ini, lebih disukai daripada pasir.

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Penyemaian Benih


III.1.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih sayuran
(sawi hijau, selada dan kangkung), buah-buahan (jambu biji merah dan cabai),
tanaman hias (jengger ayam, gelombang cinta, bunga ayu ting-ting, pacar air dan
zinnea), kompos/pupuk kandang dan berbagai bahan media, kotak persemaian,
sprayer, talang plastik dan air
III.1.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan kotak persemaian berupa baskom plastik.
2. Menyiapkan wadah berupa talang plastik ukuran sedang
3. Mencampurkan media semai berupa sekam, tanah dan pupuk kandang atau
kompos, pupuk dasar (40 g urea, 20 g TSP, 15 g KCL), kemudian diaduk rata
dan siram dengan air.
4. Mengisi kotak persemaian dan talang plastik dengan media campuran
secukupnya.
5. Menyiapkan 100 benih untuk setiap jenis sayuran,buah-buah dan tanaman
hias.
6. Taburkan benih secara teratur pada media semai lalu ditutupi tanah
secukupnya kemudian disiram air secukupnya.
7. Mengamati pertumbuhan benih kemudian menghitung viabilitas biji dari
masing-masing jenis sayur, buah dan tanaman hias.
III.2 Penanaman pada Media Pemeliharaan
III.2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari praktikum ini adalah bibit dari hasil penyemaian benih
sebelumnya, kompos atau pupuk kandang, berbagai media dan polibag.
III.2.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan wadah tanam atau polibag dengan cara membalik posisi polibag
(bagian dalam polibag dibalik sehingga menjadi bagian luar atau sebaliknya).
3. Membuat campuran media berupa sekam, tanah dan pupuk kandang atau
kompos, pupuk dasar (40 g urea, 20 g TSP, 15 g KCl) kemudian diaduk rata
dan disiram dengan air.
4. Mengisi polibag dengan media campuran secukupnya.
5. Memilih bibit yang baik dari hasil praktikum sebelumnya kemudian
memindahkan bibit dengan hati-hati.
6. Melakukan pemeliharaan dengan cara melakukan penyiraman, penyulaman

serta penyiangan.
III.3 Penanaman Sayur-Sayuran Secara Hidroponik
III.3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari praktikum ini adalah campuran nutrisi hidroponik AB
MIX, media tanam rockwool, benih sayuran sawi hijau, selada dan kangkung,
botol bekas air mineral, gelas plastik bekas air mineral, kain flanel, pisau, gunting,
gelas ukur, air suling, baskom, baskom berlubang (saringan), solder atau alat
pelubang.
III.3.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Menyusun baskom dan saringan dengan posisi saringan disebelah atas dan
baskom di sebelah luar.
3. Mengisi air pada baskom hingga air mencapai dasar saringan.
4. Menuangkan benih kangkung, sawi hijau dan selada ke dalam baskom
secukupnya.
5. Menutup baskom dengan plastik berwarna hitam kemudian menyimpannya
dalam ruangan.
6. Jika benih sudah pecah segera keluarkan benih dari ruangan untuk
mengadaptasikan benih dengan sinar matahari.
7. Mengganti air satu kali dalam sehari untuk menjaga agar air tidak kotor atau
berbau.
8. Jika tanaman sudah berdaun, berikan nutrisi AB MIX dengan takaran 5 mL A
+ 5 mL B untuk 1 liter air.
9. Jika tanaman sudah berusia 2 minggu takaran nutrisi bisa ditambahkan
menjadi 7 mL A + 7 mL B untuk 1 liter air.
10. Mengamati pertumbuhan tanaman kangkung, sawi hijau dan selada.
III.4 Stek Batang
III.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari praktikum ini adalah batang buah naga, pisau atau
gunting, polibag dan media tanam.
III.4.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Memilih induk sesuai dengan sifat yang dikehendaki untuk sumber
pengambilan stek.
2. Memilih cabang yang sehat dan tidak terlalu tua ataupun terlalu muda pada

pohon induk yang telah dipilih sebelumnya.


3. Memotong cabang yang dipilih dengan arah serong atau miring.
4. Jika ingin mempercepat pertumbuhan akar pada stek maka cabang yang telah
5.
6.
7.
8.

dipilih direndam dengan zat perangsang.


Membuat media tanam kemudian memasukkannya ke dalam polibag.
Menanam stek buah naga ke dalam polibag yang telah diisi dengan media.
Menempatkan polibag pada tempat yang ternaungi.
Menyiram dengan teratur.

III.5 Cangkok Kerat


III.5.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari praktikum ini adalah pisau yang tajam dan bersih
untuk mengupas kulit cabang, plastik putih atau serabut kelapa untuk
membungkus kulit pohon, tali rafia untuk mengikat, tanaman jeruk dan tanah
yang subur untuk media pertumbuhan akar.
III.5.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Memilih pohon jeruk induk yang sesuai dengan sifat-sifat yang dikehendaki.
2. Memilih cabang pada pohon jeruk induk yang baik tidak terlalu tua dan tidak
terlalu muda serta bukan tunas air.
3. Mengupas kulit cabang pada salah satu buku yang panjangnya disesuaikan
dengan besar cabang.
4. Setelah mengupas kulit cabang, bersihkan kambium yang terdapat pada
cabang kemudian dikeringkan selama 1 hari.
5. Membuat adonan tanah dan pupuk kandang secukupnya.
6. Menempalkan adonan tanah pada cabang yang telah dikupas kemudian
membungkusnya dengan plastik.
7. Mengikat kedua ujung bungkusan dengan tali raffia.
8. Menyiram cangkokan secara teratur kemudian menunggu sampai akar
berkembang.
9. Memotong cangkokan dibawah bungkusan bila akar sudah banyak.
10. Menanam cangkokan pada polibag atau ditanam langsung pada lahan.
III.6 Grafting (Penyambungan)
III.6.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari praktikum ini adalah batang bawah dan batang atas
dari kembang sepatu, kembang kertas dan kamboja jepang, pisau tali rafia dan
plastik.
III.6.2 Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :


1. Memilih batang atas dan batang bawah yang kompatibel.
2. Memilih metode sambungan.
3. Melakukan penyambungan dengan cara jaringan kambium kedua tanaman
bersinggungan (tidak renggang,tidak terlalu rapat), kemudian dibungkus dan
diikat.
4. Melakukan penyambungan disaat kedua tanaman dalam kondisi fisiologis
yang tepat, tunas dorman atau segera akan tumbuh.
5. Melakukan penyambungan setelah entris diambil dari induk.
6. Tunas yang tumbuh pada wiwilan setelah penyambungan harus dibuang agar
tidak menyaingi pertumbuhan tunas pada entris.
7. Melakukan penyiraman secukupnya.
8. Mengamati perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
IV.1.1 Penyemaian Benih
Gambar :

Gambar 1. Penyemaian Benih Kangkung


Gambar 2. Penyemaian Benih Buah

Gambar 3. Penyemaian Benih untuk


Hidroponik

Gambar 4. Penyemaian Benih


Tanaman Hias

Tabel Pengamatan:
Jumlah
Jumlah Benih yang
No.
Benih
Tumbuh
Minggu
1
Minggu II
disemai
1.
Kangkung
300
158
160
2.
Sawi
100
85
82
3.
Selada
30
10
16
4.
Cabai
100
5.
Jambu Biji
100
6.
Jengger ayam
100
10
6
7.
Bunga Ayu ting-ting
100
16
19
8.
Pacar Air
100
53
54
9.
Gelombang cinta
58
2
10.
Zinnea
100
67
74
IV.1.2 Penanaman Pada Media Pemeliharaan
Jenis Tanaman
Hortikultura

Gambar 5. Penanaman pada Polibag

IV.1.3 Penanaman Sayur-Sayuran Secara Hidroponik


Gambar:

Presentase
(%)
52
85
33
10
16
53
3
67

Gambar 6. Penanaman Sayuran dengan metode Hidropnik

Tabel Pengamatan:
Hasil pengukuran diameter daun tanaman pada instalasi hidroponik
a. Kangkung Ipomoea aquatica
No
Diameter Tanaman
Tabel Pengamatan
Panjang (cm)
Lebar (cm)
.
1.
8 November 2016
6,3
2
2.
15 November 2016
9,9
2,7
3.
22 November 2016
10,4
3,4
4.
29 November 2016
18,2
5
5.
5 Desember 2016
19
4,6
b. Sawi Brassica juncea
No
Tabel Pengamatan
.
1.
8 November 2016
2.
15 November 2016
3.
22 November 2016
4.
29 November 2016
5.
5 Desember 2016

Diameter Tanaman
Panjang (cm)
Lebar (cm)
7,6
3,6
10
7,8
19,9
12,7
26
17,5
26,4
17

c. Selada
No
Tabel Pengamatan
.
1.
29 November 2016
2.
5 Desember 2016

Diameter Tanaman
Panjang (cm)
Lebar (cm)
13,7
10,6
14,5
9,9

IV.1.4 Stek

Gambar 7. Stek batang buah naga

IV.1.5 Cangkok Kerat

Gambar 8. Cangkok Kerat pada Pohon Jeruk nipis

IV.1.6 Grafting (Penyambungan)

Gambar 9. Grafting pada Bunga Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis L.

Gambar 10. Grafting pada Bunga Kamboja

IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Penyemaian Benih
Perbanyakan tanaman adalah pengulangan dan penggandaan yang
diwujudkan pada terciptanya generasi baru sehingga dapat terhindar dari
kepunahan dan mencegah terjadinya erosi genetik. Perbanyakan tanaman dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu secara seksual atau generatif dan secara aseksual
atau vegetatif. Ada 3 syarat agar benih atau biji dapat berkecambah yaitu : benih
dalam keadaan hidup (viable), tidak dorman, dan persyaratan lingkungan untuk
perkecambahan terpenuhi utamanya air.
Percobaan ini dilakukan penyemaian beberapa tumbuhan. Benih sayuran
yang disemai yaitu sawi, kangkung, dan selada. Benih buah yang disemai ada
jambu biji dan cabai, serta benih tanaman hias yaitu zinnea, gelombang cinta,
pacar air, bunga ayu ting-ting, dan jengger ayam. Pada pengamatan yang
dilakukan, dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan bahwa jumlah benih yang
tumbuh sangat sedikit. Tidak semua benih yang ditanam dapat tumbuh dengan
baik bahkan ada benih yang tidak tumbuh satu pun. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat diketahui bahwa benih yang itdak tumbuh tidak memenuhi ketiga
syarat untuk perkecambahan, mungkin saja sudah ada beberapa benih yang
mengalami dormansi, atau telah disimpan cukup lama sehingga benih tidak lagi
dalam keadaan hidup (viable), mungkin juga kondisi lingkungan tempat
penyemaian yang tidak memadai.
IV.2.2 Penanaman pada Media Pemeliharaan

Setiap jenis tanaman membutuhkan waktu tertentu untuk berkecambah.


Setelah proses perkecambahan maka bibit perlu dipindahkan ke wadah atau media
pemeliharaan

agar

pertumbuhannya

optimal.

Usaha

budidaya

tanaman

hortikultura (sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias maupun obat-obatan)


hendaknya diperhatikan aspek media tumbuh. Cara penanaman atau pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT) agar tanaman yang diusahakan dapat
tumbuh optimal dan memberikan hasil seperti yang diharapkan.
Syarat media yang baik adalah :
1.
2.
3.
4.

Cukup kompak (firm and dense)


Water holding capacity baik atau tinggi
Aerasi baik
Bebas dari benih gulma, nematoda, jamur, bakteri pathogen dan musuh alami

tanmanan yang lain


5. Menyediakan unsur hara esensial bagi tanaman.
Setelah penyemaian benih dilakukan dan kemudian benih yang tumbuh akan
dipindahkan ke wadah pemeliharaan. Wadah pemeliharaan yang digunakan pada
percobaan ini adalah plastik polibag. Cara pemindahan dan media pemeliharaan
sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman setelah dipindahkan. Cara
pemindahannya yaitu dengan mengangkat atau mengambil bibit dengan hati-hati
dan diusahakan tidak ada akar yang terputus atau tertinggal dalam tanah. Karena,
apabila hal tersebut terjadi maka tumbuhan akan mengalami stress dan akhirnya
tidak dapat tumbuh setelah pemindahan.
IV.2.3 Penanaman Sayur-Sayuran Secara Hidroponik
Menanam tanaman sayuran dengan memanfaatkan air sebagai media
pengganti tanahnya atau yang disebut juga dengan hidroponik merupakan salah
satu solusi yang dapat menjadi pilihan. Hidroponik adalah cara bertanam
menggunakan media air sehingga tidak memerlukan tanah atau area yang luas.
Secara sederhana hidroponik adalah metode budidaya tanaman dengan
menggunakan media air yang diperkaya dengan nutrisi, bukan tanah. Laju
pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50 % lebih cepat dibanding
tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama.
Alasan untuk ini adalah karena tanaman hidroponik langsung mendapatkan
makanan dari air yang kaya nutrisi. Kondisi ini juga membuat tanaman tidak perlu

akar besar untuk mencari nutrisi karena energi yang diperlukan untuk
pertumbuhan akar lebih sedikit dan sisa energi bisa disalurkan ke bagian lain dari
tanaman. Tanaman hidroponik tumbuh sehat, kuat dan bersih. Hidroponik juga
ramah lingkungan karena tidak membutuhkan air sebanyak berkebun secara
konvensional.
Pada tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan
tanaman sayur dengan menggunakan hidroponik sangat pesat serta menghasilkan
sayuran yang bersih dan segar. Dapat dilihat pada tabel pengamatan yang
dilakukan setiap minggunya bahwa diameter dan luas daun tanaman sayur terus
bertambah setiap minggunya. Namun pada lebar daun bisa saja mengalami
pengurangan hal ini mungkinterjadi apabila tanaman telah mencapai batas
optimum untuk berkembang maka apabila tidak kunjung di panen daun sayuran
tersebut bisa saja berkurang luas daunnya.
IV.2.4 Stek Batang
Perbanyak dengan stek adalah perbanyakan tanaman dengan cara
menumbuhkan akar dan pucuk dari potongan atau bagian tanaman seperti akar,
batang atau pucuk sehingga menghasilkan tanaman baru.
Keuntungan perbanyakan stek :
1.
2.
3.
4.

Teknik pelaksanaan sederhana, murah dan cepat


Tidak ada inkompatibilitas
Banyak bibit dihasilkan dari 1 induk
Hasilnya mempunyai sifat genetic seperti induknya
Pada percobaan ini, tumbuhan yang di stek hanya ada satu yaitu tanaman

buah naga. Bagian buah naga yang di stek adalah batang dari tanaman tersebut.
Setelah di stek selama beberapa hari, maka lama kelamaan akan keluar akar di
bagian bawah batang yang di stek dan selanjutnya telah menjadi individu baru.
IV.2.5 Cangkok Kerat
Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara
merangsang timbulnya perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam
sebagai tanaman baru. Cara merangsang timbulnya akar tersebut adalah dengan
mengupas kulit luar cabang selanjutnya cabang yang terkupas tadi diberi media
tanah.
Beberapa persyaratan pohon buah yang akan dicangkok adalah :

1) Tumbuh baik dan sehat


2) Berbuah banyak dan manis
3) Rasanya enak
Pada percobaan ini dilakukan cangkok kerat pada pohon jeruk nipis yang
ada di daerah Canopy Biology Unhas. Setelah satu bulan semenjak dilakukan
cangkok di suatu cabang pohon, ternyata tidak didapati adanya akar yang keluar
dari cabang tersebut. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya
adalah faktor lingkungan yang kurang mendukung karena cuacanya sangat panas
beberapa hari setelah dilakukan pencangkokan serta kurangnya perhatian terhadap
tumbuhan yang telah dicangkok sehingga tidak pernah dilakukan penyiraman, dan
juga cara mengeratnya mungkin saja jaringan floem dari cabang tersebut juga ikut
terbuang.
IV.2.6 Grafting
Grafting adalah salah satu metode perbanyakan vegetatif yang banyak
dilakukan pada tanaman hias ataupun buah-buahan. Teknik ini memerlukan
batang atas dengan mata tunas 2 atau lebih dan penyambungan dengan
menyertakan kayunya. Ada beberapa metode penyambungan diantaranya
sambung lidah (tongue grafting), sambung samping (side grafting), sambung
celah (cleft grafting), sambung susu (approach grafting) dan sambung tunjang
(inarching). Hal yang harus dihindarkan saat melakukan penyambungan adalah
kelembapan udara tinggi di tempat penyambungan, panas matahari langsung dan
pelaksanaan di waktu hujan.
Pada percobaan ini, dilakukan grafting pada bunga Kembang sepatu dan
bunga kamboja. Metode penyambungan yang digunakan adalah metode sambung
celah (cleft grafting). Setelah dilakukan penyambungan, ada beberapa tanaman
yang berhasil proses penyambungannya dan ada juga yang tumbuhannya mati dan
batangnya membusuk. Hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa
diantaranya adalah cara menyambungkan yang mungkin saja kambium dari
batang atas dan batang bawah tidak bertemu secara tepat, serta mungkin saja
kelebihan air sehingga batang membusuk dan mungkin saja faktor pengikatan
setelah dilakukan penyambungan.

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini, yaitu:
1. Perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan
yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun bervariasi
dari tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan tanaman tergantung
pada beberapa faktor.
2. Perbanyakan tanaman bisa digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu
perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif sudah
sangat umum dijumpai, yakni menggunakan biji. Tanaman baru dari biji
meskipun telah diketahui jenisnya kadang-kadang sifatnya menyimpang dari
pohon induknya, dan bahkan banyak tanaman yang tidak menghasilkan biji
atau jumlah bijinya sedikit. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang
terdapat pada perbanyakan generatif maka perbanyakan dilakukan secara
vegetatif, baik alami maupun buatan.Contoh dengan cara vegetatif yakni
cangkok, stek, okulasi, grafting ada juga yang menggunakan organ vegetatif
seperti anakan dan tunas.
V.2 Saran
Saran saya terhadap Praktikum hortikultura kedepannya, sebaiknya di utus
beberapa orang asisten agar praktikum dapat lebih terarah dan asisten dapat
membantu dalam menjelaskan atau memberikan arahan kepada praktikan. Serta
tempat praktikumnya dipagari agar tidak berbahaya bagi praktikan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3. Departemen


Pendidikan Nasional: Jakarta.
Juhriah, Suhadiyah, S., dan Masniawati, A., 2016. Penuntun Praktikum
Hortikultura. Universitas Hasanuddin: Makassar.
Prastowo, N. H., dkk. 2006. Tehnik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif
Tanaman Buah. World Agroforestry Centre (ICRAF) & Winrock
International: Bogor.
Purnomosidhi, P., dkk. 2007. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman BuahBuahan (durian, mannga, jeruk, melinjo, dan sawo), Pedoman Lapang;
Edisi Kedua. World Agroforestry Centre & Winrock International: Bogor.
Santoso, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Hortikultura. Diktat Kuliah. Fakultas
Pertanian UNRAM.
Suwandi. 2007. Petunjuk Teknis Perbanyakan Tanaman dengan Cara
Sambungan (Grafting). Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan
Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai