HORTIKULTURA
NAMA
NIM
: H41114301
LABORATORIUM BOTANI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Botani,
Botani,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persyaratan: Bahan stek berupa cabang yang sehat, tidak terlalu tua atau
terlalu muda.
Alat dan Bahan: Pisau, Polibagberisi media, gunting tanaman.
orang dewasa.
Cabang tidak terlalu muda atau terlalu tua karena cabang yang terlalu tua
akan sukar keluar akarnya dan yang terlalu muda akan mudah patah serta
lambat berbuah.
Panjang dari ujung cabang sampai tempat cangkokan 50-100 cm
tergantung besar cabang yang akan dicangkok.
Catatan:
Waktu yang baik untuk mencangkok adalah pada musim hujan supaya media
selalu basah. Cabang yang dicangkok bukan termasuk tunas air.
3. Perbanyakan dengan cara menyambung
Menyambung adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara menyambung
pucuk (batang atas) yang berasal dari suatu tanaman induk pada tanaman lain
(batang bawah). Batang atas akan memberikan hasil sesuai dengan sifat induk
yang diinginkan. Batang bawah hanyalah sebagai tempat untuk tumbuh dan
mengambil makanan dari dalam tanah. Oleh sebab itu kriteria pemilihan batang
atas dan batang bawah berbeda.
Kriteria batang bawah
1) Batang bawah diperoleh dari hasil penyemaian biji (lihat bab perbanyakan
tanaman dengan biji) dan dipilih sesuai dengan kriteria diinginkan.
2) Sistem perakaran kuat.
3) Tahan terhadap hama dan penyakit.
4) Tahan terhadap kekurangan air.
5) Sesuai dengan kondisi setempat.
Kriteria batang atas
1) Cukup tua, sudah berbuah minimal 3 kali.
2) Berbuah lebat.
3) Buah manis.
4) Buah enak.
5) Buah besar.
6) Sehat dan tidak mudah terkena serangan hama penyakit.
cangkul). Taburkan pupuk kandang dan pasir sampai rata, dengan dosis 1 kaleng
minyak tanah untuk setiap 1 m2. Aduk tanah pupuk kandang dan pasir sampai rata
dan siramlah dengan air secukupnya. Benih siap disemaikan.
Pengadaan benih yang akan disemai yaitu: Ambil biji dari buah yang sudah
masak apabila akan digunakan sebagai sumber batang bawah untuk menyambung
dan okulasi. Ambil biji yang memenuhi persyaratan untuk batang bawah. Kupas
kulitnya dan hamparkan di tempat yang teduh.
Cara menyemai biji di persemaian pertama yaitu dengan langkah-langkah
sebagai berikut: Beri perlakuan pendahuluan untuk mempercepat perkecambahan.
Jenis perlakuan tergantung jenis tanaman. Semaikan benih dengan jarak tanam 2 x
5 cm. Tutup benih dengan tanah setebal -1 cm. Taburkan insektisida secukupnya
diatas tanah untuk mencegah hama. Siram bedengan sampai basah. Tutup
bedengan dengan plastik tipis sampai rapat. Satu minggu kemudian buka dan
siram, lalu tutup kembali dengan plastik. Siramlah seminggu sekali. Lakukan
penyiangan bila banyak gulma dan semprot dengan fungisida untuk mencegah
serangan jamur. Satu bulan kemudian buka plastik penutup pada kedua ujungnya.
b. Persemaian kedua
Persemaian kedua dilakukan pada polibag yang diisi media campuran pupuk
kandang, sekam padi dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Polibag berisi media
disusun 5 barisan memanjang. Memindahkan bibit ke persemaian kedua.
Sebelum bibit dipindahkan ke persemaian kedua atau di polibag, susun polibag
yang sudah terisi media secara berderet 5 buah memanjang untuk memudahkan
perawatan. Buatlah naungan. Siramlah polibag yang sudah dipersiapkan dengan
air secukupnya. Ketika mencabut bibit, diusahakan biji jangan sampai lepas,
pilihlah semai yang sudah berdaun 2-4 helai. Bedengan diberi naungan.
Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-buahan. Tanamlah semai satu persatu
ke dalam polibag dan usahakan agar tertanam dengan tegak lurus. Siramlah 2 hari
sekali. Lakukan pemberantasan hama dan penyakit bila diperlukan.
6. Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yang terdiri dari dua kata yaitu hudor
dan ponos. Hudor artinya air sedangkan ponos artinya kerja atau daya.
Secara harfiah hidroponik artinya memberdayakan air. Pengertian yang lebih luas
dari hidroponik adalah: teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai
media
tanamnya.
Prinsip
budidaya
tanaman
secara
hidroponik
adalah
sendiri, bersama dengan daun dan bunganya. Agar akar tanaman dapat bertumpu
tegak pada tempatnya kita dapat menggunakan kerikil, pasir, atau potongan batu
bata yang sebelumnya telah dibersihkan dahulu dengan air panas. Seluruh alat
yang kita gunakan dalam budidaya hidroponik ini harus terlebih dahulu
disterilkan, dengan menggunakan sikat dan air panas.
2. Metoda Substrat
Yaitu menumbuhkan tanaman dalam media padat (bukan tanah), umunya
digunakan untuk mengusahakan sayuran atau buah yang bernilai tinggi. Media
padat antara lain dapat arang (kayu, sekam padi), pasir, perlit, zeolit, gambut,
kerikil, potongan sabut kelapa, pakis, pecahan genteng/batu bata, batu apung, dan
sebagainya. Larutan nutrisi diberikan dengan cara disiram / dialirkan lewat sistem
irigasi. Sistem irigasi yg biasa dipakai pada Hidroponik Substrat yaitu sistem air
mengalir ataupun irigasi tetes (drip irigation). Pada sistem air mengalir:
air/larutan hara dialirkan terus sehingga tidak ada air yang tergenang. Kelebihan
sistem irigasi ini dibandingkan dengan air menggenang yaitu zat hara yang
tercampur dalam air tidak mengendap sehingga akar tetap menyerap zat hara
dalam konsentrasi yang sama dan tidak menimbulkan cekaman.
3.
4.
5.
6.
7.
b. Media Hidroponik
Batu bata, Penanaman hidroponik dapat menggunakan pot bunga yang dapat
diisi dengan berbagai media tergantung sumberdaya yang tersedia. Sistemnya
hampir sama dengan menggunakan tanah, tetapi tanah digantikan dengan
potongan-potongan batu bata. Pecahan batu bata dapat digunakan sebagai
alternative medium penanaman bukan tanah.
Pasir, Media hidroponik juga dapat menggunakan pasir. Sejak tahun 30-an
pasir merupakan pilihan yang sering dipakai. Keuntungan menggunakan
media pasir ini adalah: Sifatnya steril, dapat mempertahankan kelembaban
media dengan baik, pemberian hara dan air dapat dilakukan dengan
penyiraman atau sistem tetes
Kerikil, Beberapa kekurangan menggunakan pasir sebagai media hidroponik
dapat digantikan dengan kerikil. Salah satu kelemahan media pasir adalah
media ini terlalu lembab, dan boros hara karena banyak tercuci. Oleh
karenanya penggunaan kerikil akhir-akhir ini, lebih disukai daripada pasir.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih sayuran
(sawi hijau, selada dan kangkung), buah-buahan (jambu biji merah dan cabai),
tanaman hias (jengger ayam, gelombang cinta, bunga ayu ting-ting, pacar air dan
zinnea), kompos/pupuk kandang dan berbagai bahan media, kotak persemaian,
sprayer, talang plastik dan air
III.1.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan kotak persemaian berupa baskom plastik.
2. Menyiapkan wadah berupa talang plastik ukuran sedang
3. Mencampurkan media semai berupa sekam, tanah dan pupuk kandang atau
kompos, pupuk dasar (40 g urea, 20 g TSP, 15 g KCL), kemudian diaduk rata
dan siram dengan air.
4. Mengisi kotak persemaian dan talang plastik dengan media campuran
secukupnya.
5. Menyiapkan 100 benih untuk setiap jenis sayuran,buah-buah dan tanaman
hias.
6. Taburkan benih secara teratur pada media semai lalu ditutupi tanah
secukupnya kemudian disiram air secukupnya.
7. Mengamati pertumbuhan benih kemudian menghitung viabilitas biji dari
masing-masing jenis sayur, buah dan tanaman hias.
III.2 Penanaman pada Media Pemeliharaan
III.2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari praktikum ini adalah bibit dari hasil penyemaian benih
sebelumnya, kompos atau pupuk kandang, berbagai media dan polibag.
III.2.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyiapkan wadah tanam atau polibag dengan cara membalik posisi polibag
(bagian dalam polibag dibalik sehingga menjadi bagian luar atau sebaliknya).
3. Membuat campuran media berupa sekam, tanah dan pupuk kandang atau
kompos, pupuk dasar (40 g urea, 20 g TSP, 15 g KCl) kemudian diaduk rata
dan disiram dengan air.
4. Mengisi polibag dengan media campuran secukupnya.
5. Memilih bibit yang baik dari hasil praktikum sebelumnya kemudian
memindahkan bibit dengan hati-hati.
6. Melakukan pemeliharaan dengan cara melakukan penyiraman, penyulaman
serta penyiangan.
III.3 Penanaman Sayur-Sayuran Secara Hidroponik
III.3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari praktikum ini adalah campuran nutrisi hidroponik AB
MIX, media tanam rockwool, benih sayuran sawi hijau, selada dan kangkung,
botol bekas air mineral, gelas plastik bekas air mineral, kain flanel, pisau, gunting,
gelas ukur, air suling, baskom, baskom berlubang (saringan), solder atau alat
pelubang.
III.3.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Menyusun baskom dan saringan dengan posisi saringan disebelah atas dan
baskom di sebelah luar.
3. Mengisi air pada baskom hingga air mencapai dasar saringan.
4. Menuangkan benih kangkung, sawi hijau dan selada ke dalam baskom
secukupnya.
5. Menutup baskom dengan plastik berwarna hitam kemudian menyimpannya
dalam ruangan.
6. Jika benih sudah pecah segera keluarkan benih dari ruangan untuk
mengadaptasikan benih dengan sinar matahari.
7. Mengganti air satu kali dalam sehari untuk menjaga agar air tidak kotor atau
berbau.
8. Jika tanaman sudah berdaun, berikan nutrisi AB MIX dengan takaran 5 mL A
+ 5 mL B untuk 1 liter air.
9. Jika tanaman sudah berusia 2 minggu takaran nutrisi bisa ditambahkan
menjadi 7 mL A + 7 mL B untuk 1 liter air.
10. Mengamati pertumbuhan tanaman kangkung, sawi hijau dan selada.
III.4 Stek Batang
III.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan dari praktikum ini adalah batang buah naga, pisau atau
gunting, polibag dan media tanam.
III.4.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :
1. Memilih induk sesuai dengan sifat yang dikehendaki untuk sumber
pengambilan stek.
2. Memilih cabang yang sehat dan tidak terlalu tua ataupun terlalu muda pada
IV.1 Hasil
IV.1.1 Penyemaian Benih
Gambar :
Tabel Pengamatan:
Jumlah
Jumlah Benih yang
No.
Benih
Tumbuh
Minggu
1
Minggu II
disemai
1.
Kangkung
300
158
160
2.
Sawi
100
85
82
3.
Selada
30
10
16
4.
Cabai
100
5.
Jambu Biji
100
6.
Jengger ayam
100
10
6
7.
Bunga Ayu ting-ting
100
16
19
8.
Pacar Air
100
53
54
9.
Gelombang cinta
58
2
10.
Zinnea
100
67
74
IV.1.2 Penanaman Pada Media Pemeliharaan
Jenis Tanaman
Hortikultura
Presentase
(%)
52
85
33
10
16
53
3
67
Tabel Pengamatan:
Hasil pengukuran diameter daun tanaman pada instalasi hidroponik
a. Kangkung Ipomoea aquatica
No
Diameter Tanaman
Tabel Pengamatan
Panjang (cm)
Lebar (cm)
.
1.
8 November 2016
6,3
2
2.
15 November 2016
9,9
2,7
3.
22 November 2016
10,4
3,4
4.
29 November 2016
18,2
5
5.
5 Desember 2016
19
4,6
b. Sawi Brassica juncea
No
Tabel Pengamatan
.
1.
8 November 2016
2.
15 November 2016
3.
22 November 2016
4.
29 November 2016
5.
5 Desember 2016
Diameter Tanaman
Panjang (cm)
Lebar (cm)
7,6
3,6
10
7,8
19,9
12,7
26
17,5
26,4
17
c. Selada
No
Tabel Pengamatan
.
1.
29 November 2016
2.
5 Desember 2016
Diameter Tanaman
Panjang (cm)
Lebar (cm)
13,7
10,6
14,5
9,9
IV.1.4 Stek
IV.2 Pembahasan
IV.2.1 Penyemaian Benih
Perbanyakan tanaman adalah pengulangan dan penggandaan yang
diwujudkan pada terciptanya generasi baru sehingga dapat terhindar dari
kepunahan dan mencegah terjadinya erosi genetik. Perbanyakan tanaman dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu secara seksual atau generatif dan secara aseksual
atau vegetatif. Ada 3 syarat agar benih atau biji dapat berkecambah yaitu : benih
dalam keadaan hidup (viable), tidak dorman, dan persyaratan lingkungan untuk
perkecambahan terpenuhi utamanya air.
Percobaan ini dilakukan penyemaian beberapa tumbuhan. Benih sayuran
yang disemai yaitu sawi, kangkung, dan selada. Benih buah yang disemai ada
jambu biji dan cabai, serta benih tanaman hias yaitu zinnea, gelombang cinta,
pacar air, bunga ayu ting-ting, dan jengger ayam. Pada pengamatan yang
dilakukan, dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan bahwa jumlah benih yang
tumbuh sangat sedikit. Tidak semua benih yang ditanam dapat tumbuh dengan
baik bahkan ada benih yang tidak tumbuh satu pun. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat diketahui bahwa benih yang itdak tumbuh tidak memenuhi ketiga
syarat untuk perkecambahan, mungkin saja sudah ada beberapa benih yang
mengalami dormansi, atau telah disimpan cukup lama sehingga benih tidak lagi
dalam keadaan hidup (viable), mungkin juga kondisi lingkungan tempat
penyemaian yang tidak memadai.
IV.2.2 Penanaman pada Media Pemeliharaan
agar
pertumbuhannya
optimal.
Usaha
budidaya
tanaman
akar besar untuk mencari nutrisi karena energi yang diperlukan untuk
pertumbuhan akar lebih sedikit dan sisa energi bisa disalurkan ke bagian lain dari
tanaman. Tanaman hidroponik tumbuh sehat, kuat dan bersih. Hidroponik juga
ramah lingkungan karena tidak membutuhkan air sebanyak berkebun secara
konvensional.
Pada tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan
tanaman sayur dengan menggunakan hidroponik sangat pesat serta menghasilkan
sayuran yang bersih dan segar. Dapat dilihat pada tabel pengamatan yang
dilakukan setiap minggunya bahwa diameter dan luas daun tanaman sayur terus
bertambah setiap minggunya. Namun pada lebar daun bisa saja mengalami
pengurangan hal ini mungkinterjadi apabila tanaman telah mencapai batas
optimum untuk berkembang maka apabila tidak kunjung di panen daun sayuran
tersebut bisa saja berkurang luas daunnya.
IV.2.4 Stek Batang
Perbanyak dengan stek adalah perbanyakan tanaman dengan cara
menumbuhkan akar dan pucuk dari potongan atau bagian tanaman seperti akar,
batang atau pucuk sehingga menghasilkan tanaman baru.
Keuntungan perbanyakan stek :
1.
2.
3.
4.
buah naga. Bagian buah naga yang di stek adalah batang dari tanaman tersebut.
Setelah di stek selama beberapa hari, maka lama kelamaan akan keluar akar di
bagian bawah batang yang di stek dan selanjutnya telah menjadi individu baru.
IV.2.5 Cangkok Kerat
Mencangkok adalah suatu teknik perbanyakan tanaman dengan cara
merangsang timbulnya perakaran pada cabang pohon sehingga dapat ditanam
sebagai tanaman baru. Cara merangsang timbulnya akar tersebut adalah dengan
mengupas kulit luar cabang selanjutnya cabang yang terkupas tadi diberi media
tanah.
Beberapa persyaratan pohon buah yang akan dicangkok adalah :
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini, yaitu:
1. Perbanyakan tanaman banyak dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan
yang sederhana sampai yang rumit. Tingkat keberhasilannya pun bervariasi
dari tinggi sampai rendah, keberhasilan perbanyakan tanaman tergantung
pada beberapa faktor.
2. Perbanyakan tanaman bisa digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu
perbanyakan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif sudah
sangat umum dijumpai, yakni menggunakan biji. Tanaman baru dari biji
meskipun telah diketahui jenisnya kadang-kadang sifatnya menyimpang dari
pohon induknya, dan bahkan banyak tanaman yang tidak menghasilkan biji
atau jumlah bijinya sedikit. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang
terdapat pada perbanyakan generatif maka perbanyakan dilakukan secara
vegetatif, baik alami maupun buatan.Contoh dengan cara vegetatif yakni
cangkok, stek, okulasi, grafting ada juga yang menggunakan organ vegetatif
seperti anakan dan tunas.
V.2 Saran
Saran saya terhadap Praktikum hortikultura kedepannya, sebaiknya di utus
beberapa orang asisten agar praktikum dapat lebih terarah dan asisten dapat
membantu dalam menjelaskan atau memberikan arahan kepada praktikan. Serta
tempat praktikumnya dipagari agar tidak berbahaya bagi praktikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA