Anda di halaman 1dari 15

PERAN LAMUN(Enhalus acoroides) TERHADAP

EKOSISTEM LAMUN
Oleh : Arif Nur Faozi (H1K014030)
arifnurfaozi1996@gmail.com
I.

ABSTRAK

Salah satu peran ekologis padang lamun adalah tempat


pemeliharaan ikan yang ditunjang oleh struktur vegetasi lamun.
Keberadaan lamun dapat berpengaruh terhadap populasi biota laut.
Banyak makhluk hidup yang tergantung dengan berlangsungnya peran
lamun. Beberapa makhluk hidup yang bergantung pada lamun antara lain
alga(sargasum), krustasea, moluska, echinodermata, ikan, mamalia
seperti dugong dan reptile(penyu). Keberlangsungan ekosistem padang
lamun dipengaruhi intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam
peraiaran, temperatur air laut, salinitas, substrat, kecepatan arus. Dalam
kondisi yang baik lamun dapat berperan dengan optimal sebagai produsen
primer, dimana hal ini menjadi daya tari bagi biota laut, sebagai habitat
biota, pendaur zat dan penangkap sedimen.

II.

KATA KUNCI : PERAN, LAMUN, BIOTA

III.

PENDAHULUAN
Padang lamun (seagrass bed) merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang

merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang memiliki nilai konservasi tinggi khususnya
dalam hal perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati,
daerah perikanan yang produktif dan menyumbang produktifitas perairan di wilayah pesisir.
Bagi perikanan sendiri, lamun merupakan tempat hidup banyak ikan, kepiting, udang, bulu
babi dan hewan lain yang juga mencari makan dan melakukan perkembang biakan di padang
lamun. Tingginya peran lamun sebagai penunjang kehidupan banyak organisme membuat
ekosistem ini perlu dijaga dan dilestarikan.
Lamun (seagrass) adalah satu-satunya tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di
lingkungan laut. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak
dan tangkai-tangkai yang merayap efektif untuk berkembang-biak dan mempunyai akar dan
sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Lamun juga merupakan tumbuhan yang telah menyesuaikan diri hidup terbenam di 10 laut
dangkal. Lamun mempunyai akar dan rimpang (rhizome) yang mencengkeram dasar laut
sehingga dapat membantu pertahanan pantai dari gerusan ombak dan gelombang. Padang
lamun dapat terdiri dari vegetasi lamun jenis tunggal ataupun jenis campuran (Hemminga and

Duarte, 2000). Padang lamun memiliki produktivitas sekunder dan dukungan yang besar
terhadap kelimpahan dan keragaman ikan (Gilanders, 2006). Padang lamun merupakan
tempat berbagai jenis ikan berlindung, mencari makan, bertelur, dan membesarkan anaknya.
Ikan baronang, misalnya, adalah salah satu jenis ikan yang hidup di padang lamun (Ambo,
2010). Dalam mempelajari sumberdaya lamun, telaah tentang distribusi, komposisi dan
kerapatan merupakan hal yang mendasar sebagai penelitian awal (Mukai et al., 1980).
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kelestarian ekosistem lamun yang terdapat
di pesisir pantai Pulau Serangan Bali dan mengetahui nilai kerapatan jenis, persentase tutupan
lamun dan jenis-jenis ekosistem lamun sehingga dapat dilakukan upaya pengelolaan yang
sesuai berdasarkan kondisi ekosistem lamun tersebut dalam rangka konservasi.

IV.

PEMBAHASAN

A. DEFINISI LAMUN

Gambar 1. Padang lamun Enhalus acoroides1)


Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang
sudah

sepenuhnya

menyesuaikan

diri

hidup

terbenam

di

dalam

laut.Tumbuhan ini mempunyai beberapa sifat yang memungkinkan hidup


di lingkungan laut, yaitu mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi
normal dalam keadaan terbenam, mempunyai sistem perakaran jangkar
yang berkembang baik, mampu melaksanakan penyerbukan dan daur
generatif dalam keadaan terbenam. Secara struktural lamun memiliki
batang yang terbenam dalam tanah yang disebut rimpang. Rimpang dan
akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat lamun dapat

berdiri dengan kuat menghadapi arus dan ombak (Dahuri, 2003).


Klasifikasi lamun Enhalus acoroides menurut Phillips dan Menez 1988
dalam Soedharma et al. 2007 adalah sebagai berikut :
Divisi

: Anthophyta

Kelas

: Angiospermae

Subkelas : Monocotyledonae
Ordo

: Helobiae

Famili

: Hydrocharitaceae

Genus

: Enhalus

Species : Enhalus acoroides

B. BIOTA PENGHUNI PADANG LAMUN

Gambar 2. Ikan-ikan penghuni padang lamun2)


Padang lamun adalah tempat habitat ikan laut yang alami, tempat
segala jenis ikan untuk bermain-main dan mengasuh anak-anaknya juga
tempat untuk mencari makanan alaminya. Padang lamun juga tempat
yang aman bagi udang, cumi-cumi dan ikan teri untuk bertelur serta
menyimpan

telurnya

sampai

menetas,

kemudian

mengasuh

dan

membesarkan anak-anaknya.Sehingga banyaklah berdatangan ikan-ikan


dari jenis predator yang akan memburu dan memangsanya, ikan-ikan teri

kecil, cumi-cumi kecil dan udang kecil akan lari sembunyi kedalam hutan
lamun ini apabila ada ancaman bahaya yang datang mendekat ketempat
mereka.

Padang

lamun

juga

tempat

yang

paling

produktif

untuk

memancing ikan laut, tetapi kita harus bisa memilih lokasi yang tepat
tempat bermainnya ikan-ikan laut tersebut(Sangiang, 2013).
Padang lamun merupakan produktivitas primer di laut. Oleh karena
itu, pada padang lamun ini hidup berbagai macam spesies hewan, yang
berassosiasi dengan padang lamun. Di perairan Pabama dilaporkan 96
spesies hewan yang berassosiasi dengan beberapa jenis ikan. Di Teluk
Ambon di temukan 48 famili dan 108 jenis ikan. Di Teluk Ambon
ditemuklan 48 famili dan 108 jenis ikan adalah sebagai penghuni lamun,
sedangkan di Kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta di temukan 78 jenis
ikan yang berassosiasi dengan padang lamun. Selain ikan, sapi laut dan
penyu serta banyak hewan invertebrata yang berassosiasi dengan padang
lamun, seperti: Pinna sp, beberapa Gastropoda, Lambis, Strombus,
teripang, bintang laut, beberapa jenis cacing laut dan udang (Peneus
doratum) yang ditemukan di Florida selatan (Nybakken, 1988).
Beberapa biata laut yang menghuni padang lamun sebagai berikut:
a. Alga
Hubungan antara alga, lamun adalah harmonis untuk membangun
suatu sistem hidrokarbon (petroleum syste).Alga yag biasanya di temukan
di padang lamun adalah jenis sargasum,sargasum merupakan dari
kesekian alga yang mendiami komunitas padang lamun. genus alga ini
adalah coklat (Phaeophyceae), yang biasanya banyak di temukan di
pantai. Alga ini mirip dengan alga yang sudah mati, tapi, Itulah keunikan
Sargassum, ia dapat sebagai fitobentos maupun fitoplankton. Alga ini
banyak mengandung gelembung udara di tubuhnya yang nampak seperti
buah-buah kecil. Saat ia tercabut dari substrat dasarnya, ia tetap hidup
dengan mengambang di permukaan oleh gelembung-gelembung udara
itu, sebuah pelampung alam yang unik. Meskipun terhempas ke pantai,
saat

air

pasang

ia

hidupnya(Irwan, 2012).

akan

mengambang

lagi

dan

meneruskan

b. Fauna
Komunitas lamun dihuni oleh banyak jenis hewan bentik, organisme
demersal serta pelagis yang menetap maupun yang tinggal sementara
disana. Spesies yang sementara hidup di lamun biasanya adalah juvenil
dari sejumlah organisme yang mencari makanan serta perlindungan
selama masa kritis dalam siklus hidup mereka, atau mereka mungkin
hanya pengunjung yang datang ke padang lamun setiap hari untuk
mencari makan.
Banyak spesies epibentik baik yang tinggal menetap maupun tinggal
sementara yang bernilai ekonomis, udang dan udang-udangan adalah
yang bernilai ekonomis paling tinggi. Sebagai penjelas, dan bukan karena
alasan ekologi maupun biologi tertentu, ada empat kelompok besar fauna
yang diketahui : 1) Infauna (hewan yang hidup didalam sedimen); 2) Fauna
Motil (fauna motil berasosiasi dengan lapisan permukaan sedimen; 3)
Epifauna Sesil (organisme yang menempel pada bagian lamun); dan Fauna
Epibentik Fauna (fauna yang berukuran besar dan bergerak diantara
lamun) (Kiswara, 1993).
c. Krustase
Krustasea yang berasosiasi dengan lamun merupakan komponen
penting dari jaring makanan di lamun. Bentuk krustase infaunal maupun
epifunal berhubungan erat dengan produsen primer dan berada pada
tingkatan trofik yang lebih tinggi, karena selama masa juvenil dan dewasa
mereka merupakan sumber makanan utama bagi berbagai ikan dan
invertebrata yang berasosiasi dengan lamun(Irwan, 2012).
d. Moluska
Moluska adalah salah satu kelompok makroinvertebrata yang paling
banyak diketahui berasosiasi dengan lamun di Indonesia, dan mungkin
yang paling banyak diksploitasi. Sejumlah studi tentang moluska di daerah
subtropik telah menunjukkan bahwa moluska merupakan komponen yang
paling penting bagi ekosistem lamun, baik pada hubungannya dengan
biomasa dan perannya pada aliran energi pada sistem lamun. Telah
didemonstrasikan bahwa 20% sampai 60% biomasa epifit pada padang
lamun di Filipina dimanfaatkan oleh komunitas epifauna yang didominasi

oleh gastropoda. Bagaimanapun, peranan mereka pada ekosistem almun


di Indonesia relative belum diketahui. Moluska utama pada padang lamun
subtropis adalah detrivor dengan sangat sedikit yang langsung memakan
lamun. Gastropoda cenderung memakan perifiton(Kikuchi, 1977).
e. Echinodermata
Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di lamun
yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomi. Lima kelas
echinodermata ditemukan pada ekosistem lamun di Indonesia. Dibawah ini
urutan Echinodermata secara ekonomi : 1. Holothuroidea (timun laut atau
teripang); 2. Echinoidea (bulu babi); 3. Asteroidea (Bintang laut); 4.
Ophiuroidea (Bintang Laut Ular); 5. Crinoidea . Dari lima kelas yang ada,
Echinoidea adalah kelompok yang paling penting di ekosistem lamun
karibia,

karena

mereka

adalah

kelompok

pemakan

yang

utama.Echinodermata pada umumnya, dengan pengecualian beberapa


holothuroidea, makan pada malam hari. Bagaimanapun, Tripneustes
gratilla dan Salmacis sphaeroides makan secara terus menerus siang dan
malam, tanpa bukti yang berkala. Mereka mencari sampai ke dasar
substrat, memakan alga, serasah lamun dan daun lamun yang masih
hidup (Pratyaksa, 2004).
f. Mamalia
Dugong merupakan mamalia laut yang sering di temukan di daerah
padang lamun ,karena padang lamun merupakan tempat mencari makan
dan juga sebagai tempat untuk berlindung dari

predator . Dugong

mempunyai ekor yang mirip dengan sirip ekor ikan paus, serta mempunyai
bentuk kepala yang unik. Bentuk mulutnya bundar sehingga membuat
dugong mudah mencari makan dengan cara menyapu permukaan laut.
Mamalia ini termasuk dalam ordo sirenia, family dugongidae, dan genus
dugong. Selain lucu, dugong juga memiliki badan yang cukup besar
seperti kapal selam dengan panjang badan dewasa sekitar 2,5 3 meter
dengan berat 225 450 kilogram. Dugong memiliki kulit abu-abu agak
kebiruan dengan ketebalan sekitar 1 inchi dan licin.Hingga saat ini,
duyung mudah ditemukan di Madagaskar dan Afrika Timur melalui India
sampai ke Australia. Tidak ada ilmuan yang dapat memastikan jumlah

duyung yang masih bertahan di Indonesia. Hanya perkiraan antara angka


1.000 sampai 10 ribu ekor. Tapi ilmuan meyakini jumlah ini menurun
drastis beberapa tahun terakhir(Irwan, 2012).
g. Reptile
Jenis reptile yang sering berasosiasi dengan padang lamun dan sering
di temukan adalah penyu ,dari penyu hijau dan juga penyu tempayak yang
sering mencari makan di komunitas lamun(Irwan, 2012).
h. Meiofauna.
Asosiasi meiofauna pada Padang Lamun Enhalus

acoroides

monospesifik terdiri dari Nematoda, Foraminifera, Copepoda, Ostracoda,


Turbelaria dan Polychaeta. Tingginya kelimpahan Nematoda (seperti
indeks

rasio

kelimpahan

Nematoda:Copepoda)

mengindikasikan

kelimpahan nutrien yang sering berasosiasi dengan land runoff. Meiofauna


yang muncul secara aktif adalah Copepoda, Nematoda, Amphipoda,
Cumacea, dan Ostracoda. Tingkat analisis umum-atau spesies-belum
dilakukan

sedemikian

jauh.

Berdasarkanpada

Foraminifera

bentik

merupakan komponen penting pada komunitas lamun, tetapi hanya


mendapatkan sedikit perhatian . Foraminifera bentik pada kedua asosiasi
spesies ini didominasi oleh subordo Miliolina dan Rotaliina

Milionid.

berkarakteristik lembut, test porselin yang mengandung kristal kalsit,


sementara

Rotaliinid

seperti

kaca,

test

berdinding

ganda

yang

mengandung lapisan tipis kalsit hialin radial(Irwan, 2012).


i. Ikan
Di sepanjang jarak distribusinya, ekosistem lamun, baik yang luas
ataupun sempit adalah habitat yang penting bagi bermacam-macam
spesies ikan. Pada resensi, asosiasi ikan di lamun, mereka Bell dan Pollard
(1989) mengidentifikasi 7 karakteristik utama kumpulan ikan yang
berasosiasi dengan lamun. Berdasarkan Bell dan Pollard (1989) dengan
beberapa

perubahan.Jenis

ikan

yang

bernilai

ekosistem lamun :
- Pterocaesio sp.
(ikan
- Caranx sexfasciatus
(ikan
- Leiognathus bindus
(ikan
- Lethirinus crnatus
(ikan
- Herklot sichtys quadrimaculatus (ikan
C. LINGKUNGAN HIDUP LAMUN

ekonomis

ekor kuning)
kue/bubara)
peperek)
sikuda)
make)

penting

di

Beberapa faktor lingkungan menurut Effendi dalam artikelnya


Ekosistem Padang Lamun (Seagrass)(2012) bahwa yang berpengaruh
terhadap distribusi dan kestabilan ekosistem padang lamunadalah :
1. Kecerahan
2. Temperatur
3. Salinitas
4. Substrat
5. Kecepatan arus

Kecerahan
Penetrasi

cahaya

yang

masuk

ke

dalam

perairan

sangat

mempengaruhi proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan lamun.


Lamun

membutuhkan

intensitas

cahaya

yang

tinggi

untuk

proses

fotosintesa tersebut dan jika suatu perairan mendapat pengaruh akibat


aktivitas pembangunan sehingga meningkatkan sedimentasi pada badan
air yang akhirnya mempengaruhi turbiditas maka akan berdampak buruk
terhadap proses fotosintesis. Kondisi ini secara luas akan mengganggu
produktivitas primer ekosistem lamun.

Temperatur
Secara umum ekosistem padang lamun ditemukan secara luas di

daerah bersuhu dingin dan di tropis. Hal ini mengindikasikan bahwa lamun
memiliki toleransi yang luas terhadap perubahan temparatur. Kondisi ini
tidak selamanya benar jika kita hanya memfokuskan terhadap lamun di
daerah tropis karena kisaran lamun dapat tumbuh optimal hanya pada
temperatur 28-300C. Hal ini berkaitan dengan kemampuan proses
fotosintesis yang akan menurun jika temperatur berada di luar kisaran
tersebut.

Salinitas
Kisaran salinitas yang dapat ditolerir lamun adalah 10-40 dan nilai

optimumnya

adalah

kemampuan

lamun

35.
untuk

Penurunan
melakukan

salinitas

akan

fotosintesis.

menurunkan

Toleransi

lamun

terhadap salinitas bervariasi juga terhadap jenis dan umur. Lamun yang
tua dapat mentoleransi fluktuasi salinitas yang besar. Salinitas juga

berpengaruh terhadap biomassa, produktivitas, kerapatan, lebar daun dan


kecepatan pulih. Sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan
meningkatnya salinitas.

Substrat
Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen, mulai dari

lumpur

sampai

karang.

Kebutuhan

substrat

yang

utama

bagi

pengembangan padang lamun adalah kedalaman sedimen yang cukup.


Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas sedimen mencakup 2 hal
yaitu : pelindung tanaman dari arus laut dan tempat pengolahan dan
pemasok nutrien.Lebih lanjut Erftemeijer menemukan lamun pada empat habitat: (i) rataan terumbu
dengan
kedalaman sekitar 2 meter, (ii) paparan terumbu dengan kedalaman sekitar 10-18 meter, pada pulau karang,
kedua-duanya didominasi oleh sedimen karbonat (dari pecahan karang sampai pasir karang halus), (iii)teluk
dangkal yang didominasi oleh pasir hitam terigenous, dan (iv) pantai intertidal yang datar dan didominasi oleh
lumpur halus terigenous.

Kecepatan arus
Produktivitas padang lamun dipengaruhi oleh kecepatan arus.
Tumbuhan air khususnya lamun mengalami proses fotosintesis yang

berbeda dengan tumbuhan darat. Pada fotosintesis tumbuhan lamun


karbon dioksida diperoleh dari air, yang dilepaskan selama respirasi oleh
ikan. Juga, dekomposisi bahan organik yang terjadi di ekosistem air
berkontribusi terhadap produksi karbon dioksida.Meskipun laju disolusi
dioksida karbon dalam air sangat rendah, jejak karbon dioksida terlarut
yang tersedia untuk tanaman air terendam. Adapun persyaratan ringan,
lulus sinar matahari melalui air dipanen oleh tanaman untuk proses
fotosintesis. Hal ini khusus berlaku untuk tanaman yang tumbuh di
perairan dangkal. Dan untuk spesies tanaman ditemukan di perairan yang
lebih dalam, mereka diadaptasi untuk tumbuh dalam kondisi cahaya
rendah. Tentu saja, laju fotosintesis sangat lambat untuk tanaman ini, dan
mereka bergantung pada radiasi redup untuk pembuatan makanan
mereka sendiri. Dengan demikian, tanaman lamun memperoleh karbon
dioksida dan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Terakhir namun
tidak sedikit, ketersediaan air yang dapat digunakan adalah tidak menjadi

masalah bagi tanaman air tawar untuk fotosintesis. Sedangkan untuk


tanaman laut, mereka diadaptasi dengan batang lilin dan daun. Hal ini
membantu dalam menyerap air, sementara mencegah masuknya garam
untuk sistem mereka. Selain itu, beberapa tumbuhan laut memiliki fitur
khusus untuk menghilangkan garam sesegera mungkin. Semua proses ini
membantu dalam mengatur keseimbangan osmotik, yang jika tidak akan
menyebabkan pencucian air dan pengeringan tanaman.Dengan cara ini,
tanaman

air

menjalani

fotosintesis

bawah

air.

Produk-produk

dari

fotosintesis pada tumbuhan air, pada dasarnya karbohidrat dan oksigen,


yang digunakan oleh organisme lain yang hidup dalam komunitas biotik
yang sama. Dan seperti hewan, tumbuhan memang membutuhkan
oksigen, tetapi dalam jumlah kecil. Hal ini diperoleh dari oksigen yang
dilepaskan pada saat fotosintesis(Alim, 2013).
D. PERAN LAMUN TERHADAP LINGKUNGAN SEKITARNYA
Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu
ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga
ekosistem

lamun

mempunyai

peranan

penting

dalam

menunjang

kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, sebagai berikut


:
1. Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat produktifitas
primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada
dilaut dangkal seperti ekosistem terumbu karang.
2. Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan
dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga).
Disamping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai
daerah asuhan, padang pengembalaan dan makanan berbagai jenis
ikan herbivora dan ikan-ikan karang (coral fishes).
3. Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan
memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga
perairan disekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar
lamun dapat menahan dan mengikat sedmen, sehingga dapat
menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi, padang lamun

disini berfungsi sebagai penangkap sedimen dan juga dapat mencegah


erosi.
4. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting
dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka
dilingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae
epifit.
Sedangkan menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun
merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif, ekosistem lamun
pada perairan dangkal berfungsi sebagai :
1. Menstabilkan dan menahan sedimensedimen yang dibawa melalui
tekanantekanan dari arus dan gelombang.
2. Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang
serta mengembangkan sedimentasi.
3. Memberikan perlindungan terhadap hewanhewan muda dan
dewasa yang berkunjung ke padang lamun.
4. Daundaun sangat membantu organisme-organisme epifit.
5. Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.
6. Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur
rantai makanan.
Selain itu secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa
fungsi penting bagi wilayah pesisir, yaitu :
1. Produsen detritus dan zat hara.
2. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan
sistem perakaran yang padat dan saling menyilang.
3. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan
memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa
dewasanya di lingkungan ini.
4. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun
dari sengatan matahari.
Selanjutnya dikatakan Philips & Menez (1988), lamun juga sebagai
komoditi yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara
tradisional maupun secara modern. Adapun pemanfaatan lamun tersebut
baik secara modern maupun tradisional yaitu sebagai berikut :

Dimanfaatkan untuk kompos dan pupuk


Cerutu dan mainan anak-anak
Dianyam menadi keranjang
Tumpukan untuk pematang

Pembuatan kasur (sebagai pengisi kasur)


Dan dibuar jaring ikan
Penyaring limbah
Stabilizator pantai
Bahan untuk pabrik kertas
Makanan
Sumber bahan kimia
Dan obat-obatan
Di

alam

padang

lamun

membentuk

suatu

komunitas

yang

merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini
juga dapat memperlambat gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang
dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai. Keberadaan ekosistem
padang lamun masih belum banyak dikenal baik pada kalangan akdemisi
maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem lain
seperti ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove, meskipun
diantara ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan
sistem

dalam

menjalankan

fungsi

ekologisnya.

Selain itu, padang lamun diketahui mendukung berbagai jaringan rantai


makanan, baik yang didasari oleh rantai herbivor maupun detrivor. Nilai
ekonomis biota yang berasosiasi dengan lamun diketahui sangat tinggi.
Ekosistem padang lamun memiliki nilai pelestarian fungsi ekosistem serta
manfaat lainnya di masa mendatang sesuai dengan perkembangan
teknologi, yaitu produk obat-obatan dan budidaya laut. Beberapa negara
telah

memanfaatkan

lamun

untuk

pupuk,

bahan

kasur,

makanan,

stabilisator pantai, penyaring limbah, bahan untuk pabrik kertas, bahan


kimia, dan sebagainya.
Peranan padang lamun secara fisik di perairan laut dangkal adalah
membantu mengurangi tenaga gelombang dan arus, menyaring sedimen
yang terlarut dalam air dan menstabilkan dasar sedimen (Kiswara, 1993).
Peranannya di perairan laut dangkal adalah kemampuan berproduksi
primer yang tinggi yang secara langsung berhubungan erat dengan
tingkat kelimpahan produktivitas perikanannya. Keterkaitan perikanan
dengan padang lamun sangat sedikit diinformasikan, sehingga perikanan
di padang lamun Indonesia hampir tidak pernah diketahui. Keterkaitan

antara padang lamun dan perikanan udang lepas pantai sudah dikenal
luas

di

V.

perairan

tropika

Australia

(Coles

et

al.,

1993).

SIMPULAN
Lamun adalah satu-satunya tumbuhan berbungan yang ada di laut

diang sangat berbeda dengan dengan tumbuhan lain nya, misalnya Alga.
Karena lamun memiliki akar buah dan daun.Lamun merupakan suatu
ekosistem yang sangat penting keberadaannya, Karena dia memiliki
manfaat

yang

sangat

banyak

biak

untuk

organisa

laut

maupun

masusia,misalnya:

Sebagai tempat berlindung dan tempat menjari makan bagi

beberapa organism laut.


Sebagai tempat pemijahan bagi giota tertentu
Memperlambar arus dan ombak
Memperkecil sedementasi yang menuju ke ekosisitem trumbu

karang
Sebagai tempat berekreasi
Sebagai tempat penelitian

VI.

DAFTAR REFERENSI

Alim, Tantri.2013.Fotosintesis pada Tanaman Akuatik.http://www.biologisel.com/

2013/06/fotosintesis-pada-tanaman-akuatik.html.diakses

pada 08 November 2014


Ambo, Rape. 2010. Struktur Komunitas Ikan pada Padang Lamun yang Berbeda di Pulau
Barrang Lompo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Indonesia.
Azkab, M.H.1988. Pertumbuhan dan produksi lamun, Enhalus acoroides di
rataan terumbu di Pari Pulau Seribu.Dalam: P3O-LIPI, Teluk Jakarta:
Biologi, Budidaya, Oseanografi ,Geologi dan Perairan. Balai Penelitian
Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI,
Jakarta
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut ; Aset Berkelanjutan
Pembangunan Indonesia. PT Gramedia Pustaka : Jakarta.

Effendi,

Eko.2012.Ekosistem

Padang

Lamun (Seagrass).https://perikananunila.
wordpress.com/2009/07/31/ekosistem-lamun/.diakses

pada

08

November 2014
Erftemeijer, P. 1993. Factor Limiting Growth And Production Of Tropical
Seagrasses: Nutrient Dynamics In Indonesian Seagrass Beds. Krips
Repro Meppel. Netherlands.
Gilanders, B.M. 2006. Seagrasses, Fish, and Fisheries. In: Larkum,
A.W.D.,Orth, R.J., Duarte, C.M. (Eds.), Seagrasses: Biology, Ecology,
and Conservation. Springer, The Netherland, 503-536pp.
Hemminga, M.A. and C.M. Duarte. 2000. Seagrass Ecology. Cambridge
University Press, Cambridge, UK.
Irwan.2012.Jenis

organisme

yang

berasosiiasi

dengan

padang

lamun.http://irawanbudidayarumputlautdidusunwael.blogspot.com/2012/06/organismeyang-berasosiasi-dengan-lamun.html.diakses

pada

08

November

2014.
Kikuchi dan J.M. Peres. 1977. Consumer ecology of seagrass beds, pp. 147193. In P. McRoy and C.Helferich (eds).
Kiswara W. 1993. StrukturKomunitas PadangLamun di PerairanIndonesia.
Makalah disampaikan pada seminar Ilmiah Nasional Biologi XI, Ujung
Pandang 20-21 juli 1993.
Menez, E.G.,R.C. Phillips dan H.P.Calumpong. 1983. Sea Grass from the
Philippines. Smithsonian Cont. Mar. Sci. 21. Smithsonian Inst. Press,
Washington.
Mukai, H., K. Aioi and Y. Ishida 1980. Distribution and biomass of eelgrass
(Zostera marina L.) and other sea grasses in Odawa Bay, Central Japan.
Aquat.Bot.

8:

337-342.Biologi

Gramedia, Jakarta.

Laut

suatu

pendekatan

ekologis.

Pratyaksa, Tri Tunggal. 2004. Kajian Asosiasi Ekosistem Padang Lamun


danTerumbu Karang.Bandung:Departemen Kelautan dan Perikanan
Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.
Penerbit Djambatan. Jakarta.
Sangiang.2013.Padang

Lamun

dan

Habitat

ikan.http://sangiangsea.wordpress.com/ 2013/ 06/14/padang-lamundan-habitat-ikan/.diakses pada 08 November2014


1)

http://guamreeflife.com/images/organisms/fullsizealgae_seagrass/seagras
ses/Enhalus_acoroides

2)

http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/critical-parameter-padacoastal.html

Anda mungkin juga menyukai