EKOSISTEM LAMUN
Oleh : Arif Nur Faozi (H1K014030)
arifnurfaozi1996@gmail.com
I.
ABSTRAK
II.
III.
PENDAHULUAN
Padang lamun (seagrass bed) merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang
merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang memiliki nilai konservasi tinggi khususnya
dalam hal perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati,
daerah perikanan yang produktif dan menyumbang produktifitas perairan di wilayah pesisir.
Bagi perikanan sendiri, lamun merupakan tempat hidup banyak ikan, kepiting, udang, bulu
babi dan hewan lain yang juga mencari makan dan melakukan perkembang biakan di padang
lamun. Tingginya peran lamun sebagai penunjang kehidupan banyak organisme membuat
ekosistem ini perlu dijaga dan dilestarikan.
Lamun (seagrass) adalah satu-satunya tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di
lingkungan laut. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak
dan tangkai-tangkai yang merayap efektif untuk berkembang-biak dan mempunyai akar dan
sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara (Romimohtarto dan Juwana, 2001).
Lamun juga merupakan tumbuhan yang telah menyesuaikan diri hidup terbenam di 10 laut
dangkal. Lamun mempunyai akar dan rimpang (rhizome) yang mencengkeram dasar laut
sehingga dapat membantu pertahanan pantai dari gerusan ombak dan gelombang. Padang
lamun dapat terdiri dari vegetasi lamun jenis tunggal ataupun jenis campuran (Hemminga and
Duarte, 2000). Padang lamun memiliki produktivitas sekunder dan dukungan yang besar
terhadap kelimpahan dan keragaman ikan (Gilanders, 2006). Padang lamun merupakan
tempat berbagai jenis ikan berlindung, mencari makan, bertelur, dan membesarkan anaknya.
Ikan baronang, misalnya, adalah salah satu jenis ikan yang hidup di padang lamun (Ambo,
2010). Dalam mempelajari sumberdaya lamun, telaah tentang distribusi, komposisi dan
kerapatan merupakan hal yang mendasar sebagai penelitian awal (Mukai et al., 1980).
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kelestarian ekosistem lamun yang terdapat
di pesisir pantai Pulau Serangan Bali dan mengetahui nilai kerapatan jenis, persentase tutupan
lamun dan jenis-jenis ekosistem lamun sehingga dapat dilakukan upaya pengelolaan yang
sesuai berdasarkan kondisi ekosistem lamun tersebut dalam rangka konservasi.
IV.
PEMBAHASAN
A. DEFINISI LAMUN
sepenuhnya
menyesuaikan
diri
hidup
terbenam
di
dalam
: Anthophyta
Kelas
: Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo
: Helobiae
Famili
: Hydrocharitaceae
Genus
: Enhalus
telurnya
sampai
menetas,
kemudian
mengasuh
dan
kecil, cumi-cumi kecil dan udang kecil akan lari sembunyi kedalam hutan
lamun ini apabila ada ancaman bahaya yang datang mendekat ketempat
mereka.
Padang
lamun
juga
tempat
yang
paling
produktif
untuk
memancing ikan laut, tetapi kita harus bisa memilih lokasi yang tepat
tempat bermainnya ikan-ikan laut tersebut(Sangiang, 2013).
Padang lamun merupakan produktivitas primer di laut. Oleh karena
itu, pada padang lamun ini hidup berbagai macam spesies hewan, yang
berassosiasi dengan padang lamun. Di perairan Pabama dilaporkan 96
spesies hewan yang berassosiasi dengan beberapa jenis ikan. Di Teluk
Ambon di temukan 48 famili dan 108 jenis ikan. Di Teluk Ambon
ditemuklan 48 famili dan 108 jenis ikan adalah sebagai penghuni lamun,
sedangkan di Kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta di temukan 78 jenis
ikan yang berassosiasi dengan padang lamun. Selain ikan, sapi laut dan
penyu serta banyak hewan invertebrata yang berassosiasi dengan padang
lamun, seperti: Pinna sp, beberapa Gastropoda, Lambis, Strombus,
teripang, bintang laut, beberapa jenis cacing laut dan udang (Peneus
doratum) yang ditemukan di Florida selatan (Nybakken, 1988).
Beberapa biata laut yang menghuni padang lamun sebagai berikut:
a. Alga
Hubungan antara alga, lamun adalah harmonis untuk membangun
suatu sistem hidrokarbon (petroleum syste).Alga yag biasanya di temukan
di padang lamun adalah jenis sargasum,sargasum merupakan dari
kesekian alga yang mendiami komunitas padang lamun. genus alga ini
adalah coklat (Phaeophyceae), yang biasanya banyak di temukan di
pantai. Alga ini mirip dengan alga yang sudah mati, tapi, Itulah keunikan
Sargassum, ia dapat sebagai fitobentos maupun fitoplankton. Alga ini
banyak mengandung gelembung udara di tubuhnya yang nampak seperti
buah-buah kecil. Saat ia tercabut dari substrat dasarnya, ia tetap hidup
dengan mengambang di permukaan oleh gelembung-gelembung udara
itu, sebuah pelampung alam yang unik. Meskipun terhempas ke pantai,
saat
air
pasang
ia
hidupnya(Irwan, 2012).
akan
mengambang
lagi
dan
meneruskan
b. Fauna
Komunitas lamun dihuni oleh banyak jenis hewan bentik, organisme
demersal serta pelagis yang menetap maupun yang tinggal sementara
disana. Spesies yang sementara hidup di lamun biasanya adalah juvenil
dari sejumlah organisme yang mencari makanan serta perlindungan
selama masa kritis dalam siklus hidup mereka, atau mereka mungkin
hanya pengunjung yang datang ke padang lamun setiap hari untuk
mencari makan.
Banyak spesies epibentik baik yang tinggal menetap maupun tinggal
sementara yang bernilai ekonomis, udang dan udang-udangan adalah
yang bernilai ekonomis paling tinggi. Sebagai penjelas, dan bukan karena
alasan ekologi maupun biologi tertentu, ada empat kelompok besar fauna
yang diketahui : 1) Infauna (hewan yang hidup didalam sedimen); 2) Fauna
Motil (fauna motil berasosiasi dengan lapisan permukaan sedimen; 3)
Epifauna Sesil (organisme yang menempel pada bagian lamun); dan Fauna
Epibentik Fauna (fauna yang berukuran besar dan bergerak diantara
lamun) (Kiswara, 1993).
c. Krustase
Krustasea yang berasosiasi dengan lamun merupakan komponen
penting dari jaring makanan di lamun. Bentuk krustase infaunal maupun
epifunal berhubungan erat dengan produsen primer dan berada pada
tingkatan trofik yang lebih tinggi, karena selama masa juvenil dan dewasa
mereka merupakan sumber makanan utama bagi berbagai ikan dan
invertebrata yang berasosiasi dengan lamun(Irwan, 2012).
d. Moluska
Moluska adalah salah satu kelompok makroinvertebrata yang paling
banyak diketahui berasosiasi dengan lamun di Indonesia, dan mungkin
yang paling banyak diksploitasi. Sejumlah studi tentang moluska di daerah
subtropik telah menunjukkan bahwa moluska merupakan komponen yang
paling penting bagi ekosistem lamun, baik pada hubungannya dengan
biomasa dan perannya pada aliran energi pada sistem lamun. Telah
didemonstrasikan bahwa 20% sampai 60% biomasa epifit pada padang
lamun di Filipina dimanfaatkan oleh komunitas epifauna yang didominasi
karena
mereka
adalah
kelompok
pemakan
yang
predator . Dugong
mempunyai ekor yang mirip dengan sirip ekor ikan paus, serta mempunyai
bentuk kepala yang unik. Bentuk mulutnya bundar sehingga membuat
dugong mudah mencari makan dengan cara menyapu permukaan laut.
Mamalia ini termasuk dalam ordo sirenia, family dugongidae, dan genus
dugong. Selain lucu, dugong juga memiliki badan yang cukup besar
seperti kapal selam dengan panjang badan dewasa sekitar 2,5 3 meter
dengan berat 225 450 kilogram. Dugong memiliki kulit abu-abu agak
kebiruan dengan ketebalan sekitar 1 inchi dan licin.Hingga saat ini,
duyung mudah ditemukan di Madagaskar dan Afrika Timur melalui India
sampai ke Australia. Tidak ada ilmuan yang dapat memastikan jumlah
acoroides
rasio
kelimpahan
Nematoda:Copepoda)
mengindikasikan
sedemikian
jauh.
Berdasarkanpada
Foraminifera
bentik
Milionid.
Rotaliinid
seperti
kaca,
test
berdinding
ganda
yang
perubahan.Jenis
ikan
yang
bernilai
ekosistem lamun :
- Pterocaesio sp.
(ikan
- Caranx sexfasciatus
(ikan
- Leiognathus bindus
(ikan
- Lethirinus crnatus
(ikan
- Herklot sichtys quadrimaculatus (ikan
C. LINGKUNGAN HIDUP LAMUN
ekonomis
ekor kuning)
kue/bubara)
peperek)
sikuda)
make)
penting
di
Kecerahan
Penetrasi
cahaya
yang
masuk
ke
dalam
perairan
sangat
membutuhkan
intensitas
cahaya
yang
tinggi
untuk
proses
Temperatur
Secara umum ekosistem padang lamun ditemukan secara luas di
daerah bersuhu dingin dan di tropis. Hal ini mengindikasikan bahwa lamun
memiliki toleransi yang luas terhadap perubahan temparatur. Kondisi ini
tidak selamanya benar jika kita hanya memfokuskan terhadap lamun di
daerah tropis karena kisaran lamun dapat tumbuh optimal hanya pada
temperatur 28-300C. Hal ini berkaitan dengan kemampuan proses
fotosintesis yang akan menurun jika temperatur berada di luar kisaran
tersebut.
Salinitas
Kisaran salinitas yang dapat ditolerir lamun adalah 10-40 dan nilai
optimumnya
adalah
kemampuan
lamun
35.
untuk
Penurunan
melakukan
salinitas
akan
fotosintesis.
menurunkan
Toleransi
lamun
terhadap salinitas bervariasi juga terhadap jenis dan umur. Lamun yang
tua dapat mentoleransi fluktuasi salinitas yang besar. Salinitas juga
Substrat
Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen, mulai dari
lumpur
sampai
karang.
Kebutuhan
substrat
yang
utama
bagi
Kecepatan arus
Produktivitas padang lamun dipengaruhi oleh kecepatan arus.
Tumbuhan air khususnya lamun mengalami proses fotosintesis yang
air
menjalani
fotosintesis
bawah
air.
Produk-produk
dari
lamun
mempunyai
peranan
penting
dalam
menunjang
alam
padang
lamun
membentuk
suatu
komunitas
yang
merupakan habitat bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini
juga dapat memperlambat gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang
dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar pantai. Keberadaan ekosistem
padang lamun masih belum banyak dikenal baik pada kalangan akdemisi
maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem lain
seperti ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove, meskipun
diantara ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan
sistem
dalam
menjalankan
fungsi
ekologisnya.
memanfaatkan
lamun
untuk
pupuk,
bahan
kasur,
makanan,
antara padang lamun dan perikanan udang lepas pantai sudah dikenal
luas
di
V.
perairan
tropika
Australia
(Coles
et
al.,
1993).
SIMPULAN
Lamun adalah satu-satunya tumbuhan berbungan yang ada di laut
diang sangat berbeda dengan dengan tumbuhan lain nya, misalnya Alga.
Karena lamun memiliki akar buah dan daun.Lamun merupakan suatu
ekosistem yang sangat penting keberadaannya, Karena dia memiliki
manfaat
yang
sangat
banyak
biak
untuk
organisa
laut
maupun
masusia,misalnya:
karang
Sebagai tempat berekreasi
Sebagai tempat penelitian
VI.
DAFTAR REFERENSI
2013/06/fotosintesis-pada-tanaman-akuatik.html.diakses
Effendi,
Eko.2012.Ekosistem
Padang
Lamun (Seagrass).https://perikananunila.
wordpress.com/2009/07/31/ekosistem-lamun/.diakses
pada
08
November 2014
Erftemeijer, P. 1993. Factor Limiting Growth And Production Of Tropical
Seagrasses: Nutrient Dynamics In Indonesian Seagrass Beds. Krips
Repro Meppel. Netherlands.
Gilanders, B.M. 2006. Seagrasses, Fish, and Fisheries. In: Larkum,
A.W.D.,Orth, R.J., Duarte, C.M. (Eds.), Seagrasses: Biology, Ecology,
and Conservation. Springer, The Netherland, 503-536pp.
Hemminga, M.A. and C.M. Duarte. 2000. Seagrass Ecology. Cambridge
University Press, Cambridge, UK.
Irwan.2012.Jenis
organisme
yang
berasosiiasi
dengan
padang
lamun.http://irawanbudidayarumputlautdidusunwael.blogspot.com/2012/06/organismeyang-berasosiasi-dengan-lamun.html.diakses
pada
08
November
2014.
Kikuchi dan J.M. Peres. 1977. Consumer ecology of seagrass beds, pp. 147193. In P. McRoy and C.Helferich (eds).
Kiswara W. 1993. StrukturKomunitas PadangLamun di PerairanIndonesia.
Makalah disampaikan pada seminar Ilmiah Nasional Biologi XI, Ujung
Pandang 20-21 juli 1993.
Menez, E.G.,R.C. Phillips dan H.P.Calumpong. 1983. Sea Grass from the
Philippines. Smithsonian Cont. Mar. Sci. 21. Smithsonian Inst. Press,
Washington.
Mukai, H., K. Aioi and Y. Ishida 1980. Distribution and biomass of eelgrass
(Zostera marina L.) and other sea grasses in Odawa Bay, Central Japan.
Aquat.Bot.
8:
337-342.Biologi
Gramedia, Jakarta.
Laut
suatu
pendekatan
ekologis.
Lamun
dan
Habitat
http://guamreeflife.com/images/organisms/fullsizealgae_seagrass/seagras
ses/Enhalus_acoroides
2)
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/critical-parameter-padacoastal.html