Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TEKNOLOGI BENIH

PRAKTIKUM III
TIPE PEMUNCULAN BIBIT DAN STRUKTUR BIBIT

NAMA: Mohammad Mandala Fitrisyah


NIM: D1A019141

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023

i
DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum ..........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................2
2.1 Pengertian Benih............................................................................................................2
2.2 Tipe Perkecambahan......................................................................................................2
2.3 Macam-macam Perkecambahan ....................................................................................3
2.4 Metabolisme Perkecambahan ........................................................................................3
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM .......................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................................4
3.2 Bahan dan Alat ..............................................................................................................4
3.3 Cara Kerja ......................................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................5
4.1 Hasil ...............................................................................................................................5
4.2 Pembahasan ...................................................................................................................5
BAB V PENUTUP .............................................................................................................7
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................................7
5.2 Saran ..............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................8
LAMPIRAN .......................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan
perkecambahan.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji). Embrio yang
merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji. Jika suatu biji tanaman
ditempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai,biji tersebut akan
berkecambah. Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan
yang mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi
sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan
makanan. Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal
suatu tumbuhan baru yang memiliki ciri attau sifat seperti induknya. Benih
memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Benih
seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan
tanaman yang sehat. Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai
cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih yang
mencakup kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan
varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih. Benih
memiliki tipe perkecambahan yang berbeda-beda. Terdapat dua tipe
perkecambahan yaitu epigeal dan hipogeal. Pada tanaman dikotil kebanyakan
memiliki tipe perkecambahan epigeal sedangkan tanaman monokotil mempunyai
tipe perkecambahan hipogeal.
1.2 Tujuan praktikum
1. Melihat tipe pemunculan bibit yang epigeal dan hypogeal
2. Mengetahui struktur-struktur penting dari bibit.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Benih
Benih ialah biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan
sarana dalam memperbanyak tanaman. Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum
pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah
tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan
sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sutopo, 2004).
Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda (bibit),
kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan bunga berkembang
menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula
sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan, dan
selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal dari biji yang dikecambahkan
atau dari umbi, setek batang, setek daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan
diusahakan menjadi tanaman dewasa.
2.2 Tipe perkecambahan
Perkecambahan ialah permulaan kehidupan tumbuhan. Terjadi karena pertumbuhan
radikal (calon akar) dan planula (calon batang).(Anonymous, 2010) Tumbuhan yang
masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan
yang terdapat dalam biji (Tjitrosoepomo, 1985). Perkecambahan diawali dengan
penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya.
Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi
(berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah
maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah
membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini
murni fisik.
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan
hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon

2
relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri danjagung. Pada epigeal
hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke
permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak.
Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan
kedalaman tanam.
2.3 Macam – macam tipe perkecambahan
a. Tipe perkecambahan diatas tanah (Epigeal) Tipe ini terjadi, jika plumula dan
kotiledon muncul diatas permukaan tanah. Contoh: perkecambahan kacang hijau (Vigna
radiata)
b. Tipe perkecambahan dibawah tanah (Hipogeal) Tipe ini terjadi, jika plumula muncul
ke permukaan tanah sedangkan kotiledon tinggal di dalam tanah.
Makanan untuk pertumbuhan embrio diperoleh daricadangan makanan karena
belum terbentuknya klorofil yang diperlukan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan dikotil
makanan diperoleh dari kotiledon, sedangkan pada tumbuhan monokotil diperoleh dari
endosperm.
2.4 Metabolisme perkecambahan
(sutopo (2002) menjelaskan tahapan proses perkecambahan sebagai berikut:
1. Tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh benih, melunaknya
kulit benih dan hidrasi oleh protoplasma.
2. Tahap kedua dimulai dengan kegitan sel-sel dan enzim-enzim serta naiknya
tingkat respirasi benih.
3. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti
karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh.
4. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai di daerah
meristematik untuk menghasilkan energi dari kegiatan pembentukan komponen
dalam pertumbuhan sel-sel baru.
5. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses
pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh,
pertumbuhan kecambah ini tergantung pada persediaan makanan yang ada
dalam biji.

3
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 8 Maret 2023 pukul 13.00 WIB .
Ditempat lokasi laboratorium teknologi benih Fakultas Pertanian Universitas jambi.
3.2 Bahan dan alat
Bahan : - Tanah
- Benih Vigna sinensis
- Pasir
- Benih
- Zea mays
- Benih Vigna radiate
- Benih Glycine max
Alat : - Bak kecambah
- Petridish
- Sprayer
- Tissue
- Botol
- Pinset
3.3 Cara kerja
1. Sediakan medium perkecambahan dengan tanah yang sudah diayak dan dicampur
pasir didalam bak kecambah
2. Masukkan air kedalam botol, masukkan semua benih yang akan ditanam kedalam
botol tersebut untuk memilih benih yang baik kemudian ambil menggunakan pinset lalu
letakkan diatas petridish yang dilapisi tissue
3. Tanamkan benih-benih tersebut sedalam 2,5 – 3 cm
4. Siram kecambah setiap hari agar menjaga kelembaban tanah dan kecambah tidak
kekurangan air
5. Amati pertumbuhan kecambah.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Nama tumbuhan Gambar Keterangan Tipe
Perkecambaban
1 Vigna radiata 1. Daun pertama Epigeal
2. Epikotil
3. Kotiledon
4. Hipokotil
5. Akar

2 Oryza sativa 1. Daun pertama Hipogeal


2. Epikotil
3. mesokotil
4. Akar

3 Glycine max 1. Daun pertama Epigeal


2. Epikotil
3. Kotiledon
4. Hipokotil
5. Akar

4 Zea mays 1. Daun pertama Hipogeal


2. Epikotil
3. Mesokotil
4. Akar

5
4.2 Pembahasan
Terdapat 2 tipe perkecambahan yaitu hypogeal dan epygeal. Pada perkecambahan
hypogeal terjadi pertumbuhan memanjang dari plumula yang menyebabkan plumula
keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah sedangkan kotiledon tetap berada di
dalam tanah, contohnya jagung. Biji jagung bertipe biji hipokotil dan komponen bijinya
adalah seminal root, biji, coleoptil, radikel, leaf, dan adventif root. Sedangkan biji
kedelai bertipe biji epikotil dan komponen biji kedelai terdiri dari cotyledon, plimule,
radikel, epokotil, hipokotil, primary root, secondaryroot serta leaf.
Pada perkecambahan Epigeal ini hipokotil tumbuh memanjang akibatnya kotiledon dan
plumula terdorong ke permukaan tanah, sehingga kotiledon berada diatas tanah,
contohnya kacang tanah

6
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Perkecambahan biji dapat dibekan menjadi 2, yaitu :

1. Epigeal

Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di


bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan
kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus).

1. Hipogeal

Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang


teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon
tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum).Dan yang
termasuk tanaman epigeal yaitu jagung, padi dan yang termasuk tanaman hypogeal
yaitu kacang tanah.

5.2 Saran
Pada praktikum kali ini kami menyarankan untuk praktikum selanjutnya agar lebih baik
lagi sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Sebaiknya dalam melakukan
pengamatan harus membutuhkan waktu lama. Karena untuk menganalisis semua yang
terjadi pada tumbuhan tersebut. Jika dalam waktu yang singkat, mungkin hasil
pengamatan tersebut kurang memuaskan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Santoso. 2004. Perkecambahan dan pertumbuhan palem Jepang
(Actinophloeus mochorturi) akibat perendaman dalam lumpur. Jurnal Natur Indonesia
6 : 99-100.

Setyastuti, Purwanti. 2004. Kajian Suhu Ruang Terhadap Kualitas Benih Kedelai Hitam
dan Kedelai Kuning. Jurnal Ilmu Pertanian. Vol. 11 No. 1,2004: 22-3

Soetopo, Lita. 2004. Teknologi Benih. Rajawali Press, Jakarta.

Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suwandi, N. Sumarni dan F.A. Bahar. 1995. Aspek Agronomi Cabai. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Wahyuni, S., 2005. Pengantar Sertifikasi Benih dan Sistem Manajemen Mutu. Makalah.
Disampakan pada Lokakarya Pengembangan Jaringan Alih Teknologi Produksi dan
Distribusi Benih Sumber di Balitpa, 21-22 November 2005, Sukamandi.

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai