Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BENIH

ACARA I
IDENTIFIKASI BENIH DAN KECAMBAH

Oleh :
Chanif Muthohar
15011032

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2017
2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Identifikasi benih merupakan cara yang dilakukan untuk menentukan identitas suatu
benih. Identifikasi benih dapat dilakukan dengan memeriksa ciri - ciri umum famili, morfologi,
internal dan eksternal benih, serta bagian-bagian lain yang menempel pada benih.Identifikasi
benih memegang peranan penting dalam kegiatan pengujian benihkarena semakin
banyaknya varietas tanaman yang harus dibedakan untuk menentukan varietas dan metode
pengujiannya.
Struktur benih terdiri dari lembaga/embrio, cadangan makanan untuk pertumbuhan
embrio, dan pelindung yaitu kulit biji.Tempat penyimpan cadangan makanan pada benih
monokotil berbeda dengan dikotil.Pada benih monokotil cadangan makanan lebih banyak
tersimpan di endosperm, sedangkan pada tanaman dikotil cadangan makanan tersimpan di
kotiledon.
Biji (grain) dan Benih (seed) memiliki arti dan pengertian yang bermacam-macam,
tergantung dari segi mana meninjaunya.Meskipun biji dan benih memiliki jumlah, bentuk,
ukuran, warna, bahan yang dikandungnya dan hal-hal lainnya berbeda antara satu dengan
lainnya, namun sesungguhnya secara alamiah merupakan alat utama untuk
mempertahankan/menjamin kelangsungan hidup suatu spesies dialam. Secara
botanis/struktural, biji dan benih tidak berbeda antara satu dengan lainnya, keduanya berasal
dari zygote, berasal dari ovule, dan mempunyai struktur yang sama.
Secara fungsional biji dengan benih memiliki pengertian yang berbeda. Biji adalah hasil
tanaman yang digunakan untuk tujuan komsumsi atau diolah sebagai bahan baku industri.
Sedangkan benih adalah biji dari tanaman yang diproduksi untuk tujuan
ditanam/dibudidayakan kembali.
Benih adalah sarana mengeksprpesikan genetis yang akan membawa masa depan
hutan dan perbaikan genetis yang murah dengan meningkatkan pertumbuhan dan
produksi.Benih-benih akan menjamin kontribusi panjang dan pendeknya waktu suplai materi
reproduksi untuk program penanaman. Program produksi benih dalam skala besar di
Indonesia adalah untuk memperbaiki genetis, kualitas fisik dan fisiologi yang menentukan
keturunan. Salah satu tantangan besar dalam sektor benih di Indonesia adalah memproduksi
benih dengan kualitas tinggi dan seragam , menghendaki program penanaman atau maksud
lain. Maka strategi penanganan benih membutuhkan batasan yang jelas dan perencanaan
harus meliputi aplikasi dari metode penyediaan untuk memenuhi objek yang teliti.

B. Tujuan
Acara praktikum ini bertujuan :
2
3

1. Praktikan mengetahui secara garis besar bagian-bagian dari benih dan bagian-
bagian kecambah.
2. Pratikan mampu membedakan tipe perkecambahan epigeal dan hipogeal.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Benih
Yang dimaksud dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan
dan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen
agronomi.Sebagai komponen agronomi masalah benih ini lebih berorientasi pada penerapan
norma-norma ilmiah, jadi lebih bersifat teknologis (Kartasapoetra, 1986).
Benih matang pada umumnya terdiri dari tiga struktur dasar, yaitu embrio, jaringan
penyimpanan bahan makanan dan kulit benih.Embrio terdiri dari sumbu embrio yang
mengandung daun lembaga atau kotiledon, plumula, hipokotil dan bahan akar.Jaringan
penyimpanan bahan makanan dari suatu benih mungkin dalam bentuk daun lembaga,
endosperma atau perisperma.Kulit benih dapat terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar
yangrelatif kuat dan lapisan dalam yang lebih tipis.Pada benih tertentu dapat pula hanya
merupakan lapisan tunggal saja.Tipe perkecambahan benih mungkin saja hypogeal atau
mungkin pula epigeal.Pada kecambah hypogeal kotiledon tetap tinggal dalam tanah, tetapi
pada kecambah yang epigeal kotiledon terangkat ke atas karena hipokotil bertambah
panjang lebih cepat dari epikotil (Kartasapoetra, 1986).
Biji merupakan suatu struktur kompleks, yang terdiri dari embrio atau lembaga, kulit biji
dan persediaan makanan cadangan.Dalam biji banyak tumbuhan, makanan disimpan di
dalam lembaga biji itu sendiri, pada tumbuhan lain, makanan disimpan dalam jaringan di
sekililingnya. Cerita lengkap mengenai biji harus menerangkan perubahan-perubahan yang
terjadi dalam stamen dan pistil, proses penyerbukan, perkembangan embrio, pembentukan
kulit biji dan perkembangan penyediaan cadangan makanan yang digunakan oleh tumbuhan
muda ketika biji berkecambah (Yuniarsih, 1996).
Dalam sisi ilmu botani, benih ialah biji yang berasal dari ovule. Dalam pertumbuhannya
setelah masak (mature) lalu menjadi biji (seed), sedangkan bagian integumennya menjadi
kulit biji (seed cost) dan bagian ovarinya menjadi buah. Setiap benih yang matang selalu
terdiri dari paling tidak dua bagian, yaitu embrio dan kulit biji.Kulit biji terbentuk dari
integumen yang ada pada ovule. Setiap biji yang masih sangat muda dan sedang tumbuh,
selalu paling tidak terdiri dari tiga bagian yaitu : embrio, kulit biji, dan endosperm (Kamil,
1982).
Benih merupakan salah satu komponen utama dalam sistem produksi pertanian. Saat ini
benih telah menjadi komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomi karena kualitas
benih akan menentukan nilai ekonomi suatu produksi pertanian. Kriteria benih bermutu
mencakup kriteria mutu genetis, mutu fisiologis, mutu fisik dan kesehatan benih
(patologis).Mutu genetis menggambarkan sifat-sifat unggul yang diwariskan oleh tanaman
induk.Mutu fisiologis menunjukkan viabilitas dan vigor benih.Mutu fisik mencakup struktur

4
5

morfologis, ukuran, berat dan penampakan visual benih. Kesehatan benih menggambarkan
status kesehatan benih, yaitu potensi benih sebagai pembawa patogen dan penyakit
tanaman (Charomaini et. Al., 2005).

B. PERKECAMBAHAN
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat
berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula
menjadi akar. Menurut Kamil., (1982) perkecambahan merupakan pengaktifan kembali
aktivitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk
bibit. Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua tipe
perkecambahan yaitu hypogeal dan epigeal.
1. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Ialah ketika perkecambahan tersebit terjadi plumula terangkat kebagian
permukaan tanah sehingga kotiledon pun ikut terangkat kepermukaan tanah.
2. Tipe perkecambahan dibawah tanah (hypogeal)
Ialah tipe perkecambahan dimana terjadinya pertumbuhan memanjang dari
hipokotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas
tanah kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Secara visual dan morfologis suatu buju yang berkecambah umumnya ditandai
dengan terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yang menonjol keluar biji. Sebetulnya
proses perkecambahan sudah mulai berlangsung sebelum ini.
Dalam keadaan normal, semua jaringan yang kompleks dan organ yang membentuk
bibit (seeding) dan kemudian menjadi tumbuhan dewasa adalah berasal dari sel telur yang
telah dibuahi. Tetapi haris diketahui bahwa tidak seluruh bagian biji berasal dari sel telur
yang dibuahi. Kulit biji berasaldari tumbuhan induk dan endosperm (jika masih ada) berasal
dari persatuan antara sperma dengan polar nuclei didalam embryosac
6

III. MATERI DAN METODE

A. Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksakan pada tanggal 03 Oktober 2017 di Laboratorium
Agronomi , Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Waktu
praktikum ini dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.

B. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kecambah jagung dan
kecambah kacang tanah.
Alat yang dipakai dalam praktikum meliputi pinset, kaca pembesar, silet atau
cutter, dan alat tulis.
C. Cara Kerja

Alur kerja praktikum acara pertama adalah :


1. Benih jagung dan kacang tanah direndam dalam air selama 24 jam.
2. Praktikan atau kelompok praktikan mengambil benih yang telah direndam
dengan pinset kemudian dibelah dengan silet secara melintang.
3. Praktikan atau kelompok praktikan mengamati dan menggambar benih sebelum
dibelah dan bagian-bagian dari benih sesudah dibelah, bila perlu menggunakan
alat bantu kaca pembesar dan menuliskan bagian-bagian tersebut.
4. Praktikan atau kelompok praktikan mengambil kecambah jagung dan kecambah
kacang tanah masing-masing satu buah.
5. Praktikan mengamati dan menggambar dan menuliskan bagian-bagian dari
kecambah.

6
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

B. Pembahasan
Dari pengamatan benih serta kecambah pada benih tanaman jagung, dan benih
tanaman kacang, dapat diketahui bahwa setiap benih dan kecambah mempunyai ciri-ciri
yang berbeda menurut keadaan eksternalnya.
Pada praktikum ini dilakukan pengidentifikasian bagian-bagian benih seperti embrio,
kulit biji, serta endosperm, dan tipe perkecambahan baik dari bentuk morfologi dan
fisiologi yang memiliki beberapa kriteria dari kecambah yang harus diketahui.
Ada dua jenis benih dan kecambah yang bisa di identifikasi pada saat praktikum, ada
benih monokotil dan benih dikotil serta kecambah hipogeal dan kecambah epigeal.
Setiap benih dan kecambah ini memiliki karakteristik masing-masing.
Pada praktikum yang telah dilaksanakan, saya telah mengetahui garis besar bagian-
bagian dari benih seperti kotiledon, jaringan buah, kulit biji, endosperm, dan epikotil
pada benih monokotil (benih jagung), dan pada benih dikotil (benih kacang tanah) ada
hipokotil, radikula, kulit biji, dan radikula. Pada pengidentifikasian kecambah, beberapa
7
8

bagian kecambah juga telah diketahui seperti epikotil, endosperm, dan radikula pada
kecambah hipogeal (kecambah jagung), sedangkan pada kecambah epigeal (kecambah
kacang tanah) ada kotiledon, hipokotil, dan radikula.
Identifikasi benih penting dilakukan untuk mengetahui perlakuaan yang baik
dilakukan untuk mengelola benih tersebut. Dengan semakin tahunya kita mengenai
benih, diharapkan perlakuan yang dibuat untuk benih semakin baik guna pemenuhan
plasma nutfah yang ada.
9

V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah didapat, saya dapat menyimpulkan bahwa:
1. Secara garis besar, bagian-bagian dari benih terdiri dari kotiledon, jaringan buah, kulit
biji, endosperm, dan epikotil pada benih monokotil (benih jagung), dan pada benih dikotil
(benih kacang tanah) ada hipokotil, radikula, kulit biji, dan radikula.
2. Pada pengidentifikasian kecambah, beberapa bagian kecambah juga telah diketahui
seperti epikotil, endosperm, dan radikula pada kecambah hipogeal (kecambah jagung),
sedangkan pada kecambah epigeal (kecambah kacang tanah) ada kotiledon, hipokotil,
dan radikula.
3. Setiap benih dan kecambah mempunyai ciri-ciri yang berbeda menurut keadaan
eksternalnya.
4. Setiap benih dan kecambah ini memiliki karakteristik masing-masing.
5. Identifikasi benih penting dilakukan untuk mengetahui perlakuaan yang baik dilakukan
untuk mengelola benih tersebut.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Charomaini, Sri Rukun dan Diana Windiasih. 2005. Hubungan Benih Dengan Patogen
Sebagai Penyebar Penyakit. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 2 (2) : 68-73.

Gardner, F. B., R. B. Pearce dan R. L Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plant (Fisiologi
Tanaman Budidaya, alih bahasa : H. Susilo). UI. Jakarta.

Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Angkasa. Bandung.

Kartasapoetra Ance, G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntunan


Praktikum.PT Bina Aksara. Jakarta.

Yuniarsih, 1996.Kedelai. Kanisius: Yogyakarta.

10
11

LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai