Oleh
Eliza Alifia Putri
C1M020041
14
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Produk segar hortikultura mempunyai kandungan air yang tinggi, sangat peka
terhadap kelayuan, pengeriputan dan kerusakan mekanis, serta rentan terhadap
serangan penyakit. Dalam keadaan segar produk hortikultura tidak tahan lama, karena sifat produk
tersebut menjadi kendala dalam penyediaannya, baik untuk
pengkonsumsian keadaan segar maupun penyimpanan untuk pengolahan. Hal ini
dikarenakan pada umumnya produk hortikultura masih memiliki struktur yang masih mengalami
proses perubahan kimia dan biokimiawi yang diakibatkan oleh aktifitas metabolisme (Amiarsi, D,
2013).
Pada aspek penanganan Pasca Panen, terdapat aspek yang perlu diperhatikan
yaitu aspek morfoanatomi dan aspek biologi yang berpengaruhdalam penanganan
setiap jenis komoditasnya. Penanganan pasca panen secara umum terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut (Gardjito et al.2015) :
- Pemanenan
- Pengumpulan
- Pencucian
- Grading
- Pengemasan
- Transportasi
penyusutan produk, salah satunya yaitu dengan teknologi pengemasan. Pengemasan komoditas
hortikultura berfungsi untuk melindungi komoditas hortikultura dari kerusakan mekanis dan
gangguan kondisi lingkungan selama penanganan dan distribusi. Pengemasan dapat membuat
produk tampak menjadi lebih menarik dan pengemasan merupakan hal penting yang harus
diperhatikan karena hal tersebut dapat mempengaruhi daya beli konsumen (Usman, 2013).
BAB III. METODE PRAKTIKUM
Sementara itu bahan yang digunakan yaitu terdiri dari anggur, apel,
arbei/,urbei, asparagus, bawang Bombay, bawang merah, bayam, belimbing, bit,
brokolo, daun bawang, jagung, jambu bijim jeruk, jeruk bali, kacang tanah,
kedelai, kembang kol, kentang, lobak putih, manga, nanas, pakcoy, pear, plum,
selada, seledri, srikaya, timat, ubi jalar dan wortel.
1. Tiap kelompok harus memiliki contoh dua tanaman akar: akar utama dan
modifikasi akar.
2. Tiap kelompok harus memiliki contoh tiga tanaman daun: daun, petiole dan
satu kuncup.
3. Tiap kelompok harus memiliki contoh dua modifikasi batang: bulb dan tuber.
4. Tiap kelompok harus memiliki contoh 6 struktur reproduktif: bunga, agregat
buah, fleshy fruits (berry, drupe, pome dan hesperidium).
5. Tiap kelompok harus memiliki 4 contoh dua tanaman polong/biji-bijian.
6. Tiap kelompok harus memiliki contoh satu komoditi tambahan yang berbeda
dari kategori di atas.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 4.1 Hasil pengamatan Dua Organ Khusus “Akar” dan Teknik Penyimpanan
Pascapanen
Packaging Teknik Penyimpanan
Foto yang Nama Latin Secara Umum
Organ
diambil di Komer binomia Skin type Tradisiona Modern Storage
type Relative
Lab sil l l Condition/
Humidity
Temperature
Keranjang Steroform
Buah Beta dan plastic
Akar wrap 0-4°C
bit vulgaris 95%
Tabel 4.2 Tiga Organ Khusus “Daun” dan Teknik Penyimpanan Pascapanen
Packaging Teknik Penyimpanan
Secara Umum
Foto di Nama Latin Organ
Skin type Tradisio Modern Storage
Lab Komersil binomial type Relative
nal Condition/
Humidity
Temperature
Diikat plastic
Lactuca
Selada Daun pakai bening 1-4 °C 95%
sativa
tali
Diikat plastic
Amarant
Bayam Daun pakai bening 1-4 °C 85%
hus
tali
Pakcoy Brassica Daun Diikat plastic 1-4 °C 95%
rapa pakai bening
subsp. tali
chinensi
s
Tabel 4.3 Dua Organ Khusus “Tangkai Daun (Ptiole)” dan Teknik Penyimpanan
Pascapanen
Packaging Teknik Penyimpanan
Secara Umum
Foto di Nama Latin Organ Skin Tradisio Modern Storage
Lab Komersil binomial type type nal Condition/ Relative
Temperatur Humidity
e
Diikat Sterofor
Allium Tangka pakai tali m dan
Daun
fistulosu i Daun plastic 14-24 °C 80-90%
bawang
m L.) (Ptiole) wrap
Tabel 4.4 Enam Organ Khusus “Struktur Reproduktif” dan Teknik Penyimpanan
Pascapanen
packaging Teknik Penyimpanan
Secara Umum
Foto di Nama Latin Organ Skin Tradisonal Modern Storage
Lab Komersil binomial type type Condition/ Relative
Temperatu Humidity
re
Brassica Keranjang Plastic
Kembang oleracea Bung sayur wrap
5°C 90%
kol var. a
botrytis
Brassica Keranjang Plastic
oleracea Bung sayur wrap
Brokoli 4-10°C 80-90%
var. a
italica
Peti buah Sterofor
Prunus
m dan
Plum domestic Buah Drupe 20-25 °C 85%
plastic
a
wrap
Malus Peti buah Jaring
Apel domestic Buah Pome jala busa 5-15 °C 90-85%
a buah
Keranjang Jaring
Pir Pyrus Buah Pome buah jala busa 2-8 °C 85-90%
buah
Diplastik dan Jarring
Psidium
Jambu Buah Berry keranjang jala busa 11°C 90-95%
guajava
buah
Averrho Keranjang Sterofor
a buah m dan
Blimbing Buah Berry 10 °C 90%
carambo plastic
la wrap
Buah Keranjang Kantong
Mangifer buah plastic
Mangga Drupe 8-10 °C 90%
a indica Jaring
kemasan
Buah Diikat pakai Kantong
Ananas Agreg tali plastic
Nanas 8°C 85-90%
comosus at Jaring
kemasan
Buah Keranjang Sterofor
Lycopers buah m dan
Tomat Berry 8-10°C 90%
icon plastic
wrap
Annona Buah Keranjang Jarring
Agreg
Srikaya squamos buah jala busa 8°C 90%
at
aL buah
Buah Keranjang Sterofor
Citrus × Hespe
Jeruk atau wadah m dan
aurantiif ridiu 8-10°C 85-90%
Nipis plastik plastic
olia m
wrap
Buah Keranjang Kantong
Citrus Hespe
Jeruk buah plastic
reticulat ridiu 8-10°C 85-90%
Keprok Jaring
a m
kemasan
Buah Keranjang Kantong
Hespe
Citrus buah plastic
Jeruk Bali ridiu 10°C 90%
maxima Jaring
m
kemasan
Buah Keranjang Plastik
Murbei/
Morus L. Berry atau di wrapping 8°C 90%
Arbei
hamparkan
Buah Keranjang Keranjan
Parsea buah g
Alpukat america Berry 5°C 90%
na
Tabel 4.6 Satu Organ Khusus “pucuk” dan Teknik Penyimpanan Pascapanen
Packaging Teknik Penyimpanan
Secara Umum
Foto di Nama Latin Organ Skin Tradisional Modern Storage
Relative
Lab Komersil binomial type type Condition/
Humidit
Temperatur
y
e
Keranjang Sterofor
Asparagus Bunga 95%
Asparag m dan
officinalis knucup 0-2,2 °C
us plastic
l. satu
wrap
Packaging Teknik
Penyimpanan
Secara Umum
Ski Tradisonal Modern Storag
Nama Latin Organ
Foto di Lab n e Relativ
Komersil binomial type
type Condit e
ion/ Humid
Tempe ity
rature
Keranjang Kantong
dan plastic
Ipomea 24-27 75-
Ubi jalar Batang karung Jaring
batats L. °C 90%
kemasan
Tabel 4.7 Empat Organ Khusus “tuber” dan Teknik Penyimpanan Pascapanen
Tabel 4.8 Empat Organ Khusus “umbi lapis” dan Teknik Penyimpanan
Pascapanen
Packaging Teknik
Penyimpanan
Secara Umum
Nama Latin Organ Skin Tradisonal Modern Storage
Foto di Lab Relati
Komersil binomial type type Conditi
ve
on/
Humi
Temper
dity
ature
Allium Keranjang Kantong
Bawang cepa L Umbi dan karungk plastic 25-35 60-
merah var. lapis Jaring °C 70%
Agregatum kemasan
Umbi Keranjang Kantong
Allium
Bawang lapis dan karung plastic 25-35 60-
cepa
bombay Jaring °C 70%
Linnaeus
kemasan
Umbi Keranjang Kantong
Allium
Bawang lapis dan karung plastic
sativum 30°C 70%
putih Jaring
Linn.
kemasan
4.2. Pembahasan
Tanaman hortikultura merupakan komoditas unggul yang dijadikan bahan
makanan dan sumber pemenuhan gizi masyarakat setiap harinya. Untuk
memenuhi kebutuhan hortikultura, banyak program yang dilaksanakan untuk
meningkatkan produktivitas petani. Hasil dari program tersebut adalah naiknya
kualitas dan jumlah produksi hortikultura yang semula hanya dapat dijual di Pasar
Tradisional, menjadi bahan makanan yang berkualitas tinggi yang dapat dijual di
Pasar Modern bahkan dapat di ekspor.
Palawija secara harfiah dapat diartikan sebagai tanaman kedua. Maksud dari
tanaman kedua yaitu palawija merupakan tanaman-tanaman hasil pertanian yang
kedua setelah tanaman pokok yaitu padi. Palawija berarti semua tanaman
pertanian semusim yang ditanam pada lahan kering. Yang termasuk tanaman
palawija yaitu kacang tanah, jagung, ketela pohon, kedelai, dan umbi jalar.
Dari tipe pericarpnya buah dibedakan menjadi 2 yakni buah kering yaitu buah
yang pericarpnya kering atau tidak berdaging, buah kering dibedakan menjadi
dehiscent dan indehiscent dan buah berdaging yaitu buah yang pericarpnya
berdaging. Buah berdaging umumnya disebut dengan buah-buahan dalam
klasifikasi tanaman hortikultura. Buah berdaging ini dibedakan lagi berdasarkan
perkembangan dari perikarpnya. Pericarp terdiri dari exocarp, mesocarp dan
endocarp.
Buah berry, hampir seluruh dair pericaprnya berdaging. Salah satu contohnya
adalag buah tomat. Tomat dapat digolongkan ke dalam buah-buahn dan sayuran
dalam klasifikasi tanaman hortikultura tergantung bagaimana dimanfaatkan oleh
konsumen. Pada tanaman tomat ini yang dikonsumsi oleh konsumen adalah
daging buahnya. Pemanfaatan buah tomat ini dapat diolah sebagai jus buah,
bumbu masakan, dan olahan lainnya. Penyimpanan untuk buah tomat ini dapat
disimpan pada suhu atau temperature yang rendah yaitu berada pada kisaran suhu
yang tergolong rendah yaitu 8-10°C dengan kelembaban relative-nya yaitu
sebesar 90%. Pengemasan untuk buah tomat ini pada pasar tradisional dan pasar
modern berbeda, di pasar misalnya pengemasan untuk meletakkan tomat yaitu
dengan keranjang buah yang terbuat dar bilah bambu atau dapat pula berupa
keranjang, sementara itu di pasar modern, pengemasan buah tomat lebih higienis
dan kualitasnya terjamin. Model pengemasan buah pada pasar modern cenderung
lebih banyak menggunakan streroform dan plastic wrap dengan takaran berat yang
disesuaikan.
Pepo, exocarpnya menjadi kulit yang tebal dan keras, sedangkan bagian yang
berdaging adalah mesokarpnya berdaging, salah satu dari contoh buah ini yaitu
melon. Bagian dalam atau endokarpnya merupakan bagian yang paling sering
dikonsumsi oleh konsumen karena rasanya yang manis dan menyegarkan serta
memiliki kandungan vitamin dan mineral yang baik bagi kesehatan tubuh.
Pome, bagian yang berdaging bukan merupakan bagian dari pericarp tapi
terbentuk dari hypanthium. Hypanthium merupakan fusi dari dasar perhiasan
bunga. Ovary berada di tengan membungkus biji. Salah satu contoh dari buah
pome yaitu buah apel. Pome tergolong accessory fruit.
Pengelolaan organ panen yang telah disebutkan di atas secara tepat guna
dimaksudkan adalah setiap upaya dan tindakan pengelolaan yang akan dilakukan,
sebelumnya harus mempertimbangkan kondisi tekstur, sifat fisik, dan ciri anatomi
dari setiap organ panen. Penanganan pasca panen yang tepat dan sesuai dengan
organ panen akan mempertahankan kuantitas dan kualitas dari produk
hortikultura.
Pengelolaan pasca panen ini dapat tercermin dari bagaiaman pengemasan
dari tiap-tiap produk yang dipasarkan. Pengemasan pada organ kuncup, bunga,
daun, tangkai daun, struktur reproduktif berupa bunga dan buah, umbi akar, umbi
batang dan umbi lapis. Pada pasar tradisional cemderung dikemas dalam peti
buah dan peti sayur, baik berupa keranjang maupun dalam karung. Di pasar
tradisional, pengemasan buah dan sayur tidak terlalu diperhatikan dari segi
higienitas dan keamanan produk dikarenakan target konsumennya meluas atau
kompleks. Sementara pengemasan pada pasar modern cenderung mengedepankan
daya tarik dari kenampakan serta keamanan buah dan sayur yang telah di sortir
dan digreeding. Pengemasan buah dan sayur pada pasar modern menggunakan
steroform dan plastic wrap.
Pengemasan pada pasar modern terlihat lebih bagus, higienis dan aman untuk
dikonsumsi oleh konsumen. Bedanya dengan pasar tradisional, pasar modern
memiliki target konsumen yang lebih khusus dan tidak kompleks yang mana
disesuikan dengan orientasi kebutuhan dan kesehatan dari tiap-tiap konsumen.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dikukan dapat disimpulkan bahwa
1. Organ panen tanaman hortikultura diketahui meliputi daun, kuncup,
bunga, tangkai daun, buah, umbi akar, umbi batang, dan umbi lapis.
Dimana dari bagian-bagian tersebut memiliki kadar air yang lebih banyak
sehingga dibutuhkan pengananan dan pengamasan yang lebih
dibandingkan dengan produk palawija yang memiliki kadar air yang leih
rendah sehingga daya simpannya lebih lama dan tahan.
2. Pengemasan pada pasar modern cenderung lebih baik, higienis dan aman
untuk dikonsumsi hal ini disesuaikan dengan target konsumen pada pasar
modern. Sementara pada pasar tradisional pengemasannya masih
tradisional masih berupa karung, bakul dsb.
5.2. Saran
Mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
Contoh:
Semangka Citrullus vulgaris
Asal: Afrika bagian Selatan
Botani:
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
o
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Species : Citrullus vulgaris
Morfologi:
Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) merupakan salah satu buah yang
sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan
kandungan airnya yang banyak. Menurut asal-usulnya, tanaman semangka konon
berasal dari gurun Kalahari di Afrika, kemudian menyebar ke segala penjuru dunia,
mulai dari Jepang, Cina, Taiwan, Thailand, India, Belanda, bahkan ke Amerika.
Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji
semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya sebagai kuaci.
Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda
dengan larik-larik hijau tua tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair
berwarna merah atau kuning (Prajnanta, 2003)
Diketahui bahwa memiliki bentuk yang cukup besar dengan bentuk bulat atau lonjong dan
diameter hingga 20 cm. Secara fisik sebenarnya buah semangka ini memiliki bentuk yang beragam
bahkan dari hasil penelitian. Masih ada buah berbentuk kotak ataupun kubus yang populer
terutama di jepang lalu bagaimana dengan morfologi lainnya.
Apabila dilihat kulit buah semangka menyelimuti daging buah berdaging dan tebal permukaan
luarnya terkesan licin dan daging kulit yang memiliki warna putih disebut sebagai albedo, cukup
untuk melindungi buah yang ada di dalam buah.
Ternyata bagian kulit ini dapat melindungi bagian dalam buah. Bagaimana dengan warna kulit
buah sebenarnya sangatlah beragam karena warna kulit buah ada yang berwarna hijau tua.
Kandungan Nutrisi: Buah semangka diketahui mengandung zat-zat tertentu yang cukup efektif
dalam membunuh sel-sel kanker, yaitu zat yang mampu menghidupkan aktivitas
fungsi sel darah putih yang mampu meningkatkan sistem kekebalan. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa semangka mengandung zat-zat yang dapat
menstimulir phagocyte, yaitu suatu sel darah yang mampu melindungi sistem darah
dari infeksi dengan cara menyerap mikroba untuk mematikan sel-sel penyebab
penyakit kanker. Kandungan kalori buah semangka sangat rendah sehingga
semangka dapat berfungsi sebagai diuretik. Buah semangka mengandung pigmen
karotenoid jenis flavonoid yang memberikan warna daging buah merah atau
kuning.
- Vitamin A
Segelas jus semangka dapat memenuhi kebutuhan vitamin A harian sebanyak
17%. Mengonsumsi semangka sangat bermanfaat bagi kesehatan mata.
- Antioksidan