TEKNIK ANALISIS
DAN
RANCANGAN PERSILANGAN
Ilmu Reproduksi Ternak
BUKU AJAR
TEKNIK ANALISIS
DAN
RANCANGAN PERSILANGAN
Judul:
Teknik Analisa Dan Rancangan Persilangan
Penulis:
Dr. Ir. Lestari Ujianto, M.Sc.
Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Muliarta Aryana, MP.
Ir. I Wayan Sudika, MS.
Dr. Ir. Anak Agung Ketut Sudharmawan, MP.
Layout:
Tim Mataram University Press
Design Sampul:
Tim Mataram University Press
Design Isi:
Tim Mataram University Press
Penerbit:
Mataram University Press
Jln. Majapahit No. 62 Mataram-NTB
Telp. (0370) 633035, Fax. (0370) 640189, Mobile Phone +6281917431789
e-mail: upt.mataramuniversitypress@gmail.com
website: www.uptpress.unram.ac.id.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
BAB II
DASAR-DASAR STATISTIK
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
S 2 = 4,35
Jarak pengukuran = 19 – 6 =13 dan koefisien keragaman
(KK) = S x100% = 38 %
−
X
Untuk Varietas Unggul
Nilai rata-rata = 125/7 = 17,9
−
( X i − X ) 2
Varian = S2 = = 4,48 dan simpangan baku =
n −1
S = S 2 = 2,12
Jarak pengukuran = 21 - 15 = 6 dan koefisien
S
keragaman (KK) = −
x100% = 12 %
X
Jadi varietas yang rata-ratanya tinggi dan ragamnya
rendah adalah varietas unggul.
Contoh
( X 1i − X 1 )( X 2i − X 2 )
rX 1 X 2 =
( X 1i − X 1 ). ( X 2i − X 2 )
81 81 81
rX 1 X 2 = = = = 0,94
(24)(306,9) 7365,6 85,82
Uji beda nyata koefisien korelasi:
r
t hit =
(1 − r ) /(n − 2)
2
0,94 2,659
t hit = = = 22,84
(1 − 0,94 ) /(10 − 2)
2 0,1164
ttabel 0,05(8) = 2,306
Karena t-hit > t-tab. berarti kedua sifat tersebut
mempunyai hubungan keeratan yg nyata pada taraf
nyata 5%. Perubahan pada jumlah cabang akan
menyebabkan perubahan pada jumlah polong per
tanaman.
Koefisien regresi dapat dihitung menggunakan rumus:
Koefisien (b) =
− −
Cov xy ( X i − X )(Yi − Y2 )
= −
Varx ( X i − X ) 2
Contoh:
Suatu percobaan yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Dosis pupuk Urea terhadap produksi padi.
Adapun dosis pupuk Urea yg digunakan (kw/ha) dan
produksi padi (kw/ha) sbb:
Dosis pupuk(X) Produksi (Y)
1,0 35,5
1,1 36,0
1,2 36,3
1,3 36,5
1,4 37,0
1,5 37,6
1,6 38,0
1,7 38,4
1,8 38,9
1,9 39,3
2,0 39,5
Buatlah persamaan garis regresinya dan buat pula
analisis keragamannya pada taraf nyata 5% !
_
X y x*y X2 Y2 (x- x1 )2
1 35,5 35,50 1,00 1260,25 0,25
1,1 36,0 39,60 1,21 1296,00 0,16
1,2 36,3 43,56 1,44 1317,69 0,09
1,3 36,5 47,45 1,69 1332,25 0,04
1,4 37,0 51,80 1,96 1369,00 0,01
1,5 37,6 56,40 2,25 1413,76 0,00
1,6 38,0 60,80 2,56 1444,00 0,01
1,7 38,4 65,28 2,89 1474,56 0,04
1,8 38,9 70,02 3,24 1513,21 0,09
1,9 39,3 74,67 3,61 1544,49 0,16
2 39,5 79,00 4,00 1560,25 0,25
16,5 413,0 624,08 25,85 15525,46 1,10
1,5 37,5
Total 10 19,1873
BAB III
HERITABILITAS DAN ESTIMASINYA
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Konsep Heritabilitas
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Heritabilitas
3. Metode Estimasi Nilai Heritabilitas
RR : 2 Rr : rr
1 (6)2 + (2(0)2 + 1 (6)2
= 18
4
2G
H2 =
2P
Apabila varian adit1if yang digunakan untuk
menghitung nilai tersebut, maka disebut heritabilitas arti
sempit dan oleh Wright disimbulkan dengan h2. Jadi,
2A
h = 2
2
P
Oleh karena itu, agar h2 dapat dihitung, maka
varian genetik total perlu dipecah menjadi komponen
varian genetik (varian aditif, varian dominan dan varian
interaksi); yang berarti pendugaannya lebih kompleks.
Pendugaan nilai e dapat dilakukan melalui tetua
2
F22
2G
h 2 ( BS ) = x100%
2P
Metode ini sering dilakukan untuk tanaman
menyerbuk sendiri. Keunggulan metode ini adalah
populasi yang digunakan tidak terlalu besar. Sedangkan
kelemahan metode ini adalah sulit dilakukan untuk
tanaman yang secara teknis susah penyerbukan silang
buatan. Heritabilitas yang diduga merupakan
heritabilitas dalam arti luas. Nilai heritabilitas dikatakan
rendah apabila kurang dari 20 %; cukup tinggi pada 20-
50%; tinggi pada lebih dari 50%. Akan tetapi nilai-nilai
ini sangat tergantung dari metode dan populasi yang
digunakan.
5. Metode Mahmud-Kramer (Broad Sense – per
tanaman)
Kadang-kadang populasi F1 sangat sedikit
diperoleh, sehingga metode ini sangat baik untuk
diterapkan. Pendugaan heritabilitas menggunakan data
populasi P1, P2, dan F2. P1 dan P2 merupakan galur
murni, sedangkan F2 merupakan turunan kedua. Ragam
fenotipe (σ2p) diduga dari σ2F2. Ragam lingkungan (σ2E)
diduga dari √(σ2P1)( σ2P2). Ragam genotipe (σ2g) diduga dari
σ2p - σ2E. Metode ini sering dilakukan untuk tanaman
menyerbuk sendiri. Heritabilitas yang diduga merupakan
heritabilitas dalam arti luas. Cara perhitungan adalah
sebagai berikut:
2 F 2 − ( 2 P1 )( 2 P 2 )
h 2 ( BS ) = x100%
2F2
6. Dari beberapa genotipe yang seragam
Misal : ada 5 varietas padi (IR 64, IR 70, IR 26, Cisedane,
dan Kuning aceh).Dilakukan percobaan berulangan (r)
dengan metode RCBD
a. Atas dasar rata-rata plot
c2 = c2 = KTA
KTG − KTA
G2 =
r
G2
h2 =
G2 + E2
( KTG − KTA ) / r
= ( h2 arti luas )
G2 + C2
b. Atas dasar individu (data setiap sampel dianalisa)
Misal jumlah sampel = SANOVA sebagai berikut :
Tabel 6. Nilai Harapan Kuadrat Tengah atas Dasar Individu
Sumber DB JK KT NHKT
Ragam
P1 (tetua
1)
0
E2
P2 (tetua
2)
0
E2
F1 0 E2
F2 A2 + D2 A2 + D2 + E2
BC1 +
BC2
A2 + 2 D2 A2 + 2 D2 + 2 E2
P2 = F2 2
2 2 F 2 − ( 2 B1 + 2 B 2 )
h 2 ( NS ) = x100%
2F2
2 S1 − 2 S 0
h 2 ( BS ) = x100%
2 S1
9. Pendugaan Heritabilitas Menggunakan Pendugaan
Komponen Ragam
Tabel 9. Anova dan Nilai Harapan Percobaan pada berbagai
kombinasi Lokasi dan Musim
No Sumber Keragaman DB KT Nilai
Harapan
1 Satu lokasi satu musim
Ulangan (r-1)
Genotipe (G) (g-1) M2 2e + r2G
Galat (r-1)(g-1) M1 2e
2. Satu lokasi beberapa
musim
Musim (M) (m-1)
Ulangan/M m(r-1)
Genotipe (G) (g-1) M3 2e + r2gm
+ rm2g
GxM (g-1)(m-1) M2 2e + r2gl
Galat m(r-1)(g-1) M1 2e
3. Satu musim beberapa
lokasi
Lokasi (L) (l-1)
Ulangan/L l(r-1)
Genotipe (G) (g-1) M3 2e + r2gl
+ rl2g
GxL (g-1)(l-1) M2 2e + r2gl
Galat l(g-1)(r-1) M1 2e
BAB IV
RANCANGAN PERKAWINAN
(MATING DESIGN) DAN PENDUGAAN
KOMPONEN RAGAM GENETIK
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Pengertian
2. Rancangan Persilangan I
3. Rancangan Persilangan II
4. Rancangan Persilangan III
5. Rancangan Persilangan IV
4.1 Pengertian
Keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman
untuk menciptakan varietas unggul baru tergantung
pada peran gen dan bentuk-bentuk interaksi genotip dan
lingkungan. Agar sasaran, kemudahan analis data, dan
keefisienan program pemuliaan tercapai dengan hasil
yang maksimum, maka seorang pemulia perlu
merencanakan dan merancang program pemuliaan yang
akan dijalankan. Hal ini perlu diperhatikan karena setiap
program pemuliaan merupakan pekerjaan yang besar,
yang membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang
banyak. Untuk keperluan rancangan yang baik, maka
ada beberapa hal yang harus diperhatikan terutama
ulangan, pengeblokan, pengacakan, dan unit kontrol.
Langkah-langkah desain didasarkan pada keadaan
persoalan yang dihadapi. Untuk mempermudah kerja
pemulia dalam melaksanakan program perlu menyusun
langkah-langkah yang jelas yaitu merumuskan secara
jelas persoalan yang dihadapi, menyusun latar belakang
yang berhubungan dengan program, rancangan program,
melaksanakan penelitian, menganalisa data hasil
pengamatan dan menginterpretasikan hasil analisis data
serta mengambil kesimpulan. Setiap tahap dalam
program pemuliaan perlu perencanaan dan rancangan
yang jelas agar hasil dari program pemuliaan secara
keseluruhan dapat berhasil dengan baik.
Dalam usaha peningkatan kemampuan suatu
karakter tanaman penting untuk diketahui oleh pemulia
tanaman yaitu pendugaan ragam genetik dari suatu
karakter, misalnya kemampuan hasil, tinggi tanaman,
berat butir biji, kandungan unsur, dan ketahanan
2D = 4 2BP
2D = (4 (KTbp – KTe)/r)
Cov(HS) = (KTb – KTbp) / (r.m)
2A = 4 cov (HS) = (4 (KTb – KTbp)/ (r.m)
Tabel 12. Data Pengamatan untuk Analisis Persilangan II (NC
II)
M1 M2 M3
F1 24 18 14
25 19 15
23 19 14
F2 20 13 10
22 14 11
19 10 12
F3 27 21 13
27 22 15
28 20 18
FK = 526.5
JKT = 557.74-526.5 = 31.24
JKset = 529.3725-526.5 = 2.871
JKrep(set) = (17,4^2+18.3^2+ …+14,9^2)/4-crude set =
530.02 –529,37 = 0.65
JKbetina(set) = ((18.7^2+15.1^2+…+14.3^2)/4)-crude set
= 530.50 – 529,37= 1,13
JKjantan(set) =((17.8^2+17.9^2+…+12.6^2)/4-crude set
= 535.10 – 529,37= 5,73
JKinteraksi (MxF)dlm set = ((8^2+10.7^2+…+4.3^2)/2-
crude male-crude female+ crude set =15.48
JK error = 5,38
Tabel 15. Hasil Analisis Keragaman untuk Rancangan
Persilangan III
Sumber DB Jumlah Kuadrat Fhitung
Keragaman Kuadrat Tengah
Set 3 2,87 0,96 2,13
Ulangan dlm 4 0,65 0,16 0,36
set
Betina(F) dlm 4 1,13 0,28 0,62
set
Jantan (M) dlm 4 5,73 1,43 3,18
set
F x M dlm set 4 15,48 3,87 8,60*
Error 12 5,38 0,45
Total 31 31,24
BAB V
RANCANGAN DIALEL
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Pengertian
2. Analisis Dialel I
3. Analisis Dialel II
4. Analisis Dialel III
5. Analisis Dialel IV
5.1 Pengertian
Rancangan dialel ini merupakan salah satu
rancangan genetik yang banyak sekali digunakan dalam
pemuliaan tanaman, terutama dalam pendugaan daya
gabung umum dan khusus dari suatu program
persilangan. Persilangan dialel adalah persilangan
diantara n galur-galur murni yang dilakukan secara
resiprok, sehingga setiap galur murni mempunyai
kesempatan yang sama dalam persilangan baik sebagai
tetua jantan maupun sebagai tetua betina.
Rancangan dialel merupakan salah satu rancangan
genetik yang banyak digunakan dalam bidang pemuliaan
tanaman. Tujuan persilangan dialel adalah terutama
untuk menduga daya gabung umum, daya gabung
khusus dari suatu program persilangan, memperbesar
keragaman genetik, dan memecahkan blok-blok kaitan
(linkage). Yang dimaksud dengan persilngan dialel adalah
persilangan diantara p galur murni – galur murni dari
semua kombinasi persilangan yang mungkin dapat
dibuat. Dalam persilangan dialel lengkap terdapat 3 grup
yang berbeda jika ditinjau dari komposisinya. Ketiga
grup tersebut yaitu :
1. Sejumlah p galur murninya sendiri
2. Satu set dari ½ p (p – 1) F1
3. Satu set dari ½ p (p – 1) kebalikan F1 (resiproknya)
P1 13 11 20 44
16 15 18 49
10 16 16 42
Subtotal 39 42 54
P2 15 21 25 61
17 19 20 56
13 20 21 54
Subtotal 45 60 66
P3 17 19 20 56
16 21 22 59
18 17 18 53
Subtotal 51 57 60
TOTAL 135 159 180 474
P3 17 19 20 56
TOTAL 45 53 60 158
1 2 1 2
JK DGU = (Yi. + y. j ) 2 − 2 Y ..2 = [( 45 + 45) 2 + (57 + 53) 2 + (56 + 60) 2 ] − 2 1582
2n n (2)(3) 3
1 1
= [13(13 + 13) + 14(14 + 15) + ... + 20(20 + 20)] − [( 45 + 45) 2 + (57 + 53) 2 +
2 (2)(3)
1
(56 + 60) 2 } + 2
1582 = 5609,33 − 5547,56 = 61,77
3
1 1
JK Re siprok = (Yij − Y ji ) 2 = [(14 − 15) 2 + (18 − 17) 2 + (22 − 19) 2 ] = 5,5
2 2
Tabel 19. Analisis Keragaman untuk Analisis Dialel I
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Fhit. Ftabel
Keragaman Bebas Kuadrat Tengah
DGU p-1 = 2 61,77 30,885 21,797 3,63
DGK .p(p- 6,95 2,317 1,635 3,24
1)/2 = 3
Resiprok .p(p- 5,50 1,833 1,294 3,24
1)/2 = 3
Galat 16 1,417
n2 9
2 DGK = ( KTDGK − KTG ) = (2,317 − 1,417) = 0,579
2(n − n + 1)
2
14
1 1
2 Re siprok = ( KTRe siprok − KTG ) = (1,833 − 1,417) = 0,208
2 2
e 2 = 1,417
1
2 DGU = A 2 → A 2 = 2 2 DGU → 2 A = 2(4,783) = 9,566
2
2 DGK = D 2 = 0,579
A2 A2 9,566 9,566 = 0,83
h2 = = = =
P 2
A + D + E 9,566 + 0,579 + 1,417 11,562
2 2 2
P1 13 14 18 32 58
P2 20 22 36 76
P3 20 40 80
Total 214
1 2 1 2
JK DGU =
2(n − 2)
(Yi. + Y. j ) 2 −
n(n − 2)
Y ..2 =
2(1)
(642 + 702 + 762 ) −
3(1)
1052
= 7386 – 7350 = 36
1 1 1
JK DGK = (Yij + Y ji ) 2 − (Yi. + Y. j ) 2 + Y .. 2
2 2(n − 2) (n − 1)(n − 2)
1 1 1
= (292 + 352 + 412 ) − (642 + 702 + 762 ) + 1052 = 1873,5 − 7386 + 5512,5 = 0
2 2(1) (2)(1)
1 1
JK Re siprok = (Yij − Y ji ) 2 = (12 + 12 + 3 2 ) = 5,5
2 2
P1 x P4 18 19 20 57
P2 x P3 25 20 21 66
P2 x P4 22 26 24 72
P3 x P4 18 22 20 60
Total 114 120 117 351
234
1 1 1 1
JK DGU = Yi. − Y ..2 = (512 + 602 + 602 + 632 ) − 2342
n−2 n(n − 2) 4−2 4(2)
= 6885-6844,5 = 40,5
1 1
JK DGK = Yij − Yi. +
2 2
Y .. 2
n−2 n(n − 1)
1 1 1 1
= (142 + ... + 202 ) − (512 + ... + 632 ) + 2342 = 2341− (13770) + (54756)
4−2 4(3) 2 12
= 19,0
1 1
2 DGU = ( KTDGU − KTDGK ) = (13,5 − 9,5) = 2
n−2 2
BAB VI
SILANG PUNCAK (TOP CROSS)
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
6.2 Hibridisasi.
Sasaran dari pelaksanaan hibridisasi adalah untuk
menggabungkan perbedaan sifat dari 20 genotipe padi
beras merah dengan 2 kultivar padi beras merah sebagai
penguji melalui kegiatan persilangan puncak sehingga
diperoleh keturunan pertama (F1).
Rancangan persilangan yang digunakan adalah
Silang Puncak (Top Cross) dimana 20 genotipe sebagai
tetua betina (♀) dan 2 kultivar penguji sebagai tetua
jantan (♂).Jumlah rumpun tanaman yang disilangkan
g k = g l + g t + ( g ) lt
dimana:
gk =pengaruh hasil persilangan dari galur ke-l, penguji
ke-t, dan interaksi galur x penguji ke-lt
gl = pengaruh galur ke-l
gt = pengaruh penguji ke-ti
(g)lt = pengaruh interaksi galur x pengji ke-lt
Dimana:
BGPR
Ulangan 2 110.97ns
Perlakuan 61 778.98**
Tetua 21 890.23**
Tetua vs persilangan 1 3936.79**
Persilangan 39 638.11*
Galur 19 953.72*
Penguji 1 214.64ns
Galur X Penguji 19 344.76*
Keterangan :; BGPR = Bobot gabah per rumpun; * = Nyata pada taraf
uji 5%; ** = Sangat nyata pada taraf uji 1 %; ns = Tidak nyata
BAB VII
KORELASI GENOTIP
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Pengertian
2. Pendugaan Koefisien Korelasi Genotip
3. Aplikasi Korelasi Genotip
7.1 Pengertian
Korelasi genotip adalah suatu analisis untuk
mengetahui derajat keeratan antar sifat tanaman yang
ditimbulkan oleh faktor genetik total. Penyebab korelasi
genotip ini teutama disebabkan oleh dua hal yaitu
pleiotropi dan linkage. Pleiotropi merupakan suatu
peristiwa dimana satu macam gen dapat mengendalikan
beberapa sifat tanaman yang menyebabkan adanya
hubungan antar sifat yang dikendalikan oleh gen yang
sama tersebut. Karena sebagian dari lokus yang
mengendalikan sifat x juga mengendalikan sifat y, maka
kedua sifat yang berbeda tersebut dikorelasikan secara
genetik.
AABBCCddEEff mengendalikan sifat x
Genotipe Total
1 2 3 4
1 104.9 84.3 77 76.5 342.7
2 88 106.5 89.8 108.7 393
3 80 71.3 77.5 69.5 298.3
4 80.8 106.5 83.3 95.9 366.5
5 60 52.5 53 51 216.5
6 96.4 98.8 99.1 107.2 401.5
7 91.4 99.7 83.3 89.5 363.9
8 91.8 84.8 70 81.5 328.1
693.3 704.4 633 679.8 2710.5
Tabel 33. Analisis Keragaman untuk Berat 100 Butir Biji
untuk 3 blok pertama
SK DB JK KT NHKT
Blok 2 328,89 164,445
Genotipe 7 5962,81 851,831 2e + 3 2G
Error 14 533,36 38,097 2e
Total 23 6825,06
JHKBlok= (704,4 x 4,0) + (77,0 x3,8) + ... + (81,5 x − (2017,2 x100,2) = 1,17
8 24
JHKGenotipe= (237,8 x11,7) + ... + (236,3x12,4) − (2017,2 x100,2) − FK = −12,623
3 24
JHKError = JHKTotal - JHKBlok – JHKGenotipe = 10,23 – (1,17) –
(-12,623) = 1,223
Tabel 35. Hasil Analisis Peragam untuk 3 Blok Pertama
SK DB JHK HKT NHHKT
Blok 2 1,170 0,585
Genotipe 7 -12,623 -1,803 Cove + 3 CovG
BAB VIII
RESPON SELEKSI
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Pengertian
2. Cara menduga Besarnya Respon Seleksi
3. Indeks Seleksi
8.1 Pengertian
Pengaruh seleksi terhadap suatu sifat kontinyu
dapat ditunjukkan pada gambar berikut :
aa -2a AA
Aa
C Tanaman terpilih
Mo Mi
Rerata q (Mq) = p2 ( 0 ) + 1 ( 2 pq ) + 2 q2
= p2 + 2 pq + 2 q2
2q(p+q)
= 2q
Rerata nilai genotipe populasi, dilambangkan dengan Mg
= (p – q) + 2 pqd
Dengan demikian Cov ( q , G ) = p2 ( 0 ) ( a ) + 2 pq ( 1 ) d
+ q2 ( 2 ) (-a) – Mq Mg = - pq { a + d (q – p)}= - pqa
Jadi sq = q1 – q
− pqaI
Sq =
2p
− pqi
=
p
Yang menggambarkan perubahan allel a setelah
dilakukan seleksi. Perubahan frekuensi alel A
dilambangkan dengan
Sp = -s
− pqaI
=
2p
pqai
=
p
Kemajuan seleksi sering pula disebut respon
seleksi dilambangkan dengan ΔG = R merupakan selisih
rerata populasi hasil seleksi dengan rerata populasi
awal.
Jadi R = M1 – Mo.
1 / 4i
p
4 Seleksi saudara A
2
sekandung 1 / 2i
p
YˆL = Y + ( K 2 P1 ) X 1
Y 1 = Rerata variabel Y
X1 = Jumlah siklus seleksi (variabel x)
1
K2 = n
Ci
i =1
2
n
P1 = Ci (Yi)
i =1
N Koefisien ( C )
3 -1 0 1
4 -3 -1 1 3
5 -2 -1 0 1 2
6 -5 -3 -1 1 3 5
7 -3 -2 -1 0 1 2 3
8 -7 -5 -3 -1 1 3 5 7
9 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
10 -9 -7 -5 -3 -1 1 3 5 7 9
1 Co 12 13 12 12 12 61
2 C1 12 13 13 12 12 62
3 C2 13 12 13 13 13 64
4 C3 14 13 14 13 14 68
Ci
i =1
2
1
=
(−3) + (−1) + (1) 2 + (3) 2
2 2
1
=
20
P1 = Ci (Yi )
= −3(Y0 .) − 1(Y1. ) + (Y2 .) + 3(Y3 .)
Besarnya koefisien regresi linier; yang merupakan
rerata kemajuan seleksi persiklus sebagai berikut :
− 3(Y0. ) − 1(Y1 .) + 1(Y2 .) + 3(Y3 .)
K 2 P1 (G ) =
20.r
BAB IX
INTERAKSI GENOTIP DAN
LINGKUNGAN
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
1. Pengertian
2. Cara menghitung G x E
9.1 Pengertian
Interaksi genotip dan lingkungan sangat penting
dalam program pemuliaan tanaman terutama dalam
membuat rekomendasi tentang varietas yang dianjurkan
di suatu daerah. Interaksi genotip dan lingkungan
terjadi apabila penampakan atau peragaan genotip akan
berubah dengan perubahan kondisi lingkungan. Varietas
berdaya hasil tinggi pada suatu lingkungan (lokasi,
musim, cara bercocok tanam) tertentu belum tentu sama
pada lingkungan yang berbeda. Oleh karena itu, apabila
lingkungan berubah sering diperlukan juga perubahan
varietas yang dianjurkan, karena respon genotip tidak
selalu sama terhadap perubahan lingkungan. Interaksi
genotip dan lingkungan menunjukkan adanya faktor
saling pengaruh mempengaruhi antara genotip dan
lingkungan terhadap setiap pertumbuhan dan perkem-
bangan tanaman. Banyak faktor lingkungan yang dapat
menjadi sumber interaksi genotip antara lain:
1. Tinggi tempat dari permukaan laut
2. Perbedaan temperatur (minimum – maksimum)
3. Fotoperiod
4. Jenis tanah, keasaman tanah, keracunan unsur-
unsur tertentu
5. Curah hujan, pengairan dan drainase
6. Hama, penyakit dan gulma
7. Keadaan yang kurang baik (cekaman kekeringan,
kemasaman, dll.)
Berdasarkan responnya terhadap lingkungan,
varietas dibedakan menjadi dua yaitu varietas yang
beradaptasi luas dan varietas yang beradaptasi sempit.
Varietas beradaptasi luas jika interaksi genotip dan
lingkungannya kecil, dimana perbedaan lingkungan yang
besar tidak terlalu mempengaruhi perubahan
penampakan suatu genotip atau varietas. Jika
perubahan lingkungan mempengaruhi penampakan
genotip atau varietas varietas berarti andanya interaksi
genotip dan lingkungan yang besar dan varietas
demikian dikategorikan sebagai varietas beradaptasi
sempit. Hal ini berarti bahwa varietas tersebut hanya
FK = 17545,28 JKLOKASI=
17910,07 – FK =
364,79
YIJ YIJ
Indeks seleksi masing-masing lokasi = Ii = −
v vl
203,00 513,01
I1 = − = 40,6 – 34,20 = -0,798
5 5 x3
I2 = (167,01/5) – 34,20 = 33,20 – 34,20 = -0,798
I3 = (143/5) – 34,20 = 28,6 – 34,20 = -5,60
42,67 32,00 24,67 109,4
42,67 30,67 24,00 6,4 114,2
39,33
36,67 33,33 − 0,798 = 35,8
37,33 32,67 31,33 − 5,60 37,4
41,00 29,67 68,3
35,00
I2 = (6,4)2 + (-0,798)2 + (-5,60)2 = 72,96
Koefisien regresi untuk masing-masing varietas = bi =
YIJ .I J
I 2 . J
.b1 = 109,4/72,96 = 1,50 b2 = 114,2/72,96 = 1,57
.b3 = 35,8/72,96 = 0,49 b4 = 37,4/72,96 = 0,51
.b5 = 68,3/72,96 = 0,94
Ragam tiap-tiap varietas pada beberapa lokasi yang
berbeda = 2Vi = Yij2 – (Yi2/v)
Y1j2 = (42,67)2 + (32,00)2 + (24,67)2 = 3453,34
Y1. = 42,67 + 32,00 + 24,67 = 99,34
Y1.2 /l = 99,342 / 3 = 3289,48
2V1 = 3453,34 – 3289,48 = 163,86
KEPUSTAKAAN