ACARA 2
Disusun Oleh:
NIM : C1M020041
Prodi : Agroekoteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui, Praktikan
Asisten Praktikum
Pengenalan alat-alat
laboratorium juga penting
dilakukan untuk
keselamatan
kerja saat melakukan
penelitian. Alat-alat
laboratorium biasanya
dapat rusak atau
bahkan berbahaya jika
tidak sesuai dengan
prosedur pemakaian.
Untuk itu,kita
harus mengetahui nama,
fungsi, dan prinsip kerja
alat-alat yang akan
digunakan
untuk melakukan
percobaan dan guna
memperlancar pemakaian
pada praktikum-
praktikum mendatang.
Praktikum ini dilakukan
agar mahasiswa dapat
mengenal
beberapa alat standar
dalam laboratorium dan
mengetahui nama,
fungsi, serta
prinsip kerja dari
masing-masing alat yang
akan kita gunakan
dalam proses
praktikum
Biji yang memenuhi kriteria tertentu dapat dijadikan benih. Pada biji
monokotil, morfologi biji terdiri dari kulit biji, endosperm, kotiledon, dan embrio.
Pada biji tanaman Gymnospermae, morfologi biji terdiri dari kulit biji (testa),
mega
gametofit, embrio yang terdiri dari kotiledon dan calon akar). Biji dikotiledon
terdiri dari kulit biji (testa) dan embrio yang merupakan dua kotiledon, calon
akar dan calon daun pertama (Paristiyanti 2018).
Setiap benih yang matang (mature seed) selalu paling kurang terdiri dari 2
bagian yaitu (1) embryo berasal dari sel telur yang dibuahi (zygot) dengan
mengalami pembelahan sel pada embryo sac. Embryo terdiri dari bakal akar,
bakal batang, kotiledone, endosperma. Pada monocotyl endosperma merupakan
bagian terbesar sebagai suatu jaringan cadangan makanan (storage tissue), pada
dicotyl endosperma tidak diketemukan lagi karena sudah habis diserap oleh
embryo selama pertumbuhannya. (2) kulit benih (seed coat atau testa) yang
berkembang dari integumen atau perpaduan dari kulit buah (pericarp) dengan kulit
biji. (Sadjad, 2013)
Bagian luar benih dibatasi oleh sebuah struktur pembungkus atau lapisan
pelindung yang berkembang dari integument atau perpaduan dari kulit buah
(dinding ovary) atau pericarp dengan kulit biji yang sesungguhnya bersatu dengan
tangkai ovule. Kulit biji memiliki 2 lapisan, yaitu lapisan dalam tipis, berselaput
dan lunak sedangkan lapisan luar tebal dan keras. Fungsi dari kulit biji
diantaranya adalah sebagai berikut: (a) Melindungi bagian luar benih dari
benturan, gesekan, sentuhan mekanis dan kondisi lingkungan. b) Mengatur
kondisi benih agar terhindar dari OPT dan menghambat masuknya jasad renik
kedalam benih. c) Mengatur kecepatan penyerapan air komponen bagian dalam
benih. d) Mengatur kecepatan masuknya oksigen, karbondioksida, dan gas lain
yang dibutuhkan untuk metabolisme. e) Mengatur waktu perkecambahan dengan
menyebabkan benih mengalami dormansi. (Kusanto, 2016)
Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan
penyimpan cadangan makanann, yaitu kotiledon (kelas dikotiledoneae),
endosperm (kelas monokotiledoneae) dan perisfern (famili Chenopodiaceae dan
caryophyllaceae), scutellum (grasse; rumput-rumputan). Jaringan penyimpan
cadangan makanan mengandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. (Sutopo,
2012)
BAB III
METODOLOGI PRAKTKUM
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat yang digunakan
adalahcawan petri, pisau skalpel/cutter, pinset, kaca pembesar,
mikroskop binokuler. Sedangkan, bahan yang digunakan yaitu Bahan yang
digunakan adalah biji tanaman pangan: jagung, padi, sorgum (sub kelas
monokotiledon); kacang hijau, kedelai, kacang tanah (sub kelas dikotiledon).
3.3. Prosedur Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a
4. Kacang tanah b a. Gambar utuh
1
3
1. Kulit biji
b. Gambar
2
melintang
1
1. Endospermae
4
2. Plumula
a
3. Radikula
4. Hipokotil
5. Kacang kedelai a b a. Gambar utuh
1 2 1. Kulit biji
b. Gambar
melintang
3
1. Endospermae
2. Plumula
3. Radikula
a
6. Kacang hijau a. Gambar utuh
1 1. Kulit biji
1
b. Gambar
2 melintang
1. Endospermae
2. Plumula
3
3. Radikula
a b
4.2. Pembahasan
Secara biologi benih yang kita amati berasal dari biji tanaman
yang strukturnya memiliki fungsi masing-masing. Pada tanaman dikotil
biji adalah ovule dewasa yang terbentuk bisa lebih dari satu di dalam satu
ovari pada legume, akan tetapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk
dalam ovari pada monokotil. Setiap biji selalu terdiri paling kurang dua
bagian, yaitu: lembaga (embryo) dan kulit biji (seed coat atau testa).
Embrio merupakan calon bakal biji yang berasal dari telur yang dibuahi
(zygote) dengan mengalami pembelahan sel di dalam kantong embrio
(embryo sac), sedangkan kulit biji terbentuk dari integumen (satu atau
lebih) dari ovule. Baik itu dikotil maupun epikotil pasti memiliki embrio
(lembaga) yang perkembangannya sempurna pada umumnya terdiri atas
struktur-struktur sebagai berikut: Epikotil atau plumula yan merupakan
yaitu calon pucuk, kotiledon atau endospermau yang merupakan keping
biji, hipokotil yang merupakan daerah transisi antara akar dan pucuk, dan
terakhir radikel yang merupakan calon akar. Struktur-struktur tersebut
teradapat pada tabel hasil pengamatan misalkan pada kacang hijau terlihat
hipokotil lalu radikula pada golongan monokotil hanya terlihat pada
jagung. Pada biji monokotil, akar lembaga (radikula) diselubungi oleh
koleoriza dan pucuk lembaga (plumula) yang diselubungi oleh koleoptil.
Saat berkecambah, koleoptil akan mendesak tanah naik keatas menuju ke
udara sehingga ujung tunasnya akan tumbuh lurus ke atas melalui saluran
yang terbentuk oleh koleoptil tubular.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada acara ini tentang
anatomi dan morfologi benih dapat disimpulkan bahwa benih yang
diamati dari biji-biji sub dikotil dan monokotil memiliki perbedaan
struktur. Biji-biji sub dikotil pada praktikum ini yaitu kacang hijau,
kedelai, dan kacang tanah. Biji-biji sub monokotil yaitu jagung, padi, dan
sorgum. Perbedaan utama biji sub monokotil dan dikotil yaitu terletak
pada jumlah kotiledon atau keping biji. Biji monokotil hanya memilkiki
satu biji dan satu kotiledon (bakal daun) yang ada di embrio. Sementara
biji dikotil memiliki dua biji dan dua kotiledon. Secara umum morfologi
biji terdiri atas kulit biji dan embrio yang memiliki struktur plumula,
kotiledon, hipokotil, dan radikula.
5.2. Saran
Pengetahuan pemulia tentang morfologi dan anatomi benih yang
berasal dari biji ini sangatlah penting. Melalui pengetahuan ini dapat
mengetahui karakteristik tumbuh dari benih tanaman baik itu sub
monokotil dan dikotil. Dengan mengetahui karakteristik tumbuh maka
kita tahu perlakuan apa yang harus diberikan untuk menunjang
tumbuhnya benih tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
Sadjad. 2005. Dari Benih
Kepada Benih. Jakarta:
PT Gramedia
Widiasarana
Indonesia.
Sadjad. 2013. Benih Kepada Benih. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia.