Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH

ACARA 2

ANATOMI DAN MORFOLOGI BENIH

Disusun Oleh:

Nama : Eliza Alifia Putri

NIM : C1M020041

Prodi : Agroekoteknologi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Demikian laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan laporan


pertanggungjawaban dan syarata mengikuti responsi Praktikum Ilmu dan
Teknologi Benih Semester 5 tahun ajaran 2022 program studi agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Mataram, 7 November 2022

Mengetahui, Praktikan
Asisten Praktikum

Baiq Elaswari Arimbi Eliza Alifia Putri


C1M019023 C1M020041
BAB I
PENDAHULUAN

Benih adalah biji yang siap


ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
Benih adalah biji yang siap
ditanam untuk
memperbanyak tanaman
yang
memiliki varietas. Benih
merupakan faktor penting
dalam kegiatan budidaya
pertanian. Benih yang
berkualitas mampu
mendorong perekonomian
masyarakat
melalui peningkatan
hasil produktivitas
pertanian. Sebelum benih
dilepas atau
diedarkan untuk dijadikan
bahan tanam, benih
terlebih dahulu harus
dilakukan
pengujian. Pelaksanaan
program perbenihan
membutuhkan alat-alat
khusus yang
digunakan untuk berbagai
kegiatan yang dilakukan,
seperti untuk mengambil
sampel benih yang akan
diuji, menguji daya
tumbuh benih, mengukur
kadar air
benih, dan sebagainya.
Pengujian benih dilakukan
agar benih dapat simpan
untuk beberapa saat
sampai waktu yang
dibutuhkan oleh petani.
Dengan demikian perlu
dilakukan
pengujian benih agar
kualitas benih tetap pada
kondisi yang baik. Hal ini
terutama
dibutuhkan pada saat
sertifikasi benih, sehingga
dibutuhkan berbagai
macam alat
untuk kebutuhan sertifikasi
benih siap tanam.
Kemampuan dalam
menggunakan
alat-alat yang digunakan
untuk proses sertifikasi
benih perlu dimiliki.
Pengujian
benih di laboratorium
akan berhasil baik jika
penguji mempunyai
pengatahuan
yang cukup mengenai
benih dan terampil
menggunakan alat-alat
yang diperlukan.
Kesalahan pada saat
menggunakan alat akan
memberikan hasil yang
tidak tepat
sehingga tidak akan
mencerminkan kualitas
contoh benih yang diuji.
1.1. Latar Belakang
Benih merupakan salah satu komponen utama yang harus dipahami
dalam mata kuliah Ilmu dan Teknologi Benih. Benih sendiri dapat diartikan
dengan biji tanaman yang dapat digunakan sebagai alat perkembangbiakan
utama untuk menghasilkan keturunan baru. Keturunan baru tersebut memiliki
ciri atau sifat seperti induknya. Setiap benih memiliki beragam jenis, baik
bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Keberadaan benih sangat
penting dikarenakan semua pertumbuhan yang diawali dari biji dan juga
sebagai cikal bakal akan kehidupan baru bagi suatu tanaman.
Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang
didapat merupakan tanaman yang sehat. Tanaman dapat diklasifikasikan
berdasarkan atas berbagai macam poin perbedaan. Salah satunya, tanaman
dapat dibedakan dari jumlah keping bijinya,yaitu tanaman berkeping satu
(monokotil) dan tanaman berkeping dua (dikotil).Jenis kedua biji tersebut
tentunya lain dan dapat dibedakan secara bentuk morfologi maupun
anatominya. Pengetahuan tentang struktur benih akan memberikan
pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur benih tersebut. Oleh
karena itu, penting untuk melakukan praktikum ilmu dan teknologi benih
acara kedua yang berjudul “Anatomi dan Morfologi Benih”.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar Mahasiswa dapat mengenal
anatomi dan morfologi benih dari biji-biji tanaman sub kelas
monokotil dan dikotil, yang diamati secara makroskopis dan mikroskopis atau
dengan mencari dan melihat dari Pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan alat-alat
laboratorium juga penting
dilakukan untuk
keselamatan
kerja saat melakukan
penelitian. Alat-alat
laboratorium biasanya
dapat rusak atau
bahkan berbahaya jika
tidak sesuai dengan
prosedur pemakaian.
Untuk itu,kita
harus mengetahui nama,
fungsi, dan prinsip kerja
alat-alat yang akan
digunakan
untuk melakukan
percobaan dan guna
memperlancar pemakaian
pada praktikum-
praktikum mendatang.
Praktikum ini dilakukan
agar mahasiswa dapat
mengenal
beberapa alat standar
dalam laboratorium dan
mengetahui nama,
fungsi, serta
prinsip kerja dari
masing-masing alat yang
akan kita gunakan
dalam proses
praktikum
Biji yang memenuhi kriteria tertentu dapat dijadikan benih. Pada biji
monokotil, morfologi biji terdiri dari kulit biji, endosperm, kotiledon, dan embrio.
Pada biji tanaman Gymnospermae, morfologi biji terdiri dari kulit biji (testa),
mega
gametofit, embrio yang terdiri dari kotiledon dan calon akar). Biji dikotiledon
terdiri dari kulit biji (testa) dan embrio yang merupakan dua kotiledon, calon
akar dan calon daun pertama (Paristiyanti 2018).

Setiap benih yang matang (mature seed) selalu paling kurang terdiri dari 2
bagian yaitu (1) embryo berasal dari sel telur yang dibuahi (zygot) dengan
mengalami pembelahan sel pada embryo sac. Embryo terdiri dari bakal akar,
bakal batang, kotiledone, endosperma. Pada monocotyl endosperma merupakan
bagian terbesar sebagai suatu jaringan cadangan makanan (storage tissue), pada
dicotyl endosperma tidak diketemukan lagi karena sudah habis diserap oleh
embryo selama pertumbuhannya. (2) kulit benih (seed coat atau testa) yang
berkembang dari integumen atau perpaduan dari kulit buah (pericarp) dengan kulit
biji. (Sadjad, 2013)

Kingdom Plantae mempunyai dua kelas tumbuhan berbiji, yaitu


Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka).Angiospermae terdiri dari dua subkelas yaitu monokotil dan dikotil yang
masing-masing memiliki perbedaan pada struktur dan morfologi benih. Biji
tanaman dikotil seperti kacang-kacangan, apabila terbelah menjadi dua, akan
didapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula, hipokotil, radikula,kotiledon
dan embrio. Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil, seperti jagung terdiri
atas koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma.(Pratiwi,
2017)

Bagian luar benih dibatasi oleh sebuah struktur pembungkus atau lapisan
pelindung yang berkembang dari integument atau perpaduan dari kulit buah
(dinding ovary) atau pericarp dengan kulit biji yang sesungguhnya bersatu dengan
tangkai ovule. Kulit biji memiliki 2 lapisan, yaitu lapisan dalam tipis, berselaput
dan lunak sedangkan lapisan luar tebal dan keras. Fungsi dari kulit biji
diantaranya adalah sebagai berikut: (a) Melindungi bagian luar benih dari
benturan, gesekan, sentuhan mekanis dan kondisi lingkungan. b) Mengatur
kondisi benih agar terhindar dari OPT dan menghambat masuknya jasad renik
kedalam benih. c) Mengatur kecepatan penyerapan air komponen bagian dalam
benih. d) Mengatur kecepatan masuknya oksigen, karbondioksida, dan gas lain
yang dibutuhkan untuk metabolisme. e) Mengatur waktu perkecambahan dengan
menyebabkan benih mengalami dormansi. (Kusanto, 2016)

Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan
penyimpan cadangan makanann, yaitu kotiledon (kelas dikotiledoneae),
endosperm (kelas monokotiledoneae) dan perisfern (famili Chenopodiaceae dan
caryophyllaceae), scutellum (grasse; rumput-rumputan). Jaringan penyimpan
cadangan makanan mengandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. (Sutopo,
2012)
BAB III
METODOLOGI PRAKTKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Adapun pelaksanaan praktikum Ilmu dan Teknologi Benih acara 2 yaitu
pengenalan alat teknologi benih dilaksanakan pada hari Senin, 31 Oktober 2022
yang dimulai pukul 13.50-15.05 WITA. Praktikum ini dilaksanakan di
Laboratorium Pemulian Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat yang digunakan
adalahcawan petri, pisau skalpel/cutter, pinset, kaca pembesar,
mikroskop binokuler. Sedangkan, bahan yang digunakan yaitu Bahan yang
digunakan adalah biji tanaman pangan: jagung, padi, sorgum (sub kelas
monokotiledon); kacang hijau, kedelai, kacang tanah (sub kelas dikotiledon).
3.3. Prosedur Kerja

Pelaksanaan secara makroskopis yang dilakukan dengan cara :


3.3.1 Contoh biji yang telah disediakan, diletakkan di atas cawan petri,
kemudian lakukan pengamatan makroskopis dengan bantuan kaca
pembesar.
3.3.2 Pada pengamatan dicatat: bentuk, ukuran, tekstur permukaan, warna.
3.3.3 Buat gambar berdasarkan pengamatan makroskopis terutama
mengenai bentuk biji, dapat berdasarkan ukuran asli, diperkecil
ataupun dengan pembesaran yang sesuai dengan maksud agar
gambar lebih jelas.
3.3.4 Buat juga gambar penampang melintang dan membujur untuk
contoh biji yang diamati, serta sebutkan bagian-bagiannya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel Hasil Pengamatan

No. Nama benih Gambar utuh Gambar melintang Bagian-bagian benih


nama latinnya
1. Jagung (Zea a. Gambar utuh
2 1
mays) 2 1 1. Kulit biji
2. Embrio
b. Gambar
melintang
1. Endosperm
3
2. Plumula
a b 3. Radikula
2. b a. Gambar utuh
Padi (Oryza
1. Lemma
sativa L) 1
2. Palea
1
b. Gambar
melintang
1. Endospermae
2 2. Embrio
2

3. Sorgum b a. Gambar utuh


(Sorghum Sp) 1 1. Kulit biji
b. Gambar
melintang
2
1
1. Endospermae
2. Embrio

a
4. Kacang tanah b a. Gambar utuh
1
3
1. Kulit biji
b. Gambar
2
melintang
1
1. Endospermae
4
2. Plumula
a
3. Radikula
4. Hipokotil
5. Kacang kedelai a b a. Gambar utuh
1 2 1. Kulit biji
b. Gambar
melintang
3
1. Endospermae
2. Plumula
3. Radikula

a
6. Kacang hijau a. Gambar utuh
1 1. Kulit biji
1
b. Gambar
2 melintang
1. Endospermae
2. Plumula
3
3. Radikula

a b

4.2. Pembahasan

Pada praktikum ini mengenai anatomi dan morfologi terdapat


enam benih yang kami amati, yaitu tiga benih berasal dari golongan d dan
tiga benih berasal dari golongan dikotil. Tiga benih berasal dari golongan
monokotil atau biji berkeping satu yaitu padi, jagung dan sorghum. Pada
padi gambar secara utuhnya hanya terlihat lema dan paleanya. Lema
terdapat pada lapisan terluar yang membungkus palea. Pada gambar
penampang secara melintang setelah dikupas terdapat embrio di ujung
benih padi dan endospermae. Pada tanaman jagung secara penampang utuh
terdapat kulit biji yang berfungsi untuk melindungi isi didalamnya dan
diujungnya nampak embrio. Secara penampakan melintang setelah dibelah
terlihat endospermae, plumula yang terlihat di tengah-tengah biji dan
radikula yang terdapat diujung biji jagung. Terakhir adalah biji sorgum
pada penampakan secara utuhnya hanya terlihat kulit bii saja. Secara
penampakan melintang terlihat embrio di ujungnya yang berwarna
kehitaman dan endosperm yang berwarna putih-putih.
Pada biji golongan dikotil atau biji berkeping dua pada
praktikum ini yang diamati adalah biji kacang hijau, kedelai, dan kacang
tanah. Pada kacang hijau secara utuh hanya terlihat kulit yang berwarna
hijau. Secara gambar penampang utuh setelah dibelah memiliki struktur
yang cukup komleks yaitu terdapat endospermae, plumula, hipokotil, dan
radikula diujung bawah. Kemudian, kedelai secara penampang utuh juga
hanya terlihat kulit biji saja yang berwarna putih kekuningan. Secasra
penampang melintang setelah dibelah terdapat endospermae, plumula, dan
radikula. Terakhir yaitu kacang tanah pada penampang utuhnya sama
seperti yang lain hanya terdapat kulit biji saja. Namun, setelah dibelah
strukturnya nampak endospermae yang berwarna kekuningan, plumla yang
bentuknya seperti telinga kelinci, dan radikula dibagian bawah.

Secara biologi benih yang kita amati berasal dari biji tanaman
yang strukturnya memiliki fungsi masing-masing. Pada tanaman dikotil
biji adalah ovule dewasa yang terbentuk bisa lebih dari satu di dalam satu
ovari pada legume, akan tetapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk
dalam ovari pada monokotil. Setiap biji selalu terdiri paling kurang dua
bagian, yaitu: lembaga (embryo) dan kulit biji (seed coat atau testa).
Embrio merupakan calon bakal biji yang berasal dari telur yang dibuahi
(zygote) dengan mengalami pembelahan sel di dalam kantong embrio
(embryo sac), sedangkan kulit biji terbentuk dari integumen (satu atau
lebih) dari ovule. Baik itu dikotil maupun epikotil pasti memiliki embrio
(lembaga) yang perkembangannya sempurna pada umumnya terdiri atas
struktur-struktur sebagai berikut: Epikotil atau plumula yan merupakan
yaitu calon pucuk, kotiledon atau endospermau yang merupakan keping
biji, hipokotil yang merupakan daerah transisi antara akar dan pucuk, dan
terakhir radikel yang merupakan calon akar. Struktur-struktur tersebut
teradapat pada tabel hasil pengamatan misalkan pada kacang hijau terlihat
hipokotil lalu radikula pada golongan monokotil hanya terlihat pada
jagung. Pada biji monokotil, akar lembaga (radikula) diselubungi oleh
koleoriza dan pucuk lembaga (plumula) yang diselubungi oleh koleoptil.
Saat berkecambah, koleoptil akan mendesak tanah naik keatas menuju ke
udara sehingga ujung tunasnya akan tumbuh lurus ke atas melalui saluran
yang terbentuk oleh koleoptil tubular.

Struktur biji dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: bagian


dasar biji dan bagian non dasar biji. Bagian dasar biji terdiri atas embrio,
jaringan penyimpan cadangan makanan, dan pelindung biji. Sedangkan
bagian non dasar biji terdiri atas kulit biji. Biji yang masak terdiri dari
beberapa bagian yaitu testa (kulit biji), embryo, dan cadangan makanan.
Cadangan makanan pada tanaman endospermic adalah endosperma dan
pada tanaman non endospermik adalah kotiledon, ini terjadi pada biji yang
berkeping dua misalkan pada kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai.
Cadangan makanan pada biji sangatlah penting bagi kehidupan, cadangan
makanan tesebutlah yang sering kita konsumsi. Pada umumnya cadangan
makanan pada biji tanaman terdiri dari karbohidrat, lemak, protein atau
mineral. Struktur yang berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan
makanan antara lain: endosperm, kotiledon, perisperm.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan pada acara ini tentang
anatomi dan morfologi benih dapat disimpulkan bahwa benih yang
diamati dari biji-biji sub dikotil dan monokotil memiliki perbedaan
struktur. Biji-biji sub dikotil pada praktikum ini yaitu kacang hijau,
kedelai, dan kacang tanah. Biji-biji sub monokotil yaitu jagung, padi, dan
sorgum. Perbedaan utama biji sub monokotil dan dikotil yaitu terletak
pada jumlah kotiledon atau keping biji. Biji monokotil hanya memilkiki
satu biji dan satu kotiledon (bakal daun) yang ada di embrio. Sementara
biji dikotil memiliki dua biji dan dua kotiledon. Secara umum morfologi
biji terdiri atas kulit biji dan embrio yang memiliki struktur plumula,
kotiledon, hipokotil, dan radikula.

5.2. Saran
Pengetahuan pemulia tentang morfologi dan anatomi benih yang
berasal dari biji ini sangatlah penting. Melalui pengetahuan ini dapat
mengetahui karakteristik tumbuh dari benih tanaman baik itu sub
monokotil dan dikotil. Dengan mengetahui karakteristik tumbuh maka
kita tahu perlakuan apa yang harus diberikan untuk menunjang
tumbuhnya benih tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kusanto.2016 . Dasar-Dasar Teknologi Produksi dan Sertifikasi Benih.


Yogyakarta: Penerbit Andi.
Paristiyanti. 2018. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Departermen Pendidikan
Nasional.
Pratiwi, D.A., dkk. 2017. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga
Sutopo, L. 2012. Teknologi Benih. Malang: Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya Malang

Indonesia.
Sadjad. 2005. Dari Benih
Kepada Benih. Jakarta:
PT Gramedia
Widiasarana
Indonesia.
Sadjad. 2013. Benih Kepada Benih. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai