oleh,
Fajri Yulianto 165001041
Triswoyo 165001043
Mela Sucilawati 165001044
Ani Suwandi 165001045
Roswandi 165001049
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena atas
karunia dan nikmatnya-Nya penulis telah menyusun laporan praktikum Teknologi
dan Produksi Benih yang bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
teknologi dan produksi benih.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa bimbingan, dorongan, dan bantuan dari beberapa pihak lain baik dalam
bentuk materi maupun non materi. Dan dalam penulisan laporan ini penulis
senantiasa dihadapkan berbagai kesulitan dan hambatan. Dan sangat diharapkan
setiap saran dan kritikkan yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan
laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan dan
pengembangan pendidikan. Oleh karena itu, perkenangkanlah penulis
mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
METODOLOGI PENGUJIAN
b. Daya Kecambah
Siapkan nampan plastic sebagai tempat percobaan.
Tempatkan kertas merang yang sudah dibasahi pada nampan plastic tersebut.
Hitung 100 butir padi dan 50 butir kedelai disimpan di atas kertas merang yang
sudah dibasahi air dan diatur letaknya.
Kemudian ditutup atasnya menggunakan kertas merang yang sudah basah
dimasukkan ke dalam germinator dan diatur kelembabannya selama 6 hari.
Kemudian menguji daya kecambah dengan perlakuan kertas merang yang digulung
dengan plasik, dimana kertas merang tersebut telah di isi oleh benih sampel.
Dan diamati setiap perkembangan maupun perkecambahannya.
4 komponen Perhitungan
98,41
Murni Murni = 𝑥100% = 98,41%
100
1,0
Varietas lain Varietas lain = 𝑥100% = 1,0%
100
0
Gulma Gulma = 40 𝑥100% = 0%
0,6
Kotoran benih Kotoran benih = 𝑥100% = 0,6%
40
Kedelai
4 komponen Perhitungan
79,7
Murni Murni = 𝑥100% = 79,7%
100
15
Varietas lain Varietas lain = 100 𝑥100% = 15%
0
Gulma Gulma = 40 𝑥100% = 0
5,3
Kotoran benih Kotoran benih = 100 𝑥100% = 5,3%
b. Daya Kecambah
Padi
Persentase Diatas Kertas (%) Persentase Diantara Kertas (%)
Waktu
Kecambah Tidak kecambah Kecambah Tidak kecambah
Hari ketujuh 98 2 98 2
Kedelai
Persentase Diatas Kertas (%) Persentase Diantara Kertas (%)
Waktu
Kecambah Tidak kecambah Kecambah Tidak kecambah
Hari ketujuh 86 14 96 4
c. Kadar Air Metode Dasar
: 6,4 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Kadar air benih padi : 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
10−9,50
: 10
𝑥100%
: 5,0 %
1. Empat 98 0 2 97 0 3
2. Lima 98 0 2 98 0 2
3. Enam 99 0 1 99 0 1
Keterangan : K = kecambah
A = Abnormal
TK = Tidak kecambah
4.2 Pembahasan
a. Kemurnian Benih
Kemurnian benih diartikan sebagai persentasi berdasarkan berat benih murni
yang terdapat dalam suatu contoh benih. Benih yang asli dipisahkan dengan
komponen lain seperti benih tanaman lain dan kotoran yang terdapat dalam
campuran benih. Kemurnian benih dilakkan sebagai langkah awal dalam pengujian
benih. Hal tersebut dilakukan supaya nilai yang diperoleh merupakan nilai dari
benih murni, bukan benih campuran. Benih yang diuji kemurniannya yaitu benih
padi dan benih kedelai.
Syarat umum dalam pengembangan perbenihan agar diperoleh mutu ekonomi
benih yang tinggi ialah nilai benih murni minimal 95% pada setiap varietas/klon,
benih variteas lain sebesar maksimal 5%, kotoran maksimal 3%, dan benih dari
rerumputan maksimal 2%.
Benih padi yang diharapkan yaitu varietas ciherang yang memiliki ciri fisik
benih panjang ramping dan berwarna kuning bersih. Dalam wadah sampel, terdapat
benih padi lain dari varietas IR-64 yang bercirikan ukuran bijinya lebih pendek
namun berisi. Warna benih biji IR-64 tidak jauh berbeda dengan varietas ciherang.
Dari hasil pengujian kemurnian benih, didapatkan hasil nilai kemurnian benih
98,41%, benih varietas lain 1%, gulma 0% dan kotoran benih sebesar 0,6%. Nilai
tersebut memenui semua batas yang ditentukan sesuai dengan literatur. Sehingga
benih padi varietas ciherang yang di uji layak untuk digunakan atau memiliki nilai
mutu ekonomi yang tinggi.
Benih kedelai yang tersedia yaitu varietas anjasmoro dan detap 1. Perbedaan
dari kedua benih tersebut ialah dari ukuran benih dan warna benih. Benih anjasmoro
memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan benih detap 1. Selain itu
warna benih anjasmoro lebhi cerah (kuning) dibandingkan dengan benih detap 1
yang redup (kuning). Dari hasil pengujian didapatkan kemurnian benih sebesar
79,7%, dengan varietas lain 15%, gulma 0%, dan kotoran benih sebesar 5,3%.
Berdasar pada literatur dengan hasil yang didapatkan, benih kedelai ini tidak
memenuhi syarat tersebut, karena benih murni yang didapatkan kurang dari 95%.
Nilai benih murni harus besar guna menghindari ketidakseragaman pertumbuhan
dari ketahanan terhadap hama/penyakit yang akhirnya mengakibatkan penurunan
produksi. Hal tersebut dapat diakibatkan karena campuran benih yang disediakan
merupakan campuran manual, artinya tidak murni dalam satu plot hasil perbenihan
pada tanaman, sehingga pencampuran yang tidak merata mengakibatkan
perbandungan yang tidak seimbang.
Dalam pengujian ini diperlukan ketelitian yang tinggi karena sifat fisik benih
yang tidak jauh berbeda. Sehingga kesalahan dalam pengelompokkan benih dapat
dihindari dan nilai yang didapatkan dapat di percaya. Benih yang sudah dipisahkan
dari varietas lain dan kotoran digunakan sebagai sumber sampel untuk pengujian
kualitas benih berikutnya.
b. Daya Kecambah
Pengujian daya kecambah benih digunakan untuk mendeteksi parameter
viablitas potensial benih. Daya kecambah benih merupakan tolak ukut bagi
kemampuan benih untuk tumbuh normal pada kondisi lingkungan yang optimum.
Metode yang digunakan yaitu uji diatas kertas dan uji kertas di gulung. Metode uji
diatas kertas sangat baik untuk benih yang membutuhkan cahaya bagi
perkecambahannya. Sedangkan uji kertas digulung digunakan untuk
mempermudah dan mengontrol suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan kondisi
air dari media untuk pertumbuhan benih yang optimal.
Benih yang diuji yaitu benih padi vaietas ciherang dan benih kedelai varietas
anjasmoro. 100 benih dari masing-masing varietas yang sudah dipisahkan di simpan
di atas wadah kertas merang yang sudah dibasahi sebelumnya. Media kertas dijaga
suhu dan kelembabannya dengan disiram air secara berkelanjutan setiap beberapa
jam. Perkecambahan dibiarkan selama 7 hari. Setelah 7 hari, benih padi yang
dikecambahkan diatas kertas berhasil berkecambah dengan persentase 98%,
begitupun dengan metode diantara kertas. Kondisi benih setelah perkecambahan
diatas kertas tumbuh normal semua, namun pada kertas yang digulung, beberapa
benih tumbuh tidak normal dan berjamur karena kelembaban pada kertas yang
digulung sangat tinggi, sehingga mendukung pertumbuhan jamur di dalam kertas
tersebut. Media perkecambahan diatas kertas lebih cepat kering karena disimpan
dalam keadaan terbuka sehingga penguapan lebih cepat terjadi.
Benih selanjutnya yang diuji yaitu benih kedelai varietas anjasmoro.
Perlakuan sama seperti benih padi. Persentase perkecambahan dengan metode
kertas digulung memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan metode diatas
kertas. Persentasi diantara kertas sebesar 96% dan diatas kertas 86%. Persentase
diantara kertas lebih besar karena kelembaban dalam media terjaga, sehingga
metabolisme terus berjalan lancar. Berbeda halnya dengan metode diatas kertas,
kelembaban tidak terjaga sehingga metabolisme terpengaruhi dan perkecambahan
berlangsung lebih lama. Namun, kondisi kecambah digulungan dipenuhi oleh jamur
karena kelembaban sangat tinggi sehingga jamur sangat mudah tumbuh. Jamur bisa
berasal dari kontaminan ketika perlakuan benih sebelumnya.
c. Kadar Air
Pengujian kadar air dilakukan dengan dua metode, yaitu metode konvensial
dan metode praktis menggunakan alat. Metode konvensional dilakukan dengan
memanaskan biji pada suhu 105oC selama 2 jam dan diulangi hingga mendapatkan
berat konstan. Dengan metode oven, kadar air pada benih kedelai yang teruji
sebesar 6,4% dan kadar air benih padi sebesar 5,0%. Dengan menggunakan metode
praktis alat moister tester, kadar air benih kedelai sebesar 11,53% dan kadar air
benih padi sebesar 13,40%. Perbedaan hasil kadar air tersebut sangat jauh sekali,
hal tersebut bisa diakibatkan karena pengujian menggunakan oven, benih tidak
dihamparkan secara luas, sehingga air yang menguap tidak maksimal. Sedangkan
pada pengujian menggunakan moister tester benih diletakan tanpa bertumpukan
satu sama lain, sehingga air bisa di deeksi tanpa ada penghalang.
Benih yang baik memiliki kadar air yang tidak terlalu tinggi. Benih padi
memiliki kadar air yang baik antara 11-12%, sedangkan benih kedelai antara 10-
11%. Dari hasil pengujian, semua kadar air melebih batas yang sudah ditetapkan.
Hal tersebut dapat diakibatkan karena penyimpanan benih yang tidak sesuai dan
terlalu lama disimpan dalam udara terbuka, sehingga air udara terikat kedalam
benih.
Tinggi rendahnya kadar air dalam benih memegang peranan yang demikian
penting dan berpengaruh besar terhadap mutu benih. Selama perkembangan,
pemasakan dan pematangan, kadar air benih menurun perlahan-lahan hingga benih
yang dipanen akhirnya mengering sampai batas yang tidak ada lagi penurunan
kelembaban, karena kadar airnya telah mencapai keseimbangan dengan
kelembaban nisbi lingkungan sekitarnya. Semakin tinggi kandungan air benih
makin tidak tahan benih tersebut untuk disimpan lebih lama. Untuk setiap kenaikan
1% dari kandungan air benih aka umur benih akan menjadi setengahnya. Hukum
ini berlaku untuk kandungan air benih antara 5-14%. Karena dibawah 5% kecepatan
menuanya umur benih dapat meningkat disebabkan autoksidasi lipid didalam benih.
Sedangkan diatas 14% akan terdapat cendawan gudang yang merusak kapasitas
perkecambahan benih.
d. Perlakuan Benih dengan Fungisida
Fungisida merupakan zat antifungi yang diaplikasikan untuk melindungi
bagian tanaman dari serangan jamur. Dalam aplikasinya pada benih, fungisida
berperan untuk menghilangkan atau memproteksi benih dari serangan jamur.
Fungisida yang digunakan pada praktikum ini memiliki nama dagang dithane M-
45 80 WP dengan bahan aktif Mankozeb 80%. Fungisida diaplikasikan dengan
konsentrasi 0,1% untuk 100 gram benih padi. Perkecambahan dilakukan diatas
kertas dengan penjagaan suhu dan kelembaban secara kontinyu. Hasil pengamatan
memeberikan hasil pada hari ke empat perkecambahan antara benih yang direndam
fungisida dan tanpa perendaman fungisida memberikan hasil yang tinggi dan selisi
1% saja. Sampai hari ketujuh perkecambahan, terjadi peningkatan yang stabil
dalam penambahan benih yang berkecambah. Semua benih yang tumbuh dalam
kondisi yang normal. Tidak ditemukan keberadaan jamur pada media tumbuh
karena kelembaban yang terjada didukung dengan perlakuan fungisida sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
a. Pengujian benih padi varietas ciherang
Dari hasil pengujian kemurnian benih, didapatkan hasil nilai kemurnian
benih 98,41%, benih varietas lain 1%, gulma 0% dan kotoran benih sebesar
0,6%. Nilai tersebut memenui semua batas yang ditentukan sesuai dengan
literatur. Sehingga benih padi varietas ciherang yang diuji layak untuk
digunakan atau memiliki nilai mutu ekonomi yang tinggi.
Daya kecambah benih padi ciherang yang diuji adalah senilai 98%,
Kadar air benih padi sebesar 5,0% dengan metode oven. Sedangkan dengan
metode praktis alat moister tester adalah sebesar 13,40%. Perbedaan hasil
kadar air tersebut sangat jauh sekali, hal tersebut bisa diakibatkan karena
pengujian menggunakan oven, benih tidak dihamparkan secara luas,
sehingga air yang menguap tidak maksimal.
Hasil pengamatan memeberikan hasil pada hari ke empat perkecambahan
antara benih yang direndam fungisida dan tanpa perendaman fungisida
memberikan hasil yang tinggi dan selisih 1% saja. Sampai hari ketujuh
perkecambahan, terjadi peningkatan yang stabil dalam penambahan benih
yang berkecambah. Semua benih yang tumbuh dalam kondisi yang normal
tanpa ada gangguan jamur yang merupakan salah satu pengaruh dari
perlakuan fungisida yang diaplikasikan.
Dewi, I., F. 2017. Laporan praktikum teknologi produksi benih dan bibit.
[Online]. Tersedia di https://www.slideshare.net/mobile/
Diakses 16 Desember 2018.
Julia, A. T. 2016. Laporan praktikum teknologi produksi benih dan benih.
[Online]. Tersedia di http://trianiajengjulia.blogspot.com/2016/10/laporan-
praktikum-teknologi-benih.html. Diakses 16 Desember 2018.
Kurniawan, F. 2017. Laporan praktikum teknologi produksi benih. [Online]:
https://fajarkurniawan2017.wordpress.com/2017/11/09/laporan-praktikum-
teknologi-produksi-benih/. Diakses 16 Desember 2018.
Setiono. 2011. Perlakuan Benih. [Online]. Tersedia di
http://setiorono774.blogspot.com/2011/01/perlakuan-benih.html?m=1.
Diakses 16 Desember 2018.
Talagande, Yosia. 2014. Karakteristik jenis-jenis varietas unggulan tanaman padi.
[Online]. Tersedia di http://paenialclub .blogspot.com/2014/03/karakteristik-
jenis-jenis-varietas.html?m=1. Diakses 16 Desember 2018.
Tarigan, Y., S. 2016. Laporan pengukuran kadar air benih. [Online]. Tersedia di
http://yulfasari.blogspot.com/2016/03/laporan-pengukuran-kadar-air-
benih.html?m=1. Diakses 16 Desember 2018.
Yulfasari.2015.Laporan Kemurnian Benih. [Online]. Tersedia di
http://yulfasari.blogspot.com/2015/04/laporan-kemurnian-benih.html
Diakses 16 Desember 2018.
LAMPIRAN GAMBAR
b.Diantara kertas
(benih kedelai berkecambah) (benih padi berkecambah)