Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM NAMA NIM GOL / KELOMPOK ANGGOTA: : PRATAMA

PUBRIYANTO P : 081510501006 : 2/4 1. WILIS CAHYA P 2. HIDRYILA A 3. ARIF AL FARISIH 4. YONEKA DWI D 5. IBNU DANUR S ACARA PENGUJIAN TUMBUH TANGGAL PRAKTIKUM : 11 MARET 2011 TANGGAL PENYERAHAN : 23 MARET 2011 ASISTEN : 1. ARIFIN ZAID 2. SYAIFUL AMIN 3. ANJAR RAHMADANI (081510501002) (081510501023) (081510501059) (081510501040) (081510501104) DAN DAYA

: PENGAMBILAN CONTOH BENIH UNTUK KEMURNIAN

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah produsen benih dimana produsen ini merupakan awal dari sebuah kegiatan budidaya tanaman yang mana dalam berbudidaya memerlukan bahan tanam awal yaitu benih. Benih merupakan organ tanaman yang dipergunakan sebagai alat perbanyakan jenis yang dihasilkan dari peleburan sel jantan dan sel betina. Untuk diperlukan benih benih yang memeiliki mutu yang sangat baik dan unggul untuk perlu adanya sebuah pengujian mutu benih. Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyratan yang telah idtentukan oleh ISTA. Penarikan contoh digunakan untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Dalam benih pertanian dan holtikultura yang digunakan untuk benih yang berukuran seperti Triticum spp atau lebih besar, berat maksimum untuk setiap kelompok benih adalah 20.000 kg. untuk benih yang lebih kecil dari Triticum spp, berat maksimumnya adalah 10.000 kg. benih pohon-pohonan : untuk benih yang berukuran seperti benih Fagus spp atau lebih besar, berat maksimumnya adalah 5.000 kg. untuk benih yang lebih kecil dari benih Fagus spp berat maksimumnya adalah 1.000 kg. Benih-benih yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer, sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara acak. Praktikum ini mengkaji tentang pengambilan contoh benih dengan mendapatkan contoh kerja yang diambil dari contoh kiriman sehingga di dapatkan komponen komponen pada pengujian kemurnian benih baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Pengambilan contoh benih ini memungkinkan tingginya vigor benih sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui tentang kualitas dan kuantitas mutu benih tersebut. Namun kebiasaan petani saat ini dimana benih yang

mereka gunakan merupakan benih dari hasil panennya sendiri sehingga tingkat pertumbuhan tanaman tidak sama yang berpengaruh pada keseragaman tanaman pada saat panen. Hingga saat ini pengambilan contoh benih mempunyai peranan yang besar bagi para produsen benih untuk menyelamatkan penurunan hasil produksi yang disebabkan oleh kualitas dari mutu benih yang di tanam. Berdasarkan hal tersebut diatas, pengambilan contoh benih untuk pengujian kemurnian dan daya tumbuh dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengetahui kualitas dan kuantitas dari mutu benih. Selain itu dapat pula mencerminkan komposisi lot benih yang digunakan sebagai presentase benih murni yang membentuk bibit normal pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yag sudah ditentukan. 1.2 Perumusan Masalah Pada umumnya petani menggunakan benih yang tidak bersertifikat yang mana dapat berpengaruh pada hasil produksinya. Sementara itu produsen benih menciptakan benih yang dapat bersifat unggul dan tahan terhadap serangan OPT pada tanaman tersebut. Namun selama ini para petani tidak paham betul apakah benih yang digunakan tersebut merupakan benih yang mempunyai nilai kemurnian yang tinggi dan mempunyai daya tumbuh yang baik pada lingkungannya. Oleh karena itu praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian dan daya tumbuh benih tersebut yang dilakukan dengan cara pengambilan contoh benih. 1.3 Tujuan Tujuan praktikum ini untuk melatih mahasiswa dalam pengambilan contoh benih dengan mendapatkan contoh kerja yang diambil dari contoh kiriman dan mengenal alat pengambilan contoh benih yang. Serta menentukan komponen komponen pada pengujian kemurnian benih dan menghitung hasil pengujian benih.

1.4 Manfaat Hasil praktikum ini nantinya dapat memberikan informasi mengenai bagaimana cara pengambilan contoh benih yang digunakan untuk menguji kemurnian benih dan daya tumbuhnya, sehingga mampu memberikan produksi tanaman yang optimal, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembentukan Benih Pembentukan benih ditentukan oleh faktor lingkungan antara lain iklim tanah, saat masuk pada fase pembentukan penanaman, tanaman lebih banyak menyerap unsur hara dari dalam tanah dan banyak membutuhkan cahaya metahari (Leopold dan Kriedman, 1975). Benih yang langsung ditanam begitu saja dipermukaan tanah seringkali mutunya tidak sebaik dengan benih yang ditanam dengan memberikan perlakuan terlebih dahulu pada tanah atau media tanamnya, benih akan hilang daya kecambahnya jika terkena sinar matahari (benih yang rekalsitran), benih akan terserang hama/penyakit dan benih yang berkecambah.( Sutopo,2002). Perkembangan teknologi perbenihan merupakan langkah awal dalam kegiatan budidaya tanaman. Salah satu kegiatan perbenihan yang cukup penting adalah pengukuran kadar air benih. Pengukuran kadar air penting dilakukan karena kadar air dapat mempengaruhi laju kemunduran benih (Sutopo,2002). Kadar air benih juga erat kaitannya dengan daya simpan dan proses pengolahan benih. Keuntungan lain dari pengecambahan benih pada tanah atau media yang sudah diperlakukan khusus atau pengecambahan benih di dalam tanah adalah benih yang ditanam akan mendapatkan suhu yang optimal dengan suhu untuk perkecambahannya dan benih akan terhindar dari efek yang berlebihan dari cahaya matahari, selain itu benih juga akan terhindar dari hama-hama yang biasa menyerang pada benih (Pratiwi,1989). Kadar air untuk masing-masing benih berbeda-beda, misalnya ada benihbenih yang dikeringkan sampai kadar air rendah sehingga dapat disimpan lama, benih-benih ini disebut benih yang ortodoks, contohnya: kedelai, jagung, kacang panjang, kacang tanah, dll. Sebaliknya ada benih yang tidak dapat dikeringkan dan tidak dapat disimpan lama. benih-benih ini disebut benih yang bersifat rekalsitran seperti: kopi, kakau, meranti, sengon, dll. (Schmidt, 2002).

2.2 Pengambilan Contoh Benih pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyratan yang telah idtentukan oleh ISTA. Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer, sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara acak ( Nasrudin, 2009). 2.3 Cara pengambilan contoh benih Dalam pengambilan benih sampel, faktor homogenitas lot benih sangat penting. Oleh karena itu sebelum mengambil sampel, petugas pengambil sampel harus memeriksa adanya indikasi yang jelas tentang keragaman (heterogenitas) pada lot benih. Indikasi yang jelas tersebut dapat berupa keragaman jenis kemasan, ukuran kemasan, tanda dan atau keterangan pada kemasan, jenis segel. Petugas pengambil sampel juga harus mendapatkan keterangan yang jelas dari pemilik tentang asal lot benih. Selama pengambilan sampel primer, petugas harus membandingkan antara sampel primer satu dengan yang lain untuk memeriksa keseragaman sampel meliputi spesies, warna, bentuk dan ukuran serta tingkat ketidakmurnian biji. Apabila pengambilan sampel dilakukan dengan alat otomatis, pemeriksaan keseragaman

dilakukan terhadap sampel campuran. Untuk mendapatkan sampel kiriman yang mewakili, diperlukan jumlah minimum sampel primer dari lot benih. Sampel primer harus mempunyai ukuran yang sama. Intensitas pengambilan sampel ditetapkan berdasarkan persyaratan statistik. Jumlah minimum sampel primer dikelompokkan dalam 3(tiga) kondisi lot benih yang berbeda, yaitu : (1) kemasan kurang dari 15kg; (2) kemasan antara 15-100 kg ; dan (3) kemasan lebih dari 100 kg atau dalam aliran benih (seed stream). Pengambilan sampel primer dari lot benih dapat dilakukan secara acak (random) maupun sistematik. Pengambilan secara random harus dapat mewakili keragaman kualitas dari suatu lot benih sehingga dapat digunakan sebagai sampel campuran. Sedangkan pengambilan sampel secara sistematik dapat dilakukan dengan mengikuti interval jumlah kemasan atau waktu tertentu (misalnya sampel diambil dari setiap karung ke-10, atau dari aliran biji/seed stream setiap 2 menit).(Suryati, dkk. 2007).

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum Teknologi Benih Tentang Pengambilan Contoh Benih Untuk Pengujian Kemurnian Dan Daya Tumbuhnya Dilaksanakan Di Laboratorium Teknologi Benih Pada Hari Jumat Tanggal 11 Maret 2011 Pukul 07.00 WIB. 3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan 1. Benih kedelai 2. Benih jagung 3.2.2 Alat 1. Alat pembagi tipe Boerner 2. Wadah benih 3. Pinset 4. Timbangan 5. Bak pengecambah 6. Tisu 7. Substrat kertas merang 3.3 Cara Kerja 1. Mengambil contoh benih biji konsumsi jagung, kedelai dari pasar yang dijadikan sebagai contoh primer, kemudian dicampur menjadi contoh campuran, dan dikurangi serta diacak dengan alat tipe Boerner menjadi contoh kiriman. 2. Mendapatkan contoh kerja kemurnian dari contoh kiriman yang diacak dengan mengggunakan metoda pembagi tipe Boerner sesuai dengan berat contoh kerja kemurnian. Berat contoh kerja kemurnian untuk jagung 1000 gram, kedelai 500 gram.

3. Menimbang contoh kerja kemurnian tersebut sehingga diperoleh berat awal (gram) dengan menggunakan angka 1 desimal (berat contoh 100,0-999,1=1desimal). 4. Memisahkan contoh kerja tersebut di atas meja kemurnian dengan menggunakan spatula atau pinset ke dalam komponen pengujian kemurnian benih, yaitu benih murni (BM), biji tanaman lain (BTL), dan kotoran benih (KB). kriteria benih murni untuk kacang tanah: (1) benih utuh dengan kulit, (2) pecahan benih lebih dari ukurn asli dengan kulit melekat. Biji tanaman lain mencakup semua biji yang tidak termasuk dalam spesies yang dimaksud oleh pengirim contoh dan beratnya tidak lebih dari 5% dari berat contoh kerja kemurnian. Kotoran adalah selain benih murni dan biji tanaman lain, seperti ranting, daun, jerami, sekam, batu, tanah, pecahan benih yang ukurannnya kurang dari setengah ukuran asli, dan sebagainya. 5. Menimbang masing-masing komponen hasil pemisahan dan mencatat beratnya dengan menggunakan angka decimal. 6. Menjumlahkan semua berat masing-masing komponen untuk mendapatkan berat total setelah pengujian (berat akhir). 7. Memeriksa apakah nilai berat awal sama dengan nilai berat akhir. Bila selisihnya lebih dari 8% pekerjaan harus diulang. 8. Menyediakan substrat kertas merang kemudia dibasahkan dalam air dan ditaruh di atas plastic. 9. Mengambil benih murni secara acak sebanyak 25-50 butir dan ditanam dalam kertas merang dalam dua ulangan. Menjaga kelembaban substrat. 3.4 Rancangan Evaluasi Menentukan komposisi contoh kerja kemurnian berdasarkan presentase berat masing-masing 3 komponen yaitu benih murni, biji tanaman lain dan kotoran dalam 1 angka decimal sebagai berikut:

Berat benih murni (gram) a. Benih Murni = Berat total setelah pengujian Berat biji tanaman lain (gram) b. Biji Tanaman Lin (BTL) = Berat total setelah pengujian Berat Kotoran (gram) c. Kotoran Benih (KB) = Berat total setelah pengujian Hasil masing-masing komponen di atas dilakukan dalam 2 kali setelah contoh kerja (duplo), kemudian memasukkan data ke dalam table laporan pengujian kemurnian benih. Memeriksa data tersebut apakah berada dalam batas toleransi atau tidak. Pada penentuan daya berkecambah/daya tumbuh benih pengamatannya dilakukan pada harike-5 (5x24 jam) yang penilaiannya berdasarkan pada presentase kecambah normal, tetapi juga diamati kecambah abnormal, dan mati. Cara penentuan presentase daya tumbuh adalah sebagai berikut: Jumlah kecambah (bibit normal) Daya Tumbuh (%) = Jumlah benih yang ditanam Memberikan kesimpulan bagaimana keadaan mutu benih kedelai dan jagung yang diuji. x 100% x 100% x 100% x 100%

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Praktikum Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengujian Kemurnian Benih Dilakukan Dengan Contoh Kerja Berat Komponen Presentase Berat Berat No Awal Akhir BM BTL KB BM BTL KB 1. 2. 3. 4. 508 565 583 579 566,9 536,6 516 543,1 5,5 6 14 4,7 14,1 24 55 31,8 584,5 566,6 585 579,6 96,67 % 94,7 % 88,2 % 93,7 % 0,9 % 1% 2,4 % 0,8 % 2,4 % 4,4 % 9,4 % 5,4 %

Tabel 2. Hasil Pengamatan Daya Berkecambah / Tumbuh Benih Ulangan Rata rata Perkecambahan Penilaian hari ke - 7 Kecambah 1 2 1 2 Normal Abnormal Mati Normal Kedelai 2 Abnormal Mati Normal Abnormal Mati Normal Abnormal Mati 22 2 2 5 2 18 19 2 4 23 2 0 22 1 2 4 0 21 23 0 2 24 1 0 84 % 8% 8% 20 % 8% 72 % 76 % 8% 6% 92 % 8% 0% 88 % 8% 4% 16 % 0% 84 % 90 % 0% 8% 96 % 9% 0%

Kedelai 1

Jagung 1

Jagung 2

4.2 Pembahasan Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Pada tabel 1 dimana di dapatkan data bahwa untuk no. 1 yaitu benih kedelai 1 di dapatkan presentase benih murninya adalah 96,67 % sedangkan untuk no. 2 yaitu benih kedelai 2 di dapatkan presentase benih murninya adalah 94,7 %, dan untuk no. 3 yaitu benih jagung 1 di dapatkan presentase benih murninya adalah 88,2 % sedangkan no.4 yaitu benih jagung 2 di dapatkan presentase benih murninya adalah 93,7 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat mengambil contoh benih dengan metode dan alat yang digunakan tepat, dimana diambil contoh primer terlebih dahulu kemudian contoh komposit, contoh kiriman yang kemudian contoh kerja dan dibagi secara mekanik dengan alat Boerner. Dari menggunakan metode tersebut di dapatkanlah benih murni, namun tidak semua benih murni ini dapat tumbuh dengan baik maka di gunakanlah tabel 2 yaitu tabel perkecambahan benih setelah diambil benih murninya dari semua sampel tersebut yang kemudian di kecambahkan dan hasilnya dapat di lihat dengan grafik di bawah ini :

Grafik 1. Perkecambahan Benih Kedelai 1

Grafik 2. Perkecambahan Benih Kedelai 2 Dari data tabel pertama yang kemudian di hubungkan dengan tabel 2 di dapatkan grafik perkecambahan kedelai 1 yaitu dimana dapat di lihat benih yang tumbuh normal sebanyak 22 benih baik ulangan 1 maupun ulangan 2 sedangkan untuk grafik perkecambahan kedelai 2 dimana dapat di lihat benih yang tumbuh normal sebanyak 5 benih baik ulangan 1 maupun ulangan 2 hal ini dikarenakan contoh benih murni yang digunakan memiliki daya simpan yang berbeda yang mungkin pada benih kedelai 1 umur benihnya masih muda dalam penyimpanan sehingga kandungan cadangan makanan yang terdapat di dalamnya masih banyak atau belum mengalami laju kemunduran benih, sebaliknya dengan benih kedelai 2 yang mungkin umur benihnya sudah tua dalam penyimpanan sehingga kandungan cadangan makanan yang terdapat di dalam benih sudah habis saat benih dalam proses penyimpanan atau benih kedelai 2 telah mengalami laju kemunduran benih sehingga berpengaruh pada daya kecambah/tumbuh benih kedelai tersebut.

Grafik 3. Perkecambahan Benih jagung 1

Grafik 4. Perkecambahan benih jagung 2 Dari data tabel pertama yang kemudian di hubungkan dengan tabel 2 di dapatkan grafik perkecambahan jagung 1 yaitu dimana dapat di lihat benih yang tumbuh normal sebanyak 23 benih baik ulangan 1 maupun ulangan 2 sedangkan untuk grafik perkecambahan jagung 2 dimana dapat di lihat benih yang tumbuh normal sebanyak 24 benih baik ulangan 1 maupun ulangan 2 hal ini dikarenakan contoh benih murni jagung yang digunakan merupakan benih rekalsitran dimana merupakan benih yang membutuhkan kadar air dan suhu rendah yang mana berhubungan dengan perkecambahannya. Dan juga terdapat pula faktor umur yang mungkin dimana pada benih jagung 1 dan jagung 2 umur benihnya masih muda atau belum mengalami laju kemunduran benih sehingga kandungan cadangan makanan masih tersimpan banyak di dalam benih yang mana digunakan benih pada saat mulai berkecambah. Benih sebagai sarana produksi harus mampu mengemban misi sebagai wahana teknologi sehingga untuk mencapai produksi tanaman secara maksimum dan lestari maka pertanaman harus di kelola dengan baik yang bermula dari benih. Maka untuk mencapai produksi tanaman yang maksimum benih yang di tanam harus memiliki mutu yang tinggi yang di dalamnya perlu adanya kemurnian benih. Dalam kemurnian benih tersebut terdapat faktor faktor yang mempengaruhinya yaitu :

1. Pembawaan genetik dari benih dasar yang di tanam Pembawaan genetik ini menandakan bahwa benih menunjukkan murrni genetik, benar tipenya ataru keragaan benih pertanaman ( keseragaman genotipik maupun fenotipiknya sesuai dengan deskripsi yang dibuat oleh pemulianya ). 2. Pelaksanaan teknis kegiatan produksi mulai masa sebelum panen, saat panen dan sesudah panen (pasca panen). Pelaksanaan teknis ini menandakan bahwa benih menunjukkan mutu fisik yang mana merupakan perwujudan dari kebersihan fisik ( kebersihan varietal dan non varietal ) serta seragam dalam bentuk, ukuran, warna serta berat atau jumlahnya. 3. Penyimpanan Penyimpanan ini mendakan bahwa benih yang disimpan di gudang haruslah sesuai dengan jenis benih tersebut baik benih rekalsitran maupun benih ortodoks yang memiliki kandungan kadar air dan suhu yang berbeda saat di simpan. Yang nantinya dapat berpengaruh pada tingkat kemurnian benih tersebut. Benih sebagai produk teknologi makin lama semakin jelas mempunyai kedudukan sebagai komoditi komersial. Bagi produsen atau pedagang benih sesudah produk benihnya di hasilkan atau diperdagangkan tidak begitu saja mengemukakan bahwa benihnya mempunyai kualitas yang baik. Oleh karena itu perlu diketahui hubungan kualitas benih dengan kemurnian benih sehingga sangat penting dalam hal teknologi benih. Karena benih yang berkualitas harus diuji kemurnian benihnya karena kemurnian benih merupakan parameter dalam hal menciptakan benih yang berkualitas. Kemurnian benih disini nantinya dapat menciptakan benih yang efisien yang dapat digunakan oleh konsumen dalam hal perbanyakan tanaman yang memiliki produksi tinggi, keseragaman produk serta waktu yang seefiisien mungkin yang hanya dapat diketahui dengan mengetahui kemurnian dari benih yang digunakan. Kemurnian benih ini pula yang akan membentuk viabillitas dan vigor benih dimana viabilitas benih harus diikuti oleh vigor yang tinggi karena hanya dengan vigor yang tinggi benih mampu untuk berkembang biat atau menyebarkan spesiesnya pada

kondisi lingkungan yang optimal maupun sub optimal yang mampu disimpan lama yang akan membentuk benih yang berkualitas. Dalam hal kemurnian benih terdapat 2 cara bagaimana menjaga benih yaitu : 1. Secara Fisik
-

Menjaga benih dari kerusakan mekanis Kerusakan ini menyebabkan benih cacat atau rusak yang mempengaruhi fisiologis atau nantinya dapat menjadi sumber innfeksi oleh mikroorganisme.

- Menjaga dari serangan mikroorganisme Serangan mikroorganisme ini nantinya dapat mengeluarkan senyawa toksin yang akan merusak membran sel. Akibatnya tempat untuk mensintesa senyawa senyawa protein atau bahan organik dari sel ke sel akan rusak yang
-

menyebabkan

kebocoran

sehingga

terjadi

penurunan

dalam

metabolisme pertumbuhan. Menjaga dari menurun dan meningkatnya suhu Benih yang mengalami penurunan dan pengingkatan akan menyebabkan proses respirasinya tinggi dan rendah yang berpengaruh pada gradiennya.
2.

Secara Genetik - Menjaga dari faktor lingkungan Setiap varietas memiliki ketahanan yang berbeda terhadap faktor lingkungan yang mana nantinya dapat berpengaruh pada kemurnian benih. Umumnya varietas hibirida dapat lebih tahan terhadap faktor lingkungan. - Menjaga pada saat panen Pada saat panen dimana tingkat kemasakan benih tergantung, benih yang belum masak yang telah dipanen atau benih yang lewat panen akan memiliki vigor yang rendah dan cadangan makanannya lum sempurna atau sudah habis yang akan berpengaruh pada kemurnian benih nantinya. - Menjaga benih terhadap laju kemundurannya Benih yang sudah lanjut akan menyebabkan proses perkecambahannya lambat sehingga ketahanan terhadap cekaman lingkungan meningkat sehingga

menyebabkan penurunan viabilitas yang akan berhubungan dengan tingkat usia benih tersebut. - Menjaga dari sifat sitologis Benih yang di produksi dapat terjadi perubahan sifat karena terjadi abrasi kromosom sehingga akan menyebabkan mutasi gen pada benih.

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa :
1. Pengujian kemurnian benih merupakan pengujian yang dilakukan dengan

memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut .
2. Dapat di lihat bahwa benih kedelai 1 memiliki tingkat kemurnian yang tinggi di

bandingkan dengan benih kedelai 2, sedangkan benih jagung memiliki tingkat kemurnian yang sama yang disebabkan mungkin oleh faktor laju kemunduran benih.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi kemurnian benih yaitu : Pembawaan genetik

dari benih dengan yang ditanam, pelaksanaan teknis kegiatan produksinya, penyimpanannya.
4. Kualitas benih berhubungan dengan kemurnian benih yang nantinya dapat

menciptakan benih yang efisien yang dapat digunakan oleh konsumen dalam hal perbanyakan tanaman yang memiliki produksi tinggi, keseragaman produk serta waktu yang seefiisien mungkin.
5. Benih dapat dijaga tingkat kemurniannya dengan menjaha benih baik secara fisik

maupun genetik.

5.2 Saran Sebaiknya dalam hal praktikum uji kemurnian benih dan daya tumbuh ini yang diujikan merupakan benih yang dari produsen dan bukan berasal dari pasar sehingga dapat diketahui tingkat kemurniannya. Serta dapat pula menggunakan benih hibrida untuk mengetahui tingkat daya tumbuhnya di bandingkan dengan benih dari pasar.

DAFTAR PUSTAKA Leopold, C.A., and P.E. Kriedman.1975. Plant Growth and Development. Second edition. Tata Mc Graw Hill Publishing Company Ltd. New Delhi. Nasrudin. 2009. Teknologi benih. ( Serial Online ). http//blog.pengambilan-contohbenih.com. (21 Maret 2011) Pratiwi,1989.Teknik Budidaya Aren.Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan.Bogor. Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis (terjemahkan).Dr. Mohammad Naiem dkk. Bandung. Sutopo,L.2002. Teknologi Benih(Edisi Revisi).Fakultas Pertanian UNBRAW.PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta Suryati, E.,Samudra, H.,Dewi, N,P. 2007. Pedoman Teknik Pengambilan Sampel Biji-Bijian Untuk Benih. Pusat Karantina Tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai