Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DASAR DASAR TEKNOLOGI BENIH

KONSEP KEMURNIAN BENIH

DISUSUN OLEH :
KHAYLA ARDITHA MAHARANI
(2210212047)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. YUSNIWATI, SP. MP.

PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
dengan judul "KONSEP KEMURNIAN BENIH”. Tujuan makalah ini untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Dasar Dasar Teknologi Benih dengan dosen
pengampu ibu Dr. Yusniwati, SP. MP.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh
sebab itu, penulis akan selalu terbuka menerima kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih, semoga hasil makalah ini bermanfaat.

Padang, 7 Novemberr 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk
dapat memperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup
kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas,
produksi benih, pengolahan, penyimpanan, serta sertifikasi benih. Benih memiliki
tipe perkecambahan yang berbeda-beda. Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu
epigeal dan hipogeal. Pada tanaman dikotil kebanyakan memiliki tipe
perkecambahan epigeal sedangkan tanaman monokotil mempunyai tipe
perkecambahan hipogeal.
Pengujian mutu benih,yang meliputi pengujian mutu fisik,genetis dan
fisiologis,merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman dilapangan.Di
dalam setiap pengujian,standar tolak ukur untuk mutu kualitas benih memiliki
berbeda-beda .Karena itu ,Komponen-komponen mutu benih yang menunjukkan
korelasi dengan nilai pertanamanbenih dilapangan harus dievaluasi dalam
pengujian.
Pengujian benih dapat dilakukan mengikuti aturan ISTA (Internasional
Seed Testing Association) atau AOSA (Association Official Seed Analysis)
dengan beberapa penyesuaian.Penyesuaian tersebut antara lain penyederhanaan
prosedur pengujian benih,yang salah satunya ialah pengujian mutu fisiologis
benih.Pengujian mutu fisiologis benih dapat dilakukan melalui uji viabilitas dan
vigor benih.Uji viabilitas benih meliputi pengukuran daya kecambah dan kadar air
benih.Sedang uji vigor benih meliputi uji pengusangan dipercepat dan uji daya
hantar listrik.Pengujian-pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
sampel benih yang mewakili lot (kumpulan)benih.
Kemurnian benih merupakan persentase dari berat benih murni yang
terdapat dalam suatu contoh benih.Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas
benih dapat ditentukan melalui persentase dari benih murni, benih tanaman lain,
biji herba, kotoran yang tercampur, daya berkecambah dan kecepatan
berkecambah, daya tumbuh benih, benih terbebas dari hama dan penyakit
tanaman, kadar air benih serta hasil pengujian berat benih per seribu biji benih.
Pengujian kemurnian benih merupakan serangkaian kegiatan yang
berfungsi untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponen – komponen pada
benih.Hal – hal yang termasuk kepositifan fisik benih tersebut adalah persentase
berat dari benih murni, benih tanaman lain, benih dari varietas lain, biji – bijian
herba dan kotoran – kotoran yang terdapat pada masa benih.
Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih,
sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian
daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan
demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih
mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman.Pengujian kemurnian
digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya
yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat
komponen pengujian.

B. Tujuan
1. Mengetahui benih secara umum
2. Mengetahui konsep kemurnian benih
3. Mengetahui dan memahami tentang uji kemurnian benih
BAB II
PEMBAHASAN
A. Benih Secara Umum
Benih adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Sehingga
masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri
diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan
lapang produksi dengan segenap unsure alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan
dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal (Kartasapoetra,
1986).
Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan
pengembangan usaha tani dan mempunyai fungsi agronomis. Benih yang bermutu
adalah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang bekualitas tinggi. Benih
yang baik dan bermutu akan sangat menunjang dalam peningkatan produknya
baik dari segi kuantitas maupun kualitas (Rineka, 1986).
Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman
muda (bibit), kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan
bunga berkembang menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji
kembali. Benih dapat dikatakan pula sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio
tanaman, jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk
vegetatif. Benih berasal dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek
batang, setek daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi
tanaman dewasa (Purwanti, 2004).
Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih
harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana
teknologi yang maju. Seiring petani mengalami kerugian yang tidak sedikit baik
dari segi biaya maupun waktu yang berharga akibat penggunaan benih yang
bermutu rendah. Oleh karena itu meskippun pertumuhan dan produksi tanaman
sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan carabercocok tanamn, tetapi harus
diingat pentingnya pemilihan mutu benih yang akan digunakan(Sukarman, 2000).
B. Kemurnian Benih
Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi non
benih/ serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya
kemurnian benih dinyatakan dalam persentase (%).Pengujian kemurnian benih
adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih
murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah
untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh
benih yang mewakili lot benih. (Heddy, 2000)

C. Pengujian Kemurnian Benih


Uji kemurnian benih sebaiknya merupakan uji yang pertama kali
dilakukan. Benih murni yang diperoleh itu baru kemudian dipakai untuk uji yang
lain, yaitu presentase kadar air dan viabilitas benih. Hal ini dilakukan karena nilai
yang ingin diperoleh adalah nilai dari benih murni, bukan dari benih campuran
(Kuswanto, 1997).
Analisa kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara hasil
ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari
5%.Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya dengan
berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa kurang.
Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing komponen
dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau dua angka di
belakang koma (Sutopo, 1994).
Menurut pengujian kemurnian benih, sampel benih yang diuji dapat
dipisahkan menjadi empat komponen, yaitu :
1. Benih murni
2. Benih spesies tanaman lain
3. Benih gulma
4. Kotoran
A. Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies
yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
1. Benih masak utuh
2. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
3. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
4. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang
sesungguhnya.
5. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
B. Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
C. Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam
contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
1. Benih dan bagian benih
2. Benih tanpa kulit benih
3. Benih yang terlihat bukan benih sejati
4. Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih = 0,5 ukuran normal
5. Cangkang benih, kulit benih, bahan lain, sekam, pasir, partikel tanah,
jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
D. Benih gulma adalah semua biji yang berasal dari tanaman gulma atau
tanaman yang pada umumnya dianggap sebagai tanaman pengganggu. Yang
termasuk dalam katagori ini :
1. Semua benih gulma
2. Pecahan benih gulma yang berukuran separuh atau kurang dari ukuran
sesungguhnya, tetapi masih mempunyai embrio (Setyastuti, 2004).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemurnian benih adalah tingkatan kebersihan benih dari materi-materi
non benih/serasah, atau benih varietas lain yang tidak diharapkan. Biasanya
kemurnian benih dinyatakan dalam persentase (%).Pengujian kemurnian benih
adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih
murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut.Tujuan analisis kemurnian adalah
untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh
benih yang mewakili lot benih.

B. Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya meja pemurnian dibersihkan
terlebih dahulu dan pada saat melakukan uji kemurnian praktikan lebih teliti
dalam memisahkan komponen pada benih murni, varitas benih lain dan kotoran
lain agar hasilnya sesuai yang diharapakan.
DAFTAR PUSTAKA
Heddy, G. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta
Kartasapoetra, Ance G. 1986. Teknologi Benih. Jakarta : Radar Jaya Offset.
Kartasapoetra, dkk., 1992. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Rineka Cipta : Jakarta.
Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Jakarta :Grasindo.
Pujiasmanto, B . 2000. Dasar Dasar Teknologi Benih. Universitas Sebelas Maret
: Surakarta.
Purwanti, S. 2004. Kajian suhu ruang simpan terhadap kualitas benih kedelai
hitam dan kedelai kuning.Jurnal Ilmu Pertanian 11(1)
Rineka Cipta. 1986. Teknologi Benih, Pengolahan benih dan tuntunan
praktikum. Jakarta : Rineka Cipta
Setyastuti Purwanti. 2004. Ilmu Pertanian. jurnal Vol. 11 No.1
Sukarman dan M. Rahardjo. 2000. Karakter fisik, kimia dan fisiologis benih
beberapa varietas kedelai. Buletin Plasma Nutfah 6(2)
Sutopo, L. 1994. Teknologi Benih. IPB : Bogor

Anda mungkin juga menyukai