Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRATIKUM

ILMU TEKNOLOGI DAN BENIH

ACARA VII : METODE UJI PERKECAMBAHAN

DISUSUN OLEH :

NAMA: Sandi

NIM :2011911043

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERIKANAN PERTANIAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2020
I. PENDAHULUAN
 
1.1. Latar Belakang
Benih adalah bahan tanam yang digunakan untuk memperbanyak atau
perkembangbiakkan agar tumbuh menjadi tanaman dewasa. Ciri-ciri benih yang dijadikan
sebagai bahan tanam yaitu bernas, tidak kusam, tidak keriput, tidak tercampur dengan varietas
lain, dan benih dalam keadaan baik secara fisiologis. Benih merupakan faktor yang terpenting
dalam menentukan kualitas tanaman sehingga dapat menghasilkan produksi tanaman yang
tinggi. Proses pemilihan benih dilakukan untuk mendapatkan benih yang berkualitas dengan cara
sortasi dan uji visiologis benih. Sortasi benih adalah upaya yang dilakukan untuk memilih benih
yang tidak keriput, keras, dan keadaan baik secara fisik.
Tujuan melakukan kegiatan sortasi benih adalah untuk menjaga dan meningkatkan
kemurnian benih tanaman. Tahapan sortasi dilakukan untuk memisahkan antara benih yang
memiliki ciri fisik baik dengan benih buruk seperti terkontaminasi dengan benih tanaman lain,
benih mengkerut, dan benih rusak. Benih yang buruk seperti adanya campuran dengan benih
tanaman lain sehingga dapat memberikan dampak yang buruk apabila benih tidak dilakukan
sortasi. Dampak yang terjadi ketika benih tidak dilakukan adalah kualitas tanaman rendah, hasil
panen yang dihasilkan dari tanaman menjadi sedikit, dan pertumbuhan dan perkembangbiakkan
tanaman yang tidak maksimal. Sortasi benih juga bertujuan untuk menentukan klasifikasi benih
berdasarkan mutu jenis yang terdapat benih benih itu sendiri. Kegiatan sortasi yang telah
dilaksanakan, kemudian dilakukan tahapan grading. Grading adalah kegiatan penggolongan dan
pengkelasan benih berdasarkan kualitas benih.
Hasil sortasi benih digunakan untuk kegiatan pengujian benih. Sampel benih yang digunakan
pada saat pengujian benih harus mewakili keseluruhan kelompok benih. Pengujian benih
bertujuan untuk megetahui kualitas benih yang ditinjau dari beberapa aspek yaitu analisa mutu
fisik meliputi kemurnian, kadar air, bobot 1000 butir benih, aspek yang kedua adalah analisa
mutu fisiologis meliputi daya perkecambahan dan vigor, aspek analisa kesehatan, keseragaman,
dan kesehatan. Aspek-aspek yang menunjang kegiatan pengujian benih harus diperhatikan
dengan baik karena menentukan keberhasilan tanaman tumbuh atau tidak pada lingkungan yang
baru. Ukuran benih ditentukan oleh kegiatan pengujian benih sehingga tanaman yang tumbuh
memiliki ukuran yang seragam.
Benih yang berkualitas baik diperoleh dengan cara uji visiologis benih yang terdiri dari uji
viabilitas benih dan vigor benih. Viabilitas benih adalah daya perkecambahan benih untuk
melakukan pertumbuhan secara normal. Vigor benih adalah kekuatan benih untuk melakukan
perkecambahan dengan baik dan normal pada lingkungan yang kurang mendukung. Kegiatan
vigor benih bertujuan agar benih mampu hidup pada kondisi baru. Metode yang digunakan untuk
uji daya kecambah memiliki berbagai macam cara yaitu metode uji daya kecambah secara
langsung dengan kertas merang, uji diatas kertas, uji antar kertas, uji kertas digulung, dan uji
daya kecambah secara langsung dengan substrat pasir atau tanah. Metode lainnya yang
digunakan adalah metode uji kekuatan tumbuh. Berbagai macam uji kekuatan tumbuh untuk
perkecambahan yaitu uji kertas gulung didirikan, dan uji kertas digulung didirikan dalam plastik.
Pengujian kemurnian benih untuk secara fisik dilakukan agar dapat mengelompokkan
benih yang sehat secara fisiologis seperti benih tidak mengkerut, benih tidak pecah, dan tidak
tercampur dengan benih tanaman lainnya. Uji viabilitas benih dilakukan agar dapat mengetahui
daya kecambah benih yang tumbuh secara normal, tidak normal, dan mati pada setiap benih. Uji
vigor dilakukan untuk mengetahui kekuatan benih berkecambah dengan normal pada lingkungan
baru yang kurang mendukung sehingga mahasiwa dapat melakukan sendiri dalam kehidupan
sehari-hari.
 
 Tujuan
1. Untuk mengetahui uji kemurinian benih secara fisik.
2. Untuk melatih mahasiswa agar dapat melakukan uji viabilitas dan vigor benih.
II. TINJAUAN PUSTAKA
 
Seleksi benih atau sortasi benih dapat mempengaruhi daya perkecambahan dan kecepatan
berkecambah suatu benih dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sortasi benih
dilakukan untuk mendapatkan benih yang bermutu, yang diharapkan dapat menghasilkan
produksi lebih. Proses dalam sortasi benih dapat diperoleh dengan pemilihan berbagai kriteria
seperti berdasarkan ukuran benih, berdasarkan tampilan fisik benih, berdasarkan berat benih dan
berdasarkan kandungan air pada benih dapat disesuaikan dengan kriteria benih yang diinginkan
serta perlakuan pada benih juga dapat memeberikan pengaruh pada proses perkecambahan
(Suita, 2013). Pemilihan benih yang tidak sesuai dengan kriteria akan memberikan hasil yang
kurang maksimal, atau bahkan tidak dapat memberikan hasil yang dipengaruhi oleh kurangnya
daya kecambah pada benih yang telah disesuaikan dengan tolak ukur dengan membandingkan
telah sesuai dengan kondisi lingkungan atau tidak (Widadjati et.al. , 2013).
Viabilitas penyimpanan benih lokal juga berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman ketika di lapang, yang mempengaruhi persentase perkecambahan benih
maksimum. Daya kecambah atau viabilitas dapat dilihat dari panjang akar, panjang tunas,
panjang bibit yang diamati. Membandingkan perlakuan benih yang diberi obat dengan perlakuan
benih yang tidak diberi obat atau kontrol. Pembelahan sel pada tanaman yang berhubungan
dengan metabolisme energi, yang dapat memberikan pengaruh pada viabilitas benih dalam
perkecambahannya (Hussein, 2016).
.
Vigor merupakan kekuatan benih dalam berkecambah pada lingkungan yang mendukung,
lingkungan yang mendukung benih untuk tumbuh normal dapat memberikan hasil yang baik bagi
tanaman tersebut. Kualitas benih untuk dijadikan sebagai bahan tanam perlu diperhatikan,
dengan mengadakan pengujian kesehatan benih. Benih yang berkecambah pada media tanam
dapat diamati vigornya secara langsung yang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu benih
berkecambah normal dan benih berkecambah abnormal yang dapat dipengaruhi oleh bebrapa
faktor. Perendaman ZPT auksin pada benih dapat mempengaruhi viabilitas dan vigor benih, pada
proses metabolisme dan biokimia dalam benih auksin mengalami peningkatan yang memicu
pertumbuhan benih. Peningkatan pada proses imbibisi berdampak peningkatan indeks vigor
benih yang didapatkan (Adnan et.al, 2017).
Pemberian priming (KNO3, Patula dan Erecta) mempengaruhi persentase
perkecambahan, waktu yang dibutuhkan dalam perkecambahan dengan rata – rata, indeks, 
perkecambahan, kemunculan bibit, waktu rata – rata muncul bibit, bobot dan indeks yang
dipanen selama lima tahun dengan tahap perkembangan yang berbeda – beda . Benih sangat
rentan dalam segala hal baik dari luar maupun dari dalam benih yang dapat mengakibatkan benih
tidak dapat berkecambah, sehingga benih tersebut tidak dapat dipanen. Benih dalam pemanenan
juga mempunyai perlakuan khusus dengan tahap perkembangan berdasarkan warna kulit buah
yang dapat menunjukkan benih dewasa secara fisiologis. Sebagai suatu yang menunjukkan
kualitas dan kinerja benih dalam berkecambah lebih tinggi (Mavi, 2016). Dormansi pada wilayah
kering dapat merusak benih yang akan ditanam, dengan adanya dorongan pelepasan benih
sampai pada musim berikutnya untuk dapat tumbuh dengan baik dan normal (Talini et all, 2017).
III. METODE PRAKTIKUM
 
 
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat
1. Kertas label
2. Bak pengecambah
3. Botol air mineral
4. Spreyer
5. Penggaris
6. Gunting atau cutter
 
3.2.1 Bahan
1. Benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau
2. Air
3. Substrat pasir
 
3.3 Cara kerja
3.3.1    Sortasi benih
1. Menyiapkan benih yang akan dilakukan uji kemurnian benihnya.
2. Menimbang benih tersebut, kemudian dihamparkan (agram).
3. Memisahkan antara benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL) dan kotoran benih
(KB).
4. Menimbang masing-masing benih murni (B gram), benih tanaman lain (C gram) dan
kotoran benih (D gram) yang ditemukan kemudian menghitung presentasinya.
5. Mendeskripsikan ciri fisik dari masing-masing benih murni (BM), benih tanaman lain
(BTL) dan kotoran benih (KB).
 
3.3.2. Uji vigor benih
1. Menyiapkan media tanam berupa pasir kemudian dibersihkan dan diayak halus.
2. Memasukkan media tanam ke dalam bak pengecambah sampai setengah tinggi bak
pengecambah.
3. Menanam benih padi, jagung, kacang hijau (sesuai perlakuan).
4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, dan 7.
5. Mengukur tinggi kecambah atau bibit pada hari ke 7.
 
3.3.3. Uji Viabilitas Benih
1. Mempersiapkan benih padi, jagung , kacang hijau.
2. Menanam benih pada substrat dengan metode UKDdP (Uji Kertas Digulung dalam
Plastik) dengan cara sebagai berikut :
3. Menghamparkan selembar plastik transparan tipis (20×30 cm).
4. Menyiapkan 3-4 lembar kertas buram lembab 20×30 cm dan menghamparkan diatas
plastik.
5. Menanam 20-50 butir benih diatas substrat dengan cara menyusun secara baris dalam
bentuk berselang-seling.
6. Menutup substrat yang telah ditanami dengan 2-3 lembar kertas lembab lainnya.
7. Menggulung substrat kertas yang telah ditutupi (memberi label keterangan dan
menempatkan hasil gulungan dengan posisi vertikal dalam alat pengecambah).
8. Menjaga kelembapan substrat setiap saat.
9. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, 7, 10, dan 14.
10. Mengukur tinggi kecambah/bibit pada hari ke-14.
 
3.4 Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam kegiatan praktikum meliputi :
1. Presentase hasil sortasi benih
Presentase hasil sortasi benih dihitung dengan menimbang dan mempresentasekan berat masing-
masing benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL), dan kotoran benih (KB) dari keseluruhan
berat awal sebelum dilakukan sortasi.
2. Vigor benih
Vigor benih dengan menghitung presentase kecambah normal pada hari ke-7 (7x24jam) dengan
rumus sebagai berikut :

 
3. Viabilitas benih
Viabilitas benih dengan menghitung presentase kecambah normal pada hari ke-14 (14 x 24 jam)
dengan rumus sebagai berikut :
 

 
 
 

IV. PEMBAHASAN
 
4.2 Pembahasan
Benih merupakan biji yang digunakan sebagai bahan tanam atau digunakan untuk
budidaya.. Pemilihan benih yang tepat sebelum melakukan penanaman merupakan penentu
keberhasian hasil tanaman. Benih akan mengalami kerusakan atau penurunan baik secara fisik
maupun biologis yang disebabkan karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai dan lamanya
waktu penyimpanan. Penyimpanan benih dilakukan sesuai sifat yang dimiliki oleh benih seperti
bersifat rekalsitran atau bersifat ortodok. Benih rekalsitran adalah benih yang memiliki sifat
mudah rusak dikarenakan benih rekalsitran ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi
sehingga tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Benih ortodoks adalah benih yang dapat
disimpan dalam waktu yang cukup lama karena benih ortodoks ini memiliki kandungam air yang
rendah. Benih ortodok biasanya memiliki kuit yang cukup keras untuk melindungi embrio
(Yuniarti dan Djaman, 2015).
Penanganan benih yang tepat sebelum ditanam yaitu melakukan ekstraksi dan melakukan
sortasi benih. Ekstraksi benih merupakan proses pengeluaran atau memisahkan biji dengan
kulitnya. Sortas benih adalah pemiihan benih berdasarkan ukuran benih, berat benih dan fisik
benih. Benih yang berukuran besar memiliki cadangan makanan yang lebih banyak dari pada
benih yang berukuran kecil dan ukuran benih ini juga berhubungan dengan berat benih. Fisik
benih yang baik yaitu seperti bernas, tidak kerput dan tidak terserang oleh hama dan penyakit
(Yuniarti, 2016).
Benih yang disimpan terlalu lama akan menyebabkan menurunnya kualitas maupun
kuantitas benih secara drastis. Benih yang disimpan lama diharuskan melakukan penyimpanan
yang baik dan benar sesuai metode yang dinjurkan. Benih yang disimpan lama pada kondisi
lingkungan sekitar 3o-4o C memiliki tingkat viabilitas dan vigor benih yang masih tinggi
dikarenakan pada kondisi tersebut benih mengalami dormansi dan tidak ada proses metabolisme
(Kartahadimaja et.al, 2013). Pengujian benih dapat dilakukan dengan metode viabilitas benih
dapat dilakukan pada media kertas dan vigor benih pada media tanah. Keberhasilan dari uji
viabilitas dan vigor benih ini bergantung pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk benih
supaya bisa berkecambah,
Viabilitas benih merupakan kemampuan benih untuk melakukan perkecambahan.
Pengujian viabilitas benih dilakukan pada media kertas buram yang dilembapkan oleh air. Kertas
buram dipilih karena harganya yang murah dan mudah didapatkan. Kertas buram juga dapat
mempertahankan kelembapan sehingga tingkat viabilitas pada benih cukup tinggi, namun
menurut Yuniarti et.al (2017) kertas koran lebih baik dari pada kertas buram untuk proses
perkecambahan atau pengujian viabilitas benih, dikarenakan kertas koran sifat mudah basah dan
mudak kering untuk perkecambahan. Kertas koran juga memiliki beberapa kandungan seperti
selulosa, lignin,, kalium, fosfor dan lain-lain untuk membantu proses perkecambahan.
Vigor benih merupakan kekuatan benih untuk melakukan perkecambahan secara normal
pada kondisi yang tertentu. Vigor benih akan mengalami penurunan apabila benih disimpan pada
waktu yang lama. Pengujian vigor benih ini dapat dilakukan pada media pasir yang kemudian
dilakukan pengamatan dihari-hari tertentu yang sudah ditetapkan. Pengujian vigor benih ini
menggunakan benih jagung. Benih jagung yang diuji memiliki tingkat perkecambahan yang
cukup tinggi, terbukti pada hari ke 3 benih jagung sudah banyak yang tumbuh. Bibit jagung yang
tumbuh  mengalami beberapa kerusakan seperti membusuknya daun jagung yang disebabkan
karna faktor lingkungan seperti terlalu banyak air dan tempat jagung untuk tumbuh teralu sempit.
 
 
 
 
 
 
 
 
 

V. KESIMPULAN
1. Kemurian benih dapat diuji dengan cara memisahkan antara benih murni, benih tanaman
lain dan kotoran benih. Benih yang baik memiliki fisik yang baik pula seperti bernas dan
tidak terserang hama dan penyakit
2. Pengujian viabilitas benih dapat dilakukan dengan media kertas buram, namun
menggunakan kertas Koran lebih baik digunakan untuk menguji tingkat viabilitas benih.
Pengujian vigor benih bisa dilakukan dengan uji coba pada substrat pasir dengan campuran
pupuk.
DAFTAR PUSTAKA
 
Adnan, B. R. Juanda dan M. Zaini. 2017. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman dalam
ZPT Auksin terhadap Viabilitas Benih Semangka. Agrosamudra, 4(1) : 45 – 57.

Hussein, H. J. 2016. Effect of Seed Priming With ZnSO 4 and KH2PO4 On Seed Viability Of
Local Maize (Zea mays L) Seeds Stored for Five Years in Iraq. Jurnal Biology, 8(2) : 39 –
47.

Kartahadimaja, J., Syuriani, E, E., dan Hakim, N, A. 2013. Pengaruh Penyimpanan Jangka
Panjang (Long Term) terhadap Viabilitas dan Vigor Empat Galur Benih Inbred
Jangung. Pertanian Terapan,13 (3) : 168-173.
 
Mavi, K. 2016. The Effect of Organic Priming with Marigold Herbal Tea on Seeds Quality in Aji
Paper (capsicum baccatum var. pendulum wilid). Jurnal of Agriculture Faculty of Mustafa
Kamal University, 21(1) : 31 – 39.
 
Suita, E. 2013. Pengaruh Sortasi Terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Bibit Akor (Acacisa
auriculiformis). Perbenihan Tanaman Hutan, 1(2) : 83 – 91.
 
Widajati, E., E. Murniati, E. R. Palupi, T. Kartika, M. R. Suhartanto dan A. Qadir. 2013. Dasar
Ilmu dan Teknologi Benih. Bogor : PT IPB Press.
 
Yuniarti, N. 2016. Penentuan metode ekstraksi dan sortasi terbaik untuk benih mangium (Acacia
mangium). Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 2(1) : 32-36.
 
Yuniarti, N., dan  Djaman, D ,F. 2015.  Teknik pengemasan yang tepat untuk mempertahankan
viabilitas benih bakau (Rhizophora apiculata) selama penyimpanan. Pros Sem Nas Masy
Biodiv Indon, 1(6) : 1438-1441.
 
Yuniarti, N., Megawati dan Leksono, B. 2017. Pengaruh Metode Perkecambahan Dan Substrat
Kertas Terhadap Viabilitas Benih Eucalyptus Pellita F. Mull. Penelitian Kehutanan
Wallacea, 6(1) : 13-19
 

Anda mungkin juga menyukai