Disusun oleh :
BARTH MAKAL (18031101030)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih kini merupakan komoditi perdagangan yang memiliki peranan penting dalam
produksi pertanian. Benih merupakan faktor awal yang menentukan berhasil tidaknya
budidaya pertanian yang dilakukan. Benih yang memiliki kualitas baik akan mendatangkan
hasil yang baik bagi budidaya pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih
dengan kualitas yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada budidaya pertanian
yang diusahakan. Maka, benih harus selalu dijaga kualitasnya sejak dari proses produksi oleh
produsen benih, hingga kemudian disertifikasi dan dipasarkan sampai di tangan petani untuk
proses penanaman.
Seorang ahli fisiologi tanaman yang berasal dari Inggris V.H Blackman (1919),
menyatakan bahwa biji- biji yang besar akan menghasilkan tanaman yang lebih besar
dibandingkan dengan yang berasal dari biji-biji yang kecil. Disini ditekankan bahwa ukuran
besar bibit benih akan bergantung pada ukuran besar benih yang ditanam. Namun sepertinya
hanya berlaku pada pertumbuhan awal suatu tanaman. Benih-benih yang besar akan memiliki
kekuatan pemunculan ke permukaan tanah yang lebih besar dibanding dengan benih yang
kecil.
Beberapa peneliti melaporkan bahwa kekuatan tumbuh suatu benih beserta hasilnya akan
lebih besar, apabila benih-benih kecil dibuang pada saat pemrosesan benih, sehingga yang
akan digunakan adalah benih besar untuk pertanaman. Kemudian ada juga peneliti-peniliti
lain yang mengatakan bahwa mekipun ada perbedaan kekuatan tumbuh benih dan hasil
tanaman antara penggunaan benih yang besar dan kecil, tetapi dengan membuang benih-
benih yang kecil merupakan tindakan yang tidak efisien. Sedangkan ada juga sekelompok
peneliti lain yang melakukan penelitian dan melaporkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara penanaman dengan menggunakan benih yang besar atau pun benih yang
kecil.
Penelitian-penelitian tentang pengaruh besar benih terhadap kekuatan tumbuh selalu
memberikan hasil yang berbeda-beda dan selalu memberikan kesimpulan yang tidak sama,
bahkan bertentangan dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil-hasil yang tidak
memiliki kepastian yang jelas maka dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut dengan
melakukan pengujian (praktikum) secara langsung
Maka dari itu setelah melakukan praktikum dengan menggunakan benih kacang hijau
sebagai bahan praktikum, penulis telah menyusunnya ke dalam bentuk sebuah laporan yang
berjudul “LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI DAN SERTIFIKASI BENIH
TENTANG PENGARUH BESAR KECILNYA BENIH (KACANG HIJAU) PADA
KECEPATAN BERKECAMBAH, PEMUNCULAN, DAN PERTUMBUHAN BIBIT”.
1.2 Tujuan
Mengetahui dan memahami kemampuan suatu benih untuk berkecambah, muncul dan
tumbuh di lapangan pada benih yang memiliki perbedaan ukurannya (besar dan kecil).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kacang Hijau
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek(kurang lebih
60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia
tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini:
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiates.
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60
cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan
berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu. Daunnya trifoliate
(terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih
panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua.Bunga kacang hijau
berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat
menyerbuk sendiri.Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm
dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua
berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil
dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau
mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam. Tanaman kacang hijau
berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
2.2 Benih
Benih merupakan bagian dari sistem yang memungkinkan penyebaran hidupnya pada
suatu spesies tanaman. Benih memerlukan lingkungan tumbuh yang cocok untuk dapat
berkecambah normal. Benih yang tidak berkecambah walaupun dapat ditumbuhkan pada
lingkungan yang cocok merupakan benih yang mengalami dormansi. Benih yang baik untuk
ditanam ialah benih yang memiliki daya kecambah tinggi. Daya berkecambah suatu benih
dapat diartikan sebagai mekar dan berkembangnya bagian–bagian penting dari suatu embrio
suatu benih yang menunjukkan kemampuannya untuk tumbuh secara normal pada
lingkungan yang sesuai. Dengan demikian pengujian daya kecambah benih ialah pengujian
akan sejumlah benih, berupa persentase dari jumlah benih tersebut yang dapat atau mampu
berkecambah pada jangka waktu yang telah ditentukan.
Ciri utama benih ialah kalau benih itu dapat dibedakan dari biji karena mempunyai daya
hidup yang disebut viabilitas. Namun, semua insane benih, apapun fungsi yang
disandangnya, senantiasa mendambakan benih vigor, tidak sekedar benih yang hidup
(viable). Sekedar benih yang mempunyai potensi hidup normal pun tidak cukup. Mengenai
benih yang hidup, kalau dibatasi secara negatif menjadi gampang. Indikasi bahwa benih itu
mati. Kalaupun benih itu menunjukkan gejala hidup saja, misalnya yang ditunjukkan oleh
tingkat pernapasannya, bahkan oleh sel-sel embrio yang tidak mati. Benih dapat
dikategorikan mempunyai daya hidup sekalipun benih itu tidak menunjukkan pertumbuhan.
Kalau benih itu menumbuhkan akar embrionalnya, benih itu hidup.
Mutu benih mencakup tiga aspek, yaitu :
Mutu genetik, yaitu aspek mutu benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetik
yang telah ditetapkan oleh pemulia dan tingkat kemurnian dari varietas yang
dihasilkan, identitas benih yang dimaksud tidak hanya ditentukan oleh tampilan
benih, tetapi juga fenotipe tanaman.
Mutu fisiologi, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukkan oleh viabilitas benih
meliputi daya berkecambah/daya tumbuh dan vigor benih.
Mutu fisik, yaitu aspek mutu benih yang ditunjukkan oleh tingkat kebersihan,
keseragaman biji dari segi ukuran maupun bobot, kontaminasi dari benih lain atau
gulma, dan kadar air.
Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya,
hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan proses tersebut.
Dormansi dapat terjadi pada kulit biji maupun pada embrio. Biji yang telah masak dan siap
untuk berkecambah membutuhkan kondisi klimatik dan tempat tumbuh yang sesuai untuk
dapat mematahkan dormansi dan memulai proses perkecambahannya. Pretreatment,
skarifikasi digunakan untuk mematahkan dormansi kulit biji, sedangkan stratifikasi
digunakan untuk mengatasi dormansi embrio.
Hari kedua 2 4
N1 N2 Nn
Rumus Indeks Vigor : + + ......
T1 T2 Tn
N = Jumlah benih yang berkecambah normal.
T = Waktu sesuai dengan pengamatan.
2 36−2 12−1 34 11
Perhitungan Indeks Vigor (Benih Besar) : + + =1+ + = 15,08
2 3 4 3 4
4 24−2 22−3 22 19
Perhitungan Indeks Vigor (Benih Besar) : + + =2+ + = 14,08
2 3 4 3 4
( 50 ) ( A 1+ A 2+… An)
Rumus koefisien vigor : A 1 T 1+ A 2 T 2+… AnTn
¿
¿
A : Jumlah benih yang berkecambah pada hari tertentu
T : Waktu yang berkesesuaian dengan A
N : Jumlah hari pada penilaian/perhitungan terakhir
( 50 ) (2+34+11) 2350
Perhitungan Koefisien Vigor (Benih Besar) : 2+102+44 = = 15,87
¿ 148
¿
( 50 ) (4 +22+19) 2250
Perhitungan Koefisien Vigor (Benih Kecil) : 8+66+76 = = 15
¿ 150
¿
50−3 47
Presentase Daya Kecambah (Benih Besar) : x 100% = x 100% = 94%
50 50
50−5 45
Presentase Daya Kecambah (Benih Kecil) : x 100% = x 100% = 90%
50 50
Rata-rata Tinggi Tanaman (Benih Besar) : 29,3 cm.
Rata-rata Tinggi Tanaman (Benih Kecil ) : 31,3 cm.
Fase Berbunga
Pada fase ini roguing didasarkan pada warna bunga, umur berbunga, dan tinggi
tanaman. Kacang hijau yang hipokotilnya berwarna hijau akan memiliki warna
mahkota bunga kuning. Sedangkan yang memiliki warna hipokotil ungu akan
memiliki warna mahkota bunga kuning keunguan. Warna ini terlihat jelas pada saat
bunga menjelang mekar. Tanaman dengan warna bunga menyimpang, umur
berbunga tidak bersamaan, dan tinggi tanaman yang berbeda dibuang.
Pengemasan
Benih dikemas menggunakan bahan kedap udara untuk menghambat masuknya uap
air dari luar.
Kantong plastik kapasitas 2 atau 5 kg dengan ketebalan 0,08 mm satu lapis atau 0,05
mm dua lapis cukup untuk digunakan.
Kemasan ditutup rapat dengan cara diikat atau dilaminating.
Penggunaan kaleng/blek bertutup rapat dengan kapasitas 10-15 kg dapat juga
digunakan.
Penyimpanan
Benih dalam kemasan dapat disimpan di dalam ruangan beralas kayu atau pada rak-
rak kayu agar kemasan tidak bersinggungan langsung dengan lantai.
Benih dalam penyimpanan harus terhindar dari serangan tikus ataupun hewan
pengganggu lain yang mungkin dapat merusak kemasan maupun benih.
Usahakan menyimpan benih pada ruangan tersendiri (jangan menyimpan benih
dalam ruangan bersama pupuk ataupun bahan-bahan lain yang dapat menyebabkan
ruangan menjadi lembab).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Melalui praktikum ini, maka dapa disimpulkan bahwa besar kecilnya suatu benih
mempengaruhi kekuatan tumbuh (vigor) dan daya kecambah (viabilitas). Walaupun hasil
yang diperoleh tidak terlalu berbeda nyata tetapi hasil yang paling tinggi mulai dari indeks
vigor, koefisien vigor dan daya kecambah dimiliki oleh benih besar. Maka dari itu ditinjau
dari penelitian-penelitian sebelumnya terbukti bahwa benih besar lebih baik dari pada benih
kecil dalam hal cadangan makanannya dalam hal ini benih besar memiliki persediaan
cadangan makanan yang lebih banyak sehingga menunjang nantinya proses perkecambahan
dari benih tersebut, namun semuanya dapat berubah karena masih ada faktor lain yang dapat
mempengaruhi dari hasil suatu tanaman. Kemudian berbicara tentang pertumbuhan, sewaktu-
waktu dapat berubah tergantung dari faktor eksternal yaitu seperti iklim, cahaya, unsur hara,
air dan sebagainya. Apabila faktor-faktor tersebut memenuhi syarat tumbuh suatu benih
maka akan menghasilkan hasil yang maksimal dan bisa jadi faktor-faktor tersebut dapat
menjadi kendala pada kondisi tertentu.
Berbicara tentang produksi benih kacang hijau yang baik sampai pada sertifikasinya
maka harus melalui tahap-tahap yang harus dilakukan seperti penyiapan lahan (harus
dilakukan sesuai dengan budidaya yang telah dijelaskan pada pembahasan), sejarah lahan
(apakah lahan tersebut cocok untuk ditanami benih kacang hijau), sumber benih yang akan
digunakan (harus diketahui terlebih dahulu), penyemaian benih (sebelum ditanam harus
diberi perlakuan terlebih dahulu agar benih siap ditanam dengan keadaan benih yang
memenuhi syarat), penanaman (harus diperhatikan cara penanamannya, jarak tanam, beserta
faktor eksternal yang mengkhendaki pertumbuhan tanaman kacang hijau yang baik),
pemeliharaan (meliputi pemupukan, pengairan, pengendalian hama penyakit gulma,
pemangkasan), pemeliharaan mutu genetic dalam hal ini roguing, penanganan panen dan
pasca panen, pengolahan benih, pengemasan dan penyimpanan benih. Barulah dapat menjadi
standar untuk benih yang nantinya akan disertifikasi.
DAFTAR PUSTAKA :
Isrania, D. (2015). Laporan Praktikum Teknologi Benih "Indeks Vigor dan Vigor Hipotetik Benih".
Retrieved 2020, from www.academia.edu:
https://www.academia.edu/24608721/Laporan_Praktikum_Teknologi_Benih_Indeks_Vigor_dan
_Vigor_Hipotetik_Benih_
Iswanto, R. (2013). Petunjuk Teknis Produksi Benih Kacang Hijau. Retrieved 2020, from
sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id:
http://sidolitkaji.litbang.pertanian.go.id/i/files/TeknologiProduksiBenihKacangHijau.pdf
Julian, D. (2016). LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH UJi VIGOR. Retrieved 2020, from
www.academia.edu:
https://www.academia.edu/31844583/LAPORAN_PRAKTIKUM_TEKNOLOGI_BENIH_UJi_VIGOR
malatifah, s. (2017). Laporan Praktikum Teknologi Benih Acara 5 Besar Benih, Pengaruhnya pada
Kecepatan Berkecambah, Pemunculan dan Pertumbuhan Bibit. Retrieved 2020, from
sofisalmalatifah.blogspot.com: http://sofisalmalatifah.blogspot.com/2017/04/laporan-
praktikum-teknologi-benih-acara_84.html
mr.and. (2016). Daya Kecambah Dan Indeks Vigor. Retrieved 2020, from www.scribd.com:
https://www.scribd.com/doc/310149042/Daya-Kecambah-Dan-Indeks-Vigor
Shofi, E. (2015). Isi laporan teknologi benih. Retrieved 2020, from www.academia.edu:
https://www.academia.edu/13060153/Isi_laporan_teknologi_benih
Sudarbi, M. (2014). Makalah Perkecambahan Kacang Hijau. Retrieved 2020, from www.academia.edu:
https://www.academia.edu/10473237/MAKALAH_PERKECAMBAHAN_KACANG_HIJAU
Yulia. (2016). Pengaruh Faktor Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Retrieved 2020, from
baixardoc.com: https://baixardoc.com/download/pengaruh-faktor-iklim-terhadap-
pertumbuhan-tanaman-5c79965d2f720?hash=79c5a02c18979aefa49068d241b52849