Anda di halaman 1dari 1

2.

1 Budidaya Tanaman Anuwun


Anuwun (Tacca leontopetaloides L.) merupakan tanaman sejenis umbi-umbian yang
biasanya terdapat di wilayah pesisir pantai. Berdasarkan habitusnya, Anuwun termasuk
tanaman herba semusim yang tumbuh secara tegak lurus dan memiliki batang semu dari
bagian umbi. Tanaman ini mampu beradaptasi dan tumbuh dengan baik di tanah berpasir
(sekitar 98 % pasir) dan tanah berlempung atau tanah liat. Selain itu, tanaman Anuwun
membutuhkan intensitas cahaya yang rendah (sekitar 10 %) sehingga sering terlihat tumbuh
di bawah naungan tegakan pohon. Pada ketinggian 3-330 mdpl, tanaman ini dapat tumbuh
dengan optimal.
Penyediaan bibit Anuwun dapat menggunakan biji, umbi induk, dan umbi anak. Untuk
memperoleh bibit dalam jumlah yang banyak, maka dapat digunakan umbi induk yang akan
menghasilkan umbi anak yang berukuran kecil. Umbi anak yang dihasilkan dapat digunakan
untuk menghasilkan umbi anak generasi berikutnya sebagai sumber pangan, karena memiliki
ukuran yang lebih besar dari bibit. Sebelum ditanam, bibit umbi diangin-anginkan terlebih
dahulu untuk memunculkan tunas. Dalam penyiapan lahan harus dilakukan beberapa tahapan
sebagai berikut : pembersihan gulma, pengolahan tanah, pembuatan bedeng tanam,
penentuan jarak tanam, pengajiran, dan pembuatan lubang tanam. Pupuk dasar yang
digunakan berupa pupuk kandang yang telah terdekomposisi dan pemupukan dilakukan
minimal 2 minggu sebelum penanaman. Penanaman umbi Anuwun dilakukan pada saat
musim hujan. Posisi benih umbi ditempatkan dengan cara mengarahkan bakal tunas ke atas
permukaan tanah dan dibuat guludan untuk melindungi umbi agar tidak mudah terbuka saat
musim hujan.
Pemeliharaan yang dilakukan terhadap tanaman Anuwun meliputi beberapa kegiatan
antara lain : pembersihan gulma dan serasah daun yang menimpa tanaman, pendangiran,
pembumbunan, pemupukan lanjutan, pengajiran lanjutan, serta pengendalian hama dan
penyakit. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman Anuwun sudah mulai menguning
(biasanya pada umur 7-8 bulan setelah tanam) dan umbi telah memasuki masa dormansi
(mati) serta pematangan kandungan pati. Umbi yang telah dipanen harus disimpan pada
tempat yang kering untuk mencegah penyerangan mikroorganisme berupa jamur.
Penyimpanan umbi Anuwun tidak dapat bertahan lama karena akan tumbuh tunas. Oleh
karena itu sebaiknya pengolahan pasca panen umbi dilakukan untuk menghindari
pertumbuhan tunas pada umbi.

Anda mungkin juga menyukai