Anda di halaman 1dari 10

/TUGAS INDIVIDU

TEKNOLOGI HASIL PERKEBUNAN



CENGKEH DAN CARA PENGOLAHAN CENGKEH

OLEH :
NAMA : EVI KUMALASARI
NIM : G311 11 012




PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014



Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) dikenal sebagai tanaman
rempah yang digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh termasuk salah satu
penghasil minyak atsiri yang biasa diguakan sebagai bahan baku industri farmasi
maupun industri makanan, sedangkan penggunaan yang terbanyak sebagai
bahan baku rokok. Produksi Cengkeh mempunyal peranan yang cukup besar
dalam menunjang upaya peningkatcin pendapatan Negara karena sampai saat
ini Cukai rokok merupakan salah satu sumber pendapotcin Negara yang terbesar
dibanding dengon sumber-sumber pendapaton lainnya untuk Tahun Anggaran
2001, yaitu sekitar Rp. 17,6 Trilyun atau 7,5 % bahkan target untuk Tahun
Anggaran 2002, yaitu sekitar Rp. 22,3 Triliun dart Tahun 2003 sebesor 27 triliun
dan penerimaan Negara don penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi
Besarnya cukai Rokok Kretek tergantung dan perkembangan produksi
Rokok Kretek yang dihasilkan oleh Pabrik Rokok Kretek di Indonesia. Sedangkan
produksi Rokok baik kuolitas moupun kuantitasnya akan sangat dipengoruhi oleh
ketersediaan pasokon Cengkeh yang merupokan bohon baku utama produksi
Rokok Kretek.
Persyaratan Tumbuh
- anah yang sesuai untuk tanaman cengkeh adalah gembur, solum tanah tebal
(minimal 1,5 meter) serta kedalaman air tanah lebih dari 3 meter dari
permukaan tanah, jenis tanah yang sesuai adalah latosol, podsolik merah,
mediteran dan andoso.
- Keasaman tanah (pH) optimum berkisar antara 5,5 6,5.
- Besarnya curah hujan optimal untuk perkembangan tanaman cengkeh
berkisar 1.500 2.500 mm/tahun serta bulan kering kurang dari 2 bulan,
suhu antara 25 34 C kelembaban (RH) 80 90 %.
- Ketinggian tempat yang optimal bagi pertumbuhan tanaman cengkeh berkisar
antara 200 600 meter diatas permukaan laut (dpl).
Penanaman
1. Persiapan Lahan
- Pembersihan lahan yang dilanjutkan dengan pegolahan tanah.
- Pembuatan lubang tanam, ukuran yang biasa digunakan panjang, lebar
dan kedalaman masing masing berkisar antara 60 80 cm (60 X 60 X
60 cm atau 80 X 80 X 80 cm atau 80 X 80 X 60 cm)
- 2 minggu 1 bulan sebelum tanam diberi pupuk kandang sebanyak 5
10 Kg/pohon.
- Untuk mengatur kelebihan air perlu dibuat saluran drainase yang cukup.
2. Jarak Tanam
- Jarak tanam yang biasa digunakan pada penanaman cengkeh tidak
sama tergantung pada ketinggian dan kemiringan tanah. Jarak tanam
yang biasa digunakan adalah sekitar 6 m x 7 m = 238 pohon, 7 m x 8 m
= 178 pohon atau 8 m x 8 m = 156 pohon.
3. Pola Tanam
- Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan.
- Pola tanam campuran (polykuntur) dengan system tanam pagar, yaitu
memperkecil jarak tanam dalam baris (Timur-Barat) misalnya 12 m x 5
m atau 14 m x 6 m sehingga tersedia ruangan untuk tanaman
sela/campuran.
- Tanaman campuran dapat dilakukan pada tanaman yang belum
produktif dan atau kurang produktif.
Pemeliharaan Tanaman.
Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah
pemeliharaan. Pada tanaman cengkeh, pemeliharaan merupakan periode yang
panjang, yaitu selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih
menguntungkan secara ekonomis.
1. Pengelolaan Lahan dan Tanaman.
Penggemburan Tanah dan Sanitasi Kebun.
- tanaman cengkeh umur 1 5 tahun merupakan periode yang kritis,
sekitar 10 30 % tanaman yang telah ditanam dilapangan mengalami
kematian atau perlu diganti/disulam karena berbagai sebab, seperti
hama penyakit, kekeringan, kalah bersaing dengan gulma, atau
penyebab lainnya.
- Penggemburan tanah disekeliling tanaman didaerah sekitar perakaran
di cangkul dangkal ( 10 cm) sekurangnya 2 kali setahun, pad awal dan
akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan pemupukan.
- Gulma/alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan
cangkul/garpu atau dengan penyemprotan herbisida.
1. Pengaturan Naungan
- Pada stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan
naungan yang cukup, berupa naungan buatan/sementara.
- Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau
setelah penanaman.
2. Penyulaman.
- Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk
menghindari kematian tanaman karena kekurangan air.
- Bibit sulaman yang dignakan berasal dari sumber benih dan umur yang
tidak jauh berbeda dengan tanaman yang telah ditanam.
3. Penyiraman
- Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah
yang lembab, sehingga pada musim kemarau perlu adnya penyiraman.
- Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada
kondisi iklim ekstrim kering.
4. Pemasangan mulsa
- Untuk menjaga kelembaban tanah disekitar tanaman dan memberikan
kondisi lebih baik bagi pertumbuhan akar.
- Dilakukan menjelang musim kemarau.
5. Pemupukan.
- tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman
dan meningkatnya produksi cengkeh setelah panen.
- Berdasarkan pola penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada
tanaman cengkeh dilakukan dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam
tajuk.
- Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik (pupuk
kandang atau kompos) dan pupuk anorganik, baik tunggal maupun
berupa pupuk majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet.
- Pupuk anorganik berbentuk butiran (Urea, TSP/SP-36, KCI, Kieserit)
diberikan pada proyeksi tajuk 2/3 bagian dan 1/3 bagian dibawah
bagian dalam tajuk yang dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal
dan akhir menjelang musim hujan.
- Pupuk anorganik berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang tugal (4
lubang dibawah proyeksi tajuk dan 4 lubang tual dibawah tajuk bagi
andalam) sedalam 10 15 cm. Pupuk tablet hanya diberikan setahun
sekali, yaitu pada awal musim hujan.
Pengendalian Hama dan Penyakit.
Serangan hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman cengkeh, bahkan pada serangan berat dapat
menyebabkan kematian.
Hama yang umum menyerang tanaman cengkeh adlah penggerek,
perusak pucuk, perusak daun dan perusak akar. Sedangkan penyakit yang
sering menyerang antara lain : Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC), Cacar
Daun Cengkeh (CDC), Die back (mati ranting), embun jelaga.
Untuk pengendaliannya dapat digunakan insektisida/fungisida sesuai
anjuran.
Panen
Produk utama tanaman cengkeh adalah bunga, yang pada waktu dipanen
kadar airnya berkisar antara 60 70 %. Waktu yang paling baik untuk memetik
cengkeh adalah sekitar 6 bulan setelah bakal bunga timbul, yaitu setelah satu
atau dua bunga pada tandanya mekar dan warna bunga menjadi kuning
kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup, berisi dan mengkilat.
Pemungutan bunga cengkeh dilakukan dengan cara memetik tangkai
bunga dengan tangan, kemudian dimasukkan kedalam kantong kain atau
keranjang yang telah disiapkan, menggunakan tangga segitiga atau galah dari
bambu, serta tidak merusak daun disekitarnya pada waktu pemetikan. Waktu
panen sangat berpengaruh terhafdap rendemen dan mutu bunga cengkeh serta
miyak atsirinya.
Saat pemetikan bunga cengkeh yng tepat yaitu apabila bunga sudah
penuh benar tetapi belum mekar, pemetikan yang dilakukan saat bunga cengkeh
masih muda (sebelum bunga masak) akan menghasilkan bunga cengkeh kering
yang keriput, kandungan minyak atsirinya rendah dan berbau langu (tidak enak).
Sedangkan apabila pemetikan terlambat (bunga sudah mekar) setelah
dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa kepala serta rendeman
rendah.
Penanganan Bunga Cengkeh
Sebelum dikeringkan, bunga cengkeh dipisahkan dari tangkai/gagang dan
dikeringkan secara terpisah. Pada tahap ini dilakukan pemisahan antara bunga
cengkeh yang baik, bunga yang terlalu tua dan yang terjatuh, setelah itu bunga
cengkeh segera dikeringkan.
Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemurnya dipanas matahari
langsung atau menggunakan pengering buatan.
- Bunga cengkeh yang akan dijemur dihamparkan pada alas tikar,
anyaman bambu (giribig) atau plastik, atau pada lantai jamur yang diberi
alas plastik.
- Selama proses pengeringan cengkeh dibolak-balik agar keringnya
merata.
- Proses pengeringan dianggap selesai apabila warna bunga cengkeh
telah berubah menjadi coklat kemerahan, mengkilat, mudah dipatahkan
dengan jari tangan dan kadar air telah mencapai sekitar 10 12 %.
- Lamanya waktu penjemuran dibawah sinar matahari sekitar 3 4 hari.
PENGOLAHAN BUNGA CENGKEH
Produk utama dari tanaman cengkeh adalah bunga cengkeh yang biasa
disajikan dalam bentuk kering. Pengolahan bunga cengkeh umumnya masih
dilakukan secara sederhana, sebagian besar dilakukan di tingkat petani yang
mempunyai areal penanaman yang tidak cukup luas, dan hanya sebagian kecil
saja yang melakukan pengolahan secara semi mekanis di tingkat perkebunan
besar atau KUD (Koperasi Unit Desa). Proses pengolahan bunga cengkeh
sampai mendapatkan bunga cengkeh yang kering melalui beberapa tahap, yaitu
: panen, perontokan (pemisahan gagang dan bunga), pemeraman, pengeringan
dan sortasi.
Bunga cengkeh dipanen pada waktu beberapa bunga dalam satu
rangkaian bunga sudah berwarna kemerahmerahan. Sesudah panen dilakukan
pemisahan bunga dengan tangkainya yang biasa dilakukan dengan tangan
(secara manual). Sesudah itu bunga dan tangkai langsung dijemur
secaraterpisah di bawah sinar matahari atau dengan alat pengering cengkeh.
Sebagian petani melakukan dulu pemeraman bunga cengkeh sebelum
dikeringkan. Berdasarkan hasil penelitian, warna dan kadar minyak dari bunga
cengkeh kering yang dihasilkan dengan alat pengering cengkeh tidak jauh
berbeda dengan hasil pengeringan dengan matahari kalau dilakukan pada suhu
yang tidak terlalu tinggi (<700C).
Pada umumnya bunga cengkeh kering disajikan dalam bentuk utuh,
tetapi ada juga yang disajikan dalam bentuk bubuk dengan cara menggiling
bunga kering. Tingkat kehalusan dari bubuk cengkeh yang dihasilkan bermacam
macam tergantung dari bahan baku, penggunaan dan selera konsumen di tiap
negara. Untuk keperluan ekstraksi dan destilasi diperlukan bubuk dengan butiran
besar (kasar), sedangkan untuk digunakan langsung dalam makanan (food
seasonings) diperlukan produk yang lebih halus. Untuk memperoleh bubuk yang
halus prosesnya biasa dilakukan dalam dua tahap. Pertama bunga cengkeh
dibuat bubuk kasar dengan memakai breaker atau cutter mill dengan
kecepatan yang rendah, kemudian digiling lagi sampai mendapatkan kehalusan
yang diinginkan.Untuk menghindarkan kehilangan komponen-komponen
berharga yang mudah menguap, proses penggilingan dilakukan pada temperatur
rendah (25350C).
Beberapa cara telah dilakukan untuk meminimalkan panas yang terjadi
selama proses, diantaranya dengan mendinginkan dulu ruang atau tabung
penggilingan, menggunakan air pendingin (water cooling) atau ruangan
pendingin. Bunga cengkeh kering mengandung minyak atsiri, fixed oil (lemak),
resin, tannin, protein,cellulosa, pentosan dan mineral. Karbohidrat terdapat
dalam jumlah dua per tiga dari berat bunga. Komponen lain yang paling banyak
adalah minyak atsiri yang jumlahnya bervariasi tergantung dari banyak faktor
diantaranya jenis tanaman, tempat tumbuh dan cara pengolahan. Kandungan
fixed oil di dalam bunga cengkeh berkisar antara 5 - 10 % yang terdiri dari
minyak lemak dan resin (Purseglove, et al., 1981).
Minyak lemak tersebut sebagian besar terdiri dari asam lemak tidak jenuh
(94% dari total asam lemak), dan asam lemak tersebut sebagian besar terdiri dari
asam stearat yaitu sekitar 89% dari total asam lemak jenuh. Di samping sebagai
sumber bahan flavor alami, cengkeh juga mengandung unsur unsure nutrisi lain
seperti : protein, vitamin dan mineral seperti terlihat pada Tabel 2. Pada tabel
tersebut terlihat bahwa cengkeh mengandung lemak,
karbohidrat, dan food energy yang cukup tinggi.Pemisahan kandungan kimia
dari serbuk bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh menunjukan bahwa serbuk
bunga dan daun cengkeh mengandung saponin, tannin, alkaloid, glikosida dan
flavonoid, sedangkan tangkai bunga cengkeh mengandung saponin, tannin,
glikosida dan flavonoid

Anda mungkin juga menyukai