Anda di halaman 1dari 15

PENGEMASAN DAN PENGARUH ETILEN PADA BUAH

KLIMATERIK DAN NON KLIMATERIK


Lusi Fitriani
1804010043
Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Dan Perikanan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya KH. Ahmad Dahlan Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto
Email: lusifitriani06@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum yang dilakukan pada hari Senin, 15 November 2021 di ruang
Laboratorium Agroteknologi Terapan Fakultas Pertanian dan Perikanan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto ini mengenai pengemasan. Pengemasan
merupakan cara untuk mempertahankan atau mengawetkan bahan pangan guna
mempertahankan bahan pangan agar dapat bertahan lama yang berfungsi untuk
mencegah kerusakan serta dapat menjadi daya tarik bagi konsumen nantinya. Pada
praktikum ini bahan yang digunakan ialah buah kilamterik berupa pisang dan non
klimaterik berupa jeruk dengan perlakuan yang berbeda-beda pada setiap buah.
Dengan mendiamkannya ditempat terbuka, dikemas dalam box tertutup, dan ada
yang dikemas pada box tertutup dengan penambahan oxygen absorber serta
dengan buah ada yang disayat kemudian dijatuhkan. Tujuan dari praktikum ini
ialah untuk menjelaskan fungsi dan pengertian pengemasan, mengetahui apa saja
pengaruh etilen terhadap buah klimaterik dan non klimaterik. Buah klimaterik
merupakan buah yang mengalami proses pematangan setelah panen sehingga buah
akan menjadi manis dan tekstur menjadi lebih lunak. Sedangkan proses
pematangan buah non klimaterik terjadi saat buah masih berada pada pohonnya.
Kata Kunci : Pengemasan, Etilen, Klimaterik, Non klimaterik.

I. PENDAHULUAN kemasan dapat membantu mencegah


atau mengurangi kerusakan,
Pengertian umum dari
melindungi bahan yang ada di
kemasan adalah suatu benda yang
dalamnya dari pencemaran serta
digunakan untuk wadah atau tempat
gangguan fisik seperti gesekan,
dan dapat memberikan perlindungan
benturan atau getaran. Dari segi
sesuai dengan tujuannya. Adanya
promosi kemasan dapat berfungsi CO2, H2O dan energi. Pada
sebagai perangsang atau daya tarik hakikatnya, respirasi adalah reaksi
pembeli (Achmad Furqon, 2016). redoks, dimana substrat dioksidasi
menjadi CO2 sedangkan O2 yang
Aktivitas respirasi dari sifat
diserap sebagai oksidator mengalami
hasil tanaman dapat diklasifikasikan
reduksi menjadi H2O.
menjadi dua yaitu bersifat klimaterik
dan non klimaterik. Buah Buah-buahan non-klimaterik
klimaterik merupakan buah yang menghasilkan sedikit etilen dan tidak
memiliki kenaikan laju respirasi ke memberikan respon terhadap etilen
tingkat yang paling tinggi sebelum kecuali terjadi pada saat penurunan
pemasakan, sehingga buah cepat kadar klorofil (degreening), contoh
mengalami kerusakan atau untuk buah jeruk. Terdapat indikator
pembusukan bisa jga disebut dengan yang dapat membedakan antara buah
buah yang mengalami lonjakan klimaterik dan non-klimaterik, yaitu
respirasi dan produksi etilen setelah respon buah terhadap pemberian
dipanen. Sedangkan Buah non- etilen yang merupakan gas
klimaterik merupakan buah yang hidrokarbon yang secara alami
tidak mengalami kenaikan atau dikeluarkan oleh buah-buahan dan
perubahan laju respirasi atau buah mempunyai pengaruh dalam
yang tidak mengalami lonjakan peningkatan respirasi. Buah non-
respirasi maupun etilen setelah klimaterik akan merespon pemberian
dipanen. (Suhardiman,1997). Proses etilen baik pada tingkat pra-panen
pematangan buah klimaterik akan maupun pada tingkat pasca panen.
cepat matang setelah buah dipanen Sedangkan buah klimaterik hanya
sedangkan buah non-klimaterik akan memberikan respon terhadap
terjadi saat buah masih berada pada etilen apabila etilen diberikan pada
pohonnya. saat buah berada pada tingkat pra-
klimaterik. Setelah kenaikan respirasi
Respirasi merupakan suatu
dimulai maka buah klimaterik tidak
proses perombakan senyawa-
akan peka lagi terhadap pemberian
senyawa organik oleh O2 menjadi
etilen.
Ada beberapa perbedaan penanganan pasca panen yang belum
antar buah klimaterik dan non tepat atau belum memadai (Jumeri et
klimaterik, jika pada buah non- al, 1997).
klimakterik etilen hanya
Bahan pangan agar lebih
mempengaruhi pada respirasi atau
tahan lama maka dilakukan proses
buah yang memiliki kenaikan laju
pengemasan. Pengemasan dilakukan
respirasi ke tingkat yang paling
untuk mencegah terjadinya
tinggi sebelum pemasakan,
kerusakan bahan pangan dan
sehingga buah cepat mengalami
menambah umur simpan. Pada
kerusakan atau pembusukan maka
pengemasan gelas jam dan cup
tidak memacu pertumbuhan etilen
plastik terdapat perbedaan antara
endogen dan juga proses pematangan
permukaan bahan sehingga
buah. Sedangkan pada buah
mempengaruhi tingkat oksidasi
klimakterik etilen mempengaruhi
vitamin C (Dewi Kumalasari, 2014).
semuanya, mulai dari respirasi
sampai pematangan buah atau Teknik pengemasan yang

buah yang tidak mengalami kenaikan umum digunakan ada dua jenis

atau perubahan laju respirasi. teknik yaitu teknik vakum dan non
vakum. Teknik pengemasan vakum
Setelah mengalami proses
pada prinsipnya adalah
pemanenan, buah klimaerik akan
mengeluarkan semua udara dari
terus mengalami berbagai macam
dalam kemasan, kemudian ditutup
proses katabolisme senyawa organik
rapat sehingga tercipta kondisi tanpa
atau mengalami kerusakan sampai
oksigen dalam kemasan tersebut.
menuju ke arah pembusukan saat
bahan perombakan telah habis. Etilen adalah suatu gas yang

Kerusakan tersebut terjadi karena dalam kehidupan tanaman dapat

sifat buah-buahan yang dikenal digolongkan sebagai hormon yang

mudah rusak atau perishable, aktif dalam proses pematangan,

suhu/lingkungan yang tidak hormon ini berbentuk gas tanpa

menguntungkan untuk daya simpan, warna dengan sedikit berbau manis

dan dapat berupa akibat dari yang dihasilkan secara alami oleh
tumbuhan dan merupakan campuran Etilen merupakan salah satu
yang paling sederhana yang senyawa volatil yang mudah
mempengaruhi proses fisiologi pada menguap yang dibebaskan pada
tumbuhan. Proses fisiologi pada waktu terjadi proses pematangan
tumbuhan antara lain perubahan bahan dan merupakan hormon yang
warna kulit, susut bobot, penurunan dibutuhkan dalam suatu proses
kekerasan, dan penurunan kadar gula pematangan (Jumeri et al, 1997).
(Dwi Dian, 2015). Proses pemberin etilen atau pemermn
dapat menyeragamkan pematangan.
Etilen dapat mempercepat
Selama proses pematangan buah
pematangan buah, perubahan tingkat
klimaterik termasuk pisang, etilen
keasaman dalam jaringan juga akan
yang mengatur perubahan warna dan
mempengaruhi aktivitas beberapa
reduksi kadar klorofil, peningkatan
enzim diantaranya adalah enzim-
karotenoid atau antosianin, gula dan
enzim pektinase yang mampu
biosintesis senyawa organik yang
mengkatalis degradasi protopektin
mudah menguap (Iqbal et al, 2017).
yang tidak larut menjadi substansi
pektin yang larut. Perubahan Buah klimakterik merupakan
komposisi substansi pektin ini akan suatu fase yang banyak sekali
mempengaruhi kekerasan buah- mengalami perubahan secara
buahan. Struktur kimianya sangat berlangsung. Klimaterik juga
sederhana sekali. Di alam etilen akan diartikan sebagai suatu keadaan auto
berperan apabila terjadi perubahan stimulation dalam buah
secara fisiologis pada tanaman. sehingga buah menjadi matang yang
Etilen mengandung bahan aktif 2 disertai dengan adanya peningkatan
chloro ethyl phosphonic acid yang proses respirasi. Klimaterik
dapat menghasilkan etilen secara merupakan fase peralihan dari proses
langsung pada jaringan tanaman. pertumbuhan menjadi layu,
Etilen yang timbul dapat meningkatnya respirasi tergantung
mempercepat kematangan buah pada jumlah etilen yang dihasilkan
(Suroso, 2015). serta meningkatnya sintesis protein
dan RNA. Buah klimaterik ditandai
dengan peningkatan CO2 secara sedikit sehingga buah tersebut
mendadak. tidak menunjukkan respon apabila
diberi perlakuan etilen. Yang
Buah dan sayur merupakan
termasuk buah non klimakterik yaitu
jenis pangan yang mudah rusak
jeruk, anggur, semangka dan nanas
karena kandungan airnya yang cukup
(Ratianingsih, 2018).
tinggi sehingga memungkinkan
bakteri dan mikroba lain tumbuh di II. METODE PRAKTIKUM
dalamnya dan hal ini bisa a. Tempat dan Waktu
menurunkan mutu pangan. Proses
Praktikum kali ini
klimakterik dalam buah dapat dibagi
dilaksanakan pada hari Senin, 5
dalam 3 tahap yaitu klimaterik
April 2021 dan melakukan
menaik, puncak klimaterik dan
pengamatan pada hari Jum’at, 9
klimaterik menurun. Buah-buahan
April 2021 yang bertempat di
yang mengalami proses klimaterik
Laboratorium Agroteknologi
diantaranya yaitu tomat, alpukat,
Terapan, Fakultas Pertanian,
mangga, pepaya, peach dan pear
Universitas Muhammadiyah
karena buah-buahan tersebut
Purwokerto.
menunjukkan adanya peningkatan
CO2 yang mendadak selama b. Alat dan bahan

pematangan buah. Buah-buahan Alat yang digunakan pada


yang mengalami pola yang sama saat praktikum berupa nampan
dengan diatas diantaranya yaitu plastik 2 buah, kardus bekas ukuran
mentimun, anggur, pisang, apel dan kotak nasi makan 8 buah,
mangga (Ratianingsih, 2018). isolasi/lakban, pisau/cutter, tudung

Buah non klimaterik saji/kerudung, penggaris dan box.

merupakan buah yang menjelang Bahan yang digunakan yaitu buah


kematangan laju respirasinya jeruk 10 butir, buah pisang 10
menurun lalu tidak menunjukkan buahmdan oxygen absorber.
adanya fase klimakterik. Buah non
c. Cara kerja
klimaterik mengandung amilum yang
Cara kerja pada praktikum nya dengan perlakuan dua dengan
kali ini ialah menyiapkan alat dan meletakan buah pisang dan jeruk
bahan yang akan digunakan pada uji kedalam dus box sebagai wadah
pengemasan dan pengaruh etilen perlakuan yang akan dilakukan.
pada buah klimaterik dan buah non Setelah itu masukan oxygen
klimaterik yang sudah disiapkan. absorber sebanyak 6 buah kedalam
Selanjutnya melaksanakan praktikum masing-masing dus box yang sudah
sesuai dengan perlakuan yang sudah berisi buah pisang dan
ditentukan di buku panduan
jeruk lalu tutup rapat menggunakan
praktikum. Masing-masing
solasi/lakban sampai dengan dus box
kelompok memiliki perlakuan yang
kedap udara lalu simpan dus box di
berbeda-beda.
suhu ruangan selama 3 hari.
Perlakuan pertama yang Perlakuan kelima pada kelompok 5
dilakukan pada kelompok 1 yaitu yaitu dengan meletakan 2 buah
meletakkan masing-masing 2 buah pisang dan 2 buah jeruk dengan
pisang dan 2 buah jeruk di nampan menyayat dan menjatuhkan salah
plastik dan di simpan di tempat satunya dengan ketinggi ±1,5 meter
terbuka. Perlakuan kedua yang di dan disayat sedalam ±0,5 cm
lakukan kelompok 2 yaitu sepanjang ±5 cm terlebih dahulu
meletakkan masing-masing 2 buah sebelum buah pisang dan jeruk
pisang dan 2 buah jeruk di dalam dus dimasukan kedalam dus box, lalu
box terpisah lalu dikemas di dalam menambahkan oxygen absorber
dus box tertutup rapat. Kemudian sebanyak 6 buah pada masing-
perlakuan tiga pada kelompok 3 masing dus box.
sebelum disimpan dalam box, salah
Kemudian semua hasil
satu dari kedua (jeruk dan pisang)
perlakuan diletakan atau disimpan di
dijatuhkan dari ketinggian ±1,5
tempat yang terjamin aman dari
meter kemudian disayat sedalam
hama seperti lalat buah dan tikus
±0,5 cm dan sepanjang ±5 cm. Lalu
serta terlindung dari panas matahari
perlakuan empat pada kelompok 4
secara langsung selama 3 hari.
praktikum yang dilakukan sama hal
Kemudian dilanjutkan melakukan uji (pisang) dan non klimaterik (jeruk)
organoleptik pada buah klimaterik setelah 3 hari disimpan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hasil Pengamatan
Keseluruhan
Tekstur Warna Kemasakan Aroma
Kelompo (kesukaan)
k Pisan Jeruk Jeruk Jeruk Jeruk Pisan Jeruk
Pisang Pisang Pisang
g g
1 2 4 6 5 2 4 2 5 4 5
Deskripsi TS N S AS TS N TS AS N S
2 3 4 6 6 4 7 4 5 5 6
Deskripsi ATS N S S N SS N AS AS S
3 1 6 2 4 1 5 1 5 2 5
Deskripsi STS S TS N STS AS STS AS TS AS
4 3 4 4 3 2 3 2 4 3 4
Deskripsi ATS N N ATS TS ATS TS N ATS N
5 4 4 6 3 3 4 5 4 5 6
Deskripsi N N S ATS ATS N AS N AS S

Keterangan:
1 = STS/Sangat Tidak Suka
2 = TS/Tidak Suka
3 = ATS /Agak Tidak Suka
4 = N/Netral
5 = AS /Agak Suka
6 = S/Suka
7 = SS/Sangat Suka

b. Pembahasan dari kerusakan fisik, kimiawi,


Dalam praktikum biologis, dan mekanis, sehingga
pengemasan diketahui bahwa pangan dapat sampai ke konsumen
pengemasan merupakan upaya yang dalam keadaan yang baik dan
bertujuan untuk melindungi pangan menarik. Bahan kemasan yang
digunakan mulai dari kertas, plastik, kematangannya pada saat pemberian
kaca, logam, fiber hingga laminas. etilen. Untuk membedakan buah
klimaterik dari buah non-klimaterik
Buah diklasifikasikan
adalah responnya terhadap
berdasarkan laju respirasinya
pemberian etilen yang merupakan
menjadi buah klimakterik dan non
gas hidrokarbon yang secara alami
klimakterik. Buah klimaterik yaitu
dikeluarkan oleh buah-buahan dan
suatu keadaan auto stimulation
mempunyai pengaruh dalam
dalam buah sehingga buah menjadi
peningkatan respirasi. Buah non-
matang yang disertai dengan adanya
klimaterik akan bereaksi terhadap
peningkatan proses respirasi.
pemberian etilen pada tingkat
Sedangkan buah non klimaterik
manapun baik pada tingkat pra-
adalah buah yang menjelang
panen maupun pasca panen.
kematangan laju respirasinya
Sedangkan buah klimakterik hanya
menurun lalu tidak menunjukkan
akan mengadakan reaksi respirasi
adanya fase klimakterik. Etilen
bila etilen diberikan dalam tingkat
adalah suatu gas yang dalam
pra klimakterik dan tidak peka lagi
kehidupan tanaman dapat
terhadap etilen setelah kenaikan
digolongkan sebagai hormon yang
respirasi dimulai.
aktif dalam proses pematangan,
hormon ini berbentuk gas tanpa Praktikum kali ini kami
warna dengan sedikit berbau manis menggunakan buah sebagai objek
yang dihasilkan secara alami oleh untuk dijadikan percobaan, kami
tumbuhan dan merupakan campuran memberikan perlakuan terhadap
yang paling sederhana yang buah pisang dan buah jeruk untuk
mempengaruhi proses fisiologi pada mengetahui pengaruhnya. Ada 5
tumbuhan. perlakuan yang pada praktikum kali
ini kami lakukan yaitu kelompok 1
Buah klimaterik
buah jeruk dan pisang diletakkan di
menghasilkan lebih banyak etilen
tempat terbuka, kelompok 2 dikemas
pada saat matang dan mempercepat
di dalam box tertutup, kelompok 3
serta lebih seragam tingkat
dikemas di dalam box tertutup
dengan buah yang disayat dan kebusukan dan kerusakan lainnya
dijatuhkan, kelompok 4 dikemas di dari produk.
dalam box tertutup dan ditambahkan
Uji organoleptik yang akan
oxygen absorber, dan kelompok 5
diamati meliputi rasa, warna, tekstur,
diletakkan di dalam box tertutup
aroma dan keseluruhan (kesukaan).
dengan buah disayat dan dijatuhkan
Maka warna, tekstur, kemasakan dan
lalu menambahkan oxygen absorber.
keseluruhan (kesukaan) yang
Arti oxygen absorber adalah atau
didapati setelah 3 hari masa simpan
disebut Oksigen Serap, adalah alat
pada kelompok 1 hasil tekstur pada
penyerap udara, menghilangkan
buah pisang dan jeruk adalah lembek
oksigen dalam kemasan makanan,
dan netral. Hal tersebut dikarenakan
guna menjaga timbulnya jamur dan
buah tidak mengalami lonjakan
bakteri pada makanan.
respirasi dan etilen masih terjaga.
Kelima perlakuan tersebut Warna yang dihasilkan pada buah
akan didiamkan selama 3 hari pisang dan jeruk tidak cukup banyak
kemudian melakukan pengamatan berubah atau masih sama karena
dengan Uji Organoleptik. Uji belum mengalami perubahan yang
Organoleptik merupakan pengujian signifikan dan praktikan masih
terhadap bahan makanan berdasarkan cukup menyukai warna yang
kesukaan dan kemauan untuk dihasilkan pada buah tersebut. Untuk
mempergunakan suatu produk. Uji kemasakan yang dihasilkan cukup
Organoleptik atau uji indera atau uji baik ditandai dengan aroma bau pada
sensori sendiri merupakan cara buah pisang dan jeruk yang terbilang
pengujian dengan menggunakan belum terlalu menyengat.
indera manusia sebagai alat utama
Kemudian pada kelompok 2
untuk pengukuran daya penerimaan
pada uji organoleptik berdasarkan
terhadap produk. Pengujian
tekstur, buah pisang memiliki tekstur
organoleptik mempunyai peranan
mulai agak lembek dibandingkan
penting dalam penerapan mutu serta
dengan buah jeruk hampir mirip
dapat memberikan indikasi
dengan perlakuan 1 akan tetapi
perlakuan 2 buah pisang mulai hitam akibat di jatuhkan dan di sayat,
mengalami lonjakan repirasi dan akan tetapi pada warna buah jeruk
hormon etilennya bekerja sehingga warnanya agk kurang disukai oleh
menghasilkan buah pisang yang praktiakan karena warna mengalami
mulai masak. Dan di lihat dari perubahan menjadi agak hitam.
warna buah pisang yang awalnya Kemasakan yang dihasilkan buah
hijau mengalami perubahan warna pisang dan jeruk mengalami
agak menguning. Hal tersebut kematangan yang kurang baik dan
menandakan bahwa buah pisang aroma yang dihasilkan pada buah
telah matang dan warna disukai oleh pisang dan jeruk terbilang netral.
praktikan. Sedangkan pada buah
Perlakuan pada kelompok
jeruk terdapat salah satu yang masih
empat berdasarkan tekstur pada buah
agak berwarna hijau. Pada masing-
pisang agak tidak disukai karena
masing buah aromanya mulai
tekstur pisang lembek dan
menyengat menandakan adanya
mengalami kematangan yang
kematangan dari masing-masing
berlebihan. Sedangkan tekstur buah
buah.
jeruk masih tergolong netral. Warna
Pada kelompok tiga yang dihasilkan buah pisang cukup
berdasarkan teksturnya menjadi disukai praktikan sedangkan warna
lembek dan rusak karena perlakuan untuk buah jeruk terbilang cukup
yang dijatuhkan dan disayat sehingga baik. Kemasakan yang dihasilkan
membuat struktur dan jaringan pada oleh pisang dan jeruk cukup disukai.
buah menjadi rusak dan mengalami Untuk aroma dari pisang kurang baik
pembusukan yang cukup cepat. Akan sedangkan untuk jeruk netral.
tetapi untuk masing-masing buah
Untuk perlakuan pada
yang tidak mendapatkan perlakuan
kelompok lima hasilnya yaitu tekstur
tidak mengalami kerusakan dan
buah pisang dan jeruk netral
teksturnya baik. Warna yang
keduanya tidak terlalu lembek dan
dihasilkan pada buah pisang terlihat
keras. Perlakuan terhadap buah
kurg baik karena warna buah terlalu
pisang dan jeruk mempengaruhi
berwarna kuning dan terdapat bercak
kerja etilen dan membuat respirasi tidak sesuai atau kurang tepat dan
menjadi tinggi sehingga kerja etilen dapat menyebabkan kerusakan
cukup cepat akan tetapi agak terhadap buah pascapanen (A.
terhambat oleh penambahan oxygen Ambaw, 2013). Sehingga pada
absorber yang membuat oksigen penelitian yang di laksanakan ini
yang terdapat pada box terserap oleh dikembangkan perlakuan atau model
oxygen absorber sehingga buah agak baru pada proses pengemasan diluar
sedikit awet. Kedua buah tersebut ruang pendingin atau dalam suhu
mengalami perubahan warna, warna ruangan yang optimum agar buah
pisang menjadi kuning meyeluruh hasil pascapanen tetap baik dalam
dengan sedikit bercak hitam berbagai macam kondisi. Dari segi
dibeberapa bagian yang menandakan wadah pengemasan juga didesain atu
buah matang. Pada buah jeruk warna di pilih dengan baik agar dapat
mengalami perubahan menjadi digunakan untuk menjaga kondisi
kuning menjadikan sedikit agak tidak buah pascapanen, hal tersebut karena
disukai praktikan. Aroma yang wadah pengemasan sangat
dihasilkan oleh buah pisang dan berpengaruh dalam proses
jeruk cukup baik. pengawetan yang menjadi salah satu
hal yang mempengaruhi aliran udara
Setelah melakukan
agar dapat merata keseluruh bagian.
pengamatan, pengemasan dengan
perlakuan yang berbeda-beda dari IV. KESIMPULAN
masing-masing kelompok dalam
Pengemasan merupakan salah
proses pengemasan yang merupakan
satu cara dalam memberikan kondisi
salah satu prosedur pascapanen pada
yang tepat bagi bahan pangan untuk
buah. Buah pasca panen dapat
menunda proses kimia dalam jangka
terbilang masih dalam kondisi baik
waktu yang diinginkan. Fungsi
dan setelah mengalami proses
kemasan yaitu dapat membantu
penyimpanan pada ruang pendingin
mencegah atau mengurangi
akan menjadi rusak, hal tersebut
kerusakan, melindungi bahan yang
dikarenakan dalam pengemasan dan
ada di dalamnya dari pencemaran
aliran udara dan suhu pendingin yang
serta gangguan fisik seperti gesekan, CFD to Characterize and
benturan atau getaran. Dari segi Design Post-Harvest Storage
promosi kemasan dapat berfungsi Facilities: Past, Present and
sebagai perangsang atau daya tarik Future”. Journal of
pembeli. Etilen dapat menghilangkan Computers and Electronics in
warna hijau pada buah mentah dan Agriculture 93 (April 1,
sayuran daun, mempercepat 2013): 184–94.
pematangan buah selama penanganan
Dian, D. (2015). Aplikasi Kemasan
pasca panen dan penyimpanan, serta
Berpenyerap Etilen Pada
mempersingkat masa simpan dan
Penyimpanan. Jurnal Teknik
mempengaruhi kualitas buah, bunga,
Pertanian Lampung Vol 4(3):
dan sayur setelah panen. Etilen
227-234.
disebut hormon karena dapat
memenuhi kriteria sebagai hormon Furqon, A. (2016). Pengaruh Jenis

tanaman, bersifat mobil (mudah Pengemas Dan Lama

bergerak) dalam jaringan tanaman, Penyimpanan Terhadap Mutu

dan merupakan senyawa organik. Produk Nugget Gembus.

Etilen disamping dapat memulai Agrointek 10(2): 71-76.

proses klimaterik, juga dapat Iqbal, N., Khan, N.A., Ferrante, A.,
mempercepat terjadinya klimaterik. Trivellini, A., Francini, A.,
Pada buah-buahan non klimaterik, Khan, MIR. 2017. Review:
penambahan etilen dalam konsentrasi Ethylene Role in Plant
tinggi akan menyebabkan terjadinya Growth, Development and
klimaterik pada buah-buahan. Senescence: Interaction with

V. DAFTAR PUSTAKA Other Phytohormones.


Journal Frontiers in Plant
Ambaw, Alemayehu, Mulugeta
Science, 8 (475); 1-19
Delele, Thijs Defraeye,
Quang Tri Ho, Umezuruike Jumeri, Suhardi, Tranggono. 1997.

Opara, Bart Nicolaï, and P Pola Produksi Etilen,

Verboven. 2013. “The Use of Respirasi dan Sifat Sensoris


Beberapa Buah pada Kondisi penyelenggaraan makanan di
Udara Terkendali. Agritech Sekolah Dasar. Perennial
17(3): 4-10 12(1): 35-40.

Kumalasari, D. (2014). Variasi Jenis Suhardiman. 1997. Penanganan dan


Kemasan Dan Lama Pengolahan Buah Pasca
Penyimpanan Pada Suhu Panen. Penebar Swadaya.
Ingin Terhadap Kadar Jakarta.
Vitamin C Dan Daya Terima
Suroso. (2015). Kajian Penundaan
Jam Rosella (Hibiscus
Kematangan Pisang Raja
Sabdariffa). Jurnal Pangan
(Musa paradisiaca Var.
dan Gizi 2(1): 20-47.
Sapientum L.) Melalui
Nurjanah, S. 2002. Kajian Laju Penggunaan Media Penyerap
Respirasi dan Produksi Etilen Etilen Kalium
Sebagai Dasar Penentuan Permanganat. Rona Teknik
Waktu Simpan Sayuran Dan Pertanian 8(2): 76-89.
Buah-Buahan. Jurnal
Bionatura. 4(3): 148-157.

Ratianingsih. (2018). Penanganan


Produksi Buah Pisang Pasca
Panen Melalui Model
Pengendalian Gas
Etilen. Jurnal Ilmiah
Matematika dan Terapan
15(2): 173-187.

Setiawan, B. (2016). Analisis


konsumsi buah dan sayur
pada model sistem
LAMPIRAN
Bahan praktikum dimasukan dus box
Bahan praktikum dan masing-masing dus box biberi 6
buah oxygen absorber

Dus box ditutup rapat Kemudian beri label lalu simpan di


menggunakan solasi ruang dan didiamkan selama 3 hari
Hasil praktikum Melakukan uji organoleptik

Anda mungkin juga menyukai