DISUSUN OLEH
GERALD KEVIN B.H
135040200111226
ADLU FAHIR
135040201111249
135040201111050
dilakukan tanpa harus memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan dan sekitarnya,
salah satunya adalah dengan pemanfaatan agens hayati seperti virus, jamur atau cendawan,
bakteri atau aktiomisetes. Beberapa jamur atau cendawan mempunyai potensi sebagai agens
hayati dari dari jamur patogenik diantaranya adalah Trichoderma spp.(Baker dan Cook,1983
dalam Tindaon, 2008). Jamur Trichoderma spp.digunakan sebagai jamur atau cendawan
antagonis
yang
mampu
menghambat
perkembangan
patogen
melalui
proses
mikroparasitisme,antibiosis, dan kompetisi (Mukerji dan Garg, 1988 dalam Rifai, et.
al.,1996).
Potensi jamur Trichoderma spp. sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif
terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan
oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Disamping
karakternya sebagai antagonis diketahui pula bahwa Trichoderma spp. juga berfungsi sebagai
dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Aplikasi jamur
Trichoderma spp.
pada
pembibitan tanaman guna mengantisipasi serangan OPT sedini mungkin membuktikan bahwa
tingkat kesadaran petani akan arti penting perlindungan preventif perlahan telah tumbuh.
Trichoderma spp.adalah jenis cendawan yang tersebar luas di tanah, dan mempunyai
sifat mikoparasitik. Mikoparasitik adalah kemampuan untuk menjadi parasit cendawan lain.
Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai biokontrol terhadap jenis-jenis cendawan fitopatogen.
Beberapa cendawan fitopatogen penting yang dapat dikendalikan oleh Trichoderma
spp.antara lain: Rhizoctonia solani, Fusarium spp, Lentinus lepidus, Phytium spp, Botrytis
cinerea, Gloeosporium gloeosporoides, Rigidoporus lignosusdan Sclerotium roflsii yang
menyerang tanaman jagung, kedelai, kentang, tomat, dan kacang buncis, kubis, cucumber,
kapas, kacang tanah, pohon buah- buahan, semak dan tanaman hias (Wahyudi, 2002 dalam
Tindaon, 2008). Sehingga dari hal ini termasuk didalamnya pengendalian penyakit busuk
buah pada apel (Gloeosporium Sp) juga bisa dilakukan degan pemanfaatan agen antagonis
Trichoderma spp.
Talanca, dkk., (1998) dengan mengutip beberapa penulis lain memberikan penjelasan
bahwa kemampuan antagonis Trichoderma spp.berhubungan dengan mekanisme-mekanisme
berikut :
a. Trichoderma spp.mengeluarkan toksin yang menyebabkan terlambatnya pertumbuhan
bahkan mematikan inangnya
b. Trichoderma spp.menghasilkan enzim hidrolitik -1,3 glukanase, kitinase dan selulase.
Pengendalian Secara Kultur Teknis
DAFTAR PUSTAKA
Holliday, P. (1980), Fungus Dieases of Tropical Crops. Cambridge Univ. Press, Cambridge,
607 p.
Pathak, V.N (1976), Dieases of fruit Crops. Dept. Primary Indust, Queensland, 114 p.
Rifai, M., Mujim, S., dan Aeny, T.N., 1996. Pengaruh Lama Investasi Trichoderma viride
Terhadap Intensitas Serangan Pythium sp. Pada Kedelai. Jurnal Penelitian Pertama
VII : 8 : 20-25
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia (Revisi). Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta.
Suharto, M.Y., Eko R. Murwani dan Ir. Sastrahidayat (1985), Kepekaan buah apel dan inang
lain terhadap jamur Gloeosporium fructigenum Berk. Kongr. Nas. VIII PFI,
Cibubur, Jakarta, Okt. 1985: 113-114.
Swastika, I. W. 2014. Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt) Utama Pada Tanaman
Mangga (Mangifera Indica) Dan Pengendaliannya Di Kota Denpasar. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kota Denpasar
Talanca, A.H. Soenartiningsih dan Wakman, W., 1998. Daya Hambat Jamur Trichoderma
spp..pada Beberapa Jenis Jamur Patogen. Risalah Seminar Ilmiah dan Pertemuan
Tahunan XI PEI,PFI dan HPTI Sul-sel, Maros 5 Desember 1998 Hal 317-322.
Tandion, H., 2008. Pengaruh Jamur Antagonis Trichoderma harzianum dan Pupuk Organik
Untuk Mengendalikan Patogen Tular Tanah Sclerotium roflsii Sacc. Pada Tanaman
Kedelai (Glycine max L.) di Rumah Kasa. http://repository.usu.ac.id.pdfAkses 10
Agustus 2010