Anda di halaman 1dari 47

TEKNIK BUDIDAYA

• PERSEMAIAN

1
1. BENIH

• Benih (seed) adalah biji yang dipakai sebagai alat


perkembangbiakan.
• Biji yang bisa dipertanggungjawabkan, yaitu diketahui asal-
usulnya, daya tumbuhnya, bersertifikat dan berproduksi tinggi
(benih unggul).
Bibit = Seedling
benih tumbuhan yang telah tumbuh dan dipersiapkan untuk
usaha budidaya selanjutnya (benih yang telah berkecambah).

2
2. BIBIT
Bibit = Seedling
benih tumbuhan yang telah tumbuh dan dipersiapkan untuk usaha
budidaya selanjutnya (benih yang telah berkecambah).

• Benih (seed) adalah biji yang dipakai sebagai alat


perkembangbiakan.
• Biji yang bisa dipertanggungjawabkan, yaitu diketahui asal-
usulnya, daya tumbuhnya, bersertifikat dan berproduksi tinggi
(benih unggul).

3
Pengadaan benih yang baik :

1. Benih harus tersedia tepat pada waktunya, dengan


jumlah sesuai yang dibutuhkan
2. Bermutu tinggi, murni sifat genetiknya, tidak
tercampur benih varietas lain
3. Tidak tercampur gulma, kotoran, dan bibit penyakit
4. Harus mempunyai daya kecambah dan daya tumbuh
yang tinggi
Daya kecambah : minimal 80%
Benih murni : minimal 95%
Benih varietas lain : maksimal 5%
Kotoran : maksimal 2%
Benih rumputan : maksimal 2%

4
• Adakalanya sebelum ditanam di tempat yang tetap, benih
disemaikan terlebih dahulu. Dengan demikian yang ditanam di
kebun berupa bibit yang sudah cukup kuat.  Tanaman
perkebunan, tanaman hortikultur
• Pesemaian sebaiknya dibuat dekat dengan tempat tanamnya
agar mudah dalam pengangkutannya ke lapang.
• Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian yang baik
adalah :
1. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat
kalau langsung ditanam di tempat yang tetap
2. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap
peneduh untuk mencegah curahan hujan jangan sampai
merusak benih yang masih lemah
3. Tanah pesemaian harus subur dan gembur
4. tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang

5
Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian
yang baik adalah :

5. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor


/embrat
6. Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat
penanamannya di lapang setelah cukup kuat
7. Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan
ke polibag, menunggu saat ditanam di tempat
penanamannya
8. Tanaman muda yang baru dipindah perlu diberi
pelindung.

6
Pengolahan tanah persemaian : Tanaman padi
1. Persemaian kering
2. Persemaian basah
3. Persemaian sistem dapog

1. Persemaian Kering
• Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah
remah, banyak terdapat di daerah sawah tadah hujan.
Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik
yaitu :
• Tanah dibersihkan dari rumput dan sisa -sisa jerami yang masih
tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
• Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang
dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat
memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih
banyak.
• Selanjutnya tanah digaru
7
• Dasar pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur
tanah, agar tanah menjadi gembur.
Ukuran bedengan persemaian :
- Panjang : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, tidak terlalu panjang
- Lebar bedengan : 100 -150 cm
- Tinggi bedengan : 20 -30 cm

Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran


lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk mempermudah
:
- Penaburan benih dan pencabutan bibit
- Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi : Penyiangan,Pengairan
- Pemupukan, Pemberantasan hama dan penyakit

Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami,
penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari
persemaian basah. 8
9
2. Persemaian Basah
• Perbedaan kering dan basah terletak pada penggunaan air.
• Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan
genangan air.
• Fungsi genangan air: melunakan tanah mematikan gulma
memberantas serangga perusak bibit
• Tanah diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali.
• Luas persemaian yang digunakan 1/25 - 1/20 dari areal pertanaman
yang akan ditanami.
• Kebutuhan benih : 20 – 40 kg/ha  saat ini bisa 15 – 17 kg/ha

10
Perlakuan thd benih :
• Direndam 24 jam  ditiriskan / dietus
• Diperam 24 - 48 jam  benih berkecambah
Tujuan : agar terjadi proses fisiologis dgn masuknya air

Pelaksanaan menebar benih


- Benih telah berkecambah dengan panjang +1 mm
- Benih tersebar rata
- Kerapatan benih harus sama

11
12
3.Sistem Dapog
• Di Filipina

Cara penyemaian dengan sistem dapog :


• Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah
• Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang
• Kemudian benih ditebarkan di atas daun pisang, sehingga
pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik
lembaga
• Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit ke
bawah
• Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari
ke 4
• Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan ke
persemaian yang baru atau tempat penanaman di sawah
13
14
15
PEMELIHARAAN PERSEMAIAN
1. PENGAIRAN

Persemaian secara kering

• mengalirkan air ke selokan yang berada diantara bedengan,


agar terjadi perembesan  pertumbuhan tanaman dapat
berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi
oleh gulma.
• Air berperan menghambat atau bahkan menghentikan
pertumbuhan tanaman pengganggu / gulma
• banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor yang
memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada
pesemaian yang dilakukan secara basah.

16
2. Persemaian basah

Pengairan pada persemaian basah dilakukan dengan


cara sebagai berikut :
• Bedengan digenangi air selama 24 jam
• Setelah 24 jam, air dikurang hingga keadaan
macak-macak, benih mulai bisa disebar

17
Maksud Pengurangan air pada persemaian
• Benih disebar dapat merata dan mudah melekat di tanah
sehingga akar mudah masuk kedalam tanah
• Benih tidak busuk akibat genangan air
• Memudahkan benih bernafas, sehingga proses perkecambahan
lebih cepat
• Benih mendapat sinar matahari secara langsung

• bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar
benih tidak hanyut.
• Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang
pemindahan bibit dari pesemaian ke lahan pertanaman, untuk
memudahkan pencabutan.

18
2. Pemupukan di persemaian
• Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
besar ialah unsur hara makro.

• Urea diberikan satu minggu setelah sebar


• TSP atau SP 36 diberikan menjelang penyebaran benih di
persemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh.

• Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan


menjelang benih disebar.

19
• perlu diperhatikan adalah waktu tanam dan jarak tanam.
• Waktu tanam adalah Pemilihan saat tanam yang tepat
sehingga tanaman tidak kekurangan faktor-faktor yang
dibutuhkan untuk pertumbuhannya

• Waktu tanam berkaitan erat dengan iklim. tanaman 


cocok ditanam di musim penghujan, atau di musim kemarau.
Penanaman di luar musim (off season) dapat dilakukan
dengan meningkatkan pemeliharaan dan perawatannya.
• Jarak tanam disesuaikan dengan morfologi tanaman dan
tingkat kesuburan tanahnya.

20
Jarak Tanam :
Penanaman dengan mengatur baris antar tanaman dan
dalam tanaman, sehingga membentuk jarak yang teratur
dan barisan teratur
TUJUAN :
• memudahkan dalam pemupukan & proteksi tanaman
• Efisien dalam menggunakan cahaya
• Mengurangi kompetisi unsur hara & air

21
• Mengatur jarak tanam berarti memberi ruang lingkup
hidup yang sama/merata bagi setiap tanaman
khususnya dalam hal kebutuhannya akan air, unsur
hara, dan cahaya matahari.
• Kecukupan akan ketiga faktor  penentu besarnya
hasil panen.  jarak tanam akan mempengaruhi hasil
tanaman.
• juga diperoleh barisan-barisan tanaman yang teratur
sehingga mudah dalam melakukan pengelolaan
tanaman selanjutnya.

22
Keuntungan bertanam dengan jarak tanam yang teratur :

1. Pertanaman tampak rapi, arah barisan dapat diatur

2. Memudahkan dalam pemeliharaannya, misalnya dalam


pemberian pupuk, penyiangan, pengendalian hama
penyakit, dan sebagainya.

3. dapat ditentukan jumlah populasi tanaman tiap luas


lahan sehingga kebutuhan bibit/benihnya dapat
ditentukan sebelumnya.

23
Model jarak tanam ada beberapa macam, yaitu :
1. Baris tunggal (single row)
2. Baris rangkap (double row)
3. Jarak bujur sangkar (on the square)
4. jarak sama segala penjuru (equidistant plant spacing)

24
Jarak Tanam :

baris tunggal (single row) baris rangkap (double row)


* * * * * * * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * * * * * *
bujur sangkar (on the square)
* * * * * * * * jarak sama segala penjuru
* * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * *
25
• Legowo menurut bahasa jawa berasal dari kata “Lego” yang
berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang.
• Menurut beberapa informasi cara tanam ini pertama kali
diperkenalkan oleh Bapak Legowo kepala dinas pertanian
kabupaten Banjar Negara.

• Prinsipnya meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak


tanam.
• Memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi
dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak.

26
Tujuan Jarak Tanam Legowo 2

• memperoleh pengaruh tanaman pinggiran, agar pertumbuhan


tanaman padi dapat berkembang dengan optimal.

• meningkatkan jumlah populasi tanaman padi sebesar lebih


kurang 30% dibandingkan dengan ukuran tegel biasa.

• pembuatan lajur tanaman sebaiknya melintang utara selatan.


Hal ini untuk memberikan kesempatan pada tanaman untuk
mendapatkan pencahayaan sinar mata matahari yang
maksimal. Sementara barisan tanaman membujur barat – timur.

27
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
1. Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan
kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun
jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit
menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
2. Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi
satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam
barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan
dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
3. Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi
satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam
barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir
setengah dari jarak tanam yang ditengah.

28
29
Untuk menghitung peningkatan populasi dengan sitem
tanam jajar legowo bisa menggunakan rumus :
100% X 1 : ( 1 + jumlah legowo).

Dari hasil
perhitungan sistim
tegel

Contoh untuk Legowo :


• 2:1 peningkatan populasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 2) = 30%
• 3:1 peningkatan populasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 3) = 25%
• 4:1 peningkatan popuasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 4) = 20%
• 5:1 peningkatan popuasinya adalah : 100% X 1 : (1 + 5) = 16,6%

30
Keuntungan Jarak Tanam Legowo 2
1. Populasi lebih banyak, otomomatis akan meningkatkan
produksi
2. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya
tanaman pinggir
3. Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian
pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek
tanaman pinggir)
4. Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan
maupun penyemprotan pestisida dalam pengendalian OPT
5. Menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran
pengumpul keong mas, atau untuk mina padi;
6. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna, Menghemat pupuk
karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman
Kendala Jarak Tanam Legowo 2

• penggunaan caplak dengan dua ukuran. Yakni caplak dengan


ukuran 25 cm – 25 cm – 50 cm, untuk membuat lajur legowo, dan
caplak kedua dengan ukuran 12,5 cm – 12,5 cm – 12,5 cm untuk
membuat baris legowo.

• awalnya akan mengalami kesulitan tandur. Karena belum terbiasa


dengan pola setiap dua jajar tanaman dikosongkan satu jajar.
• Membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak dan waktu tanam
yang lebih lama pula
• Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan semakin
banyaknya populasi.
• Biasanya pada legowonya akan lebih banyak ditumbuhi rumput

32
33
Menghitung Populasi Tanaman Sawit : harus memperhatikan

• Jarak tanam yang digunakan : misal 9 m x 9 m


• Model tanam yang digunakan : segitiga sama sisi atau persegi panjang

Hasil perhitungan :

Luas persegi empat ABCD = 9 m x 9 m


= 81 m2

Populasi Tanaman Kelapa Sawit per


Hektar = (10.000 m2) / (81 m2) = 124
tanaman

34
Model tanam yang digunakan : segitiga sama sisi

Hasil perhitungan :
Luas segitiga ABE = (1/2 x 4,5 m x 7,79 m) = 17,54 m2
Luas Jajaran genjang ABDC = 4 x 17,54 m2 = 70,15 m2
Populasi Tanaman Kelapa Sawit per Hektar =
(10.000 m2) / (70,15 m2) = 143 tanaman

35
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
TANAMAN KERAS /KELAPA SAWIT
• Penanaman
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
kegiatan penanaman bibit kelapa sawit adalah :
a) pembuatan lubang tanam,
b) umur dan tinggi bibit
c) susunan dan jarak tanam,
d) waktu tanam,
e) penanaman tanaman penutup tanah.

36
a) Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan satu minggu sebelum
penanaman.
Pembuatan lubang tanam berbeda untuk tanah mineral dan tanah gambut.
- pembuatan lubang pada tanah mineral, hanya dibuat
satu lubang tanam (tunggal) untuk setiap tanaman
dengan ukuran lubang sebesar 60 cm x 60 cm x 60 cm.
- pembuatan lubang tanam secara manual di areal
gambut dapat dibuat ganda (double hole) atau yang
disebut juga dengan lubang di dalam lubang
(hole in hole).
b) Umur dan Tinggi Bibit
Bibit dengan umur 12-14 bulan merupakan bibit yang terbaik untuk
dipindahkan ke lapangan.
Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar 70 – 180 cm.

37
Ketika melubang, semua perakaran yang terdapat pada galian
harus dibuang. Jangan campurkan tanah bagian atas dengan tanah
bagian dalam.

38
Beberapa hari kemudian, timbun semua lubang tadi dengan tanah
galian yang ada. Penimbunan dimulai dengan memasukan tanah
galian bagian atas dan kemudian baru masukkan galian tanah bagian
bawah. Permukaan timbunan harus menonjol sedikit dari permukaan
tanah asal dan diratakan.

39
c) Susunan dan Jarak Tanam
Jarak tanam optimal adalah 9 m untuk tanah datar dan
8,7 m untuk tanah bergelombang. Susunan
penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran
genjang, atau segitiga sama sisi.
d) Waktu Tanam
Di Indonesia, saat yang paling baik untuk melakukan
penanaman adalah pada bulan Oktober atau
November.
Penanaman pada awal musim hujan adalah yang
paling tepat karena persediaan air sangat berperan
dalam menjaga pertumbuhan bibit tanaman yang baru
dipindahkan.

40
e) Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah yang baik biasanya berupa jenis tanaman
kacang-kacangan (Leguminosa). Kriteria yang digunakan untuk
memilih jenis tanaman penutup tanah adalah :
- Bukan pesaing tanaman pokok
- Mudah diperbanyak,
- pertumbuhannya cepat
- tidak banyak mengandung hama dan penyakit
- Memberikan bahan organik yang tinggi
- Memiliki kemampuan menekan gulma
Jenis tanaman penutup tanah yang banyak digunakan untuk areal
tanaman kelapa sawit yaitu Colopogonium caeruleum, Colopogonium
mucunoides, Pueraria phaseoloides, Centrocoma pubescens, Mucuna
cochinchinensis.

41
Cara-Cara Pengaturan Jarak Tanam Pohon Mangga
Ada berbagai cara pengaturan jarak tanam untuk pohon mangga,
yaitu:
1. Cara Bujur Sangkar
2. Cara Diagonal (Quincunx)
3. Cara Contour

42
1. Cara Bujur Sangkar
• Cara pengaturan tanaman mangga dengan menggunakan cara
bujur sangkar ini sangat cocok untuk tanah di daerah dataran
rendah, dalam keadaan lapang, dengan laju kecepatan angin
lemah sampai sedang.

• Kelebihan cara ini adalah akan mempermudah cara


pemeliharaan dan pemetikan hasil. Sedangkan kelemahannya
adalah bahwa penyebaran hama penyakit cepat sekali.

• Ukuran penanaman yang paling tepat dengan cara bujur


sangkar ini adalah 13 x 13 m. Jadi, untuk lahan seluas 1 ha
(10.000 m2) dapat ditanami tanaman mangga sebanyak
kurang lebih 59 pohon.

43
2. Cara Diagonal
• Jarak tanam diagonal (Quincunx) adalah sama dengan cara bujur
sangkar, hanya pada titik potong diagonal (tepat di tengah) diberi
tanaman yang berumur pendek. Jika mahkota daun tanaman-tanaman
tersebut sudah saling bersinggungan, maka tanaman yang di tengah-
tengah sebaiknya segera dipotong atau dibongkar.

Kelebihan dari cara ini adalah


Kapasitas tanam untuk areal 1 ha, dengan jarak tanam 13 x 13 m dapat
dilipatgandakan, yakni dari sebanyak 59 pohon dapat menjadi 100 – 105
pohon. Hasil yang diperoleh juga akan meningkat.

Kelemahan dari cara ini adalah


Untuk melakukan pemeliharaan dan pembongkaran tanaman di tengah-
tengah, akan memakan waktu yang cukup banyak.
Penyebaran hama dan penyakit lebih cepat dan pemberantasannya pun
menjadi lebih sulit.

44
3. Cara Garis Ketinggian (Contour)

• kondisi tanahnya miring kurang dari 30˚, dapat menggunakan


cara garis contour (ketinggian).
• Sebelum penanaman dimulai, lebih baik dibangun terasiring,
sekaligus pengolahan tanah dan pengadaan drainase.
• Untuk menentukan jarak tanaman antara teras yang satu
dengan yang lain memang agak sulit, maka di sini tidak perlu
pengaturan jarak tanam bujur sangkar, melainkan cukup
disesuaikan dengan keadaan lahan. Yang penting jarak antar
tanaman yang satu dengan yang lainnya kira-kira 14 meter,
diambil dari jarak samping kiri – kanan dan muka – belakang.

45
Keuntungan dari cara ini adalah:

• Dapat mencegah erosi dan menyelamatkan lapisan bunga tanah


yang ada.
• Mempermudah pemeliharaan khususnya untuk pangkas
produksi.
• Tanaman bisa memperoleh cahaya matahari secara leluasa
karena tanpa ada cabang atau daun tanaman lain yang
menghalangi, sehingga masing-masing pohon dapat melakukan
proses pemasakan dengan sempurna.

Kelemahan dari cara ini adalah:


Banyaknya tenaga dan waktu yang terbuang, terutama pada saat
pengolahan tanah dan selama penanaman berlangsung.

46
KEBUTUHAN BIBIT KARET
Dengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai),
diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak
476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47
(10%) untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523
batang bibit karet.

PENANAMAN
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim
penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana
curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100
hari.
Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang
telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping
pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai
pupuk dasar (RP = Rock Phospate)

47

Anda mungkin juga menyukai