• PERSEMAIAN
1
1. BENIH
2
2. BIBIT
Bibit = Seedling
benih tumbuhan yang telah tumbuh dan dipersiapkan untuk usaha
budidaya selanjutnya (benih yang telah berkecambah).
3
Pengadaan benih yang baik :
4
• Adakalanya sebelum ditanam di tempat yang tetap, benih
disemaikan terlebih dahulu. Dengan demikian yang ditanam di
kebun berupa bibit yang sudah cukup kuat. Tanaman
perkebunan, tanaman hortikultur
• Pesemaian sebaiknya dibuat dekat dengan tempat tanamnya
agar mudah dalam pengangkutannya ke lapang.
• Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian yang baik
adalah :
1. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat
kalau langsung ditanam di tempat yang tetap
2. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap
peneduh untuk mencegah curahan hujan jangan sampai
merusak benih yang masih lemah
3. Tanah pesemaian harus subur dan gembur
4. tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang
5
Beberapa persyaratan cara pelaksanaan pesemaian
yang baik adalah :
6
Pengolahan tanah persemaian : Tanaman padi
1. Persemaian kering
2. Persemaian basah
3. Persemaian sistem dapog
1. Persemaian Kering
• Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah
remah, banyak terdapat di daerah sawah tadah hujan.
Persemaian tanah kering harus dilakukan dengan baik
yaitu :
• Tanah dibersihkan dari rumput dan sisa -sisa jerami yang masih
tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.
• Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang
dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat
memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih
banyak.
• Selanjutnya tanah digaru
7
• Dasar pengolahan tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur
tanah, agar tanah menjadi gembur.
Ukuran bedengan persemaian :
- Panjang : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, tidak terlalu panjang
- Lebar bedengan : 100 -150 cm
- Tinggi bedengan : 20 -30 cm
Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan ditanami,
penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak dari
persemaian basah. 8
9
2. Persemaian Basah
• Perbedaan kering dan basah terletak pada penggunaan air.
• Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah telah membutuhkan
genangan air.
• Fungsi genangan air: melunakan tanah mematikan gulma
memberantas serangga perusak bibit
• Tanah diolah dengan bajak dan garu masing-masing 2 kali.
• Luas persemaian yang digunakan 1/25 - 1/20 dari areal pertanaman
yang akan ditanami.
• Kebutuhan benih : 20 – 40 kg/ha saat ini bisa 15 – 17 kg/ha
10
Perlakuan thd benih :
• Direndam 24 jam ditiriskan / dietus
• Diperam 24 - 48 jam benih berkecambah
Tujuan : agar terjadi proses fisiologis dgn masuknya air
11
12
3.Sistem Dapog
• Di Filipina
16
2. Persemaian basah
17
Maksud Pengurangan air pada persemaian
• Benih disebar dapat merata dan mudah melekat di tanah
sehingga akar mudah masuk kedalam tanah
• Benih tidak busuk akibat genangan air
• Memudahkan benih bernafas, sehingga proses perkecambahan
lebih cepat
• Benih mendapat sinar matahari secara langsung
• bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu digenangi air, agar
benih tidak hanyut.
• Penggenangan air dilakukan lagi pada saat menjelang
pemindahan bibit dari pesemaian ke lahan pertanaman, untuk
memudahkan pencabutan.
18
2. Pemupukan di persemaian
• Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah
besar ialah unsur hara makro.
19
• perlu diperhatikan adalah waktu tanam dan jarak tanam.
• Waktu tanam adalah Pemilihan saat tanam yang tepat
sehingga tanaman tidak kekurangan faktor-faktor yang
dibutuhkan untuk pertumbuhannya
20
Jarak Tanam :
Penanaman dengan mengatur baris antar tanaman dan
dalam tanaman, sehingga membentuk jarak yang teratur
dan barisan teratur
TUJUAN :
• memudahkan dalam pemupukan & proteksi tanaman
• Efisien dalam menggunakan cahaya
• Mengurangi kompetisi unsur hara & air
21
• Mengatur jarak tanam berarti memberi ruang lingkup
hidup yang sama/merata bagi setiap tanaman
khususnya dalam hal kebutuhannya akan air, unsur
hara, dan cahaya matahari.
• Kecukupan akan ketiga faktor penentu besarnya
hasil panen. jarak tanam akan mempengaruhi hasil
tanaman.
• juga diperoleh barisan-barisan tanaman yang teratur
sehingga mudah dalam melakukan pengelolaan
tanaman selanjutnya.
22
Keuntungan bertanam dengan jarak tanam yang teratur :
23
Model jarak tanam ada beberapa macam, yaitu :
1. Baris tunggal (single row)
2. Baris rangkap (double row)
3. Jarak bujur sangkar (on the square)
4. jarak sama segala penjuru (equidistant plant spacing)
24
Jarak Tanam :
26
Tujuan Jarak Tanam Legowo 2
27
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
1. Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan
kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun
jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit
menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
2. Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi
satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam
barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan
dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
3. Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi
satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam
barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir
setengah dari jarak tanam yang ditengah.
28
29
Untuk menghitung peningkatan populasi dengan sitem
tanam jajar legowo bisa menggunakan rumus :
100% X 1 : ( 1 + jumlah legowo).
Dari hasil
perhitungan sistim
tegel
30
Keuntungan Jarak Tanam Legowo 2
1. Populasi lebih banyak, otomomatis akan meningkatkan
produksi
2. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya
tanaman pinggir
3. Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian
pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek
tanaman pinggir)
4. Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan
maupun penyemprotan pestisida dalam pengendalian OPT
5. Menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran
pengumpul keong mas, atau untuk mina padi;
6. Penggunaan pupuk lebih berdaya guna, Menghemat pupuk
karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman
Kendala Jarak Tanam Legowo 2
32
33
Menghitung Populasi Tanaman Sawit : harus memperhatikan
Hasil perhitungan :
34
Model tanam yang digunakan : segitiga sama sisi
Hasil perhitungan :
Luas segitiga ABE = (1/2 x 4,5 m x 7,79 m) = 17,54 m2
Luas Jajaran genjang ABDC = 4 x 17,54 m2 = 70,15 m2
Populasi Tanaman Kelapa Sawit per Hektar =
(10.000 m2) / (70,15 m2) = 143 tanaman
35
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
TANAMAN KERAS /KELAPA SAWIT
• Penanaman
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
kegiatan penanaman bibit kelapa sawit adalah :
a) pembuatan lubang tanam,
b) umur dan tinggi bibit
c) susunan dan jarak tanam,
d) waktu tanam,
e) penanaman tanaman penutup tanah.
36
a) Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan satu minggu sebelum
penanaman.
Pembuatan lubang tanam berbeda untuk tanah mineral dan tanah gambut.
- pembuatan lubang pada tanah mineral, hanya dibuat
satu lubang tanam (tunggal) untuk setiap tanaman
dengan ukuran lubang sebesar 60 cm x 60 cm x 60 cm.
- pembuatan lubang tanam secara manual di areal
gambut dapat dibuat ganda (double hole) atau yang
disebut juga dengan lubang di dalam lubang
(hole in hole).
b) Umur dan Tinggi Bibit
Bibit dengan umur 12-14 bulan merupakan bibit yang terbaik untuk
dipindahkan ke lapangan.
Tinggi bibit yang dianjurkan berkisar 70 – 180 cm.
37
Ketika melubang, semua perakaran yang terdapat pada galian
harus dibuang. Jangan campurkan tanah bagian atas dengan tanah
bagian dalam.
38
Beberapa hari kemudian, timbun semua lubang tadi dengan tanah
galian yang ada. Penimbunan dimulai dengan memasukan tanah
galian bagian atas dan kemudian baru masukkan galian tanah bagian
bawah. Permukaan timbunan harus menonjol sedikit dari permukaan
tanah asal dan diratakan.
39
c) Susunan dan Jarak Tanam
Jarak tanam optimal adalah 9 m untuk tanah datar dan
8,7 m untuk tanah bergelombang. Susunan
penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran
genjang, atau segitiga sama sisi.
d) Waktu Tanam
Di Indonesia, saat yang paling baik untuk melakukan
penanaman adalah pada bulan Oktober atau
November.
Penanaman pada awal musim hujan adalah yang
paling tepat karena persediaan air sangat berperan
dalam menjaga pertumbuhan bibit tanaman yang baru
dipindahkan.
40
e) Penanaman Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah yang baik biasanya berupa jenis tanaman
kacang-kacangan (Leguminosa). Kriteria yang digunakan untuk
memilih jenis tanaman penutup tanah adalah :
- Bukan pesaing tanaman pokok
- Mudah diperbanyak,
- pertumbuhannya cepat
- tidak banyak mengandung hama dan penyakit
- Memberikan bahan organik yang tinggi
- Memiliki kemampuan menekan gulma
Jenis tanaman penutup tanah yang banyak digunakan untuk areal
tanaman kelapa sawit yaitu Colopogonium caeruleum, Colopogonium
mucunoides, Pueraria phaseoloides, Centrocoma pubescens, Mucuna
cochinchinensis.
41
Cara-Cara Pengaturan Jarak Tanam Pohon Mangga
Ada berbagai cara pengaturan jarak tanam untuk pohon mangga,
yaitu:
1. Cara Bujur Sangkar
2. Cara Diagonal (Quincunx)
3. Cara Contour
42
1. Cara Bujur Sangkar
• Cara pengaturan tanaman mangga dengan menggunakan cara
bujur sangkar ini sangat cocok untuk tanah di daerah dataran
rendah, dalam keadaan lapang, dengan laju kecepatan angin
lemah sampai sedang.
43
2. Cara Diagonal
• Jarak tanam diagonal (Quincunx) adalah sama dengan cara bujur
sangkar, hanya pada titik potong diagonal (tepat di tengah) diberi
tanaman yang berumur pendek. Jika mahkota daun tanaman-tanaman
tersebut sudah saling bersinggungan, maka tanaman yang di tengah-
tengah sebaiknya segera dipotong atau dibongkar.
44
3. Cara Garis Ketinggian (Contour)
45
Keuntungan dari cara ini adalah:
46
KEBUTUHAN BIBIT KARET
Dengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai),
diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak
476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47
(10%) untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523
batang bibit karet.
PENANAMAN
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim
penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana
curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100
hari.
Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang
telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping
pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai
pupuk dasar (RP = Rock Phospate)
47