Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN BIOLOGI DASAR NEMATODA PARASIT TANAMAN

Oleh:
Golongan B / kelompok 6A

1. Kumalasari P (161510501135)

2. Dhiaz Asihing P (161510501139)

3. Muflikhatul Badriyah (161510501147)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
Bab 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laju pertumbuhan penduduk sangat cepat. Pertumbuhan penduduk yang
cepat harus diimbangi dengan kecukupan pangan agar tidak terjadi kelaparan pada
beberapa daerah. Kecukupan pangan harus diawali dengan peningkatan produksi
maupun produktivitas tanaman budidaya, agar tanaman budidaya mampu
memenuhi kebutuhan pangan dunia dengan jumlah penduduk yang semakain
banyak. Tanaman budidaya akan tumbuh dan berkembang secara baik jika
mendapat perawatan yang baik pula. Upaya dalam meningkatkan produksi
maupun produktivitas tanaman budidaya seperti pemilihan bibit atau benih
unggul, penambahan nutrisi yang diperlukan tanaman, serta upaya lain yang
menunjang kelancaran hidup tanaman budidaya. Selain upaya peningkatan
produktivitas ada juga beberapa hal yang menghambat pertumbuhan tanaman
budidaya seperti beberapa jenis Organisme Pengganggu tanaman (OPT) yang
sering kali menjadi faktor pembatas produktivitas tanaman budidaya bahkan dapat
menyebabkan petani gagal panen.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan tumbuhan ataupun
hewan berukuran mikro maupun makro yang menghambat, mengganggu, dan
mematikan tanaman budidaya. OPT merupakan salah satu faktor penghambat dari
pertumbuhan tanaman budidaya karena OPT menimbulkan gejala yang merugikan
untuk tanaman budidaya. Secara garis besar OPT dibedakan menjadi hama,
gulma, serta penyakit. Ketiga jenis OPT tersebut sama- sama merugikan dan
menghambat perkembangan tanaman budidaya, bahkan mematikan.
Nematoda atau biasa disebut tread worm, eel worm, atau round worm
merupakan golongan organisme yang bentuknya kebanyakan seperti cacing.
Nematoda ada yang merugikan dan ada yang tidak merugikan pada tanaman
budidaya.nematoda seringkali ditemukan di dalam tanah, air tawar, air laut, dan
jaringan tanaman maupun jaringan hewan. Nematoda adalah salah satu penyebab
penyakit penting pada tanaman budidaya. Nematoda parasit tanaman akan
menyerang tanaman pada bagian tubuh inang. Bagian tanaman yang terserang
1
biasanya akar, batang, daun, bahkan beberapa biji tanaman terserang nematoda.
Nematoda memiliki alat mulut yang digunakan untuk menghisap cairan pada
jaringan tanaman yang dinamakan stilet. Gejala yang disebabkan oleh nematoda
dapat dilihat dari bagian atas tanah maupun bagian dalam tanah
tanaman.Contohnya nematoda puru akar yang menyebabkan tanaman budidaya
menjadi layu kemudian mati. Nematoda yang menyerang tanaman budidaya harus
cepat di tangani agar tidak menyebabkan kerugian yang berlebih pada tanaman
budidaya. Pengendalian nematoda biasanya menggunakan nematisida yang
memiliki harga yang lumayan mahal, untuk lebih jelas tentang nematoda parasit
tanaman akan dibahas pada laporan ini.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenali morfologi nematoda secara umum
2. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe serangan nematoda parasit bagi
tanaman.

2
Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA

Nematoda parasit tumbuhan sebagian besar menyerang jaringan tanaman


yang ada di bagian bawah, khusunya pada akar. Nematoda parasit tumbuhan
makan dengan cara menghisap jaringan tanaman dengan menggunakan stiletnya.
Gejala yang ditimbulkan nematoda parasit tumbuhan seperti adanya bintil, layu,
bahkan ada yang sampai menyebabkan kematian tanaman. Gejala akan semakin
terlihat apabila jumlah nematoda yang makan pada jaringan tersebut meningkat
(Fitriyanti, 2014).
Sebagian besar nematoda menyimpan banyak inti yang membesar di akar.
Nematoda akan memakan jaringan yang ada di akar dengan cara menghisapnya.
Nematoda pada akar akan menimbulkan gejala sesuai dengan jenis nematodanya,
ada yang meimbulkan bintil pada akar, dan gejala lain yang menghambat
produktivitas akar tanaman. Akar tanaman berfungsi untuk mencari air dan hara
dari dalam tanah jika akar tersebut dirusak oleh nematoda maka akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman tersebut (Junior et. al., 2017).
Nematoda dapat dikendalikan dengan dua cara yaitu dengan penanaman
tanaman yang mampu mengeluarkan senyawa kimia. Senyawa kimia yang
dikeluarkan mampu membunuh atau repelen nematoda, menekan pertumbuhan,
menstimulasi penetasan telur secara prematur. Cara yang kedua yaitu dengan
antagonis nematoda. Organisme yang mencari dan memakan nematida disebut
predator nematoda parasit, seperti tungau, collembola (Purnomo, 2010).
Upaya peningkatan produktivitas tanaman marak disosialisasikan.
Kesehatan tanaman perlu diperhatikan tentang beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut seperti penggunaan petisida. Beberapa nematoda mampu mengendalikan
hama pada tanaman. Begitupun sebaliknya beberapa hama atau serangga mampu
mengendalikan nematoda yang menyerang tanaman budidaya (Aatif et. al., 2015).
Seranggan nematoda dapat dicegah dengan cara menanam tanaman yang
resisten terhadap serangan nematoda. Resitensi tanaman adalah kemampuan
tanaman dalam menekan perkembang biakan nematoda. Selain itu juga dapat
melakukan rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup nematoda dan jika
3
seranggan nematoda sudah mulai menyebar pada lahan dapat dilakukan
pencabutan tanaman yang memiliki gejala serangan nematoda lalu memusnahkan
tanaman tersebut dengan cara dibakar agar nematoda dapat mati dan tidak
menular ketanaman lainnya (Harni, 2014).

Nematoda parasit yang menyerang akar suatu tanaman dapat


memepengaruhi pertumbuhan tanaman. Misalnya pada nematoda parasit puru
akar yang menyerang tanaman kenaf. Tanaman kenaf yang diserang oleh
nematoda puru akar maka tanaman tersebut akan mati karena akar tanamannya
sudah terkena puru akar. Awal mula gejalanya bisa membuat pertumbuhan
tanaman kenaf terhambat kemudian mati. Karena pusat kehidupan atau titik
tumbuh tanaman kenaf yang diserang oleh nematoda puru akar sehingga bagian
tubuh tumbuhan bagian atas tidak dapat menerima nutrisi sedemikian rupa
(Wijayanti dkk., 2016).

Keberadaan nematoda jika menyerang tanaman akan menyebabkan banyak


kerugian. Antisipasi adanya nematoda tidak bisa dengan mudah dilakukan karena
keberadaannya yang ada dalam tanah maupun dalam air. Ukuran dan bentuk
nematoda yang mikroskopis menjadi masalah penting lainnya. Pencegahan hanya
dapat dilakukan dengan melihat atau mengamati pola pertumbuhan tanaman yang
dicirikan telah terserang adanya nematoda parasit. Misalnya pada tanaman jagung,
populasi keberadaan nematoda harus senantiasa diawasi agar tidak mengganggu
pertumbuhan tanaman jagung. Terlebih pada nematoda yang senantiasa berpindah
dari tanaman inangnya, maka hal ini perlu diwaspadai agar. Pengendalian yang
dapat dilakukan dengan memperbaiki mutu tanah yang akan digunakan sebagai
media pertanaman tanaman jagung (Puerari et. al., 2015)

4
Bab 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Bioekologi dan OPT acara 3 tentang “Pengenalan Biologi


Dasar Nematoda Parasit Tanaman” dilaksanakan pada hari Senin, 16 Oktober
2017 pukul 06.30 sampai selesai di Laboratorium Ilmu Hama Tumbuhan Jurusan
Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Compound mikroskop
2. Jarum

3.2.2 Bahan

1. Preparat awetan
2. Akar yang terserang nematoda
3. Akar tanaman tomat
4. Akar tanaman terong
5. Akar tanaman cacar air

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Menggambar bentuk nematoda parasit serta menyebutkan bagian tubuhnya


secara umum

2. Menyebutkan ciri-ciri/morfologi umum nematoda hasil pengamatan secara


umum

3. Memfoto nematoda hasil pengamatan.

5
3.4 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati dalam kegiatan praktikum meliputi:

1. Morfologi nematoda secara umum

2. Tipe serangan nematoda parasit.

3.5 Aanalisis Data


Data yang diperoleh dari hasil pengamatan praktikum selanjutnya akan
dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

6
Bab 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
1. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN KUTIKULA
No GAMBAR KETERANGAN
1. - Tubuh berbentuk bulat panjang
dengan ujung runcing.
- Triploblastik
- Tidak bersegmen dan memiliki
rongga semu
- Hidup bebas didalam air dan tanah
sabagai parasit
- Tubuh transparan dan tidak
berwarna
- Mempunyai kutikula halus
- Memiliki stilet.

2. - Berukuran 50-100 mm
- Ditemukan ditempat lembab
- Memiliki lapisan kutikula yang
halus dan mengkilat
- Bentuk kepala seperti terbelah
menjadi dua seperti segitiga dan
bagian ekor runcing
- Tubuh menggelembung

7
3. - Dilapisi kulit kutikula yang
berstruktur kasar
- Berbentuk silinder pendek
- Hidup di tanah dan jaringan
tanaman.

2. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN BENTUK

NO. GAMBAR KETERANGAN

1. lebar tubuh nematoda 40-160


nm dan panjang 20-25 nm.
Umumnya bentuk nematoda
memanjang, bagian ujung
anterior kepala mendatar,
kerangka kepala kuat, stilet
pendek dan kuat yang
panjangnya sekitar 14-20 nm
dengan basa 1 knop yang
jelas. Nematoda jantan
biasanya lebih kecil daripada
betina.

8
2. Berbentuk seperti cacing,
panjang 0,65 mm dan lebar 25
nm. Hidup dan bereproduksi
didalam rongga korteks akar.
Siklus hidupnya yaitu telur –
larva – dewasa. Larva
berkembang dengan melakukan
pergantian kulit pada setiap
akhir fase.

3. Memiliki panjang tubuh 0,2-1


nm. Bagian arteriornya
membulat hingga kerucut.
Kutikula terdiri atas 42-200
anulus yang mengarah ke
belakang. Tidak memiliki stilet,
memiliki spikula yang pendek
dan melengkung. Tergolong
sebagai nematoda ekto parasit.

4. Spesies ini ditemukan dalam


jaringan akar dalam keadaan
sdah berbentuk seperti cacing
menjadi seperti lemon. Bentuk
sista membulat, siklus hidupnya
yaitu mulai dari telur – larva –
dewasa yang berlangsung 38-48
hari. Daur hidup 5-7 minggu,
tergantung kondisi lingkungan.

9
5. Nematoda jantan memiliki
bentuk seperti cacing sedangkan
pada betina berbentuk seperti
alpukat. Nematoda betina yang
dewasa berukuran 450-740 nm,
panjang stilet 11,5-14,5 nm.
Sedangkan nematoda jantan
yang dewasa panjang tubuhnya
887-1268 nm, dengan stilet yang
lebih panjang dibanding betina
yaitu 16-19 nm.

10
6. Memiliki bentuk wajah
dumbbell, bibir bagian samping
memanjang sampai pangkal
kepala. Kepala sedikit offset
(dipisahkan oleh tubuh dengan
lekukan). Kutikula berantai dan
ekornya mengecil ke arah ujung.

11
3. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN JANTAN/BETINA

NO. GAMBAR KETERANGAN

1. - Berukuran lebih besar


dibanding jantan

- Mempunyai ovarium dan


vulva

- Badan nematoda betina


menggelembung

2. - Mempunyai ujung
posterior

- Spicula jantan terdapat


bursa

- Bentuknya silindris
memanjang seperti
benang

3.

12
4. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN ALAT MULUT

NO. GAMBAR KETERANGAN

1. Stomatostilet - Tersusun atas bagian conus


(ujung), silindris (bagian
tengah), dan knop stilet
(bagian pangkal).
- Letak vulva diantara
pertengahan panjang tubuh
dan anus
- Ekor nematoda meruncing
(betina) sedangkan pada
jantan terdapat sayap ekor.

2. Odontostilet - Stilet tersusun atas ranus


dan silindris saja
- Menyebabkan puru akar
pada tanaman tomat,
lombok dan tembakau
- Stilet berbentuk seperti
pisau tanpa knop (pompa)
pada bagian pangkal.

13
3. Nonparasit - Nematoda non parasit
memiliki morfologi yang
hampir sama dengan
nematoda parasit. Namun
bentuk alat mulutnya
berbeda. Alat mulut
nematoda non parasit di
bagian dalam berbentuk
seperti corong yang terbuka
lebar dan tidak memiliki
stilet dan pada bagian
luarnya tampak datar.
Ukuran tubuhnya < 1 nm.

5. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT


(Ekto Parasit Berpindah)
NO. GAMBAR KETERANGAN

1. - Memiliki tubuh ramping


- Pada bagian kepala terdapat
bibir yang menyerupai topi
tebal dan lebar
- Stilet lemah dengan basal
kenop kecil
- Bentuk ekor meruncing
- Panjang tubuhnya rata-rata
341,3 nm
- Panjang stilet rata-rata 8,8
nm

14
2. - Memiliki tubuh ramping
- Pada bagian kepala tampak
bibir yang menyerupai topi
tebal lebar
- Stilet lemah dengan bagian
basal knop kecil
- Bentuk ekor meruncing
- Panjang tubuhnya rata-rata
341,3 nm
- Panjang stilet rata-rata 8,8
nm

3. - Panjang mencapai 1,5-3


mm
- Tubuh diselimuti cincin
dan berbentuk silindris
memanjang
- Memiliki ekor bulat dengan
ujung meruncing (betina)
- Panjang stilet 50-160 nm
- Menggerek bagian akar
tanaman
- Habitat pada bagian
tanaman dan di tanah.

15
6. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT
(Ekto Parasit Menetap)
NO. GAMBAR KETERANGAN

1. - Berukuran sangat kecil,


lebar 40-160 nm dan
panjang 1,4- 6,7 mm
- Tubuh memanjang
- Kerangka kepala kuat
- Memiliki stilet pendek 14-
20 nm
- Menyerang akar tanaman
tomat, kopi dan kedelai.

2. - Tubuh licin dan


memanjang
- Ujung mulut tumpul tapi
ujung ekor lancip
- Esophagus tidak overlap
- Stilet panjang
- Tidak terdapat vulva.

16
3. - Kutikula kasar
- Metakorpus besaar dan
oval menyatu dengan
prokorpus
- Ovarium tunggal dan vulva
berada dibagian belakang
- Habitat di tanah dan bagian
tanaman
- Memiliki panjang tubuh 20
mm.

7. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT


(Endo Parasit Berpindah)
NO. GAMBAR KETERANGAN

1. Ciri-ciri:
- Ukuran tubuh kecil
dengan panjang 0,4-0,7
mm dan lebarnya 50-
160 nm
- Bentuk tubuh memanjang,
bagian anterior kepala
mendatar
- Stilet pendek dan kuat
- Ekornya lebar
- Tipe mulut odontostilet

17
2. Ciri-ciri:
- Makan bagian korteks
tanaman
- Tubuh memanjang dengan
panjang 0,65 mm dan
lebarnya 2,5 nm
- Merupakan ordo Tylinchide
- Nematoda pelubang akar

3. Ciri-ciri:
- Menyerang akar pada
tanaman padi
- Terdiri dari dua alat
kelamin yaitu: pada betina
terdapat vulva dan ovum
sedagkan pada jantan
terdapat spicula
- Memiliki stilet

18
8. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT
(Endo Parasit Menetap)
NO. GAMBAR KETERANGAN

1. Ciri-ciri:
- Kutikula kasar
- Ovarium tunggal dan
vulva berada dibagian
belakang
- Hidup di tanah
- Panjang tubuh 20 mm

2. Ciri-ciri:
- Ukuran sangat kecil
dengan lebar 40-160 nm
dan panjang 0,4-0,7 mm
- Tubuh memanjang dan
kerangka kepalanya kuat
- Memiliki stilet pendek
14-20 nm dengan knop
- Menyerang tomat, kopi
dan kedelai
- Hidup di bagian tanaman
dan di tanah.

19
3. Ciri-ciri:
- Tubuh licin
- Ujung mulut tumpul dan
ekor lancip dan stiletnya
panjang
- tidak terdapat vulva
- esophagus bukan overlap.

9. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT


(Semi Endoparasit Berpindah)
NO. GAMBAR KETERANGAN

1. Ciri-ciri:
- Terdapat vulva
- Tubuh licin
- Terdapat stilet pada
bagian mulut
- Bentuk mulut tumpul
- Bagian ekornya tumpul
- Menyerang pada tanaman
jeruk

20
2. Ciri-ciri:
- Kerangka kepala lemah/
sedang
- Stilet berkembang dengan
basal knop
- Bentuk tubuh memanjang
(0,8-1,5 mm)
- Mempunyai dua ovarium
- Vulva terletak ditengah
tubuh

3. Ciri-ciri:
- Memiliki kepala yang
tinggi
- Bentuk tubuh panjang dan
berekor pendek (betina)
- Sayap ekor meluas hingga
mencapai ekor
- Stilettebal dan knop
tampak jelas
- Kedua jenis kelamin aktif

21
10. KLASIFIKASI NEMATODA BERDASARKAN FEEDING HABIT
(Semi Endoparasit Menetap)
NO. GAMBAR KETERANGAN

1. Ciri-ciri:
- Stilet berkembang
dengan basal knop
- Bentuk tubuh bulat
memanjang dengan
bagian ekor meruncing
- Menyerang tanaman
jeruk dengan bagian
kepala masuk untuk
menghisap makanan
dan setelah makanan
habis maka akan
berpindah

2. Ciri-ciri:
- Berbentuk seperti
cacing dan berukuran
kecil (0,23-0,64 mm)
- Bibir menonjol, konoid
dan tidak berlekat
terhadap tubuhnya dan
kerangka pada bagian
bibir bersklerotin yang
kuat
- Panjang stilet 12-15 nm
- Bibir vulva tidak
menonjol

22
4.1 Morfologi nematoda secara umum

Secara umum nematoda memiliki beberapa macam betuk tubuh diantaranya


yaitu silidris yang memanjang, tidak memiliki sekat ataupun ruas karena
merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Pada bagian kepalanya
tumpul sedangkan pada bagian ekornya meruncing. Tekstur kutikula pada
nematoda lentur dan transparan (seperti plastik ataupun kaca bening). Pada
nematoda berjenis kelamin jantan, bentuknya seperti nematoda pada umumya
yaitu silindris memanjang seperti benang sedangkan pada nematoda betina dari
beberapa genera bentuknya menggelembung (swollen) seperti kantung atau bisa
dikatakan mirip seperti buah jeruk/ pir/ melon. Bentuk nematoda betina
menggelembung karena biasanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan
telur-telur hasil pembuahan yang nantinya bermetamorfosis menjadi larva atau
sebagai generasi nematoda berikutnya.

Ukuran nematoda ini secara mikroskopis dengan panjang sekitar 500-1500 nm


dan lebarnya 30-50 nm. Nematoda termasuk sebagai binatang tripoblastic yaitu
dinding tubuhnya yang tersusun atas tiga lapisan blastula. Selain itu, nematoda
juga termasuk dalam kategori binatang yang mempunyai rongga tubuh semu
(pseudocoelomate atau false cavity) karena terlihat transparan. Bentuk nematoda
misalnya pratylenchus (silindris memanjang), Helicotylenchus (silindris spiral)
dan Criconemella (pendek).

4.2 Tipe serangan nematoda parasit.

Nematoda yang bertindak sebagai parasit tanaman umumnya mempunyai


stilet. Tipe stilet pada nematoda parasit diantaranya yaitu stomatostilet dan
odontostilet. Tipe nematoda parasit ini alat mulutnya sebagai alat penghisap
cairan yang ada pada tanaman atau pada tanaman inangnya. Pada nematoda
dengan tipe alat mulut stomatostilet, didalam rongga mulutnya terdapat knop
untuk menghisap atau menangkap cairan tanaman. Sedangkan pada nematoda
parasit dengan tipe odontostilet terdapat gigi yang tajam atau seperti gigi taring
yang memanjang untuk menancapkan pada tanaman yang akan dihisap cairannya.
23
Tipe serangan nematoda parasit ada 6 macam. Tipe tersebut diantaranya tipe
ekto parasit berpindah dan ekto parasit menetap. Tipe berikutnya yaitu endo
parasit berpindah dan endo parasit menetap. Kemudian ada tipe nematoda semi
endo parasit berpindah dan semi endo parasit menetap.

4.2. Pembahasan

Nematoda merupakan hewan tripoblastik dan pseudoselomata yang banyak


hidup bebas di alam. Nematoda dapat bertindak sebagai parasit dan saprofitik.
Akan dalam pembahasan kali ini hanya membahas nematoda yang bertindak
sebagai parasit. Nematoda dapat dibedakan menjadi 5 klasifikasi. Klasifikasi
tersebut berdasarkan adanya kutikula, bentuk, jantan/betina, alat mulut, dan
berdasarkan feeding habitnya.

Nematoda berdasarkan kutikula seperti Nemathelminthes, Nacobbus sp., dan


Criconemella. Habitat Nemathelminthes atau cacing gilig yaitu pada tanah, air
atau parasit pada akar tanaman. Cacing dewasa bertelur di akar/tanah kemudian
telur meneteas menjadi larva yang menginfeksi akar dan masuk kedalam akar
untuk memakan jaringan didalam akar. Akar yang terserang akan membentuk
bekas luka. Nacobbus sp. menyerang pada akar / umbi kentang yang
menyebabkan akar tidak normal. Pengendalian Nacobbus sp. dilakukan secara
preventif dengan rotasi tanaman dan penggunaan pupuk kandang yang telah
matang dan steril dan dengan mencabut dan memunaskan tanaman yang
mengalami gejala serangan. Criconemella menyerang pada akar tanaman kopi.
Gejala serangan Criconemella tanaman yang terserang tampak seperti kekurangan
air dan unsur hara. Serangan nematoda menyebabkan kerusakan pada akar dan
menurunkan kemampuan tanaman dalam menyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah. Akibatnya, pertumbuhan bagian tanaman terganggu. Serangan nematoda
ketika tanaman masih fase bibit menyebabkan pertumbuhan tanaman turun dan
pembentukan daun turun dan bahkan bibit dapat mati pada musim kemarau
(Pitojo, 2004).

24
Nematoda merupakan mikroorganisme yang berbentuk seperti cacing.
Selain itu juga memiliki tubuh bilateral simetris, berukuran sangat kecil 300 –
1000 mikron panjang 4 mm dan lebar 15 – 35 mikron. Nematoda terdiri dari tiga
lapisan blastula. Memiliki dinding tubuh yang terdiri dari kutikula luar, lapisan
antara, hypodermis, dan bagian dalam otot membujur. Berdasarkan bentuknya ada
berbagai macam bentuk seperti silindris memanjang pada nematoda pratylenchus,
silindris spiral pada nematoda helicotylenchus, pendek pada nematoda criconella,
swollen menyerupai lemon pada nematoda heterodera, swollen menyerupai
alpukat pada nematoda meloidogyne, dan swollen seperti nematoda nacabbus.

Klasifikasi nematoda dapat dibedakan berdasarkan dari jenis jantan atau


betina. Nematoda jantan berbentuk memanjang sekitar 2 mm kepala berlekuk dan
panjang stiletnya 2 kali panjang stilet betina. Nematoda betina memiliki satu atau
dua testis tubuler. Secara berturutan setelah testis, vas eferens, vesikulum
seminalis, vas deferens dan terakhir kloaka. Disebelah dorsal kloaka ditemukan
kantung spikulum yang biasanya ditemukan 1 atau 2 atau tidak spikula. Ekor
nematoda jantan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu berupa sayap yang
terbentuk dari kutikula sepanjang ekor dan tidak terlalu melebar disebut ala caudal
sedangkan yang melebar membentuk bentukan yang disebut bursa. Nematoda
betina dewasa berbentuk seperti buah pir bersifat endoparasit yang tidak
berpindah, mempunyai leher pendek dan tanpa ekor. Panjang lebih dari 0,5
mikron dan lebarnya antara 0,3-0,4 mm, stiletnya lemah dan panjangnya 12–15
mm melengkung kearah dorsal, serta mempunyai pangkal knot yang jelas. Sistem
reproduksi cacing betina terdiri dari 2 atau 1 ovarium tubuler.

Nematoda berdasarkan tipe alat mulut dibedakan menjadi 3 tipe. Tipe


tersebut diantaranya yaitu stomatostilet, odonstilet dan tipe alat mulut nnematoda
non-parasit. Stilet nematoda berbentuk seperti jarum suntik yang berfungsi untuk
menusuk dan menghisap sari makanan dari tanaman. Namun pada nematoda non-
parasit alat mulut berbentuk seperti corong yang terbuka lebar dan tidak memiliki
stilet. Pembeda lainnya juga dilihat dari bagian luar alat mulutnya, yaitu jika pada

25
nematoda parasit alat mulutnya lebih agak tumpul sedangkan nematoda non
parasit bentuknya agak datar.

Klasifikasi nematoda berdasarkan feeding habit Nematoda dibedakan


kembali berdasarkan tipe serangannya yaitu tipe ekto parasit berpindah, ekto
parasit menetap, endo parasit berpindah, endo parasit menetap, semi endo parasit
menetap dan semi endo parasit berpindah. Ekto parasit berpindah nematoda
menyerang dari luar tanaman dan berpindah – pindah seperti pada nematoda
aphelenchoider sp. belonolaimus longicaudatus, dolichodorus heterocephalus.
Ekto parasit menetap nematoda menyerang dari luar tanaman dan menetap seperti
paratylenchus, hemicyliophora, criconemoides. Endo parasit berpindah nematoda
menyerang dari dalam tanaman namun akan berpindah-pindah seperti
prafylenchus coffeae, radophholus similis dan hirshmanneilla oryzae. Endo
parasit menetap nematoda menyerang dari dalam tanaman secara menetap seperti
meloidogyne incognita, nacobbus sp., globdera rostochiensis. Semi endo parasit
berpindah nematoda yang menyerang dengan sebagian tubuhnya masuk kedalam
tanaman dan sebagian lagi diluar tanaman dan dapat berpindah-pindah seperti
rotylenchus, tytenchorychus, hoplolaimus. Semi endo parasit menetap nematoda
yang menyerang dengan sebagian tubuhnya masuk kedalam tanaman dan
sebagian lagi diluar tanaman dan tidak berpindah tempat atau menetap seperti
tylenchulus semi panetrans dan rotylenchulusreniformis.

26
Bab 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Nematoda memiliki morfologi secara umum berupa bentuk tubuh yang
menyerupai cacing atau menyerupai benang, silindris memanjang, bilateral
simetris, tidak bersekat maupun beruas, bagian kepala tumpul, serta bagian
ekor meruncing. Nematoda betina biasanya menggelembung seperti kantung
dan nematoda jantan tetap memanjang seperti benang. Ukuran tubuh
nematoda memiliki panjang 500-1500 µm dan memiliki lebar 30-50 µm.
2. Tipe-tipe serangan nematoda parasit pagi tanaman dibedakan menjadi tiga
yaitu ektoparasit, endo parasit, serta semi endoparasit. Ekto parasit dibedakan
menjadi dua yaitu berpindah (migratory) dan menetap (sedentory). Endo
parasit juga dibedakan menjadi dua yaitu berpindah dan menetap, begitupun
tipe semi endoparasit terbagi menjadi semi endo parasit berpindah dan semi
endoparasit menetap.

5.2. Saran
1. Sebaiknya pemberian modul untuk acara praktikum lebih baik diberikan jauh
hari sebelum acara praktikum dimulai agar praktikan dapat mempelajari
modul lebih lama.
2. Sebaiknya jadwal pre-test sebaiknya sesuai dengan jadwal yang ditentukan
agar pada saat praktikum praktikan dapat fokus ke praktikum bukan pre-test
3. Sebaiknya soal pretest sesuai kesepakatan pada saat asistensi yaitu pilihan
ganda bukan uraian.

27
DAFTAR PUSTAKA

Aatif, H. M., N. Javed, S. A. Khan, S. Ahmed, M. Raheel. 2015. Virulence of


Entomopathogenic Nematodes against Meloidogyne incognita for Invasion,
Development and Reproduction at Different Aplication Times in Brinjal
Roots. Agriculture & Biology, 17(5) : 996-1000.

Fitriyanti, D. 2014. Suatu Tinjauan Tentang Respon Ketahanan Tanaman


Terhadap Adanya Infeksi dari Nematoda Parasit Tanaman. Agroscientise,
21(1) : 48-56

Harni, R. 2014. Resistensi Tanaman terhadap Nematoda Parasit. Sirinov, 2(3) :


171-178.

Junior, J. D. A. D. S. J., O. Pierre, R. R. Coelho, M. F. Grossi-de-sa, G. Engler,


and J. D. A. Engler. 2017. Application of Nuclear Volume Measurements to
Comprehend the Cell Cycle in Root-Knot Nematode-Induced Giant Cells.
Frontiers in plant science, 8(1) : 1-12

Pitojo, S. 2004. Benih kentang. Yogyakarta : Kanisius.

Puerari, H. H., C. R. D. Arieira, M. R. Cardoso, I. Hernandes, and O. D. C. Brito.


2015. Resistance inducers in the control of root lesion nematodes in
resistant and susceptible cultivars of maize. Phytoparasitica, 9(1): 1-7.

Purnomo, H. 2010. Pengantar Pengendalian Hayati. Yogyakarta : CV Andi


Offset.

Wijayanti, K.S., B. T. Rahardjo, dan T. Himawan. 2016. Pengaruh PGPR


terhadap Penekanan Populasi Nematoda Puru Akar ( Meloidogyne incognita
(Kofoid and White) Chitwood) pada Tanaman Kenaf ( Hibiscus cannabinus
L.). Tanaman Temabakau, Serat dan Minyak Industri, 8(1) : 30-39.

28
LAMPIRAN

FLOWCHART

29
30
31
LEMBAR KERJA

32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
LAMPIRAN JURNAL DAN BUKU

44
45
46
47
48
Pitojo, S. 2004. Benih kentang. Yogyakarta : Kanisius

49
50
51
Harni, R. 2014. Resistensi Tanaman terhadap Nematoda Parasit. Sirinov,
2(3) : 171-178

52
53
54
55
56
57

Anda mungkin juga menyukai