Oleh
Fitriyani
1514121039
Kelompok 10
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
Alat yang digunakan pada praktikum Postulat Koch I adalah laminar air
flow, skapel/silet, jarum ose, pinset, pembakar bunsen, dan tisu. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah media PDA, alkohol 70%, bagian tanaman yang
bergejala, dan air steril.
1.12
Adapun alat yang digunakan pada praktikum Postulat Koch III adalah
mikroskop majemuk, kaca preparat, jarum pentul, pipet tetes, laminar air flow,
skapel/silet, jarum ose, pinset, pembakar bunsen, dan tisu. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah tanaman yang bergejala dan media PDA.
1.14
1.15
1.16
1.17
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu sebagai
berikut :
1.18
Pengamatan Mikroskopis
1. Disiapkan biakan jamur hasil praktikum sebelumnya
2. Diambil cuplikan jamur dengan menggunakan jarum pentul, diletakkan
diatas kaca preparat yang sudah ditetesi air kemudian ditutup dengan
12.
13.
14.
15.
16. III. HASIL DAN PEMBAHASAN
17.
18.
1.1 Hasil Pengamatan
19.
20. Adapun hasil dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu sebagai brikut :
21. 3.1.1 Hasil Pengamatan Postulat Koch 1
22.
23.
N
1.
24. GAMBAR
26.
25. KETERANGAN
2.
29.
30.
Diameter : 1,4 cm
3.
31.
32.
Diameter : 2,5 cm
4.
33.
34.
Diameter : 3 cm
35.
38. GAMBAR
40.
39. KETERANGAN
41.
hari kamis, 10
November, 2016. Gejala
yang ditimbulkan yaitu
adanya bercak kuning
coklat atau orens pada
bagian cabai yang
dilukai dan gejala
tersebar meluas pada
2.
42.
43.
45.
48. GAMBAR
49. KETERANGAN
1.
50.
51.
52. Diameter : 1 cm
53.
2.
54.
3.
57.
4.
60.
61. Diameter : 9 cm
62.
63.
64.
1.2 Pembahasan
65.
66.
Koch, yaitu Postula Koch I, Postulat Koch II, dan Postulat Koch III.
Percobaan ini menggunakan cabai sebagai tanaman uji. Pada percobaan
Postulat Koch I, dilakukan dengan cara isolasi patogen tumbuhan yaitu
pada tanaman cabai. Setelah dilakukan percobaan dan pengamatan,
dihasilkan tanda-tanda tumbuhnya jamur pada kedua cawan (cawan A dan
cawan B). Jamur mulai tumbuh pada hari kedua seteah dilakukan
pengamatan. Terdapat warna kuning kecoklatan pada kedua cawan dan
diameter yang berbeda dari masing-masing cawan. Hal ini menunjukkan
bahwa tanaman uji terhadap cabai menunjukkan patogen
Colletotrichum gloeosporioides sesuai dengan literatur Yng
didapatkan. Pada literatur yang didapatkan, disebutkan
bahwa patogen Colletotrichum gloeosporioides mempunyai
miselium yang jumlahnya agak banyak, hifa bersepta tipis, mulamula
terang kemudian gelap. Konidiofor pendek, tidak bercabang, tidak
bersepta dengan ukuran 7-8 x 3-4 m. Khususnya pada daun mudayang
agak dewasa menghasilkan konidium jamur yang berwarna merah jambu.
Massa konidia yang berwarna merah jambu ini akhirnya menjadi cokelat
gelap. Hal ini menunjukkan penyakit antraknosa pada tanaman cabai. Pada
tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian
lebih bawah yaitu daun dan batang yang menimbulkan busuk kering warna
cokelat kehitam-hitaman. Cendawan penyebab penyakit antraknosa atau
patek ini berkembang dengan sangat pesat bila kelembaban udara cukup
tinggi yaitu bila lebih dari 80 % rH dengan suhu 32 C ( Semangun, 2001).
67.
68.
71.
IV. KESIMPULAN
72.
73.
Adapun yang dapat disimpulkan dari pengamatan yang telah dilakukan
74.
yaitu:
1. Postulat Koch adalah suatu landasan untuk mendiaknosis penyakit
tanaman
2. Isolasi patogen dilakukan dengan membiakkan jamur menggunakan
potongan tanaman yang setengah sakit dan setengan sehat
3. Patogen yang menyerang adalah Colletotrichum gloeosporioides
dengan warna kuning kecoklatan dan membentuk tabung
4. Inokulasi dilakukan dengan cara pengamatan mikroskopis,
teknik semprot, dan teknik penempelan
5. Inokulasi patogen secara buatan memiliki gejala yang sama yang
ditimbulkan oleh patogen Colletotrichum gloeosporioides
6. Jamur yang dihasilkan pada tahap reisolasi sama dengan
jamur yang dihasilkan pada tahap isolasi awal.
75.
76. Larutan Klorok yang digunakan pada proses sterilisasi praktikum Postulat
Koch berfungsi sebagai disinfeksi. Disinfeksi pada air adalah untuk
mereduksi konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri
patogen. Disinfeksi juga digunakan untuk mencegah penyakit. Larutan
klorok juga digunakan untuk mensterilkan bagian tanaman yang akan diuji
agar tidak terjadi kontaminasi.
77.
78.
79.
80.
86.
87.
88.
Pelczar, M.J. dan Chan, E.C.S. 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta.
89.
Schegel, G.H. 1993. General Microbiologi Seventh Edition. Cambrige University Press:
USA.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
LAMPIRAN
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.