Anda di halaman 1dari 20

PTN 222 ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM
POSTULATE KOCH

Kelompok 5
Syherli Afmi Afika A34160026
Irma Yunara Br Gea A34160050
Nahla Hening Astisiwi A34160085
Rizqi Bayu Akbarrudin A34160087
Rianita Septiana A34160105

Dosen
Fitrianingrum Kurniawati SP, M.Si

Asisten Praktikum
Dwi Utari Ageng Cahyani A34150059
Mellynda Septiana Sari A34150070

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit tanaman adalah suatu keadaan dimana tumbuhan mengalami


gangguan fungsi fisiologis secara terus menerus sehingga menimbulkan gejala
dan tanda. Gangguan fisiologis ini disebabkan oleh faktor biotik (bakteri,
cendawan, virus dan nematoda) maupun faktor abiotik (suhu, kelembaban,
unsur hara mineral) (Agrios, 1996). Postulat Koch merupakan salah satu
metode yang dapat dilakukan untuk membuktikan penyebab suatu penyakit
pada tanaman. Metode yang diperkenalkan oleh ilmuwan Robert Koch (1884)
ini memiliki setidaknya empat syarat yang harus dipenuhi untuk dapat
membuktikan suatu patogen pada tanaman apakah benar-benar dapat
menimbulkan suatu penyakit pada tanaman. Sejarah awal Postulat Koch
digunakan untuk menentukan tuberkulosis dan etiologi antraks, namun
sekarang telah diujikan pada berbagai jenis penyakit (Anggraeni et al. 2017).
Empat syarat dalam Postulat Koch, yaitu mikroorganisme yang diduga
haruslah selalu pada setiap inang, mikroorganisme harus dapat diisolasi dari
inang dan dapat ditumbuhkan dalam media biakan, mikroorganisme penyebab
penyakit hasil dari biakan murni harus dapat menimbulkan gejala penyakkit
yang sama apabila ditularkan pada inang yang rentan, dan mikroorganisme
yang sama haruslah terdapat dalam inang yang diuji yang telah terinfeksi.
Semua syarat tersebut harus terpenuhi untuk dapat menentukan hubungan
keterkaitan antara patogen penyebab penyakit dan inangnya (Yudiarti 2007).

Tujuan
Praktikum ini bertujuan memahami dan mendiagnosis suatu
penyakit tumbuhan dengan menggunakan postulat koch.
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5–26 Maret 2018.


Praktikum berlangsung mulai pukul 13.30 – 16.30 di Labdik 2 Departemen
Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum antara lain adalah tabung reaksi,
bunsen, laminar airflow, cawan petri, cork borer, segitiga pengaduk, pinset,
mikrotiter, gelas ukur, sungkup, tissue, dan sil. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu tanaman padi yang terkena penyakit kresek dan blas, timun
yang terkena penyakit rebah kecambah, tanaman cabai yang terkena penyakit
antraknosa, bawang merah yang terkena penyakit moler, air steril, alcohol,
clorox, asam laktat, media biakan YDCA, PDA, tanah.
Metode
A. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengamati gejala yang
terjadi sebagai akibat dari asosiasi patogen dengan tanaman cabai. Lalu
dilakukan tahapan isolasi patogen dengan langkah mencuci cabai busuk
bergejala dengan air steril terlebih dahulu, lalu dipotong didalam laminar
airflow dengan menggunting antara bagian yang bergejala dan tidak,
potongan dan biji direndam didalam larutan clorox dan diaduk
menggunakan pinset agar semuanya terendam, setelah dicuci lalu ditiriskan
diatas tissue, setelah itu dicuci lagi dengan air steril dan ditiriskan di atas
tissue lagi. Lalu dilakukan plating ke cawan petri berisi media biakan PDA
dengan jumlah 4 potongan dan 4 biji, lalu cawan petri dipanaskan didekat
bunsen agar steril dan disil. Setalah diinkubasi sampai media biakan
menghasilkan koloni, kemudian koloni tersebut diambil menggunakan cork
borer dan diletalakkan ke permukaan tanaman cabai yang sudah ditusuk-
tusuk dengan jarum. Lalu ditunggu sekitar satu minggu apakah tanaman
cabai sehat menghasilkan gejala yang sama seperti gejala yang terlihat pada
tahap asosiasi. Jika tanaman menghasilkan gejala yang sama maka
dilakukan isolasi kembali untuk menghasilkan biakan murni yang sama
seperti hasil isolasi pertama kali.
B. Penyakit kresek pada tanaman padi
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengamati gejala yang
terjadi sebagai akibat dari asosiasi patogen dengan tanaman padi. Lalu
dilakukan tahapan isolasi patogen dengan langkah paling pertama yaitu
sterilisasi alat, tubuh dan daun tanaman padi terserang penyakit. Lalu
pemotongan specimen dengan cara menggunting antara bagian yang
bergejala dan tidak, potongan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi air steril dan dikocok sampai keluar oosenya. Gunakan pipet
mikrotiter untuk mengamati suspensinya, diambil dan dimasukkan ke
cawan biakan media YDCA dan diratakan dengan segitiga pengaduk.
Cawan kemudian disterilisasi dengan melewatkannnya diatas bunsen.
Setelah steril, cawan disil dan diinkubasi sampai membentuk koloni yang
berlendir. Lalu oosenya diambil dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
berisi air steril dan dikocok sampai homogen. Setelah itu gunting yang
nantinya akan digunakan untuk menginokulasi ke tanaman padi sehat
direndam ke dalam cairan tersebut. Tahapan inokulasi dilakukan dengan
cara menggunting tanaman padi sehat dengan gunting yang sudah
direndam kedalam suspensi. Lalu ditunggu sekitar satu minggu apakah
tanaman padi sehat menghasilkan gejala yang sama seperti gejala yang
terlihat pada tahap asosiasi. Jika tanaman menghasilkan gejala yang sama
maka dilakukan isolasi kembali untuk menghasilkan biakan murni yang
sama seperti hasil isolasi pertama kali.

C. Penyakit moler pada bawang merah


Langkah pertama yang dilakukan adalah mengamati gejala yang
terjadi sebagai akibat dari asosiasi patogen dengan tanaman bawang merah.
Lalu dilakukan tahapan isolasi patogen dengan memotong bawang merah
pada bagian basal platenya, masing-masing 3 potong untuk 3 cawan petri.
Potongan tersebut direndam kedalam larutan Clorox 1% selama 1 menit,
lalu ditiriskan dan dibilas dengan air steril lalu ditiriskan kembali. Plating
dilakukan didalam cawan petri berisi media biakan PDA yang ditambah
asam laktat. Lalu cawan disterilkan dengan bunsen dan disil. Diinkubasi
sampai menghasilkan koloni, lalu koloni tersebut diambil menggunakan
cork borer dan diinokulasinkan ke tanaman bawang merah yang masih
sehat. Lalu ditunggu sekitar satu minggu apakah tanaman bawang merah
sehat menghasilkan gejala yang sama seperti gejala yang terlihat pada
tahap asosiasi. Jika tanaman menghasilkan gejala yang sama maka
dilakukan isolasi kembali untuk menghasilkan biakan murni yang sama
seperti hasil isolasi pertama kali.

D. Penyakit rebah kecambah pada mentimun


Metode baiting dilakukan dengan menyiapkan 2 gelas plastik yang
berisi tanah. Timun bergejala dicuci bersih dengan air steril lalu dibilas
dengan larutan clorox, dan dibilas lagi dengan air steril lagi. Timun
diletakkan di tanah yang sudah disiapkan tadi dan disemprot dengan air,
lalu ditutup. Setelah muncul miselium pada biakan, miselium diambil lalu
dicampurkan dengan tanah. Untuk tahapan inokulasi, timun sehat
disterilkan dan dipotong menjadi dua, lalu ditanamkan ke dalam tanah yang
sudah dicanpur dengan miselium tadi. Lalu ditunggu sekitar satu minggu
apakah tanaman timun sehat menghasilkan gejala yang sama seperti gejala
yang terlihat pada tahap asosiasi. Jika tanaman menghasilkan gejala yang
sama maka dilakukan isolasi kembali untuk menghasilkan biakan murni
yang sama seperti hasil isolasi pertama kali.

E. Penyakit blas pada padi


Langkah pertama yang dilakukan adalah mengamati gejala yang
terjadi sebagai akibat dari asosiasi patogen dengan tanaman padi. Lalu
dilakukan tahapan isolasi patogen dengan langkah mencuci padi bergejala
dengan air steril terlebih dahulu, lalu dipotong didalam laminar airflow
dengan menggunting antara bagian yang bergejala dan tidak, potongan dan
biji direndam didalam larutan clorox dan diaduk menggunakan pinset agar
semuanya terendam, setelah dicuci lalu ditiriskan diatas tissue, setelah itu
dicuci lagi dengan air steril dan ditiriskan di atas tissue lagi. Lalu dilakukan
plating ke cawan petri berisi media biakan PDA dengan jumlah 4 potongan
dan 4 biji, lalu cawan petri dipanaskan didekat bunsen agar steril dan disil.
Lalu dilakukan plating ke cawan petri berisi media biakan PDA dengan
jumlah 4 potongan, lalu cawan petri dipanaskan didekat bunsen agar steril
dan disil. Setalah diinkubasi sampai media biakan menghasilkan koloni,
kemudian koloni tersebut diambil menggunakan cork borer dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi air lalu dikocok. Setelah itu
gunting yang nantinya akan digunakan untuk menginokulasi ke tanaman
padi sehat direndam ke dalam cairan tersebut. Tahapan inokulasi dilakukan
dengan cara menggunting tanaman padi sehat dengan gunting yang sudah
direndam kedalam suspensi. Lalu ditunggu sekitar satu minggu apakah
tanaman cabai sehat menghasilkan gejala yang sama seperti gejala yang
terlihat pada tahap asosiasi. Jika tanaman menghasilkan gejala yang sama
maka dilakukan isolasi kembali untuk menghasilkan biakan murni yang
sama seperti hasil isolasi pertama kali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Postulat Koch pada padi penyakit blas (Pyricularia orizae)
Tabel 1 Gejala pada tanaman padi yang dideteksi
Foto Keterangan
Makroskopis Mikroskopis
Gejala makroskopis yang
muncul pada tanaman padi
berupa bercak berwarna
coklat berbentuk belah ketu-
pat pada permukaan daun
padi.
Sumber : bbpadi.litbang. Sumber: upload.wikime-
Pertanian.go.id

Tabel 2 Hasil Isolasi cendawan Pyricularia orizae


Foto Masa Inkubasi Keterangan
Selama 3 hari Koloni yang tumbuh pada media
ialah koloni Aspergillus sp,
sp.,Fusarium sp.,dan Pyricularia
orizae. Koloni Pyricularia orizae
berbentuk bulat berwarna coklat
putih dan memiliki lingkaran
konsentris yang mengarah ke pusat.

Sumber: academia.co.id/pyrycularia_orizae

Tabel 3 Hasil inokulasi Pyricularia orizae pada tanaman padi


Foto Keterangan
Gejala hasil inokulasi yang tampak
daun padi berupa bercak belah
ketupat berwarna coklat, gejala
tersebut serupa dengan gejala pada
Sumber: artikel-padi.com tahap asosiasi.
Tabel 4 Hasil reisolasi Pyricularia orizae pada media PDA
Foto Keterangan
cendawan lainyang tumbuh
karena
adanya kontam dari mikroba
lain.
Menurut literatur Pyricularia
bulat
orizae yang memiliki koloni
ber-
warna coklat putih dan
memiliki
lingkar konsentris
sumber: www.saranaagri.com
Postulat Koch Kresek pada padi (Xanthomonas campestris pv oryzae)
Tabel 5 Gejala pada tanaman padi yang dideteksi
Foto
Keterangan
Makroskopis Mikroskopis
Tepian daun padi
berwarna kuning
kemudian putih.

Sumber :
http://bacmap.wishartlab.co
Sumber : m

http://biotek-
pertanian.co.id

Tabel 6 Hasil isolasi Xanthomonas campestris pv. oryzae


Foto Masa inkubasi Keterangan
Koloni bakteri pada
media berbentuk
2 hari bulat, cembung,
berlendir dan
berwarna kuning.

http://laporanbakteri.blogspot.co.i
d
Tabel 7 Hasil inokulasi Xanthomonas campestris pv. oryzae
Foto Keterangan
Biakan bakteri yang
diinokulasikan pada padi
menunjukan gejala mulai dari
terbentuknya garis basah pada
helaian daun yang akan berubah
menjadi kuning kemudian putih..
Serangan penyakit pada tanaman
yang masih muda
dinamakan kresek, yang dapat
Sumber : menyebabkan daun berubah
https://maulzxxx.wordpress.com menjadi kuning pucat, layu, dan
kemudian mati.

Tabel 8 Hasil reisolasi Xanthomonas campestris pv. oryzae


Foto Keterangan
Koloni bakteri pada media
berbentuk bulat, cembung,
berlendir dan berwarna kuning.

Sumber :
http://laporanbakteri.blogspot.co.id
Postulat Koch Rebah Kecambah pada Mentimun (Pythium sp.)
Tabel 9 Gejala pada tanaman mentimun yang dideteksi
Foto
Keterangan
Makroskopis Mikroskopis
Perkecambahan tanaman
terganggu atau bahkan rusak,
adanya warna coklat atau di
pangkal akar dan membusuk.
Menyerang di fase awal
pertunbuhan, khususnya ketika
pembibitan.
Sumber:
vegIMPACT.com

Tabel 10 Hasil isolasi tanaman mentimun

Foto Keterangan
Gejala yang muncul terlihat jelas
di awal fase pertumubuhan dan
persemaian, perkecambahan
terganggu dan bahkan tidak
berkecambah sama sekali.
Pangkal batang berwarna
Sumber: vegIMPACT.com kemerahan.
Foto Keterangan
Koloni yang tumbuh sangat
banyak dan menyebar. Koloni
berwarna putih beberapa ada
yang berwarna kekuningan
dengan bentuk bulat dan
permukaan koloni naik ke atas.

Sumber: academia.edu

Postulate Koch pada bawang merah oleh Fusarium sp.


Tabel 13 Gejala pada umbi bawang merah yang dideteksi
Foto Keterangan
Makroskopis Mikroskopis
Buah bawang
merah mengalami
busuk

Sumber:8villages.com Sumber:
mycology.adelaide.edu.au

Tabel 14 Hasil isolasi Fusarium sp.


Foto Masa inkubasi Keterangan
2 hari Koloni Fusarium
oxysporum berwarna
krem, miselium berbentuk
seperti kapas atau
kumpulan benang-benang
halus dan koloni berbentuk
lingkaran
Sumber : majalah1000.net

Tabel 15 Hasil inokulasi Fusarium sp. pada tanaman padi sehat


Foto Keterangan
Umbi bawang merah yang terkena
penyakit moler akan membusuk.

Sumber:8villages.com

Tabel 16 Hasil reisolasi Fusarium sp.


Foto Keterangan
Koloni Fusarium sp. berwarna krem,
miselium berbentuk seperti kapas atau
kumpulan benang-benang halus dan
koloni berbentuk lingkaran

Sumber : majalah1000.net
Postulate Koch pada cabai oleh penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp.)
Tabel 17 Gejala pada tanaman cabai yang dideteksi
Foto Keterangan
Makroskopis Mikroskopis
Buah cabai
busuk.
Mikroskopis
cendawan
berbentuk
lonjong.

Saungsumberjambe.blogspot. Sumber: forestryimage.org


com

Tabel 18 Hasil isolasi Colletotrichum sp.


Foto Masa inkubasi Keterangan
2 hari Koloni Colletotricum sp.
berbentuk bulat dengan
tepi tidak rata, permukaan
koloni berwarna putih dan
berbentuk seperti kapas
tebal dan warna balik
koloni berwarna putih
Phytopatologi.blogspot.com dengan bercak merah
kekuningan.

Tabel 19 Hasil inokulasi Colletotricum sp. pada tanaman padi sehat


Foto Keterangan
Gejala yang nampak pada tanaman
cabai yang di inokulasi dengan
Colletptricum sp. adalah adanya bintik
hitam yang mula-mula berukuran kecil
dan lama-kelamaan menjadi bulatan
besar.Buah cabai yang terserang terlihat
seperti terbakar.Buah akan mengkerut.
Sumber: Saungsumberjambe.blogspot.com

Tabel 20 Hasil reisolasi Colletotricum sp.


Foto Keterangan
Koloni Colletotricum sp. berbentuk
bulat dengan tepi tidak rata, permukaan
koloni berwarna putih dan berbentuk
seperti kapas tebaldan warna balik
koloni berwarna putih dengan bercak
merah kekuningan.
Sumber:Phytopatologi,blogspot.com
Pembahasan

Postulat Koch dikemukakan pertama kali oleh Robert Koch (1843-


1910). Koch memberikan rumusan berupa sejumlah kondisi yang harus
dipenuhi sebelum salah satu faktor biotik (organisme) dianggap sebagai
penyebab penyakit. Rumusan tersebut dikenal dengan Postulat Koch. Tahapan
postulat koch antara lain adalah adanya asosiasi antara patogen dengan tanaman
inang, patogen diisolasi dan dikulturkan dalam biakan murni, hasil pembiakan
diinokulasikan ke tanaman sehat sampai menimbulkan gejala, dan terakhir
reisolasi patogen dari tanaman yang telah diinokulasikan penyakit. Postulat
Koch digunakan dalam pembuktian jenis patogen yang bersifat tidak parasit
obligat (Agrios 1996).
Penyakit blas pada padi disebabkan oleh infeksi cendawan yang terdiri
dari dua jenis, yaitu yang mampu berkembangbiak secara seksual dan aseksual
(anamorf). Patogen blas yang mampu berkembang biak secara seksual
diidentifikasi sebagai Magnaporthe oryzae Cav. yang semula diidentifikasi
sebagai Magnaporthe gricea. Patogen blas yang berkembang biak secara
aseksual diidentifikasi sebagai Pyricularia oryzae Cav. yang semula
diidentifikasi sebagai Pyricularia gricea. Perkembangbiakan cendawan secara
seksual hanya ditemukan di laboraturium, yaitu jika cendawan penyebab
penyakit blas tersebut (M. oryzae) ditumbuhkan pada media buatandan
membentuk askospora. Sedangkan cendawan P. oryzae berkembang dan
menyebar di alam dengan membentuk spora berupa konidia (TeBeest et al
2007). P. oryzae termasuk ke dalam kingdom Myceteae, Divisi
Amastigomycota, Kelas Deuteromycetes, Ordo Moniliales, Famili Moniliaceae.
Gejala penyakit blas secara spesifik ditemukan pada pertanaman padi di daerah
endemis. Bagian-bagian tanaman padi yang rentan terhadap penyakit blas
adalah daun yang menimbulkan gejala bercak daun, buku batang, leher malai,
bulir padi dan kolar daun (Yuliani dan Maryana 2014). Gejala penyakit blas
yang parah di bagian buku tanaman padi dapat menyebabkan batang patah dan
kematian pada bagian batang di atas buku yang terinfeksi (Sudir et al 2014).
Infeksi penyakit blas pada daun padi menyebabkan timbulnya gejala bercak
berbentuk belah ketupat dengan dua ujungnya agak meruncing. Gejala awal
berupa bercak kecil berwarna hijau gelap keabu-abuan. Bercak cepat melebar
pada varietas rentan, khususnya bila cuasa lembab dan hangat (Yuliani dan
Maryana 2014). Beberapa teknik pengendalian dapat dilakukan dalam
mengendalikan penyakit blas, yakni teknik budi daya tanaman, penanaman
varietas tahan, dan penggunaan fungisida. Pengendalian penyakit blas secara
terpadu dapat dilakukan dengan cara pergiliran tanaman, pemupukan
berimbang, pengelolaan air irigasi, dan penanaman benih bebas patogen blas
(Yulianto 2017).
Media pertumbuhan yang digunakan dalam membiakkan cendawan
Pyricularia oryzae adalah PDA (Potato Dextrose Agar). PDA merupakan
media yang terdiri dari dextrose, sari kentang dan agar. Media ini mendukung
pertumbuhan cendawan karena dapat menghindari kontaminasi bakteri denagn
keasaman pada media yang rendah (pH 4,5 - 5,6) sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan netral dengan pH 7,0 dan
suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 ºC (Cappucino 2014).
Hasil yang didapatkan dari masing-masing tahapan postulat Koch
berbeda. Pada tahap asosiasi, didapat adanya tanda penyakit berupa oose oleh
bakteri, spora dan miselium oleh cendawan. Tahap isolasi didapatkan koloni
bakteri pada suspensi dan koloni cendawan pada media pertumbuhan PDA.
Tahap inokulasi didapatkan gejala pada tanaman yang telah diinokulasikan oleh
patogen penyebab penyakit, gejala yang didapat sama dengan gejala yang
ditimbulkan tanaman sakit yang berasosiasi dengan patogen di awal tahapan.
Kemudian tahap reisolasi menunjukkan koloni bakteri dan koloni cendawan
yang sama seperti pada tahap isolasi. Tahapan yang telah dilakukan selama
percobaan sesuai dengan tahapan Postulat Koch yaitu terdiri dari asosiasi,
isolasi, inokulasi dan reisolasi.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa langkah pertama dalam Postulat
Koch ialah adanya asosiasi antara tanaman dan patogen. Asosiasi antara
penyakit blas dan tanaman padi ialah adanya tanda penyakit, yaitu terdapat
spora cendawan dalam jaringan tanaman yang diamati secara mikroskopis.
Langkah kedua ialah melakukan isolasi terhadadap patogen, Pyricularia orizae
di media buatan (PDA). Hasil isolasi Pyricularia orizae akan dimurnikan
sehingga diperoleh isolat murni pada PDA. Isolat koloni P.orizae di media
memiliki pinggiran yang halus dan miselia cendawan P.orizae membentuk
lingkar seperti cincin konsentris yang mengarah ke pusat dan berwarna kuning
keputihan. Hasil isolasi sesuai dengan literatur dimana koloni P.orizae memiliki
pinggiran halus dan ada juga yang tidak beraturan serta memiliki warna coklat
dan putih (Lestari et. al. 2014). Selanjutnya, isolat murni P.orizae diinokulasi
pada tanaman padi yang sehat, hasil inokulasi menunjukkan gejala berupa
bercak coklat berbentuk belah ketupat pada permukaan daun padi. Gejala hasil
inokulasi isolat murni P.orizae sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
gejala penyakit blas pada padi adanya bercak coklat berbentuk belah ketupat
yang menyebabkan permukaan daun mengering, sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa gejala penyakit blas pada padi adanya bercak coklat
berbentuk belah ketupat yang menyebabkan permukaan daun mengering
(Suganda et. al.2016). Setelah diinokulasi, bagian tanaman padi yang
menunjukkan gejala kembali diisolasi (reisolasi) pada media PDA. Hasil
reisolasi saat percobaan tidak didapatkan isolat murni dari P.orizae, hal ini
disebabkan karena adanya beberapa kesalahan seperti saat melakukan reisolasi,
media terkontaminasi karena cara kerja yang tidak aseptik dengan benar,
kesalahan lainnya juga saat menutup cawan petri dengan sil tidak dilakukan
dengan benar, masih ada celah terbuka pada cawan sehingga memungkinkan
mikroba lain masuk ke dalam cawan dan tumbuh pada media sehigga isolat
murni P.orizae tidak diperoleh. Berdasarkan liteeratur, hasil dari reisolasi
memiliki morfologi koloni yang sama pada saat tahap isolasi, yaitu koloni
cendawan P.orizae berbentuk bulat tunggal, berwarna coklat dan putih serta
memiliki lingkar konsentris yang mengarah ke pusat (Wicaksono et. al. 2017).
SIMPULAN

Diagnosis penyakit tumbuhan dilakukan dengan menggunakan metode


postulat koch yang terdiri dari tahapan asosiasi, isolasi, inokulasi dan reisolasi.
Berdasarkan penyakit yang diamati yaitu penyakit blas pada padi yang telah
diuji dengan menggunakan metode postulat koch menunjukkan hasil bahwa
penyakit blas benar disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae.
DAFTAR PUSTAKA

Agrios GN. 1996. Plant Pathology. Gainesville (US): University of Florida


Press.
Agrios GN. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta (ID) : UGM Press.
Anggraeni I, Darmawan UW, Ismanto A. 2017. Insiden penyakit pada
kecambah sengon (Falcataria moluccana) dan uji patogenisitas. Jurnal
Sains Natural. 4(2) : 166-172.
Cappucino JG. Sherman N. 2014. Manual Laboratorium Mikrobiologi, Edisi
8. Jakarta(ID): EGC.
Lestari P, Wawan, Pryatno T P, Enggarini W, Refilur, Suryadi Y. 2014. Isolasi,
identifikasi, dan karakterisasi cendawan blas Pyricularia orizae.
J.Buletin Plasma Nutfah.20(1):19-26.
Sudir A. Nasution, Santoso, Nuryanto B. 2014. Penyakit Blas Pyricularia
grisea pada Tanaman Padi dan Strategi Pengendaliannya. IPTEK
Tanaman Pangan. 9 (2): 85–96.
Suganda T, Yulia E, Widiantini F, Hersanti. 2016. Intensitas penyakit blas
(Pyricularia orizae Cav.) pada padi varietas Ciherang di lokai edemik
dan pengaruhnya terhadap kehilangan hasil. J. Agrikultura. 27(3):154-
159.
TeBeest DO, Guerber C, Ditmore M. 2007. Rice blast. The Plant Health
Instructor. 2(1): 14-18.
Wicaksono D, Wibowo A, Widiastuti A. 2017. Metode isolasi Pyricularia
orizae penyebab penyakit blas padi. J. HPT Tropika. 17(1):62-69.
Yudiarti T. 2007. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta (ID) : Graha Ilmu.
Yulianto. 2017. Pengendalian penyakit blas secara terpadu pada tanaman padi.
Iptek tanaman pangan. 12(1): 29.
Yuliani D. Maryana YE. 2014. Integrasi teknologi pengendalian penyakit blas
pada tanaman padi di lahan sub-optimal. Prosiding Seminar Nasional
Lahan Sub Optimal. 835–845.
Pembagian tugas:
Nahla: cover, bahan metode, hasil, dapus, editing
Rianita: pembahasan, simpulan, dapus
Gea: Hasil, bahas hasil, dapus, ngeprint
Bayu R: pendahuluan, dapus
Syherli: ngeprint

Anda mungkin juga menyukai