Anda di halaman 1dari 5

SUPLAI NITROGEN PADA TUMBUHAN

Hari, Tanggal :Rabu, 22 April 2020 Asisten :


Mayor : Biologi 1. Nabila AN A24170182
Regu : Lab Bio 2 (Rabu, 13.00 – 16.00) 2. Darra A G34160065

Sarah Nurul Fadillah


G34170061

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
PENDAHULUAN
Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman sebagai komponen utama dari asam amino, dan
protein yang berperan penting pada proses pertumbuhan. Sumber nitrogen yang dapat
diserap harus berada dalam bentuk nitrat (NO3-) dan ammonium (NH4+) (Mukaromah et al.
2013). Pada awal proses fiksasi nitrogen, nitrat direduksi menjadi nitrit oleh enzim nitrat
reduktase. Nitrit yang terbentuk di dalam sitosol bintil kemudian diangkut ke akar atau daun
untuk direduksi menjadi amonium. Reaksi tersebut memerlukan elektron yang berasal dari
air (H2O) dan dikatalisis oleh enzim nitrit reductase (Fitriana et al. 2009). Penentuan kadar
nitrat menggunakan asam salisilat karena asam salisiat dapat mereduksi nitrat yang kemudian
terjadi perubahan warna larutan yang dihasilkan dapat diukur menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dengan puncak serapan pada panjang gelombang 410-420 nm
(Ridwan et al. 2018).
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan mempelajari gejala defisiensi usnur nitrogen pada tanaman
kedelai, mempelajari metode pengukuran kandungan nitrat pada daun kedelai dengan
metode asam salisilat, dan menganalisis data kandungan nitrat daun kedelai pada berbagai
perlakuan pemberian nitrogen.

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA


Tabel 1 Nilai absorban (λ = 410 nm) larutan standar nitrat
No. Perlakuan Absorban 410nm
1 10 0.079
2 20 0.145
3 30 0.231
4 40 0.292
5 50 0.353
6 60 0.444
7 80 0.576
8 100 0.728
9 120 0.855
Rataan 0.411
1
0.9 y = 0.0071x + 0.0084
0.8 R² = 0.9992

0.7
Nilai Absorban

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Konsentrasi Nitrat

Gambar 1 Hubungan nilai absorban dan konsentrasi nitrat

Tabel 2 Nilai absorbans ekstrak daun kedelai pada 7 hari setelah penyiraman larutan hara
mengandung unsur N dan konsentrasi nitratnya
Nilai Absorban Konsentrasi
Perlakuan Rataan
1 2 3 Nitrat
Larutan Hoagland
0.011 0.011 0.012 0.011 0.366
tanpa N
Larutan Hoagland
0.625 0.595 0.63 0.617 85.718
dengan Ca(NO3)2
Larutan Hoagland
0.022 0.028 0.025 0.025 2.338
dengan (NH4)2SO4
Contoh Perhitungan :
Konsentrasi nitrat larutan Hoagland tanpa N
Y = 0.0071X + 0.0084
0.011 = 0.0071X + 0.0084
0.011 – 0.0084 = 0.0071X
0.0026 = 0.0071X
0.366 = X

Tabel 3 Bobot sampel daun kedelai untuk analisis kandunan ekstrak yang diambil pada hari ke 7
setelah penyiraman larutan hara mengandung unsur N dan kandungan nitrat daunnya
Bobot Sampel Daun (g) Konsentrasi Kandungan
Perlakuan Rataan
1 2 3 Nitrat Nitrat Daun
Larutan Hoagland
0.950 0.910 0.960 0.940 0.366 2.336
tanpa N
Larutan Hoagland
1.050 0.920 0.990 0.987 85.718 521.258
dengan Ca(NO3)2
Larutan Hoagland
0.900 1.100 0.910 0.970 2.338 14.462
dengan (NH4)2SO4
Contoh Perhitungan :
Kandungan nitrat daun pada larutan Hoagland tanpa N
NO3-N = C V / W
NO3-N = (0.366) (6) / 0.940
NO3-N = 2.336

Gambar 2 Gejala defisiensi berbagai unsur hara mineral pada tanaman kedelai

PEMBAHASAN
Penggunaan media pasir steril bertujuan untuk menjaga agar tidak ada kandungan
hara atau nitrat dalam media tanam yang mengganggu perhitunggan pengamatan yang
dilakukan. Hal ini karena pasir sangat lemah dalam pengikatan unsur hara (Hayati 2006).
Larutan Hoagland tanpa N ialah sebagai kontrol atau pembanding bagi perlakuan yang lain.
Gambar F menunjukan gejala defesiensi N dengan menunjukan pertumbuhan tanaman lebih
kerdil, warna daun menjadi kuning hingga merah hingga pertulangan daun juga berwarna
merah serta persentase muncul bunga sangat sedikit dan ukuran buah juga relatif lebih kecil.
Gambar G menunjukan gejala defesiensi unsur K dengan menunjukan nekrosis ringan di tepi
daun berwarna kuning agak merah (Banaty dan Supriyanto 2014).
Perlakuan dengan larutan Hoagland dengan Ca(NO3)2 menunjukan kandungan nitrat
pada daun lebih tinggi dari pada perlakuan larutan Hoagland dengan (NH4)2SO4. Hal ini
menunjukan tanaman kedelai lebih baik dalam penyerapan NO3 dibandingkan dengan NH4.
Hal ini terjadi karena NO3 langsung digunakan setelah penyerapan menuju daun, sedangkan
NH4 perlu di konversi menjadi asam amino baru kemudian ke batang dan daun (Widyastoety
2007).
KESIMPULAN
Gejala defesiensi N ditunjukan dengan pertumbuhan tanaman lebih kerdil, warna
daun menjadi kuning hingga merah hingga pertulangan daun juga berwarna merah serta
persentase muncul bunga sangat sedikit dan ukuran buah juga relatif lebih kecil. Penentuan
kadar nitrat menggunakan asam salisilat karena asam salisiat dapat mereduksi nitrat yang
kemudian terjadi perubahan warna larutan. Tanaman kedelai lebih baik dalam penyerapan
NO3 dibandingkan dengan NH4.
DAFTAR PUSTAKA
Banaty O A dan Supriyanto A. 2014. Gejala defisiensi unsur hara makro pada tanaman stroberi
(Fragaria X Ananassa Duchesne) varietas dorit. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI
2014. 780-786
Fitriana J, Pukan K K, Herlina L. 2009. Aktivitas Enzim Nitrat Reduktase Kedelai Kultivar
Burangrang akibat Variasi Kadar Air Tanah pada Awal Pengisian Polong. Biosaintifika:
Journal of Biology & Biology Education. 1 (1) :
Hayati M. 2006. Penggunaan sekam padi sebagai media alternatif dan pengujian efektifitas
penggunaan media pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat
secara hidroponik. J. Floratek. (2) : 63 – 68.
Mukaromah L, Nurhidayati T, Nurfadilah S. 2013. Pengaruh Sumber dan Konsentrasi Nitrogen
terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Dendrobium laxiflorum J.J Smith
secara In Vitro. Jurnal Sains Dan Seni Pomits. (2) 1 : 26 - 30
Ridwan R N, Gusrizal G, Nurlina N, Santosa S J. 2018. Sintesis dan studi stabilitas nanopartikel
perak tertudung asam salisilat. Indonesian Journal of Pure and Applied Chemistry. 1
(3) : 83-93
Widyastoety D. 2007. Pengaruh KNO3 dan (NH4)2SO4 terhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek
Vanda. J. Hort. 18(3):307-311.

JAWABAN PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai