KACANG PANJANG
2. Faktor Ekonomi
Tidak dapat dipungkiri, jika suatu komoditas
yang diusahakan oleh petani mendatangkan
15 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
keuntungan maka secara otomatis akan semakin
berkembang luas, terutama di daerah-daerah yang
sesuai agroklimatnya. Keuntungan ekonomis yang
diperoleh dari usaha komoditas kacang panjang
pada satu waktu terkadang kurang
menggembirakan. Hal ini semata-mata diakibatkan
oleh semangat produsen untuk bertanam kacang
panjang semakin meningkat sehingga produksi
kacang panjang pada suatu saat akan melimpah.
Sebagaimana hukum ekonomi, jika penyediaan
barang melebihi permintaan maka harga akan
menurun.
Terlepas dari peristiwa sesaat yang dapat
terjadi pada komoditas kacang panjang, usaha tani
kacang panjang dalam kondisi normal tetap
memberikan keuntungan bagi produsen, juga bagi
pedagang sayuran kacang panjang. Permintaan
kacang semakin meningkat, termasuk persyaratan
mutu dan kualitas produk kacang panjang tersebut.
Sejalan dengan itu maka permintaan akan benih
kacang panjang terus berlanjut dari waktu ke waktu.
Tumbuhnya permintaan benih kacang panjang pada
gilirannya akan mendorong tumbuhnya penangkar
16 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
benih kacang panjang. Kini, komoditas benih
menjadi mata dagangan lokal maupun ekspor yang
menguntungkan bagi produsen dan berguna bagi
konsumen.
3. Kesesuaian Agroekosistem
Tanaman kacang panjang tidak berasal dari
Indonesia, tetapi dari daerah Asia tropis yang
beriklim hangat. Oleh karena itu, tanaman kacang
panjang hanya akan dapat hidup dan berkembang
dengan baik jika dibudidayakan di daerah yang
memiliki persyaratan yang mirip dengan daerah
iklim tropis, termasuk di Indonesia. Kesesuaian
klimatologi tersebut akhirnya menjadi penentu dan
pembatas pengembangan suatu komoditas,
termasuk kacang panjang, serta menjadi
pertimbangan dalam pengembangan kacang
panjang. Faktor penentu yang lain adalah kondisi
lahan tempat budidaya tanaman kacang panjang.
Kesesuaian lahan tersebut memberikan andil yang
besar terhadap keberhasilan budidaya tanaman
kacang panajng konsumsi maupun untuk budidaya
perbenihan. Di Indonesia, kacang panjang sesuai
17 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
ditanam pada agroekosistem dataran rendah, yang
luasnya ribuan hektar.
4. Kebijakan Pemerintah
Dalam rangka pengembangan hortikultura,
pemerintah mengarahkan pembangunan usaha tani
berskala komersial. Kebijakan tersebut perlu
didukung dengan penyediaan benih varietas unggul
bermutu tinggi. Upaya tersebut ditempuh melalui
penumbuhan dan pemantapan sentra produksi,
penetapan komoditas unggulan, peningkatan
kualitas produksi, serta pembinaan kelembagaan
agrobisnis. Untuk itu, pemerintah memfasilitasi dan
mendorong pengembangan industri perbenihan,
antara lain melalui beberapa hal sebagai berikut.
a. Pemerintah telah mempermudah perizinan
industri benih sejak dikeluarkannya PP No. 44
tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman Pangan
dan Keputusan Menteri Pertanian
No.1017/Kpts/TP.120/12/1998 tentang Izin
Produksi Benih serta Izin Pemasukan Benih dan
Pengeluaran Benih Bina.
b. Batang
Batang kacang panjang ini tegak, silindris,
lunak, dan berwarna hijau dengan permukaan licin.
Batang tumbuh ke atas, membelit ke arah kanan
pada turus atau tegakan yang di dekatnya. Batang
membentuk cabang sejak dari bawah batang
(Pitojo, 2006). Tanaman kacang panjang juga
24 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
memiliki batang panjang liat dan sedikit berbulu
serta berbuku-buku hampir tidak jelas (Rukmana,
1995).
c. Daun
Daun tanaman kacang panjang berupa daun
majemuk, melekat pada tangkai daun agak panjang,
lonjong, berseling, panjangnya 6-8 cm, lebar 3-4,5
cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip,
pertulangan menyirip, tangkai silindris dengan
panjang kurang lebih 4 cm dan berwarna hijau
(Hutapea et al., 1994).
d. Bunga
Bunga tanaman kacang panjang berbentuk
kupu-kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari ketiak
daun. Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3-5
bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau
ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri.
Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat
juga terjadi dengan kemungkinan 10 % (Haryanto,
dkk, 1994).
e. Buah
Buah tanaman ini berbentuk polong,
berwarna hijau keputih-putihan atau putih (buah
muda) atau kemerahan namun setelah tua akan
menjadi kuning-kekuningan, dan panjang 15-80 cm
(Hutapea et al., 1994).
f. Biji
Biji kacang panjang berbentuk bulat agak
memanjang, namun ada juga yang pipih. Pada
26 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
bagian tengah biji terdapat bekas tangkai yang
menghubungkan antara biji dan kulit buah. Biji
yang semakin tua akan mengering. Kulit biji tua
ada yang berwarna putih, merah keputih-putihan,
cokelat dan hitam. Pada satu polong biasanya
terdapat sekitar 15 biji atau lebih, tergantung pada
panjang polong dan dipengaruhi oleh pertumbuhan
tanaman dan varietas kacang panjang tersebut
(Rukmana, 1995).
A. IKLIM
b. Suhu
Suhu udara yang paling baik untuk
pertumbuhan kacang panjang adalah 20-25°C. Pada
suhu kurang dari 20°C tanaman tidak dapat
melakukan proses fotosintesis dengan baik,
akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat
c. Cahaya
31 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman
untuk proses fotosintesis. Umumnya kacang
panjang membutuhkan cahaya matahari yang besar.
Tempat yang terlindung (teduh) menyebabkan
pertumbuhan kacang panjang agak terlambat, kurus
dan berbuah jarang atau sedikit.
d. Kelembapan udara
Kelembapan yang diperlukan kacang panjang
sekitar 45-50 % . Kelembapan ini agak sulit diukur,
tetapi dapat diperkirakan dari suburnya.
B. TANAH
1. PENYIAPAN LAHAN
a. Penentuan Lahan
Lahan yang dibutuhkan dalam budidaya
kacang panjang harus dalam kondisi yang baik,
kondisi iklim di Indonesia untuk membudidayakan
kacang panjang sangat cukup mendukung karena
memiliki 2 musim. Budidaya kacang panjang dapat
dilakukan di dataran tinggi hingga ketinggian 800
meter di atas permukaan laut (mdpl), maupun
rendah, suhu optimum pertumbuhannya ada di
rentang 15-24ᴼC dengan curah hujan 600-1500 mm
per tahun. Sedangkan suhu maksimum yang bisa
dicapai yaitu 35ᴼC dan suhu minimum 10ᴼC.
Budidaya kacang panjang dilakukan
sepanjang musim tetapi kacang panjang menyukai
tipe tanah gembur yang terkena langsung sinar
matahari dengan drainase yang baik. Kandungan
hara yang berlebihan membuat tanaman subur,
hanya produksi benih menjadi minim. Sedangkan di
b. Sejarah Lahan
Sebelum melakukan budidaya kacang
panjang, terlebih dulu harus mengetahui asal usul
dari lahan tersebut agar pada saat proses budidaya
tidak terjadi kegagalan. Jika sebelumnya ditanami
kacang panjang, maka yang terjadi unsur hara yang
terkandung dalam tanah akan kurang untuk proses
pertumbuhan pada tanaman dan hasil dari produksi
benih akan menurun.
b. Waktu
Waktu penanaman yang tepat yaitu pada fase
berbunga kisaran waktu 20 HST jika di area lokasi
budidaya ada tanaman budidaya lainnya. Sehingga
penyerbukan yang dilakukan oleh serangga tidak
berasal dari tanaman budidaya lainnya karena untuk
menjaga kemurnian benih jika itu open polination.
3. PEMBUATAN BEDENGAN
Langkah awal adalah pengemburan lahan tanam,
bisa dengan cara dibajak atau dicangkul. Bila tanah
sudah gembur selanjutnya adalah membuat bedengan
di atas tanah yang sudah dibajak. Usahakan tanah yang
dibuat bedengan segembur atau sehalus mungkin agar
36 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
akar tanaman bisa berkembang dengan baik. Bedengan
adalah tempat tumbuhnya tanaman budidaya dengan
cara meninggikan tanah dan memberikan perlakuan
khusus. Bila kondisinya memungkinkan, buatlah
bedengan sejajar yang mengarah ke arah timur-barat.
Hal ini berguna agar tanaman bisa terkena sinar
matahari secara maksimal. Pembuatan bedengan pada
lahan kacang panjang dilakukan pada -7 HST,
bedengan dibuat dengan ukuran panjang 100 cm, jarak
antar bedengan 40 cm.
4. PEMUPUKAN DASAR
Pemupukan dasar dilakukan pada saat awal
pembuatan bedengan yakni dengan cara pupuk diaduk
bersama dengan tanah pada bedengan. Pupuk yang
dianjurkan adalah pupuk kandang atau kompos yang
telah matang. Pupuk jenis ini telah menjadi pupuk
andalan yang sering digunakan oleh para petani.
Pupuk kandang sendiri berasal dari kotoran
hewan ternak yang telah difermentasi menjadi pupuk
organik cair. Pada bedengan kacang panjang
pemupukan dasar dilakukan -7 HST atau bersamaan
pada saat pembuatan bedengan. Pupuk dasar yang
37 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
diberikan yaitu terdiri dari: SP36 dan pupuk kandang
atau kompos yang telah matang dengan perbandingan
1:1.
7. PEMASANGAN AJIR
Setelah tanaman mulai tumbuh dan tinggi
mencapai 10 cm, dapat dipasang ajir di sebelah
tanaman. Ajir atau lanjaran dibuat dari belahan bambu
atau menggunakan kayu dengan panjang sekitar 2 m.
Pemasangan ajir dimaksudkan sebagai tempat
merambatnya tanaman kacang panjang. Pemasangan
ajir dilakukan 7 hari setelah tanam yaitu di sebelah
tanaman sekitar 15 cm dari tanaman agar tanaman
mudah untuk melakukan perambatan. Setiap lima
lanjaran dipasangi silang lanjaran agar lanjaran tidak
mudah roboh dan kuat menahan berat tanaman kacang
panjang. Kemudian diberi tali PE untuk merambatkan
tanaman. Pemasangan tali yang mengikat tanaman
dengan lanjaran dilakukan dua kali, yaitu pada saat
41 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
tinggi tanaman 10 cm dan 90 cm. Dimana diberikan
tali agar memudahkan untuk perawatan dan peletakan
buah kacang panjang agar tidak jatuh ditanah ( Anto,
A., 2013).
8. PEMELIHARAAN
Pada umumnya pemeliharan tanaman kacang
panjang hampir sama dengan pemeliharaan tanaman
dengan karakteristik batang merambat lainnya.
Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan,
pemupukan, pengandalian OPT seperti hama dan
gulma, serta perambatan bagitanaman yang bersifat
merambat.
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan tiga hari setelah tanam
dengan tujuan setiap lubang tanamterdapat tanaman
kacang panjang dan selisih antara sulaman dan
tanaman yang tidak disulam tidak terlalu jauh
sehingga saat masuk vase generative relatife sama.
b. Penyiangan
Maksud diadakannaya kegiatan penyulaman
adalah untuk meningkatkan persentase jadi tanaman
42 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
dalam satu kesatuan luas tertentu. Kegiatan
penyulaman tersebut bertujuan untuk memenuhi
jumlah tanaman per hektar sesuai dengan jarak
tanamnya. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada
sore hari dan atau pada pagi hari sebelum terik
matahari. Pengontrolan penyiangan dilakukan
setiap hari.
c. Pengairan
Sama halnya manusia, tanaman juga
membutuhkan air untuk pertumbuhannya.
Pengairan bertujuan untuk menjaga tanaman agar
tidak mengalami layu yang disebabkan oleh
kekeringan. Bila air transpirasi tidak dapat diganti
dari sumber dalam tanah, air akan diuapkan ke
atmosfir dari jaringan-jaringan sel yang
menyebabkan sel kehilangan turguditas dan
tanaman menjadi layu yang berkepanjangan akan
berakhir dengan kematian tanaman.
d. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada cabang yang
tidak produktif sehingga hasil dari fotosintesis tidak
43 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
dialokasikan ke cabang yang tidak produktif
tersebut. Pemangkasan dilakukan dari cabang
paling bawah terlebih dahulu. dikarenakan cabang
yang paling bawah tidak terkena sinar matahari dan
sudah tidak menghasilkan bakal polong.
e. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
yang diaplikasian ke tanah atau ke daun dari
tanaman utama. Pemupukan melalui daun dibagi
menjadi dua fase, yaitu pada fase vegetatif dan pada
fase generatif. Pada fase vegetatif menggunakan
pupuk daun berupa gandasil D, dikarenakan unsur
hara N lebih banyak terkandung pada gandasil D.
Sedangkan pada fase generatif menggunakan pupuk
gandasil B, dikarenakan kandungan unsur hara P
dan K lebih banyak terkandung dalam gandasil B.
Pemupukan yang diaplikasikan ke tanah
berupa pupuk yang bukan merupakan pupuk daun
seperti merek dagang ZA yang mengandung unsur
hara N, SP-36 yang mengandung unsure hara P, ZK
yang mengandung unsur hara kalium.
44 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Pupuk yang digunakan bergantung pada fase
tanaman, pada fase vegetatif maka menggunakan
pupuk yang mengandung unsur hara N yang
bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan
cabang atau pucuk dari tanaman tersebut. Pada fase
generatif maka menggunakan pupuk yang
mengandung unsur hara P dan K yang bertujuan
untuk memaksimalkan pembungaan dan
memaksimalkan pemasakan buah.
Cara pemupukan bergantung pada cuaca yang
sedang dihadapi saat itu, jika cuaca hujan maka cara
pemupukan menggunakan tugal, sedangkan jika
cuaca cerah maka cara pemupukan menggunakan
cara dikocor. Hal tersebut bertujuan agar unsur hara
yang diberikan ke tanaman dapat diserap maksimal
oleh tanaman tersebut atau tidak ada unsur hara
yang terbuang dikarenakan faktor alam.
Pengaplikasian pupuk daun gandasil D
dilakukan 1 kali dalam 7 hari dengan konsentrasi 1
gr/l. Pupuk susulan pertama pada tanggal 6 Oktober
2018 menggunakan pupuk SP-36 dan ZA dengan
dosis 1 gr/tan diaplikasikan dengan cara ditugal.
Pemupukan susulan ke dua dilakukan pada tanggal
45 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
13 Oktober 2018 menggunakan KNO 3 merah dan
NPK mutiara dengan dosis 2 gr/100 ml/tan dan 5
gr/100ml/tan. Pemupukan susulan ke tiga pada
tanggal 23 Oktober 2018 menggunakan NPK
Phonska, ZA, SP-36 dengan dosis 4 gr/tan, 2 gr/tan,
4 gr/tan. Pemupukan susulan ke empat pada tanggal
27 Oktober 2018 menggunakan ZA, NPK,
Biophospor dengan dosis 2 gr/tan, 3 gr/tan, 2 gr/tan.
Pemupukan susulan ke lima pada tanggal 9
November 2018 menggunakan Phonska dengan
dosis 2 gr/tan. Serta pemupukan susulan ke enam
menggunakan phonska dengan dosis 2 gr/tan.
9. ROGUING
Roguing adalah kegiatan menyingkirkan
tanaman yang off tipe atau tanaman yang memiliki tipe
simpang dari tanaman yang diharapkan. Menurut pusat
penelitian dan pengembangan tanaman,
Roguing adalah kegiatan mengidentifikasi dan
menghilangkan tanaman yang menyimpang.
Tujuan roguing adalah untuk mempertahankan
kemurnian dan mutu genetik suatu varietas.
Karakteristik varietas dapat digunakan untuk
46 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
mengenali dan mengidentifikasi tipe simpang.
Produsen benih atau pelaksana roguing harus
mengenali karakteristik varietas dengan baik, termasuk
faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
karakter tersebut.
Roguing dilakukan tiga kali setiap satu kali
musim tanam produksi benih. Roguing dilakukan saat
fase vegetatif, fase generatif, dan saat panen. Cara dari
roguing sendiri terbagi menjadi beberapa cara. Yang
sangat penting adalah dengan memahami morfologi
dari tanaman yang ditanam. Selanjutnya pada saat fase
vegetatif pengamatan dilakukan dari bawah tanaman
hingga pucuk seperti warna hipokotil, bentuk daun,
warna daun, dan sebagainya. Pada saat fase generatif,
roguing dilakukan dengan mengamati warna dari
bunga. Sedangkan saat panen, roguing dilakukan
dengan mengamati warna polong, warna benih, dan
sebagainya.
3. Kutu Kebul
Kutu kebul atau lalat putih (Basimia tabaci, B.
gossypiperda, B. longispina, B. Golpingi) adalah hama
yang menyerang kacang panjang yang menyebabkan
daun menguning dan warna hijau hanya terdapat pada
sekitar tulang daun.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara
melepaskan predator alami seperti kumbang Scymnus
sp. atau dengan cara kimia dapat menyemprotkan
insektisida monokrotofos Azodrin 60 WSC dengan
4. Karat Daun
Karat daun disebabkan oleh cendawan Uromyces
phaseoli (Pers) wint atau Uromyces appendiculatus
(Pres) Ung. Penyakit ini ditandai dengan adanya
bercak kecil berwarna putih pada permukaan daun
kemudian bercak membesar dan berubah menjadi
cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau
bercincin cokelat. Akhirnya menjadi cokelat tua
menyerupai karat pada besi. Penyakit ini juga dapat
menyebar pada polong.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan
dengan melakukan pergiliran tanaman dan memilih
bibit yang baik atau secara kimia dapat diatasi dengan
menggunakan fungisida seperti Dithane M-45 dengan
kosentrasi 180-240g/10 liter air.
5. Antraknosa
Antraknosa adalah penyakit yang disebabkan
oleh cendawan Colletotrichum lindemuthianum.
Gejala yang ditimbulkan berupa bercak berwarna
51 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
cokelat kemerahan atau jingga pada batang. Bercak
berupa endapan memanjang. Pada tulang daun pada
sisi bagian bawah terdapat warna cokelat kemerahan
hingga hitam, serta buah yang terserang penyakit ini
akan memiliki ukuran yang kecil dan berwarna coklat
sampai hitam.
Pengendalian dapat dilakukan dengan
melakukan penanaman menggunakan benih yang baik,
penanaman jangan terlalu rapat, serta dapat
menggunakan fungisida seperti Manzale D (manep),
Von Dozep (manep dan zinep), atau Dithane M-45
(mankozep) dengan dosis sekitar 180-250 gr/100 liter
air.
6. Penyakit Belang
Penyakit belang disebabkan oleh virus melalui
vektor Aphis craccivora dan Aphis glycines atau
melalui daun secara mekanis. Gejalanya seluruh
bagian daun terdapat belang-belang tapi belum nyata
pada daun muda.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
melakukan penanaman dengan benih yang baik,
2. PEMANENAN
b. Perontokan
Perontokan atau pengestrakan merupakan
kegiatan memisahkan biji dari kulit atau polong
59 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
kacang panjang, kegiatan ini dilakukan setelah
proses pengelompokan. Pengestrakan harus segera
dilakukan karena benih dapat berkecambah dalam
polong jika terlalu lama.
e. Pengemasan
Polong kacang panjang diikat dengan bobot
maksimal 1 kg. Ikatan dikemas dalam karung goni
yang berventilasi atau dikemas dalam kantong
plastik polytelyne. Alat angkut yang digunakan
dapat dengan cara dipikul, menggunakan jasa
kendaraan atau alat transportasi lainnya. Untuk
polong tua dikemas dalam kaleng yang ditutup
rapat. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah
sebaiknya dicampur dulu dengan minyak jagung
supaya terhindar dari hama penggerek biji.
f. Penyimpanan
Untuk mempertahankan kesegaran polong,
penyimpanan dilakukan sementara sebelum
dipasarkan sebaiknya di tempat teduh, penggunaan
remukan es atau lemari pendingin. Sedangkan
polong tua disimpan di dalam kaleng dan
diletakkan di tempat yang kering dengan sirkulasi
udara yang baik.
2. Input
1) Input Tetap (IP)
Sewa Tanah (ST)
2. Pupuk
1) Nama Pupuk : Pupuk Organik
Kebutuhan : 10 karung
Harga Per Satuan : Rp. 15.000/Karung
Harga Total : Rp. 150.000
3. Nama : Monokrotofos
Azodrin 15 WSC
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 25.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 25.000
4. Nama : Kiltop 50 EC
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 35.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 35.000
6. Nama : Avador
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 22.500/Bungkus
Harga Total : Rp. 22.500
Fungisida
1. Nama : Dithane M – 45
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 108.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 108.000
2. Nama : Manzate D
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 89.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 89.000
3. Pemeliharaan
Biaya 1 Total
Jumlah
No. Kegiatan Orang Biaya
Pekerja
(Rp) (Rp)
25.000
1 Pengairan 1 Orang 750.000
(3x)
100.000
2. Pemupukan 6 Orang 2.400.000
(4x)
100.000
3. Penyemprotan 3 Orang 1.800.000
(6x)
150.000
4. Penyiangan 5 Orang 2.250.000
(3x)
Total 7.200.000
5. Pasca Panen
Biaya 1 Total
Jumlah
No. Kegiatan Orang Biaya
Pekerja
(Rp) (Rp)
15.000
1. Pengeringan 5 Orang 45.000
(1 x)
25.000
2. Ekstraksi 10 Orang 250.000
(1x)
20.000
3. Sortasi 10 Orang 200.000
(1x)
Penimbangan
15.000
4. dan 4 Orang 60.000
(1x)
Pengemasan
Total 555.000
324.000
=
1– (13.501.000 / 6.500.000)
324.000
=
1 – 2,07
= – 302.803,73