Anda di halaman 1dari 82

PRODUKSI BENIH

KACANG PANJANG

1 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan buku
“Produksi Benih Kacang Panjang” ini dengan baik serta
tepat pada waktunya. Buku “Produksi Benih Kacang
Panjang” ini disusun sebagai tugas akhir dari serangkaian
acara praktikum produksi benih padi dan kacang-
kacangan semester III Politeknik Negeri Jember.
Selama melaksanakan serangkaian praktikum
Produksi Benih Padi danan Kacang-kacangan sampai
tersusunnya buku “Produksi Benih Kacang Panjang” ini,
penulis banyak menerima bimbingan baik secara
langsung maupun tidak langsung dari beberapa pihak,
karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Dwi Rahmawati, S. P., M. P. selaku dosen mata
kuliah produksi benih padi dan kacang-kacangan
2018 yang telah membantu pemahaman materi dan
teori mengenai produksi benih padi.
2. Ibu Dr. Ir. Nurul Sjamsijah, M. P. selaku dosen mata
kuliah produksi benih padi dan kacang-kacangan

2 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


2018 yang telah membantu pemahaman materi dan
teori mengenai produksi benih kacang-kacangan.
3. Bapak Ir Muchammad Bintoro, M. P. selaku dosen
mata kuliah produksi benih padi dan kacang-
kacangan 2018 yang telah membantu pemahaman
materi dan teori mengenai produksi benih kacang-
kacangan.
4. Bapak Saiful Mukhlis, S. P. Dan Mas Alviyan Tono,
S. S. T. sebagai teknisi praktikum produksi benih
padi dan kacang-kacangan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama proses kegiatan
praktikum dilaksanakan.
5. Seluruh mahasiswa TPB 2017 golongan A yang telah
membantu baik secara fikiran, tenaga, maupun yang
lain sehingga proses penyusunan buku “Produksi
Benih Kacang Panjang” dapat selesai tepat waktu.

Penulis menyadari dalam penyusunan buku ini


masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan buku ini. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
3 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Jember, 3 Januari 2019

Tim Penyusun TPB 2017 Golongan A

4 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................... 1


Daftar Isi.......................................................................... 4
Pendahuluan ................................................................... 7
1. Kegunaan Kacang Panjang .......................................... 8
2. Pengembangan dan Kebutuhan Benih Kacang Panjang
................................................................................... 13
Pengenalan Kacang Panjang ....................................... 21
1. Taksonomi Kacang Panjang ...................................... 22
2. Morfologi Kacang Panjang ........................................ 22
3. Tipe Pertumbuhan Kacang Panjang ........................... 26
Syarat Tumbuh Kacang Panjang ................................ 29
1. Tanah ......................................................................... 29
2. Iklim ........................................................................... 31
Tata Laksana Penangkaran Benih Kacang Panjang 33
1. Penyiapan Lahan ....................................................... 33
a. Penentuan Lahan ................................................... 33
b. Sejarah Lahan ........................................................ 34
c. Penyiapan Benih Sumber ...................................... 34
2. Isolasi Jarak dan Waktu ............................................. 35
3. Pembuatan Bedengan ................................................. 36
4. Pemupukan Dasar ...................................................... 36

5 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


5. Penyiapan Benih Kacang Panjang ............................. 37
6. Penanaman Benih Kacang Panjang ........................... 39
7. Pemasangan Ajir ........................................................ 40
8. Pemeliharan Tanaman Kacang Panjang .................... 41
a. Penyulaman Tanaman Kacang Panjang ................ 41
b. Penyiangan Tanaman Kacang Panjang ................. 41
c. Pengairan Lahan Kacang Panjang......................... 42
d. Pemangkasan Tanaman Kacang Panjang .............. 42
e. Pemupukan Tanaman Kacang Panjang ................. 43
9. Roguing ...................................................................... 45
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kacang
Panjang .......................................................................... 47
Panen dan Pasca Panen ................................................ 55
1. Kriteria Masak Fisiologis ........................................... 55
2. Pemanenan .................................................................. 58
3. Pengolahan Pasca Panen ............................................. 58
a. Penjemuran ............................................................ 58
b. Perontokan ............................................................ 58
c. Sortasi dan Pembersihan ....................................... 59
d. Uji Mutu Benih (DB dan KA) ............................... 59
e. Pengemasan ........................................................... 61
f. Penyimpanan ......................................................... 62

6 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Analisan Usaha Tanih Produksi Benih Kacang
Panjang .......................................................................... 63
Daftar Pustaka ............................................................. 74
Lampiran ...................................................................... 77

7 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


PENDAHULUAN

Kacang panjang atau Vigna sinensis L. sudah


dikenal sejak lama, diluar negeri maupun di Indonesia.
Beberapa literatur mencatat bahwa tanaman kacang
panjang bukan tanaman asli Indonesia. Literatur yang lain
menyebutkan bahwa asal mula kacang panjang adalah
dari India atau Cina, ada yang menyatakan dari kawasan
benua Afrika, dan ada pula yang menyebutkan dari India
dan Afrika Tengah.
Tanaman kacang panjang tumbuh menyebar di
daerah-daerah Asia tropis dan banyak pula diusahakan di
Timur jauh, termasuk Bangladesh, India, Pakistan,
Filipina, Indonesia, Karibia, dan sedikit di Afrika. Daerah
sebaran kacang panjang cukup luas dan oleh karena itu
kacang panjang memiliki banyak jenis lokal yang sesuai
dengan agroekosistem di daerah tempat tumbuhnya.
Kehadiran kacang panjang di Indonesia diduga
terjadi sejak adanya perdagangan antarbangsa di Asia.
Dewasa ini, kehadiran kacang panjang unggul dari luar
negeri semakin banyak ragamnya. Kacang panjang yang
semula hanya terkonsentrasi di daerah sentra, selanjutnya

8 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


berkembang serta menyebar ke berbagai daerah sayuran
di Jawa dan luar Jawa.

1. KEGUNAAN KACANG PANJANG


Kacang panjang adalah sayuran multiguna.
Bagian utama yang berguna untuk bahan pangan yaitu
buahnya. Sepintas tentang tentang kegunaan kacang
panjang adalah sebagai berikut.
1. Sebagai bahan pangan
Kacang panjang selagi masih muda berikut
daunnya yang masih muda dimanfaatkan sebagai
bahan pangan dalam bentuk sayur. Kacang panjang
muda memiliki rasa agak manis dan renyah. Bahan
ini dapat dimakan dalam keadaan mentah atau
setelah diolah menjadi aneka masakan sayur.
Beberapa bentuk masakan dari kacang panjang
antara lain lalapan, pecel, sayur lodeh, sayur asam,
dan lain-lain. Biji kacang panjang yang sudah tua
dapat dimanfaatkan sebagai campuran sayur gudeg
maupun untuk membuat panganan, antara lain
campuran tiwul dari tepung gaplek.
Peranan penting kacang panjang tersebut
dapat diikuti dari komposisi nutrisi yang terdapat
9 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Pada bagian daun, polong muda, maupun pada biji
kacang panjang. Menurut catatan dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, kandungan nutrisi
kacang panjang (dalam setiap 100 g bahan) data
dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan Gizi Kacang Panjang Pada


100 Gram Bahan
Bahan Tanaman Kacang Panjang
Kandungan Gizi Daun Polong Biji
Muda Muda Kering
Kalori (kal.) 34 44 357
Protein (g) 4,10 3,70 17,30
Lemak (g) 0,40 0,30 1,50
Karbohidrat (g) 5,80 8,50 70,00
Serat (g) - 2,80 -
Abu (g) - 0,80 -
Kalsium (mg) 134,00 114,00 163,00
Fosfor (mg) 145,00 65,00 437,00
Besi (mg) 6,20 1,10 6,90
Natrium (mg) - 1,00 -

10 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Kalium (mg) - 216,00 -
Vitamin A (SI) 5.240,00 1.035,00 -
Vitamin B1 (mg) 0,28 0,17 0,57
Vitamin B2 (mg) - 0,10 -
Vitamin C (mg) 29,00 36,00 2,00
Niasin (mg) - 1,10 -
Air (g) 88,30 - 12,20
Sumber: Depkes RI (cit. Rahmat Rukmana, 1994)

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (Data


Susenas) rata-rata konsumsi kacang panjang per
kapita sekitar 3-4 kg per tahun. Pada tahun 1999
tercatat bahwa kacang panjang menduduki urutan
ke-4 terbanyak dikonsumsi oleh penduduk, setelah
kangkung, daun ketela pohon, dan bayam. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kacang panjang
merupakan sayur yang diminati masyarakat.
Dengan demikian, kacang panjang memiliki peran
cukup besar dalam mendukung gizi bagi tubuh,
yang berasal dari konsumsi per kapita.
Selain memiliki preferensi atas dasar nilai
gizi yang memadai dan kemudahan diproses

11 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


sebagai bahan pangan, kacang panjang juga
merupakan salah satu komoditas sayuran yang
mudah didapatkan. Nilai ekonomi kacang panjang
juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kangkung, daun ketela pohon, dan bayam.

2. Sebagai bahan pengobatan


Kacang panjang mengandung unsur-unsur
yang bermanfaat bagi kesehatan. Ada beberapa hal
yang penting dari kacang panjang. Nutrisi pada
kacang panjang berperan penting sebagai penguat
jaringan tubuh, berfungsi pada proses visual,
memelihara kesehatan kulit dan gigi, serta
membantu aktivitas hormon. Secara fisik, kacang
panjang relatif tidak keras dan mudah dicerna. Serat
pada bahan pangan tersebut dapat menekan
kolesterol. Selain itu, kacang panjang juga
mengandung aktioksidan yang berperan mencegah
kanker.
Vitamin A berperan untuk membantu
reproduksi sel secara normal. Jikalau tidak
melakukan reproduksi secara normal, sel akan
mudah terserang kanker. Hal tersebut menjadi
12 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
alasan yang kuat mengapa kacang panjang layak
menjadi bagian dari menu makanan. Secara umum
vitamin A juga berperan dalam kesehatan wanita,
yakni sebagai berikut.
a. Membantu mengatasi menoragia, yaitu
menstruasi (haid) yang abnormal (berlebihan),
yang salah satu penyebabnya adalah defisiensi
vitamin A.
b. Membantu mengatasi abnormal pap smear.
Umumnya, pada wanita yang abnormal pap
smear, kandungan betakaroten dan vitamin A
rendah, seperti halnya vitamin E dan vitamin C.
c. Membantu mengatasi premenstrual syndrome.
Vitamin A meningkatkan tingkat progesteron,
sementara progesteron diyakini dapat
menghilangkan PMS symptom.
d. Membantu mengatasi vaginitis. Betakaroten dan
vitamin A mendorong kekebalan terhadap virus
dan bermanfaat antibakteri.
e. Membantu menangkal infeksi saluran kencing
karena vitamin A membantu mencegah
terjadinya infeksi.

13 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


3. Sebagai Pakan Ternak
Tanaman kacang panjang disukai oleh ternak
besar ruminansia. Brangkas kacang panjang yang
masih hijau dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Kandungan nutrisi pada tanaman kacang panjang
yang masih hijau lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman yang telah menua dan berwarna kekuning-
kuningan atau mengering.

2. PENGEMBANGAN DAN KEBUTUHAN BENIH


KACANG PANJANG
Pengembangan kacang panjang akan dapat
berlangsung manakala terdukung oleh beberapa faktor,
yaitu faktor sosial, ekonomi, dan kesesuaian
klimatologi. Selain itu, yang tidak kalah penting
adalah dukungan kebijakan pemerintah. Sepintas
tentang hal tersebut dapat diikuti dari fakta yang
terdapat di lapangan, yakni sebagai berikut.
1. Faktor Sosial
Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia
telah mengenal kacang panjang. Komoditas yang
diperlukan oleh masyarakat ini tampaknya akan
terus dibudidayakan, walaupun tidak selalu
14 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
dilakukan secara intensif. Hal tersebut terkait
dengan kebutuhan dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang lain. Jika dahulu kacang panjang
dipandang sebagai bahan makanan yang kurang
elit, kini pandangan tersebut telah ditinggalkan. Jika
dahulu dinilai sebagai komoditas yang kurang
dikenal, kini kacang panjang merupakan komoditas
yang diperlukan masyarakat.
Keberadaan kacang panjang sebagai bahan
pangan semakin nyata dan direspon oleh
masyarakat di kota dan pedesaan. Hal tersebut
ditandai dengan semakin banyaknya benih jenis
baru yang diperdagangkan. Respon sosial tersebut
juga data diikuti dari aneka temuan tentang kacang
panjang yang semakin banyak jumlahnya. Lebih
dari itu, kini budidaya kacang panjang telah
menjadi salah satu bagian dari faktor sosial sebagai
salah satu mata pencarian bagi sebagian masyarakat
di beberapa daerah.

2. Faktor Ekonomi
Tidak dapat dipungkiri, jika suatu komoditas
yang diusahakan oleh petani mendatangkan
15 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
keuntungan maka secara otomatis akan semakin
berkembang luas, terutama di daerah-daerah yang
sesuai agroklimatnya. Keuntungan ekonomis yang
diperoleh dari usaha komoditas kacang panjang
pada satu waktu terkadang kurang
menggembirakan. Hal ini semata-mata diakibatkan
oleh semangat produsen untuk bertanam kacang
panjang semakin meningkat sehingga produksi
kacang panjang pada suatu saat akan melimpah.
Sebagaimana hukum ekonomi, jika penyediaan
barang melebihi permintaan maka harga akan
menurun.
Terlepas dari peristiwa sesaat yang dapat
terjadi pada komoditas kacang panjang, usaha tani
kacang panjang dalam kondisi normal tetap
memberikan keuntungan bagi produsen, juga bagi
pedagang sayuran kacang panjang. Permintaan
kacang semakin meningkat, termasuk persyaratan
mutu dan kualitas produk kacang panjang tersebut.
Sejalan dengan itu maka permintaan akan benih
kacang panjang terus berlanjut dari waktu ke waktu.
Tumbuhnya permintaan benih kacang panjang pada
gilirannya akan mendorong tumbuhnya penangkar
16 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
benih kacang panjang. Kini, komoditas benih
menjadi mata dagangan lokal maupun ekspor yang
menguntungkan bagi produsen dan berguna bagi
konsumen.

3. Kesesuaian Agroekosistem
Tanaman kacang panjang tidak berasal dari
Indonesia, tetapi dari daerah Asia tropis yang
beriklim hangat. Oleh karena itu, tanaman kacang
panjang hanya akan dapat hidup dan berkembang
dengan baik jika dibudidayakan di daerah yang
memiliki persyaratan yang mirip dengan daerah
iklim tropis, termasuk di Indonesia. Kesesuaian
klimatologi tersebut akhirnya menjadi penentu dan
pembatas pengembangan suatu komoditas,
termasuk kacang panjang, serta menjadi
pertimbangan dalam pengembangan kacang
panjang. Faktor penentu yang lain adalah kondisi
lahan tempat budidaya tanaman kacang panjang.
Kesesuaian lahan tersebut memberikan andil yang
besar terhadap keberhasilan budidaya tanaman
kacang panajng konsumsi maupun untuk budidaya
perbenihan. Di Indonesia, kacang panjang sesuai
17 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
ditanam pada agroekosistem dataran rendah, yang
luasnya ribuan hektar.

4. Kebijakan Pemerintah
Dalam rangka pengembangan hortikultura,
pemerintah mengarahkan pembangunan usaha tani
berskala komersial. Kebijakan tersebut perlu
didukung dengan penyediaan benih varietas unggul
bermutu tinggi. Upaya tersebut ditempuh melalui
penumbuhan dan pemantapan sentra produksi,
penetapan komoditas unggulan, peningkatan
kualitas produksi, serta pembinaan kelembagaan
agrobisnis. Untuk itu, pemerintah memfasilitasi dan
mendorong pengembangan industri perbenihan,
antara lain melalui beberapa hal sebagai berikut.
a. Pemerintah telah mempermudah perizinan
industri benih sejak dikeluarkannya PP No. 44
tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman Pangan
dan Keputusan Menteri Pertanian
No.1017/Kpts/TP.120/12/1998 tentang Izin
Produksi Benih serta Izin Pemasukan Benih dan
Pengeluaran Benih Bina.

18 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


b. Pemerintah mempermudah pelepasan varietas
komersial dari luar negeri yang terbukti telah
beradaptasi dengan baik di Indonesia serta
diterima oleh petani dan konsumen, melalui
prosedur pelepasan varietas atas dasar Farmers
Acceptance.
c. Pemerintah memberi perlindungan Hak atas
Varietas Milik Perusahaan, sesuai dengan UU
No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas Tanaman. Varietas baru yang
memenuhi persyaratan dapat diajukan untuk
dilindungi hak kepemilikannya dan hak untuk
memproduksi serta memperdagangkan benihnya.
d. Dalam rangka pembinaan mutu mandiri maka
tanggung jawab pengawasan mutu benih
diserahkan kepada pihak swasta yang telah
memenuhi persyaratan untuk melakukan
sertifikasi produk benih yang dihasilkan.
Selanjutnya, pemerintah telah menerbitkan
Keputusan Menteri Pertanian
No.1100.I/Kpts/KP.150/10/1999 Tanggal 13
Oktober 1999, Direktorat Perbenihan ditetapkan
sebagai Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu
19 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
(LSSM) Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Tugas dan fungsi dari lembaga
tersebut adalah melaksanakan Sertifikasi Sistem
Mutu pada pelaku agribisnis perbenihan atau
produsen benih.
e. Terkait dengan kebijakan pemerintah tersebut,
petani sebagai pengguna benih bermutu
didorong agar sadar akan beberapa hal sebagai
berikut.
1) Sadar akan pentingnya memilih varietas
unggul yang diminati oleh pasar dan benar-
benar memiliki keunggulan produksi.
2) Sadar akan pentingnya menanam benih
unggul bermutu tinggi.
3) Sadar bahwa benih varietas unggul bermutu
memang mahal, namun tetap menguntungkan.
4) Sadar bahwa benih bermutu yang bersertifikat
memiliki jaminan tentang daya tumbuh,
vigor, dan kesehatan benih.
5) Sadar bahwa penanaman benih unggul
bermutu perlu diikuti dengan pengelolaan
tanaman dengan baik agar dapat berproduksi
optimal.
20 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
6) Benih sayuran dataran rendah yang telah
diproduksi dan perlu terus diupayakan antara
lain kacang panjang, bayam, kangkung,
terong, waluh, cabai merah, tomat, bawang
merah, mentimun, pare, dan oyong. Adapun
benih yang bearsal dari varietas hibrida dan
varietas yang spesifik, jika perlu, diimpor dari
luar negeri.

21 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


PENGENALAN KACANG PANJANG

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) sudah


lama dibudidayakan oleh orang Indonesia. Sebenarnya
kacang panjang berasal dari India dan Afrika. Kemudian
menyebar penanamanya ke daerah-daerah Asia Tropika
hingga ke Indonesia.
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman
perdu semusim. Tanaman ini berbentuk perdu yang
tumbuhnya menjalar atau merambat. Tanaman kacang
panjang mempunyai sebutan lain seperti kacang lanjaran
(Jawa), kacang turus (Pasundan), taukok (Cina), sitao
(Philipina), kacang belut (Malaysia), paythenki, yardlong
bean dan asparagus bean. Tanaman ini mudah tumbuh
dengan baik di berbagai jenis lahan, baik lahan sawah,
tegalan bahkan pekarangan rumah. Kacang panjang
merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu,
bersifat memanjat dengan membelit.
Kacang panjang bersifat dwiguna, artinya sebagai
sayuran polong dan sebagai penyubur tanah. Tanaman
sebagai penyubur tanah karena pada akarnya terdapat
bintil-bintil bakteri Rhizobium. Bakteri tersebut berfungsi
mengikat nitrogen bebas dari udara. Maka dari itu kacang
22 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
panjang banyak ditanam oleh petani di pematang sawah
baik monokultur maupun sebagai tanaman sela.

1. TAKSONOMI KACANG PANJANG


Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang
panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi
tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensis (L)

2. MORFOLOGI KACANG PANJANG


Bagian-bagian tanaman kacang panjang dibagi
menjadi akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Secara singkat masing-masing bagian tanaman
dijelaskan sebagi berikut:
a. Akar

23 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Akar tanaman kacang panjang terdiri atas
akar tunggang, akar cabang, dan akar serabut.
Perakaran tanaman dapat mencapai kedalaman 60
cm. Akar tanaman kacang panjang dapat
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium SP. Ciri
adanya simbiosis tersebut yaitu terdapat bintil-bintil
akar di sekitar pangkal akar. Aktifitas bintil akar
ditandai oleh warna bintil akar sewaktu dibelah.
Jika berwarna merah cerah menandakan bintil akar
tersebut efektif menambah nitrogen, sedangkan bila
bintil akar berwarana merah pucat, berarti
penambahan nitrogen kurang efektif (Pitojo, 2006).
Dan tanaman kacang panjang memilik akar
tunggang berwarna coklat muda (Hutapea et al.,
1994).

b. Batang
Batang kacang panjang ini tegak, silindris,
lunak, dan berwarna hijau dengan permukaan licin.
Batang tumbuh ke atas, membelit ke arah kanan
pada turus atau tegakan yang di dekatnya. Batang
membentuk cabang sejak dari bawah batang
(Pitojo, 2006). Tanaman kacang panjang juga
24 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
memiliki batang panjang liat dan sedikit berbulu
serta berbuku-buku hampir tidak jelas (Rukmana,
1995).

c. Daun
Daun tanaman kacang panjang berupa daun
majemuk, melekat pada tangkai daun agak panjang,
lonjong, berseling, panjangnya 6-8 cm, lebar 3-4,5
cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip,
pertulangan menyirip, tangkai silindris dengan
panjang kurang lebih 4 cm dan berwarna hijau
(Hutapea et al., 1994).

d. Bunga
Bunga tanaman kacang panjang berbentuk
kupu-kupu. Ibu tangkai bunga keluar dari ketiak
daun. Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3-5
bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau
ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri.
Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat
juga terjadi dengan kemungkinan 10 % (Haryanto,
dkk, 1994).

25 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Bunga kacang panjang tidak tumbuh dan
mekar secara serentak. Ragam waktu mekarnya
bunga kacang panjang adalah sebagai berikut:
1) Dua bunga yang terletak pada bagian bawah dan
bersebelahan terkadang mekar hampir
bersamaan.
2) Bunga berikutnya muncul dan mekar setelah satu
atau dua polong mencapai panjang 5-10 cm atau
bahkan lebih. Beberapa diantaranya dapat
menjadi buah, namun pertumbuhannya tidak
sekuat buah yang pertama kali muncul (Pitojo,
2006).

e. Buah
Buah tanaman ini berbentuk polong,
berwarna hijau keputih-putihan atau putih (buah
muda) atau kemerahan namun setelah tua akan
menjadi kuning-kekuningan, dan panjang 15-80 cm
(Hutapea et al., 1994).

f. Biji
Biji kacang panjang berbentuk bulat agak
memanjang, namun ada juga yang pipih. Pada
26 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
bagian tengah biji terdapat bekas tangkai yang
menghubungkan antara biji dan kulit buah. Biji
yang semakin tua akan mengering. Kulit biji tua
ada yang berwarna putih, merah keputih-putihan,
cokelat dan hitam. Pada satu polong biasanya
terdapat sekitar 15 biji atau lebih, tergantung pada
panjang polong dan dipengaruhi oleh pertumbuhan
tanaman dan varietas kacang panjang tersebut
(Rukmana, 1995).

3. TIPE PERTUMBUHAN KACANG PANJANG

Pertumbuhan kacang panjang diawali dengan


masa perkecambahan. Perkecambahan biji dimulai
dari proses penyerapan air oleh biji diikuti dengan
melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi
sitoplasma dan peningkatan suplai oksigen sehingga
menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses
perkecambahan dapat terjadi jika kulit biji permeabel
terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan
osmosis tertentu (Kozlowski, 1972).
Kacang panjang memiliki tipe perkecambahan
epigeal yaitu tipe perkecambahan epigeal ditandai

27 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


dengan hipokotil yang tumbuh memanjang sehingga
plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan
tanah). Kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama
daun belum 11 terbentuk. Organ pertama yang muncul
ketika biji berkecambah adalah radikula. Radikula ini
kemudian akan tumbuh menembus permukaan tanah.
Untuk tanaman dikotil yang dirangsang dengan
cahaya, ruas batang hipokotil akan tumbuh lurus ke
permukaan tanah mengangkat kotiledon dan epikotil.
Epikotil akan memunculkan daun pertama kemudian
kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di
dalamnya telah habis digunakan oleh embrio
(Campbell et al., 2000:
Setelah fase perkecambahan, tanaman kacang
panjang akan mengalami pertumbuhan pada masa
vegetatifnya yang dimana tanaman tersebut akan
memanjangkan batangnya yang menyerupai sulur.
Pertumbuhan vegetatif tanaman kacang panjang akan
menumbuhkan sulur sulur menyamping untuk
bertambahnya daum maupun untuk fase generatifnya.
Sulur yang tumbuh akan dibantu oleh petani untuk
dapat tumbuh pada lanjaran dengan melilitnya

28 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


diantara lanjaran, ada pula bantuan dengan tali untuk
media perambatanya.
Setelah masa vegetatif, tanaman kacang
panjang akan memasuki tahap generatif yang di mana
akan muncul bunga pada ujung tangkai. Pada bunga
kacang panjang terdiri dari 2-3 bakal buah yang
tumbuh. Pada kcang panjang yang di tanam
memasuki masa generatif pada 28 HST.

29 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


SYARAT TUMBUH KACANG

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak


terlepas dari pengaruh faktor lingkungan. Faktor
lingkungan itu meliputi iklim dan jenis tanah. Setiap
tanaman menghendaki keadaan lingkungan yang sesuai
untuk pertumbuhannya. Pada kondisi lingkungan yang
sesuai, tanaman kacang panjang dapat tumbuh dengan
baik dan berproduksi tinggi. Oleh karena itu, sebelum
membudidayakan tanaman tersebut perlu diketahui dulu
syarat-syarat ekologi tumbuhnya.

A. IKLIM

Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan


dalam pertumbuhan tanaman antara lain ketinggian
tempat, sinar matahari, dan curah hujan. Kacang
panjang bisa tumbuh di dataran rendah maupun
dataran tinggi antara 0-1500 meter di atas permukaan
laut (mdpl). Kacang panjang biasanya digolongkan
dalan sayuran dataran rendah sebab tanaman ini
tumbuh lebih baik dan banyak diusahakan di dataran
rendah. Tanaman kacang panjang tumbuh baik di

30 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


dataran rendah sampai menengah hingga ketinggian
600-700 meter di atas permukaan laut (mdpl).
a. Curah Hujan
Kacang panjang dapat tumbuh dengan baik
pada daerah dengan curah hujan 1.500-2.500 mm
per tahun. Tanaman ini paling baik ditanam pada
akhir musim kemarau (menjelang musim hujan)
atau akhir musim hujan (menjelang musim
kemarau). Pada saat peralihan, air hujan tidak
begitu banyak sehingga sangat cocok untuk fase
pertumbuhan awal kacang panjang, fase pengisian,
dan pemasakan polong. Pada fase tersebut
dikhawatirkan terjadi serangan penyakit bercak bila
curah hujan terlalu tinggi.

b. Suhu
Suhu udara yang paling baik untuk
pertumbuhan kacang panjang adalah 20-25°C. Pada
suhu kurang dari 20°C tanaman tidak dapat
melakukan proses fotosintesis dengan baik,
akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat

c. Cahaya
31 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Cahaya matahari diperlukan oleh tanaman
untuk proses fotosintesis. Umumnya kacang
panjang membutuhkan cahaya matahari yang besar.
Tempat yang terlindung (teduh) menyebabkan
pertumbuhan kacang panjang agak terlambat, kurus
dan berbuah jarang atau sedikit.

d. Kelembapan udara
Kelembapan yang diperlukan kacang panjang
sekitar 45-50 % . Kelembapan ini agak sulit diukur,
tetapi dapat diperkirakan dari suburnya.

B. TANAH

Tanah yang subur dan gembur diperlukan oleh


tanaman kacang panjang. Agar tumbuh dengan baik,
tanaman ini menghendaki tanah yang subur, banyak
mengandung bahan organik, dan cukup mengandung
air. Lahan yang ditanami kacang panjang dapat berupa
tanah pekarangan, sawah, atau tegalan.
Tanaman kacang panjang dapat diusahakan
hampir pada semua jenis tanah. Namun, untuk
memperoleh hasil optimal, akan lebih baik bila

32 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


ditanam pada tanah yang subur. Jenis tanah yang
paling cocok bagi pertumbuhan tanaman kacang
panjang adalah tanah berstruktur liat dan berpasir.
Jenis tanah yang baik adalah tanah latosol atau
lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung
bahan organik dan drainasenya baik. Kacang-kacangan
peka terhadap tanah alkalin atau keasaman tanah yang
tinggi. Derajat keasaman tanah (pH) yang dibutuhkan
adalah 5,5-6,5. Bila pH dibawah 5,5 dapat
menyebabkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni
garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah. Untuk
mengatasi hal ini, perlu dilakukan pengapuran. Bila
pH terlalu basa (diatas 6,5) menyebabkan pecahnya
nodula-nodula akar (Anonim, 2012).

33 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


TATA LAKSANA PENANGKARAN BENIH
KACANG PANJANG

1. PENYIAPAN LAHAN
a. Penentuan Lahan
Lahan yang dibutuhkan dalam budidaya
kacang panjang harus dalam kondisi yang baik,
kondisi iklim di Indonesia untuk membudidayakan
kacang panjang sangat cukup mendukung karena
memiliki 2 musim. Budidaya kacang panjang dapat
dilakukan di dataran tinggi hingga ketinggian 800
meter di atas permukaan laut (mdpl), maupun
rendah, suhu optimum pertumbuhannya ada di
rentang 15-24ᴼC dengan curah hujan 600-1500 mm
per tahun. Sedangkan suhu maksimum yang bisa
dicapai yaitu 35ᴼC dan suhu minimum 10ᴼC.
Budidaya kacang panjang dilakukan
sepanjang musim tetapi kacang panjang menyukai
tipe tanah gembur yang terkena langsung sinar
matahari dengan drainase yang baik. Kandungan
hara yang berlebihan membuat tanaman subur,
hanya produksi benih menjadi minim. Sedangkan di

34 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


tanah yang mempunyai unsur hara minim akan
menghasilkan produksi benih yang lebih maksimal.

b. Sejarah Lahan
Sebelum melakukan budidaya kacang
panjang, terlebih dulu harus mengetahui asal usul
dari lahan tersebut agar pada saat proses budidaya
tidak terjadi kegagalan. Jika sebelumnya ditanami
kacang panjang, maka yang terjadi unsur hara yang
terkandung dalam tanah akan kurang untuk proses
pertumbuhan pada tanaman dan hasil dari produksi
benih akan menurun.

c. Penyiapan Benih Sumber


Benih kacang panjang yang baik dan bermutu
adalah yang memiliki penampilan bernas atau
berisi, memiliki ukuran yang seragam dan normal,
mempunyai daya kecambah tinggi diatas 85%,
tidak rusak atau cacat, dan tidak mengandung virus
maupun penyakit. Benih tidak perlu disemaikan
secara khusus, tetapi benih langsung ditanam pada
lubang tanam yang telah disiapkan.

35 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


2. ISOLASI JARAK DAN WAKTU
a. Jarak
Jarak untuk tanaman kacang panjang dengan
tanaman budidaya yang lainnya berkisar antara 3-5
m dari area lokasi budidaya. Dengan jarak tersebut,
penularan hama dan penyakit bisa terkendali
sehingga tidak menimbulkan tanaman terserang
penyakit.

b. Waktu
Waktu penanaman yang tepat yaitu pada fase
berbunga kisaran waktu 20 HST jika di area lokasi
budidaya ada tanaman budidaya lainnya. Sehingga
penyerbukan yang dilakukan oleh serangga tidak
berasal dari tanaman budidaya lainnya karena untuk
menjaga kemurnian benih jika itu open polination.

3. PEMBUATAN BEDENGAN
Langkah awal adalah pengemburan lahan tanam,
bisa dengan cara dibajak atau dicangkul. Bila tanah
sudah gembur selanjutnya adalah membuat bedengan
di atas tanah yang sudah dibajak. Usahakan tanah yang
dibuat bedengan segembur atau sehalus mungkin agar
36 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
akar tanaman bisa berkembang dengan baik. Bedengan
adalah tempat tumbuhnya tanaman budidaya dengan
cara meninggikan tanah dan memberikan perlakuan
khusus. Bila kondisinya memungkinkan, buatlah
bedengan sejajar yang mengarah ke arah timur-barat.
Hal ini berguna agar tanaman bisa terkena sinar
matahari secara maksimal. Pembuatan bedengan pada
lahan kacang panjang dilakukan pada -7 HST,
bedengan dibuat dengan ukuran panjang 100 cm, jarak
antar bedengan 40 cm.

4. PEMUPUKAN DASAR
Pemupukan dasar dilakukan pada saat awal
pembuatan bedengan yakni dengan cara pupuk diaduk
bersama dengan tanah pada bedengan. Pupuk yang
dianjurkan adalah pupuk kandang atau kompos yang
telah matang. Pupuk jenis ini telah menjadi pupuk
andalan yang sering digunakan oleh para petani.
Pupuk kandang sendiri berasal dari kotoran
hewan ternak yang telah difermentasi menjadi pupuk
organik cair. Pada bedengan kacang panjang
pemupukan dasar dilakukan -7 HST atau bersamaan
pada saat pembuatan bedengan. Pupuk dasar yang
37 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
diberikan yaitu terdiri dari: SP36 dan pupuk kandang
atau kompos yang telah matang dengan perbandingan
1:1.

5. PENYIAPAN BENIH KACANG PANJANG


Kacang panjang diperbanyak dengan bijinya.
Biji yang dijadikan bibit hendaknya diambil dari buah
yang masak di pohon. Tanaman yang diambil
benihnya adalah tanaman yang tumbuh sehat. Pilih
polong yang sehat dan mulus. Biarkan sampai kulit
luarnya mengering. Kacang panjang yang masak di
pohon ini harus sehat dan mulus (Anto, A., 2013)
Salah satu faktor penting yang sangat
menentukan keberhasilan usaha tani kacang panjang
adalah mutu benih. Benih bersertifikat dapat diperoleh
di toko pertanian, selain itu benih dapat diperoleh dari
polong kacang panjang yang sudah masak pohon
dengan ciri-ciri polongnya kering di pohon serta
berasal dari tanaman yang sehat dan berproduksi
banyak. Karakterisktik benih yang bermutu tinggi
adalah sebagai berikut:
1. Daya tumbuh tinggi, lebih dari 80 %.

38 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


2. Tidak tercampur dengan varietas lain atau dapat
dikatakan tingkat kemurniannya tinggi, yakni antara
98 %-100 %.
3. Memilik kecepatan tumbuh (vigor) yang baik.
4. Biji berwarna mengkilat, tidak keriput, bernas dan
bebas dari gigitan serangga.
5. Tidak tercampur dengan kotoran, gulma, atau biji
tanaman lain. Jumlah benih yang dibutuhkan per
luas lahan sangat ditentukan oleh varietas, tingkat
kesuburan tanah, jarak tanam, dan jumlah benih per
lubang tanam (Fachruddin, 2000).

Sebelum dilakukan penanaman yang perlu


diperhatikan yaitu pemilihan benih yang digunakan
untuk penanaman benih kacang panjang yaitu:
1. Benih yang digunakan berasal dari budidaya
organik, kecuali tidak terdapat benih atau
penangkar benih organik boleh menggunakan benih
komersial asal bukan benih GMO (Genetic
Modified Organism).
2. Benih yang berasal dari pasar harus ada usaha
untuk meminimalkan residu bahan kimia sintetis,

39 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


antara lain dengan cara pencucian atau perendaman
dengan air cucian beras (leri).
3. Benih yang dipilih merupakan benih yang jelas
varietasnya (tepat jenis) dengan potensi yang sesuai
dengan karakteristik varietas tersebut.
4. Varietas yang ditanam disesuaikan dengan kondisi
iklim setempat, bervariasi untuk menjaga
keanekaragaman dan keberlanjutan pertanian
organik.
5. Benih tidak boleh diberi perlakuan menggunakan
bahan kimia sintetis (Anto, 2013).

6. PENANAMAN BENIH KACANG PANJANG


Kacang panjang sebaiknya ditanam pada awal
atau akhir musim hujan ataupun pada awal musim
kemarau, dapat dilakukan penanaman dengan syarat
kebutuhan airnya tercukupi. Sebelum ditanam, benih
sebaiknya direndam dulu dalam air ± 2-4 jam. Lubang
tanam dibuat menggunakan tugal sedalam 4-5 cm
dengan jarak antar lubang tanam 30-40 cm dan jarak
antar barisan 75-100 cm. Setiap lubang tanam diisi dua
butir benih, kemudian ditutup dengan tanah atau
kompos tipis tanpa dipadatkan.
40 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Waktu tanam yang baik adalah awal musim
kemarau atau awal musim penghujan, tetapi dapat saja
sepanjang musim asal air tanahnya memadai. Kacang
panjang tidak mesti ditanam dalam bedengan. Bila
ingin membuat guludan dalam barisan cukup dengan
menaikkan tanah di kiri-kanan tanaman sehingga
barisan menjadi lebih tinggi (Ashari, 2006).

7. PEMASANGAN AJIR
Setelah tanaman mulai tumbuh dan tinggi
mencapai 10 cm, dapat dipasang ajir di sebelah
tanaman. Ajir atau lanjaran dibuat dari belahan bambu
atau menggunakan kayu dengan panjang sekitar 2 m.
Pemasangan ajir dimaksudkan sebagai tempat
merambatnya tanaman kacang panjang. Pemasangan
ajir dilakukan 7 hari setelah tanam yaitu di sebelah
tanaman sekitar 15 cm dari tanaman agar tanaman
mudah untuk melakukan perambatan. Setiap lima
lanjaran dipasangi silang lanjaran agar lanjaran tidak
mudah roboh dan kuat menahan berat tanaman kacang
panjang. Kemudian diberi tali PE untuk merambatkan
tanaman. Pemasangan tali yang mengikat tanaman
dengan lanjaran dilakukan dua kali, yaitu pada saat
41 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
tinggi tanaman 10 cm dan 90 cm. Dimana diberikan
tali agar memudahkan untuk perawatan dan peletakan
buah kacang panjang agar tidak jatuh ditanah ( Anto,
A., 2013).

8. PEMELIHARAAN
Pada umumnya pemeliharan tanaman kacang
panjang hampir sama dengan pemeliharaan tanaman
dengan karakteristik batang merambat lainnya.
Pemeliharaan tanaman meliputi pengairan,
pemupukan, pengandalian OPT seperti hama dan
gulma, serta perambatan bagitanaman yang bersifat
merambat.
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan tiga hari setelah tanam
dengan tujuan setiap lubang tanamterdapat tanaman
kacang panjang dan selisih antara sulaman dan
tanaman yang tidak disulam tidak terlalu jauh
sehingga saat masuk vase generative relatife sama.

b. Penyiangan
Maksud diadakannaya kegiatan penyulaman
adalah untuk meningkatkan persentase jadi tanaman
42 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
dalam satu kesatuan luas tertentu. Kegiatan
penyulaman tersebut bertujuan untuk memenuhi
jumlah tanaman per hektar sesuai dengan jarak
tanamnya. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada
sore hari dan atau pada pagi hari sebelum terik
matahari. Pengontrolan penyiangan dilakukan
setiap hari.

c. Pengairan
Sama halnya manusia, tanaman juga
membutuhkan air untuk pertumbuhannya.
Pengairan bertujuan untuk menjaga tanaman agar
tidak mengalami layu yang disebabkan oleh
kekeringan. Bila air transpirasi tidak dapat diganti
dari sumber dalam tanah, air akan diuapkan ke
atmosfir dari jaringan-jaringan sel yang
menyebabkan sel kehilangan turguditas dan
tanaman menjadi layu yang berkepanjangan akan
berakhir dengan kematian tanaman.

d. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada cabang yang
tidak produktif sehingga hasil dari fotosintesis tidak
43 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
dialokasikan ke cabang yang tidak produktif
tersebut. Pemangkasan dilakukan dari cabang
paling bawah terlebih dahulu. dikarenakan cabang
yang paling bawah tidak terkena sinar matahari dan
sudah tidak menghasilkan bakal polong.

e. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
yang diaplikasian ke tanah atau ke daun dari
tanaman utama. Pemupukan melalui daun dibagi
menjadi dua fase, yaitu pada fase vegetatif dan pada
fase generatif. Pada fase vegetatif menggunakan
pupuk daun berupa gandasil D, dikarenakan unsur
hara N lebih banyak terkandung pada gandasil D.
Sedangkan pada fase generatif menggunakan pupuk
gandasil B, dikarenakan kandungan unsur hara P
dan K lebih banyak terkandung dalam gandasil B.
Pemupukan yang diaplikasikan ke tanah
berupa pupuk yang bukan merupakan pupuk daun
seperti merek dagang ZA yang mengandung unsur
hara N, SP-36 yang mengandung unsure hara P, ZK
yang mengandung unsur hara kalium.
44 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Pupuk yang digunakan bergantung pada fase
tanaman, pada fase vegetatif maka menggunakan
pupuk yang mengandung unsur hara N yang
bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan
cabang atau pucuk dari tanaman tersebut. Pada fase
generatif maka menggunakan pupuk yang
mengandung unsur hara P dan K yang bertujuan
untuk memaksimalkan pembungaan dan
memaksimalkan pemasakan buah.
Cara pemupukan bergantung pada cuaca yang
sedang dihadapi saat itu, jika cuaca hujan maka cara
pemupukan menggunakan tugal, sedangkan jika
cuaca cerah maka cara pemupukan menggunakan
cara dikocor. Hal tersebut bertujuan agar unsur hara
yang diberikan ke tanaman dapat diserap maksimal
oleh tanaman tersebut atau tidak ada unsur hara
yang terbuang dikarenakan faktor alam.
Pengaplikasian pupuk daun gandasil D
dilakukan 1 kali dalam 7 hari dengan konsentrasi 1
gr/l. Pupuk susulan pertama pada tanggal 6 Oktober
2018 menggunakan pupuk SP-36 dan ZA dengan
dosis 1 gr/tan diaplikasikan dengan cara ditugal.
Pemupukan susulan ke dua dilakukan pada tanggal
45 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
13 Oktober 2018 menggunakan KNO 3 merah dan
NPK mutiara dengan dosis 2 gr/100 ml/tan dan 5
gr/100ml/tan. Pemupukan susulan ke tiga pada
tanggal 23 Oktober 2018 menggunakan NPK
Phonska, ZA, SP-36 dengan dosis 4 gr/tan, 2 gr/tan,
4 gr/tan. Pemupukan susulan ke empat pada tanggal
27 Oktober 2018 menggunakan ZA, NPK,
Biophospor dengan dosis 2 gr/tan, 3 gr/tan, 2 gr/tan.
Pemupukan susulan ke lima pada tanggal 9
November 2018 menggunakan Phonska dengan
dosis 2 gr/tan. Serta pemupukan susulan ke enam
menggunakan phonska dengan dosis 2 gr/tan.

9. ROGUING
Roguing adalah kegiatan menyingkirkan
tanaman yang off tipe atau tanaman yang memiliki tipe
simpang dari tanaman yang diharapkan. Menurut pusat
penelitian dan pengembangan tanaman,
Roguing adalah kegiatan mengidentifikasi dan
menghilangkan tanaman yang menyimpang.
Tujuan roguing adalah untuk mempertahankan
kemurnian dan mutu genetik suatu varietas.
Karakteristik varietas dapat digunakan untuk
46 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
mengenali dan mengidentifikasi tipe simpang.
Produsen benih atau pelaksana roguing harus
mengenali karakteristik varietas dengan baik, termasuk
faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
karakter tersebut.
Roguing dilakukan tiga kali setiap satu kali
musim tanam produksi benih. Roguing dilakukan saat
fase vegetatif, fase generatif, dan saat panen. Cara dari
roguing sendiri terbagi menjadi beberapa cara. Yang
sangat penting adalah dengan memahami morfologi
dari tanaman yang ditanam. Selanjutnya pada saat fase
vegetatif pengamatan dilakukan dari bawah tanaman
hingga pucuk seperti warna hipokotil, bentuk daun,
warna daun, dan sebagainya. Pada saat fase generatif,
roguing dilakukan dengan mengamati warna dari
bunga. Sedangkan saat panen, roguing dilakukan
dengan mengamati warna polong, warna benih, dan
sebagainya.

47 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
TANAMAN KACANG PANJANG

Secara umum diketahui bahwa jenis serangga hama


yang biasa menyerang tanaman kacang panjang adalah
ulat bunga atau penggerek polong (Maruca testulalis),
lalat kacang (Agromiza phaseoli), ulat tanah (Agrotis
ipsilon), kutu daun (Myzus persicae), kutu hitam (Aphis
craccivora) (Ashari, 1995; Irfan dan Sunarjono, 2003),
kepik polong (Riptortus linearis) (Irfan dan Sunarjono,
2003), kumbang penggerek biji (Callosobruchus
maculatus L) (Ashari, 1995; Irfan dan Sunarjono, 2003;
Prabowo, 2008), dan ulat grayak (Spodoptera litura F.)
(Prabowo, 2008).
Pengendalian biologis dengan memanfaatkan
musuh alami merupakan alternatif pengendalian yang
paling aman dan banyak direkomendasikan. Meskipun
pengaruhnya baru dirasakan dalam jangka waktu yang
lama, namun mampu menjaga keseimbangan ekosistem.
Salah satu jenis musuh alami yang dapat dimanfaatkan
untuk mengendalikan hama tumbuhan adalah predator.
Keberadaan predator pada suatu kawasan sangat terkait
dengan keberadaan mangsanya. Hubungan antara
48 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
predator dan mangsa sangat erat kaitannya dengan
perubahan kerapatan populasi. Perubahan populasi satu
spesies dapat mempengaruhi perubahan populasi spesies
lain (Holling, 1961). Meningkatnya populasi predator
akan memberikan tekanan bagi populasi serangga hama
(Coppel dan Mertins, 1977).
Ada beberapa hama dan penyakit pada tanaman
kacang panjang yaitu:
1. Ulat Polong
Ulat polong atau Ulat penggerek polong (Etiella
zinckenella T) adalah hama yang menyebabkan polong
tanaman kacang panjang tampak diselumbungi
benang-benang putih dan apabila disingkap maka akan
terlihat larva hama di dalamnya.
Pengendalian hama secara kimia dapat dilakukan
dengan menggunakan Diazinon 60 EC dengan dosis 1-
2 cc/liter dengan volume semprot per hektar adalah
400-600 liter. Bisa juga menggunakan Bayrusil 250
EC (kuilnafos) dengan dosis 2 cc/liter dengan volume
semprot per hektar sekitar 500-600 liter.

2. Ulat Penggulung Daun

49 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Ulat penggulung daun (Lamprosema indikata)
dan (Lamprosema diemenali) adalah hama yang
menyebabkan daun pada tanaman menggulung.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara
membakar atau membuang daun yang sudah terserang
hama ini atau secara kimia dapat dibasmi
dengan Azodrin 15 WSC dengan kosentrasi 2-3
cc/liter air, Kiltop 50 EC dengan kosentrasi 4-5 cc/liter
air, atau Matador 25 EC dengan kosentrasi 5 ml/ 10
liter air. Dalam 1 hektar lahan tanam dibutuhkan
sekitar 400-600 liter larutan.

3. Kutu Kebul
Kutu kebul atau lalat putih (Basimia tabaci, B.
gossypiperda, B. longispina, B. Golpingi) adalah hama
yang menyerang kacang panjang yang menyebabkan
daun menguning dan warna hijau hanya terdapat pada
sekitar tulang daun.
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara
melepaskan predator alami seperti kumbang Scymnus
sp. atau dengan cara kimia dapat menyemprotkan
insektisida monokrotofos Azodrin 60 WSC dengan

50 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


dosis 2-3 cc/liter air dan per hektar dibutuhkan
penyemprotan dengan volume 400-600 liter.

4. Karat Daun
Karat daun disebabkan oleh cendawan Uromyces
phaseoli (Pers) wint atau Uromyces appendiculatus
(Pres) Ung. Penyakit ini ditandai dengan adanya
bercak kecil berwarna putih pada permukaan daun
kemudian bercak membesar dan berubah menjadi
cokelat bertepung dikelilingi warna kuning atau
bercincin cokelat. Akhirnya menjadi cokelat tua
menyerupai karat pada besi. Penyakit ini juga dapat
menyebar pada polong.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan
dengan melakukan pergiliran tanaman dan memilih
bibit yang baik atau secara kimia dapat diatasi dengan
menggunakan fungisida seperti Dithane M-45 dengan
kosentrasi 180-240g/10 liter air.

5. Antraknosa
Antraknosa adalah penyakit yang disebabkan
oleh cendawan Colletotrichum lindemuthianum.
Gejala yang ditimbulkan berupa bercak berwarna
51 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
cokelat kemerahan atau jingga pada batang. Bercak
berupa endapan memanjang. Pada tulang daun pada
sisi bagian bawah terdapat warna cokelat kemerahan
hingga hitam, serta buah yang terserang penyakit ini
akan memiliki ukuran yang kecil dan berwarna coklat
sampai hitam.
Pengendalian dapat dilakukan dengan
melakukan penanaman menggunakan benih yang baik,
penanaman jangan terlalu rapat, serta dapat
menggunakan fungisida seperti Manzale D (manep),
Von Dozep (manep dan zinep), atau Dithane M-45
(mankozep) dengan dosis sekitar 180-250 gr/100 liter
air.

6. Penyakit Belang
Penyakit belang disebabkan oleh virus melalui
vektor Aphis craccivora dan Aphis glycines atau
melalui daun secara mekanis. Gejalanya seluruh
bagian daun terdapat belang-belang tapi belum nyata
pada daun muda.
Pengendaliannya dapat dilakukan dengan
melakukan penanaman dengan benih yang baik,

52 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


lakukan pergiliran tanaman, serta memberantas
serangga vektor.

Dalam upaya mengendalikan hama dan penyakit


tanaman, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Cara fisik yaitu dengan cara membersihkan
lingkungan di sekitar pembibitan, memusnahkan
gulma sebagai tempat berlindung hama atau sebagai
inang penyakit dengan cara dibakar.
2. Cara mekanis yaitu dengan mengamati bibit, jika ada
hama diambil kemudian dibunuh, jika ada bibit yang
terserang penyakit diambil kemudian dibakar agar
tidak menulari bibit yang lain.
3. Cara kimia yaitu dengan cara menggunakan bahan
kimia, yang paling banyak digunakan adalah pestisida.

Dalam pertanian modern, pestisida sering menjadi


pilihan utama dalam upaya pengendalian hama dan
penyakit karena memiliki beberapa keuntungan antara
lain:
a. Dapat memberikan hasil yang cepat
b. Aplikasi di lapangan relatif mudah
c. Dapat diaplikasikan setiap waktu dan tempat
53 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
d. Dapat diperoleh dengan mudah

Dalam konsepsi pengendalian hama terpadu,


penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir
apabila cara pengendalian lain tidak berhasil. Penggunaan
pestisida baru dilakukan apabila tingkat kerusakan
tanaman atau kepadatan populasi organisme pengganggu
melampaui batas toleransi ambang ekonomi.
Agar pemakaian pestisida dapat efektif, maka
pestisida yang digunakan harus sesuai dengan jenis hama
atau penyakit yang akan dikendalikan dengan melihat
label kemasannya. Adapun bentuk pestisida terdiri dari:
1. Bentuk padat, macamnya adalah:
a. Tepung hembus (Dust = D)
b. Butiran (Granule = G)
Kedua jenis tersebut digunakan dengan cara
ditaburkan atau dicampurkan dalam media tumbuh
atau tanah.

2. Bentuk cair, macamnya adalah:


a. Tepung yang dibasahkan (Wettable Powder = WP)
b. Tepung yang dapat dilarutkan (Saluble Powder =
SP)
54 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
c. Cairan (Emulsifiable Consentrates = EC atau E)
Penggunaannya dengan cara dilarutkan dalam air
dengan dosis dan konsentrasi tertentu.

3. Bentuk gas (Flowable = F)


Dalam pembibitan tanaman, bentuk pestisida
yang digunakan umumnya bentuk padat dan cair.
Untuk pestisida cair, yang digunakan dengan cara
dilarutkan dalam air, maka perlu diketahui dosis dan
pestisida. Biasanya dinyatakan dalam kg bahan aktif
tiap hektar (kg/Ha) dan konsentrasi (%). Pestisida
merupakan bahan kimia yang beberapa diantaranya
beracun bagi manusia. Untuk itu perlu penanganan
secara hati-hati agar tidak membahayakan, terutama
pada saat penyemprotan.
Penyemprotan dengan pestisida sebaiknya
dilakukan pada waktu pagi hari, jam 07.00 – 10.30
WIB atau sore hari jam 15.00 – 17.00 WIB. Untuk
melindungi diri, gunakan masker, sarung tangan dan
sepatu boot. Penyemprotan dilakukan jangan
berlawanan dengan arah angin, untuk menghindari
terhisapnya uap pestisida dari bahan aktif dalam
larutan.
55 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
PANEN DAN PASCA PANEN

1. KRITERIA MASAK FISIOLOGIS


Masak fisioogis benih merupakan proses
perubahan yang terjadi pada benih dimana pada
keadaan tersebut benih berada pada keadaan terbaik
untuk dapat dipanen. Mengapa harus masak fisiologis?
Karena struktur fisiologi dan anatomi benih sudah
lengkap, sehingga pertumbuhan benih waktu
perkecambahan dapat tumbuh dengan normal. Adapun
kriteria benih masak fisiologis yaitu:
1. Warna
Perubahan warna pada polong dan benih kacang
panjang yaitu polong berwarna kuning pucat layu
dan warna benihnya yaitu coklat yang merata.
2. Bentuk
Bentuk pada polong dan biji kacang panjang yaitu
polong keriput dan biji bila dipegang dapat bergeser
atau bergerak dan biji besar maksimal, padat dan
bernas.

2. PEMANENAN

56 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Ciri-ciri kacang panjang yang siap dipanen
adalah ukuran dan panjang polong telah maksimal,
mudah dipatahkan, dan biji-bijinya di dalam polong
tidak menonjol. Waktu panen yang paling baik pada
pagi atau sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4
bulan. Selepas panen, polong kacang panjang
dikumpulkan di tempat penampungan, lalu dicuci dan
ditiriskan. Kemudian disortir atau dipisahkan polong
yang baik dengan yang rusak. Untuk sasaran pasar
ekspor, kriteria mutu polong muda yaitu ukuran
polong minimal 20 cm, tingkat ketuaan polong
tergolong muda, penampakan biji tidak menonjol, dan
warna hijau dan segar.
Untuk mempertahankan kesegaran polong,
penyimpanan sementara sebelum dipasarkan
sebaiknya di tempat teduh. Penggunaan remukan es
atau lemari pendingin, sedangkan polong tua disimpan
di dalam kaleng dan diletakkan di tempat yang kering
dengan sirkulasi udara yang baik. Panen kacang
panjang dibedakan menjadi dua macam, yaitu panen
polong muda dan polong tua atau biji-bijinya.
1. Panen polong muda

57 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Dilakukan pada jenis kacang panjang lanjaran
(tipe merambat) dan kacang busitao (tipe tegak). Ciri-
ciri polong yang siap dipanen adalah ukuran polong
telah maksimal, mudah dipatahkan, dan biji-bijinya di
dalam polong tidak menonjol. Waktu panen yang
paling baik pada pagi atau sore hari. Umur tanaman
siap panen 3,5-4 bulan.

2. Panen polong tua


Dilakukan pada jenis kacang panjang tipe tegak
seperti kacang tunggak, kacang uci, dan kacang
busitao. Ciri-ciri kacang tunggak yang siap panen
adalah polong-polongnya telah cukup tua, biji-biji
menonjol, dan kulit luar berwarna hijau kekuningan.
Umur panen 3-3,5 bulan dan waktu panen pada pagi
atau sore hari.
Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe
merambat dengan memotong tangkai buah
menggunakan pisau tajam. Sedangkan untuk kacang
pancang tipe tegak dengan cara mencabut atau
memotong pangkal batang tanaman setinggi 10-15 cm
dari permukaan tanah. Perkiraan produksi kacang

58 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


panjang adalah polong muda per satuan luas dapat
mencapai minimal 2,0 ton/ha, tergantung varietasnya.
Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2 ton/ha dan KP-
2 sebesar 2,1 ton/ha. Dan produksi kacang panjang
tipe tegak berkisar antara 2,0-5,0 ton biji kering.

3. PENGOLAHAN PASCA PANEN


a. Penjemuran
Selepas panen, polong kacang panjang
dikumpulkan di tempat penampungan, lalu dicuci
dan ditiriskan. Untuk polong tua setelah
dikumpulkan, lalu dikeringkan dengan cara dijemur
sampai kadar air 12-14%. Benih dikeringkan
dibawah sinar matahari atau dapat menggunakan
alat mesin pengering. Jika dijemur menggunakan
sinar matahari dilakukan pagi hari selama 4-5 jam.
Dan apabila menggunakan mesin pengering
dilakukan selama 24 x 3 hari bergantung dari
kondisi benih.

b. Perontokan
Perontokan atau pengestrakan merupakan
kegiatan memisahkan biji dari kulit atau polong
59 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
kacang panjang, kegiatan ini dilakukan setelah
proses pengelompokan. Pengestrakan harus segera
dilakukan karena benih dapat berkecambah dalam
polong jika terlalu lama.

c. Sortasi dan Pembersihan


Sortasi dilakukan dengan memisahkan polong
muda yang baik dengan yang rusak atau cacat.
Polong yang cacat seperti berbintik hitam,
berlubang, atau busuk disisihkan. Ukuran sasaran
ekspor, kriteria ketuaan paling muda yaitu ukuran
polong sesuai permintaan pasar, tingkat ketuaan
polong tergolong muda, penampilan biji tidak
menonjol, dan berwarna hijau dan segar.
Untuk sasaran pasar ekspor, kriteria mutu
polong muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm,
tingkat ketuaan polong tergolong muda,
penampakan biji tidak menonjol, dan warna hijau
dan segar. Sedangkan untuk polong tua yang sudah
kering dipisahkan dari kulit polong, dan biji
dikeringkan sampai 12-14% kadar airnya. Untuk
pasar tradisional, sortasi kurang diperhatikan karena
pasar tradisional tidak menuntut keseragaman
60 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
kualitas yang baik sedangkan pasar swalayan yang
menghendaki produk yang seragam dan baik
kualitasnya.

d. Uji Mutu Benih (DB dan KA)


Mutu benih terdiri atas empat komponen
yaitu: mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik, dan
mutu kesehatan benih. Benih yang bermutu fisik
tinggi terlihat dari penampilan fisiknya yang bersih,
cerah, bernas, dan berukuran seragam. Mutu
fisiologis benih tercermin dari nilai viabilitas
(seperti daya berkecambah) dan nilai vigor (seperti
kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh, dan
daya simpan).
Mutu genetik ditunjukkan dengan
keseragaman genetik yang tinggi dan tidak
tercampur varietas lain. Aspek hama penyakit dan
mikroorganisme yang dapat terbawa pada
komoditas pangan dan hasil pertanian menjadi
persyaratan yang sangat ketat dalam era
perdagangan bebas (Anonim, 2012).
Viabilitas merupakan tolok ukur bahwa benih
mengandung struktur dan substansi, termasuk
61 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
sistem enzim yang memberikan kemampuan untuk
berkecambah pada kondisi yang cocok sedangkan
vigor benih adalah kondisi benih yang menentukan
potensi untuk tumbuh cepat, seragam dan tumbuh
normal dalam berbagai kondisi lapangan.
Pada benih kacang panjang yang telah
diproduksi ini telah dilakukan uji mutuh benih
dengan menguji daya berkecambah yaitu sebesar
80% dan kadar air sebesar 12-14%.

e. Pengemasan
Polong kacang panjang diikat dengan bobot
maksimal 1 kg. Ikatan dikemas dalam karung goni
yang berventilasi atau dikemas dalam kantong
plastik polytelyne. Alat angkut yang digunakan
dapat dengan cara dipikul, menggunakan jasa
kendaraan atau alat transportasi lainnya. Untuk
polong tua dikemas dalam kaleng yang ditutup
rapat. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah
sebaiknya dicampur dulu dengan minyak jagung
supaya terhindar dari hama penggerek biji.

62 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Penanganan dalam pengemasan kacang
panjang dalam bentuk polong tua adalah sebagai
berikut:
1. Campurkan biji kacang dengan minyak jagung
(10 cc/kg biji)
2. Biji kacang ditempatkan dalam wadah bersih dan
ditutup rapat
3. Biji kacang disimpan di ruangan yang kering dan
bersih

f. Penyimpanan
Untuk mempertahankan kesegaran polong,
penyimpanan dilakukan sementara sebelum
dipasarkan sebaiknya di tempat teduh, penggunaan
remukan es atau lemari pendingin. Sedangkan
polong tua disimpan di dalam kaleng dan
diletakkan di tempat yang kering dengan sirkulasi
udara yang baik.

63 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


ANALISA USAHA TANI PRODIKSI BENIH
KACANG PANJANG

Kacang panjang merupakan salah satu komoditas


yang ditanam tersebar dan seringkali belum kita
perhatikan.Dalam kondisi mengais omset seperti
sekarang, tanaman ini pantas dilirik untuk turut
menyumbang omset. Keuntungan yang diterima petani
cukup stabil. Untuk menilai suatu peluang pengembangan
suatu komoditas, perlu dilakukan analisa usaha tani.
Sekedar mengingatkan, berikut ini kami sajikan contoh
perhitungan analisis usaha tani kacang panjang. Analisis
yang disajikan didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai
berikut :
1. Analisa Usaha tani
1) Luas Lahan : 1087 m2
2) Periode Tanam : 3 bulan
3) Komoditas : Kacang Panjang

2. Input
1) Input Tetap (IP)
 Sewa Tanah (ST)

64 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Nilai sewa tanah 1 Ha dalam 1 th Rp.
12.000.000,00
Nilai sewa tanah 1080 M2 dalam 1 tahun Rp.
1.296.000,00
Nilai sewa tanah 1x periode
= (sewa tanah 1080 m2 / 12 bulan) X 1 periode
= (Rp. 1.296.000 / 12 bulan) X 3 bulan
= Rp. 324.000,00

2) Input Variabel (IV)


 Saprodi
1. Benih Kacang Panjang
Nama Benih : Benih Kacang Panjang
Kebutuhan : 2,5 Kg
Harga Per Satuan : Rp. 20.000/Kg
Harga Total : Rp. 50.000

2. Pupuk
1) Nama Pupuk : Pupuk Organik
Kebutuhan : 10 karung
Harga Per Satuan : Rp. 15.000/Karung
Harga Total : Rp. 150.000

65 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


2) Nama Pupuk : ZA
Kebutuhan : 1 karung
Harga Per Satuan : Rp. 70.000/Karung
Harga Total : Rp. 70.000

3) Nama Pupuk : NPK Phonska


Kebutuhan : 1 karung
Harga Per Satuan : Rp. 170.000/Karung
Harga Total : Rp. 170.000

4) Nama Pupuk : SP-36


Kebutuhan : 1 karung
Harga Per Satuan : Rp. 10.000/Karung
Harga Total : Rp. 100.000

5) Nama Pupuk : Biophospat


Kebutuhan : 1 karung
Harga Per Satuan : Rp. 190.000/Karung
Harga Total : Rp. 190.000

6) Nama Pupuk : KNO3 Merah


Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Per Satuan : Rp. 37.500/Bungkus
66 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Harga Total : Rp. 37.500

7) Nama Pupuk : KNO3 Putih


Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Per Satuan : Rp 45.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 45.000

8) Nama Pupuk : Growmore 32-10-10


Kebutuhan : 2 bungkus
Harga Per Satuan : Rp. 52.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 104.000

9) Nama Pupuk : S Growmore 6-P-36


Kebutuhan : 2 bungkus
Harga Per Satuan : Rp. 40.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 80.000

10) Nama Pupuk : Furadan


Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Per Satuan : Rp. 35.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 35.000

Total : Rp. 981.500


67 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
3. Pestisida
 Insektisida
1. Nama : Diazinon 60 EC
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 125.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 45.000

2. Nama : Bayrusil 250 EC


Kebutuhan : 3 bungkus
Harga Persatuan : Rp 45.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 135.000

3. Nama : Monokrotofos
Azodrin 15 WSC
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 25.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 25.000

4. Nama : Kiltop 50 EC
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 35.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 35.000

68 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


5. Nama : Matador 25 EC
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 44.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 44.000

6. Nama : Avador
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 22.500/Bungkus
Harga Total : Rp. 22.500

Total : Rp. 385.500

 Fungisida
1. Nama : Dithane M – 45
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 108.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 108.000

2. Nama : Manzate D
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 89.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 89.000

69 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


3. Nama : Von Dozep
Kebutuhan : 1 bungkus
Harga Persatuan : Rp 100.000/Bungkus
Harga Total : Rp. 100.000

Total : Rp. 297.000

Total Keseluruhan Saprodi = 50.000 +


981.500 + 385. 500 + 297.000 = Rp. 1.714.000

3) Tenaga Kerja (TK)


Semua menggunakan sistem borongan untuk luasan
lahan:
1. Pengolahan Tanah
Biaya 1
Jumlah Total
No. Kegiatan Orang
Pekerja Biaya (Rp)
(Rp)
Pembuatan
1. 500.000 3 Orang 1.500.000
Bedengan
Pemasangan
2. 100.000 5 Orang 500.000
Ajir
Total 2.000.000

70 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


2. Penanaman
Biaya 1 Total
Jumlah
Kegiatan Orang Biaya
Pekerja
(Rp) (Rp)
Penanaman
150.000 6 Orang 900.000
Kacang Panjang
Total 900.000

3. Pemeliharaan
Biaya 1 Total
Jumlah
No. Kegiatan Orang Biaya
Pekerja
(Rp) (Rp)
25.000
1 Pengairan 1 Orang 750.000
(3x)
100.000
2. Pemupukan 6 Orang 2.400.000
(4x)
100.000
3. Penyemprotan 3 Orang 1.800.000
(6x)
150.000
4. Penyiangan 5 Orang 2.250.000
(3x)
Total 7.200.000

71 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


4. Panen
Biaya 1
Jumlah Total
Kegiatan Orang
Pekerja Biaya (Rp)
(Rp)
25.000
Panen 6 Orang 900.000
(6 X)
Total 900.000

5. Pasca Panen
Biaya 1 Total
Jumlah
No. Kegiatan Orang Biaya
Pekerja
(Rp) (Rp)
15.000
1. Pengeringan 5 Orang 45.000
(1 x)
25.000
2. Ekstraksi 10 Orang 250.000
(1x)
20.000
3. Sortasi 10 Orang 200.000
(1x)
Penimbangan
15.000
4. dan 4 Orang 60.000
(1x)
Pengemasan
Total 555.000

72 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Total Tenaga Kerja (TK) = Rp. 11.555.000

Total Input Variabel (IV) = Saprodi + Tenaga Kerja


(TK) = Rp.1.622.000 + Rp. 11.555.000 = Rp.
13.177.000

3. Output (Hasil Jualan)


Hasil Harga / Total
No. Nama Output
(Kg) Kg (Rp) Hasil (Rp)
Output Utama
1. (Kacang 32,5 200.000 6.500.000
Panjang)
Output
2. - - -
Sampingan
Total [Output Total (Ot)] 6.500.000

4. Income (Modal Produksi)

No. Nama Input Hasil

1. Input Tetap Rp. 324.000


2. Input Variabel Rp. 13.177.000
Total [Input Total (IT)] Rp. 13.501.000

73 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


𝐎𝐓
B/C =
𝐈𝐓
6.500.000
=
13.501.000
= 0,48

BEP (Break Event Point)


Biaya Tetap
BEP = Hasil Produksi
1−
Hasil Penjualan

324.000
=
1– (13.501.000 / 6.500.000)
324.000
=
1 – 2,07
= – 302.803,73

Jadi, dari hasil analisa BEP hasilnya minus, yang


menandakan dalam produksi benih kacang panjang rugi.
Hasil penjualannya lebih rendah dari pada modal yang
sudah dikeluarkan. Kisaran kerugiannya yaitu Rp.
7.001.000,00.

74 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Cara Menanam dan Budidaya Kacang Panjang.


https://caratanam.com/budidaya-kacang-panjang/.
[30 Desember 2018].

Anonim. 2012. Modul Pengujian Benih.


http://inkpendidikan.com/files/. [4 Januari 2012].

Anonim. 2012. Syarat Tumbuh Kacang Panjang.


https://bukuteori.com/2017/10/13/syarat-tumbuh-
kacang-panjang/. [31 Desember 2018].

Ad, M. 2016. Hama dan Penyakit Pada Tanaman


Kacang Panjang Beserta Cara Pengendaliannya.
https://www.faunadanflora.com/hama-dan-
penyakit-pada-tanaman-kacang-panjang-beserta-
cara-pengendalian/. [30 Desember 2018].

Anto, A. 2013. Teknologi Budidaya Kacang Panjang.


Penyuluhan Pertanian BPTP Kalimantan Tengah.

75 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya Edisi
Revisi. Jakata: Universitas Indonesia (UI-Press).

Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang-kacangan.


Yogyakarta: Kanisius.

Haryanto, dkk. 2007. Budidaya Kacang Panjang. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Hidayah, N. 2018. Pengendalian Hama dan Penyakit.


https://www.academia.edu/19772967/Mengendali
kan_Hama_dan_Penyakit. [30 Desember 2018].

Hutapea, J. R. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia


(III). Departemen Kesehatan Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kozlowski, T.T. 1972. Shrinking and Sweling of Plant


Tissues. In Water Deficit and Plant Gwowth. Vol
III. New York: Academic Press.

Pitojo, S. 2006. Benih Kacang Panjang. Yogyakarta:


Kanisius.
76 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
Rukmana, R. 2003. Bertanam Kacang Panjang.
Yogyakarta: Kanisius.

Sunarti Poppie S. Datundugon, S.TP dan Arnold


C.Turang,SP. 2015. Penanganan Panen dan
Pasca panen Kacang Panjang.
http://sulut.litbang.pertanian.go.id/index.php/peny
uluhan/info-krpl/621-penanganan-panen-dan-
pasca-panen-kacang-panjang. [1 Januari 2019].

Syahrawati, M, dkk.. 2010. Hama dan Predatornya pada


Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis (L.)
Savi Ex Has) di Padang, Sumatera Barat. Dalam
Artikel. Sumatera Barat: Universitas Andalas.

77 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


LAMPIRAN

78 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A


79 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
80 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
81 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A
PRODUKSI BENIH
KACANG PANJANG

Editor : Icha Nuraisyah


Tim Kontributor : Moh. Helmi Aziz Andika Adji
Ramadani Siti Dwi Novitasari Moh.
Yoga Islamiaji Muh. Yogi Meilana
Siti Zahra Melinda Eriska R. Wisnu
Ekobudi S. Muh. Ali Khusen A.
Much. Dzulkifli Rizal Maulana Ishak
Khayan Atmawijaya Fery Fajri
Maulana H. Mita Septi Ekasari
Ainur Rizqi Denta Phyreza A.
Ristia Purwatiningsih

82 | BUKU PRODUKSI BENIH KACANG PANJANG TPB A

Anda mungkin juga menyukai