A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Analisis korelasi dan regresi merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menentukan bentuk hubungan serta seberapa besar
hubungan kedua sifat tersebut. Tujuan utama dalam penggunaan analisis
ini adalah untuk meramalkan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya
dengan variabel lainnya yang dapat diketahui melalui persamaan regresi
yang dipengaruhi oleh koefisien korelasi.
Kegiatan seleksi korelasi antar karakter tanaman memiliki arti yang
sangat penting untuk mengestimasi suatu karakter tertentu dapat
digunakan penduga yang juga merupakan suatu karakter yang lain yang
relatif mudah diamati. Seleksi akan efektif bila terdapat hubungan erat
antara karakter penduga dengan karakter yang dituju dalam satu program
seleksi. Dalam praktiknya biasanya digunakan karakter morfologis.
Korelasi yang sempurna jarang terjadi pada sifat-sifat kuantitatif,
karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tersebut.
Contohnya, hubungan antar tinggi tanaman dengan bobot tanaman.
Tanaman yang tinggi belum tentu bobotnya akan tinggi, sebaliknya yang
pendek belum tentu bobotnya akan rendah. Koefisien korelasi dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat kemiripan (resemblance) dalam
variabilitas antara tanaman induk dengan keturunannya, misal sifat daya
hasil tinggi, jumlah anakan dan sebagainya. Analisis korelasi dari sifat-
sifat tersebut akan dapat diketahui tingkat kemiripan antara tetua dan
keturunannya. Korelasi penting dalam pemuliaan tanaman sebab di dalam
pemuliaan tanaman mengetahui sifat-sifat dari suatu tanaman sangat
penting, untuk nantinya kedepannya dapat dilakukan kegiatan pemuliaan
tanaman yang sesuai dengan sifat tanaman itu sendiri.
31
32
2. Tujuan Praktikum
Praktikum pemuliaan tanaman acara 3 yang berjudul Korelasi dan
Regresi Antar 2 Sifat Tanaman bertujuan mengetahui arti korelasi dan
regresi antar dua sifat tanaman.
B. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pemuliaan tanaman acara korelasi dan regresi antar 2 sifat
tanaman dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Oktober 2018 pukul 07.00
-09.00 WIB bertempat di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bahan dan Alat
a. Bahan: Malai Padi (Oryza sativa)
b. Alat
1) Penggaris
2) Kalkulator
3) Kertas millimeter
4) Alat tulis
3. Cara Kerja
a. Mengambil malai padi sebanyak 10 untuk dijadikan ulangan
b. Mengukur panjang malai padi (cm) yang kemudian digunakan untuk
variabel x.
c. Menghitung jumlah cabang atau malai yang digunakan untuk variabel
y.
d. Membuat tabel pengamatan dan memasukkan data yang didapat.
e. Menghitung perhitungan dengan rumus
C. Tinjauan Pustaka
Pengetahuan tentang morfologi tanaman sangat dibutuhkan dalam
pemuliaan tanaman untuk menghasilkan produk sesuai dengan yang
diinginkan. Karakter morfologi diamati berdasarkan pengamatan langsung
melalui pencatatan data primer dan sekunder, dan pendokumentasian bagian-
33
digunakan untuk masalah ini dapat diatasi, karena masing-masing sifat yang
dikorelasikan dengan hasil dapat diurai menjadi pengaruh langsung dan tidak
langsung (Nasution 2010).
Ada hubungan antara korelasi dengan persamaan regresi karena
perhitungan koefisien korelasi dengan rumus didasarkan pada studi
matematika dari garis regresi. Regresi merupakan teknik analisis untuk
mengetahui bentuk dan besarnya pengaruh suatu variabel (bebas) terhadap
variabel lainnya (tak bebas). Analisis regresi ini menghasilkan sebuah nilai
koefisien regresi, yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel tak bebas, dan sebuah konstanta, yang menunjukkan adanya
pengaruh dari variabel lain. Garis regresi diperoleh dari persamaan regresi.
Selain itu korelasi membicarakan hubungan antara dua ciri atau lebih,
sedangkan regresi kita menduga bentuk hubungan antar ciri-ciri tersebut
sehingga keduanya punya hubungan yang sangat erat (Abdul 2010).
Daya hasil dipengaruhi oleh beberapa komponen yang saling
berasosiasi, sehingga seleksi terhadap hasil harus mempertimbangkan sifat-
sifat yang berkorelasi dengannya. Pendugaan korelasi genotipik dan fenotipik
antarsifat berguna untuk perencanaan dan evaluasi program pemuliaan. Nilai
korelasi genotipik lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi fenotipik. Hal ini
menunjukkan walaupun korelasi genotipik besar namun bila dipengaruhi oleh
lingkungan akan berubah. Informasi tentang adanya korelasi antar sifat dapat
digunakan untuk memahami hasil yang akan dicapai dan memberikan
prosedur seleksi yang tepat (Nugrahaeni 2010).
36
Analisis data:
= 0,294
37
R = r2 x 100 %
= (0,294)2 x 100%
= 0,086436 x 100%
= 8,6436 %
b=
= 0,30
= 77 – 3,54
= 4,16
= 4,16 + 0
= 4,16
-4,16 = 0,30x
38
x=
x = -13,87
39
Grafik Korelasi
4.5
4 0, 4.16
3.5
3
2.5
2 Y-Values
1.5
1
0.5
-13.87, 0 0
-15 -10 -5 0
2. Pembahasan
Menurut Ilyas (2013) Peranan ilmu statistika di bidang pertanian,
sangat membantu peneliti terutama penelitian yang menggunakan metode
percobaan, perancangan, pengumpulan data, analisis, interpretasi hasil
analisis, dan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis. Diharapkan,
dengan statistika, hasil percobaan benar benar dapat diandalkan. Menurut
Tiro (2008) Penelitian tentang hubungan antara dua peubah dikenal dengan
nama analisis korelasi. Ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui derajat
hubungan antara dua peubah, terutama untuk data kuantitatif, disebut
koefisien korelasi. Sedangkan analisis regresi berguna untuk menentukan
hubungan dari satu peubah tak bebas Y terhadap satu peubah yang lain X
yang disebut peubah bebas, kemudian bagaimana bentuk hubungan tersebut,
dan memikirkan alasan terjadinya hubungan tersebut.
Menurut Murwani (2008), korelasi merupakan teknik analisis yang
termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures
of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang
mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian
banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang
40
DAFTAR PUSTAKA