Anda di halaman 1dari 13

III.

KORELASI DAN REGERESI ANTAR 2 SIFAT TANAMAN

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Analisis korelasi dan regresi merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menentukan bentuk hubungan serta seberapa besar
hubungan kedua sifat tersebut. Tujuan utama dalam penggunaan analisis
ini adalah untuk meramalkan nilai dari suatu variabel dalam hubungannya
dengan variabel lainnya yang dapat diketahui melalui persamaan regresi
yang dipengaruhi oleh koefisien korelasi.
Kegiatan seleksi korelasi antar karakter tanaman memiliki arti yang
sangat penting untuk mengestimasi suatu karakter tertentu dapat
digunakan penduga yang juga merupakan suatu karakter yang lain yang
relatif mudah diamati. Seleksi akan efektif bila terdapat hubungan erat
antara karakter penduga dengan karakter yang dituju dalam satu program
seleksi. Dalam praktiknya biasanya digunakan karakter morfologis.
Korelasi yang sempurna jarang terjadi pada sifat-sifat kuantitatif,
karena lingkungan sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tersebut.
Contohnya, hubungan antar tinggi tanaman dengan bobot tanaman.
Tanaman yang tinggi belum tentu bobotnya akan tinggi, sebaliknya yang
pendek belum tentu bobotnya akan rendah. Koefisien korelasi dapat
digunakan untuk mengetahui tingkat kemiripan (resemblance) dalam
variabilitas antara tanaman induk dengan keturunannya, misal sifat daya
hasil tinggi, jumlah anakan dan sebagainya. Analisis korelasi dari sifat-
sifat tersebut akan dapat diketahui tingkat kemiripan antara tetua dan
keturunannya. Korelasi penting dalam pemuliaan tanaman sebab di dalam
pemuliaan tanaman mengetahui sifat-sifat dari suatu tanaman sangat
penting, untuk nantinya kedepannya dapat dilakukan kegiatan pemuliaan
tanaman yang sesuai dengan sifat tanaman itu sendiri.

31
32

2. Tujuan Praktikum
Praktikum pemuliaan tanaman acara 3 yang berjudul Korelasi dan
Regresi Antar 2 Sifat Tanaman bertujuan mengetahui arti korelasi dan
regresi antar dua sifat tanaman.

B. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum pemuliaan tanaman acara korelasi dan regresi antar 2 sifat
tanaman dilaksanakan pada hari Jumat, 12 Oktober 2018 pukul 07.00
-09.00 WIB bertempat di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bahan dan Alat
a. Bahan: Malai Padi (Oryza sativa)
b. Alat
1) Penggaris
2) Kalkulator
3) Kertas millimeter
4) Alat tulis
3. Cara Kerja
a. Mengambil malai padi sebanyak 10 untuk dijadikan ulangan
b. Mengukur panjang malai padi (cm) yang kemudian digunakan untuk
variabel x.
c. Menghitung jumlah cabang atau malai yang digunakan untuk variabel
y.
d. Membuat tabel pengamatan dan memasukkan data yang didapat.
e. Menghitung perhitungan dengan rumus
C. Tinjauan Pustaka
Pengetahuan tentang morfologi tanaman sangat dibutuhkan dalam
pemuliaan tanaman untuk menghasilkan produk sesuai dengan yang
diinginkan. Karakter morfologi diamati berdasarkan pengamatan langsung
melalui pencatatan data primer dan sekunder, dan pendokumentasian bagian-
33

bagian tanaman durian sukun dengan pemilihan sampel secara purposive


random sampling(secara sengaja). Data disajikan dan dianalisis secara
deskriptif. Tanpa pengetahuan tentang morfologi tanaman ini akan sulit
melakukan rekayasa teknologi bahkan dalam hal memilih tanaman yang baik
dan tanaman yang tidak bisa (Kusumawati 2010).
Karakter morfologi diamati berdasarkan pengamatan langsung melalui
pencatatan data primer dan sekunder, dan pendokumentasian bagian-bagian
tanaman durian sukun dengan pemilihan sampel secara purposive random
sampling (secara sengaja). Data disajikan dan dianalisis secara deskriptif.
mencandra bentuk kanopi segitiga sama sisi, bangun daun oblongus, tepi
daun integer, ujung daun acuminate, pangkal daun obtusus, rumus daun 2/5,
dan pangkal tangkai daun menggelembung. Mengetahui apakah termasuk
dalam tumbuhan yang berbunga lengkap/banci, muncul dari batang/ranting
(flos caulis) dalam bunga payung majemuk. Bunga mempunyai banyak
simetri (actinomorf), berkelopak lima saling berlekatan, mempunyai lima
mahkota tidak berlekatan, terdapat 5 kelompok benang sari tiap kelompok
terdapat banyak benang sari dan berlekatan. Buah termasuk buah sejati
tunggal yang kering dalam golongan buah kotak sejati. Pencandraan
merupakan proses awal klasifikasi. Hal yang dilakukan dalam proses ini
adalah identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk yang lainnya.
Pencandraan digunakan untuk mengamati tingkah laku, bentuk morfologi,
anatomi dan fisiologi pada makhluk hidup (Yuniastuti et al. 2010).
Spesies Oryza sativa L. dibagi atas 2 golongan yaitu utillissima (beras
biasa) dan glutinosa (ketan). Golongan utillissima dibagi 2 yaitu communis
dan minuta. Golongan yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan
communis yang terbagi menjadi 2 sub golongan yaitu indica (padi bulu) dan
sinica (padi cere/japonica). Perbedaan mendasar antara padi bulu dan cere
mudah terlihat dari ada tidaknya ekor pada gabahnya. Padi cere tidak
memiliki ekor sedangkan padi bulu memiliki ekor (Santoso 2008).
Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division
34

Angiospermae, termasuk ke dalam kelas monocotyledoneae, ordo adalah


poales, family adalah Graminae, genus adalah oryza linn, dan spesiesnya
adalah Oryza sativa L. Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua
kelompok, yaitu organ vegetatif dan organ generatif (reproduktif). Bagian
vegetatif meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri
dari malai, gabah dan bunga (Rusdi 2011).
Korelasi antar sifat tanaman yang biasanya diukur dengan koefisien
korelasi sangat penting dalam pemuliaan tanaman karena fungsi koefisien itu
mengukur derajat hubungan antara dua sifat atau lebih, baik dari segi genetik
maupun non-genetik. Penyebab timbulnya korelasi adalah faktor genetik
maupun faktor lingkungan. Sebab genetis timbulnya korelasi antar sifat ialah
peristiwa pleitropi dan linkage disequilibrium (Soemartono et al. 2012).
Regresi digunakan untuk menentukan sifat-sifat dan kekuatan
hubungan antara dua variabel serta memprediksi nilai dari suatu variabel yang
belum diketahui dengan didasarkan pada observasi masa lalu terhadap
variabel tersebut dan variabel-variabel lainnya. Selanjutnya dalam regresi kita
akan mengembangkan persamaan estimasi (estimating equation), yaitu rumus
matematika yang menghubungkan variabel-variabel yang diketahui dengan
variabel-variabel yang tidak diketahui. Setelah dipelajari pola hubungannya,
kemudian kita dapat mengaplikasikan analisis korelasi (correlation analysis)
untuk menentukan tingkatan dimana variabel-variabel tersebut berhubungan.
Kesimpulannya, analisis korelasi mengungkapkan seberapa benar persamaan
estimasi sebenarnya menggambarkan hubungan tersebut (Yati et al. 2008).
Korelasi antar sifat merupakan fenomena umum yang terjadii pada
tanaman. Pengetahuan tentang adanya korelasi antar sifat-sifat tanaman
merupakan hal yang sangat berharga dan dapat digunakan sebagai dasar
program seleksi agar lebih efisien. Penggunaan analisis korelasi tidak cukup
menggambarkan hubungan antar sifat umum pada suatu tanaman tersebut.
Hal ini disebabkan antar komponen-komponen hasil saling berkorelasi dan
pengaruh tidak langsung melalui komponen hasil dapat lebih berperan
langsung dari pada pengaruh langsung. Analisis lintasan (sidik lintas) dapat
35

digunakan untuk masalah ini dapat diatasi, karena masing-masing sifat yang
dikorelasikan dengan hasil dapat diurai menjadi pengaruh langsung dan tidak
langsung (Nasution 2010).
Ada hubungan antara korelasi dengan persamaan regresi karena
perhitungan koefisien korelasi dengan rumus didasarkan pada studi
matematika dari garis regresi. Regresi merupakan teknik analisis untuk
mengetahui bentuk dan besarnya pengaruh suatu variabel (bebas) terhadap
variabel lainnya (tak bebas). Analisis regresi ini menghasilkan sebuah nilai
koefisien regresi, yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel tak bebas, dan sebuah konstanta, yang menunjukkan adanya
pengaruh dari variabel lain. Garis regresi diperoleh dari persamaan regresi.
Selain itu korelasi membicarakan hubungan antara dua ciri atau lebih,
sedangkan regresi kita menduga bentuk hubungan antar ciri-ciri tersebut
sehingga keduanya punya hubungan yang sangat erat (Abdul 2010).
Daya hasil dipengaruhi oleh beberapa komponen yang saling
berasosiasi, sehingga seleksi terhadap hasil harus mempertimbangkan sifat-
sifat yang berkorelasi dengannya. Pendugaan korelasi genotipik dan fenotipik
antarsifat berguna untuk perencanaan dan evaluasi program pemuliaan. Nilai
korelasi genotipik lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi fenotipik. Hal ini
menunjukkan walaupun korelasi genotipik besar namun bila dipengaruhi oleh
lingkungan akan berubah. Informasi tentang adanya korelasi antar sifat dapat
digunakan untuk memahami hasil yang akan dicapai dan memberikan
prosedur seleksi yang tepat (Nugrahaeni 2010).
36

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Panjang Malai dan Cabang Malai Padi (Oryza
sativa)
No X Y x2 y2 xy
1 11 9 121 81 99
2 11 8 121 64 88
3 12 8 144 64 96
4 11,5 7 132,25 49 80,5
5 13 9 169 81 117
6 12,5 6 156,25 36 75
7 13,5 8 182,25 81 108
8 11,5 8 132,25 81 92
9 12 8 144 81 96
10 10 6 100 36 60
∑ 118 77 1402 603 911,5
11,8 7,7 140,2 60,3 91,15
Sumber : Hasil Peng,amatan

Analisis data:

= 0,294
37

R = r2 x 100 %

= (0,294)2 x 100%

= 0,086436 x 100%

= 8,6436 %

b=

= 0,30

= 7,7 – 0,30 (11,8)

= 77 – 3,54

= 4,16

Misal x = 0 maka y = 4,16 + 0,30 (0)

= 4,16 + 0

= 4,16

Misal y = 0 maka x = 4,16 + 0,30 (0)

-4,16 = 0,30x
38

x=

x = -13,87
39

Grafik 3.1 Korelasi antara Dua Variabel

Grafik Korelasi
4.5
4 0, 4.16

3.5
3
2.5
2 Y-Values
1.5
1
0.5
-13.87, 0 0
-15 -10 -5 0

2. Pembahasan
Menurut Ilyas (2013) Peranan ilmu statistika di bidang pertanian,
sangat membantu peneliti terutama penelitian yang menggunakan metode
percobaan, perancangan, pengumpulan data, analisis, interpretasi hasil
analisis, dan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis. Diharapkan,
dengan statistika, hasil percobaan benar benar dapat diandalkan. Menurut
Tiro (2008) Penelitian tentang hubungan antara dua peubah dikenal dengan
nama analisis korelasi. Ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui derajat
hubungan antara dua peubah, terutama untuk data kuantitatif, disebut
koefisien korelasi. Sedangkan analisis regresi berguna untuk menentukan
hubungan dari satu peubah tak bebas Y terhadap satu peubah yang lain X
yang disebut peubah bebas, kemudian bagaimana bentuk hubungan tersebut,
dan memikirkan alasan terjadinya hubungan tersebut.
Menurut Murwani (2008), korelasi merupakan teknik analisis yang
termasuk dalam salah satu teknik pengukuran asosiasi / hubungan (measures
of association). Pengukuran asosiasi merupakan istilah umum yang
mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara sekian
banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi yang
40

sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment


dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula
teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient,
Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur seberapa kuat atau derajat
kedekatan auatu relasi yang terjadi antar sifat atau variabel. Korelasi antara
dua sifat dapat dibagi dalam korelasi fenotipik dan korelasi genotipik.
Korelasi fenotipik dapat dipisahkan menjadi korelasi genotipik dan korelasi
lingkungan. Oleh karena itu, korelasi fenotipik ini selanjutnya diharapkan
dapat menunjukkan korelasi genotipik yang lebih berati dalam usaha
pemuliaan panaman. Korelasi ini dapat diartikan sebagai korelasi nilai
pemuliaan dari dua sifat yang diamati. Korelasi lingkungan merupakan
sisaan galat yang juga memberikan konstribusi terhadap fenotip. Menurut
Eko (2009), Koefisien Determinasi (R2) dan Koefisien Korelasi (r).
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan
variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 berkisar 0-1,
makin mendekati 1 maka keragaman data dependen yang dijelaskan oleh
variabel independen akan semakin besar. Koefisien korelasi (r) digunakan
untuk mengetahui hubungan linier antara variabel independen (X) dengan
variabel dependen. Selain itu koefisien korelasi (r) digunakan untuk
mengukur kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel.
Bahan yang digunakan pada acara 3 korelasi dan regresi antar 2 sifat
tanaman yang berbeda adalah malai padi (Oryza sativa). Malai padi
sebanyak 10 helai diambil, diamati, dan dihitung panjang mulai dari batang
malai yang bebatas garis putih sampai malai paling ujung serta menghitung
jumlah cabang malai dari batang sampai ujung malai. Praktikum acara 3 ini
melakukan kegiatan mengukur panjang malai dan menghitung jumlah
cabang malai, kemudian dilanjut dengan menghitung koefisien relasi dengan
menggunakan rumus.
41

Hasil perhitungan untuk grafik korelasi didapatkan hasil nilai x =


-13,87 dan nilai y = 4,16. Hasil dari perhitungan koefisien korelasinya
bernilai positif, yaitu 0,294. Data perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
kedua variabel mempunyai korelasi positif. Korelasi positif berarti bahwa
dua sifat tanaman tersebut memiliki hubungan yang saling mempengaruhi.
Pengetahuan mengenai korelasi antara sifat merupakan hal yang sangat
penting dalam program pemuliaan tanaman, karena untuk memilih suatu
bahan tanaman unggul diperlukan seleksi dua atau tiga sifat secara bersama-
sama. Ketika terdapat adanya korelasi yang erat antar sifat maka pemilihan
sifat tertentu secara tidak langsung telah memilih sifat lain yang diperlukan
dalam usaha memperoleh bahan tanaman unggul. Pembentukan varietas
unggul tidak lepas dari pemilihan tetua untuk benih hibrida, dimana tetua
harus memiliki karakter yang diinginkan, seperti berdaya hasil tinggi, mutu
hasil tinggi, serta tahan terhadap hama, penyakit utama, juga harus
mempunyai jarak genetik atau hubungan kekerabatan yang jauh agar tidak
terjadi depresi in breeding.

E. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari Praktikum Pemuliaan Tanaman Acara
Korelasi dan Regresi antar 2 Sifat Tanaman adalah:
a. Korelasi adalah hubungan yang terdapat antara dua atau beberapa sifat
(pengamatan), misalnya bentuk susunan akar padi dengan sifat tahan
tidaknya terhadap penyakit.
b. Korelasi positif adalah ketika derajat hubungan antara dua sifat
tanaman menunjukkan hal yang nyata, artinya bertambahnya nilai sifat
satu maka akan bertambah nilai sifat lainnya.
c. Korelasi negatif adalah ketika derajat hubungan antara dua sifat
tanaman menunjukkan hal yang berlawanan, artinya bertambahnya nilai
sifat satu maka akan menurunkan nilai sifat lainnya.
d. Analisis regresi berguna untuk menentukan hubungan dari satu peubah
tak bebas Y terhadap satu peubah yang lain X yang disebut peubah
42

bebas, kemudian bagaimana bentuk hubungan tersebut, dan


memikirkan alasan terjadinya hubungan tersebut.
e. Hasil perhitungan untuk grafik korelasi didapatkan hasil nilai x =
-13,87 dan nilai y = 4,16. Hasil dari perhitungan koefisien korelasinya
bernilai positif, yaitu 0,294.
2. Saran
Saran yang dapat dapat diberikan untuk praktikum Acara Korelasi dan
Regresi antar 2 Sifat Tanaman adalah bahan yang digunakan lebih baik
beragam, agar penelitian dapat berlanjut.
43

DAFTAR PUSTAKA

Aziz A. 2010. Petunjuk praktikum statistika. Malang: UIN Maliki Malang


Fakultas Sains dan Teknik..
Eko W. 2009. penerapan analisis regresi dan korelasi dalam menentukan arah
hubugan antara dua faktor kualitatif pada tabel kontingensi. J Mat Stat
3(1): 33–41.
Ilyas, Asriyanti 2013. Analasis korelasi dan regresi dinamika populasi hama dan
musuh alami pada beberapa varietas unggul padi setelah penerapan PHT
di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. J Informatika Pertanian
22(1): 29-36.
Kusumawati A, Iskandar L, Heni P. 2010. Analisis pertumbuhan source sink dua
varietas kacang tanah akibat pemberian konsentrasi paclobutrazol. J.
Jerami 3(1): 158-165.
Murwani 2008. Analisis korelasi dan regresi. Jakarta: Gramedia.
Nasution. 2010. Analisis korelasi dan sidik lintas antara karakter morfologi dan
komponen buah tanaman nenas (Ananas comosus L). J Crop Agro 3(1):
1-8.
Nugrahaeni, N. 2010. Korelasi dan keheritabilitas beberapa sifat kuantitatif
kacang tanah di lingkungan cekaman air dan cekaman lingkungan. J
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 14(1): 32-38.
Rusdi A. 2011. Pengujian toleransi padi (Oryza sativa L) terhadap salinitas pada
fase perkecambahan. Bogor: IPB Press.
Santoso. 2008. Kajian morfologis dan fisiologis beberapa varietas padi gogo
(Oryza sativa L.) terhadap cekaman kekeringan. J Agrisilvikultur 2(1):
492-505.
Soemartono, Nasrullah dan H. Kartika. 2012. Genetika kuantitatif dan
bioteknologi tanaman. Yogyakarta: PAU  Bioteknologi  Universitas
Gadjah Mada.
Tiro, M A. 2008. Analisis korelasi dan regresi statistika jilid 2. Makasar:
University of Makasar Press.
Yati E., Dodi D., Yudiantri A. 2007. Transformasi box-cox pada analisis regresi
linier sederhana. J Matematika UNAND 2(2): 115-122.
Yuniastuti E., Sri H., Sujud R.W. 2010. Karakterisasi morfologi tanaman durian
sukun. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Anda mungkin juga menyukai