1 Latar Belakang
Setiap benih matang (mature seed) selalu terdiri paling kurang 2 bagian yaitu, embrio dan kulit benih
(need coat atau tesla). Embrio terbentuk atau berasal dari telur yang dibuahi (zvgore) dengan
mengalami pebelahan sel di dalam embryosac. Kulit benih terbentuk atau berasal dari integument
(satu atau lebih) dari ovule (Kartasapoetra, Ance. 2003).
Benih merupakan suatu organisasi yang tersusun rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang
cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat
pada benih, tetapi baik mengenal jumlah, bentuk maupun struktumya, mempunyai satu fungsi dan
tujuan yang sama yaitu menjamin kelangsungan hidupnya. Pengetahuan tentang struktur benih akan
memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur benih tersebut (Anonim. 201
1).
Benih adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang
memiliki cirri attau sifat seperti induknya. Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran,
maupun struktur bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar
1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keadaan anatomi benih dari beberapa
jenis benih perkebunan yang tergolong dalam benih
l.
Embrio
Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gametgamet jantan dan betina pada
suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari struktur-struktur
sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun) dan radikula
(calon akar). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah kotiledon.
Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya : rerumputan dan bawang. Tanaman
dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan pada kelas
Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus, yang mempunyai
sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang seperti ini disebut
scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut
koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang disebut radicule yang ditutupi
oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza. Jaringan penyimpan cadangan makanan
Pada benih ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan
makanan, yaitu : Kotoledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu. Endosperm, misal
pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya. Pada kelapa bagian dalamnya yang berwarna
putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya.
Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Cmyophvllaceae. Gametophytic betina yang
haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus. Cadangan makanan yang tersimpan dalam
benih umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya
berbeda-beda tergantung pada jenis benih, misal benih bunga matahari kaya akan lemak, benih
kacang-kacangan kaya akan protein, benih padi
3. Pelindung benih
Pelindung benih dapat terdiri dari kulit benih, sisa-sisa nucleus dan endosperm dan kadang-kadang
bagian buah. Tetapi umumnya kulit benih (tesla) berasal dari integument ovule yang mengalami
modifikasi selama proses pembentukan benih berlangsung. Biasanya kulit luar benih keras dan kuat
berwama kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Kulit benih berfungsi untuk
melindungi benih dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan insekta.
Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat beberapa perbedaan diantara sub kelas
monokotiledon dan dikotiledon dimana pada : Sub kelas monokotiledon : cadangan makanan dalam
endosperm baru akan dicerna setelah benih masak dan dikecambhakan serta telah menyerap air.
Contoh jagung, padi, gandum. Sub kelas dikotiledon : cadangan makanan yang terdapat dalam
kotileodon atau perisperm sudah mulai dicerna dan diserap oleh embrio sebelum benih masak.
Contoh kacang-kacangan, bunga matahari dan labu (Sutopo, L. 2002).
Pada benih monokotil, morfologi benih terdiri dari kulit benih, endosperm, kotiledon, dan embrio.
Pada benih tanaman Gymnospermae, morfologi benih terdiri dari kulit benih (testa), mega gametofit,
embrio yang terdiri dari kotiledon dan calon akar), sedangkan untuk benih dikotiledon terdiri dari
kulit benih (testa) dan embrio (dua kotiledon, calon akar dan calon daun pertama).
Benih Monokotil: Benih Dikotil: l. Berkeping satu 1. Berkeping dua 2. Terdapat endosperma 2. Tidak
ada endosperma 3. Makanan untuk pertumbuhan 3. Makanan untuk pertumbuhan embrio di peroleh
dari embrio di peroleh dari
endosperma. cotyledon.
3.1
3.2
3.3
BAB III METODOLOGI Waktu dan Tempat Praktikum matakuliah Morfologi dan Anatomi Benih
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 09 Oktober 2017. Praktikum dilakukan di labolatorium Teknik
Produksi Benih Lantai 2 Politeknik Negeri Jember. Alat dan Bahan
Alat : 1. Alat tulis 4. Mikroskop 2. Kertas HVS 5. Lup / kaca pembesar 3. Penggaris 6. Pinset&Scalpel
Bahan : . Benih Tanaman Perkebunan 6. Benih Sawit !. Benih Kakao 7. Benih Mahoni 2. Benih Kapas 8.
Benih Lada 3. Benih Pala 9. Benih Karet 4. Benih Jarak 10. Benih Sengon 5. Benih Kopi ll. Benih
Lamtoro
Prosedur Kerja
melakukan praktikum
3.1
3.2
3.3
BAB [ll METODOLOGI Waktu dan Tempat Praktikum matakuliah Morfologi dan Anatomi Benih
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 09 Oktober 2017. Praktikum dilakukan di
labolatorium Teknik Produksi Benih Lantai 2 Politeknik Negeri Jember. Alat dan Bahan
Alat:
. Benih Tanaman
Perkebunan 6. Benih Sawit l. Benih Kakao 7. Benih Mahoni 2. Benih Kapas 8. Benih Lada 3. Benih Pala
9. Benih Karet 4. Benih Jarak 10. Benih Sengon 5. Benih Kopi 1 1. Benih Lamtoro
Prosedur Kerja
melakukan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Yeni Yulia. 2012. Praktikum teknologi benih anatomi benih. httpzl/jeanejulie.blogspot.co.id di akses
pada hari senin 16-10-2017