Anda di halaman 1dari 2

Nama: Sarah Nurul Fadillah NIM: G34170061

PENGARUH PERENCANAAN STRATEGIS TERHADAP KINERJA DI


RUMAH SAKIT

Indikator cakupan pelayanan sebuah rumah sakit terdiri dari jumlah dan
persentase kunjungan rawat inap/rawat jalan, julmah pelayanan atau jumlah
tindakan. Penurunan jumlah kunjunan pasien kemungkinan disebabkan oleh adanya
faktor pesaing (rumah sakit lain). Banyaknya pesain memungkinan masyarakat
untuk memilih rumah sakit terbaik ketika membutuhkan pelayanan kesehatan,
sehingga rumah sakit harus mampu mempertahankan kinerjanya agar tetap menjadi
pilihan masyarakat. Kinerja rumah sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah perencanaan strategis. Perencanaan strategis memerlukan analisis
lingkungan internal dan eksternal. Analisis lingkungan internal mengidentifikasi
faktor kepemimpinan, petugas kesehatan, sarana prasarana, kebijakan, dll
sedangkan analisis lingkungan eksternal sebaiknya mengidentifikasi faktor politik,
ekonomi, social, arah perkembangan teknologi, dll.
Perencanaan strategis ialah proses dalam menciptakan dan memelihara
kesesuaian antara tujuan organisasi dengan sumber daya yang dimiliki guna
menangkap peluang pasar yang selalu berkembang. Penyusunan perencaanaan
strategis terdiri dari langkah-langkah berikut: 1) Penetapan visi, misi, dan tujuan
organisasi, 2) Analisis lingkungan eksternal, 3) Analisis lingkungan internal, 4)
Identifikasi isu-isu strategis berkaitan dengan yang dihadai organisasi, dan 5)
Mengembangkan strategis. Perencaanan strategi terdiri atas dua item, yaitu
pengembangan strategi dan implementasi strategi. Pengembangan strategi ialah
cara yang dilakukan oleh organisasi dalam menetapkan strateginya dan sasaran
hasil yang strategis mencakup bagaimana menunjukan tantangan strategis,
meringkas sasaran hasil strategis dan tujuan. Pengembangan strategi dapat
dilakukan dengan: 1) Memahami kebutuhan dari pelanggan, karyawan, masyarakat
dan pemerintan sebagai masukan untuk menetapkan arah, sasaran, dan tujuan
organisasi, 2) Mengidentifikasi titik-titik kelemahan dan kesempatan untuk
diperbaiki dan ditingkatkan kinerjanya, 3) melakukan analisis SWOT (Strengths
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), Threats
(ancaman)), 4) Menetapkan sasaran tujuan strategis indicator kerja dan batas waktu
untuk mencapai sasaran dan tujuan strategis tersebut serta mekanisme penilaiannya.
5) Melakukan analisis tentang kemampuan untuk melaksanakan rencana-rencana
strategis, 6) Menjamin bahwa program-program peningkatan keunggulan kinerja.
Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strateginya
dalam bentuk program, prosedur, dan anggaran. Hal- hal yang harus diperhatikan
dalam implementasi strategi: penataan Staf Mengikuti Strategi, perubahan dalam
kebutuhan merekrut dan melatih, menyesuaikan manajer dengan strategi, seleksi
dan pengembangan manajemen, mengidentifikasi kemampuan dan potensi.
Manfaat perencanaan strategis: 1) Menentukan batasan usaha/bisnis, 2)
Memberikan arah perusahaan, 3) Mengarahkan dan membentuk kultur perusahaan,
4) Menjaga kebijakan yang taat asas dan sesuai, 5) Menjaga fleksibilitas dan
stabilitas operasi, 6) Memudahkan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
tahunan. Kinerja adalah pencapaian kerja individu atau sekelompok orang di rumah
sakit sesuai wewnang dan tanggung jawabnya masing-masing yang dinilai dari
kondisi yang sebenarnya terjadi dan dibandingkan dengan perencanaan strategis
Nama: Sarah Nurul Fadillah NIM: G34170061

yang ditetapkan. Pengukuran kinerja terdiri dari beberapa langkah: 1) Menetapkan


sasaran, tujuan, dan hasil yang diinginkan pada saat perencanaan strategis, 2)
Merumuskan indicator kinerja dan ukuran kinerja, 3) Mengukur tingkat
ketercapaian tujuan, sasaran, dan strategi, 4) Mengevaluasi kinerja dan
memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan kinerja organisasi dimasa yang akan
datang. Indikator kinerja ialah suatu penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu
hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja, sehingga
bentuknya cenderung kualitatif. Indikator kinerja terdiri dari level/tingkatan,
trends/tren, comparison/perbandingan, dan intergration/integrasi.
Pengembangan strategi cukup adalah suatu perencanaan strategis yang
selalu mengalami penyempurnaan dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur)
suatu organisasi. Pengembangan strategi yang cukup untuk menyempurnakan
perencanaan strategis berikutnya agar perencanaan strategis yang berikutnya
mampu menangkap peluang pasar yang terus berkembang. Terdapat pengaruh
perkembangan stratergi terhadap kinerja karyawan. Implementasi strategi sesuai
adalah suatu roses dimana manajemen mewujudkan strateginya dalam bentuk
program, prosedur, dan anggaran yang sesuai dengan tujuan strategis dan misi
strategis yang telah ditetapkan. Adanya pengaruh implementasi strategis terhadap
kinerja rumah sakit. Implementasi strategis sangat penting dalam mencapai tujuan
dari rumah sakit dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh rumah
sakit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perumusan dan implementasi
strategi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengendalian
anggaran, baik secara parsial maupun simultan. Perencanaan strategis cukup adalah
perencanaan jangka panjang yang dapat menciftakan dan memelihara kesesuaian
tujuan sumber daya yang dimiliki guna menangkap peluang pasar yang selalu
berkembang. Terdapat pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja rumah
sakit. Perencanaan strategis yang cukup dapat memberikan pandangan menyeluruh
tentang semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntutan
dalam proses pencapaian visi, misi, tujuan dan motto dari rumah sakit,
mempertajam fokus organisasi, agar semua sumber daya organisasi digunakan
secara optimal untuk melayani misi rumah sakit, memungkinkan para pengambil
keputusan/pemimpin dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki secara tepat,
berdaya guna dan berhasil guna, sehingga rumah sakit dapat memiliki kinerja yang
baik/efektif.

Sumber:
Nurhapna, Haksama S. 2014. Pengaruh perencanaan strategis terhadap kinerja di
rumah sakit. J Adm Kesehatan Indonesia. 2(2):91-100.

Anda mungkin juga menyukai