METODE KUADRAT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan dataran rendah merupakan salah satu ekosistem hutan alami yang ada di
Indonesia yang terletak pada ketinggian 0 – 1000 meter dari permukaan laut. Hutan
dataran rendah ditandai dengan ada banyaknya tumbuhan pemanjat pohon, pohon
berbanir besar dan pohon dengan batang tinggi bulat dengan kulit yang halus
(Asrianny et al. 2019). Hutan tropis dataran rendah merupakan area hutan dengan
sebagian pohon berukuran besar dan kebanyakan memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Hutan hujan tropis juga memiliki tanah yang relatif subur, sehingga sering
di konversi menadi area perkebunan dan pertanian. Hutan tropis dataran rendah
memiliki tingkat luas tutupan yang cukup tinggi (Suwardi et al. 2013).
Tujuan
HASIL PENGAMATAN
Penutupan
Penutupan
Penutupan
Penutupan
Penutupan
Nama Spesies
Individu
Individu
Individu
Individu
Individu
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
%
%
Paratocarpus 3 15 3 15 0 0 0 0 5 30
venenosa
Adinandra 3 6 4 5 1 2 0 0 2 4
dumosa
Prismatomeris 3 10 6 8 8 15 5 10 4 11
malayana
Syzygium 0 0 0 0 3 35 6 53 0 0
attenuatum
Syzygium 0 0 2 6 0 0 0 0 0 0
acuminatissimum
Rhodamania 4 8 6 10 3 5 5 3 3 7
cinerea
Symplocos 1 3 0 0 1 5 2 5 1 3
fasciculate
Oroxylum 1 2 2 3 1 2 3 1 4 5
indicum
Ilex cymosa 3 6 3 15 0 0 0 0 5 15
Callophylum 1 7 1 5 1 3 1 2 0 0
wallichianum
Aporosa 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1
microcalyx
Guioa pubescens 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Tristania 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
sumatrana
Adinandra 1 5 1 9 1 5 1 3 2 6
dumosa
Eugenia 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
lepidocarpa
Plot Ke-
VI VII VIII IX
Penutupan
Penutupan
Penutupan
Penutupan
Individu
Individu
Individu
Individu
Nama Spesies
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
%
Paratocarpus venenosa 3 15 1 10 0 0 0 0
Adinandra dumosa 3 7 0 0 0 0 6 13
Prismatomeris malayana 7 10 9 15 8 5 5 11
Syzygium attenuatum 0 0 0 0 0 0 0 0
Syzygium acuminatissimum 3 10 1 5 2 15 0 0
Rhodamania cinerea 4 25 6 10 6 15 3 5
Symplocos fasciculate 0 0 1 5 0 0 1 7
Oroxylum indicum 0 0 0 0 0 0 1 3
Ilex cymosa 3 15 1 10 0 0 0 0
Callophylum wallichianum 0 0 0 0 0 0 0 0
Aporosa microcalyx 1 1 1 1 1 1 1 1
Guioa pubescens 1 1 1 1 1 1 1 1
Tristania sumatrana 2 1 0 0 1 1 0 0
Adinandra dumosa 0 0 1 15 1 10 0 0
Eugenia lepidocarpa 0 0 0 0 1 10 2 15
Tutupan
Jumlah
Jumlah
Petak
(%)
Nama Spesies KR FR DR INP
KM FM DM
(%) (%) (%)
Paratocarpus
15 5 85 0.02 7.01 0.56 6.25 85.00 13.20 26.46
venenosa
Adinandra
19 6 37 0.02 8.88 0.67 7.50 37.00 5.75 22.12
dumosa
Prismatomeris
55 9 95 0.06 25.70 1.00 11.25 95.00 14.75 51.70
malayana
Syzygium
9 2 88 0.01 4.21 0.22 2.50 88.00 13.66 20.37
attenuatum
Syzygium
acuminatissim 8 4 36 0.01 3.74 0.44 5.00 36.00 5.59 14.33
um
Rhodamania
40 9 88 0.04 18.69 1.00 11.25 88.00 13.66 43.61
cinerea
Symplocos
7 6 28 0.01 3.27 0.67 7.50 28.00 4.35 15.12
fasciculate
Oroxylum
12 6 16 0.01 5.61 0.67 7.50 16.00 2.48 15.59
indicum
Ilex cymosa 15 5 61 0.02 7.01 0.56 6.25 61.00 9.47 22.73
Callophylum
4 4 17 0.00 1.87 0.44 5.00 17.00 2.64 9.51
wallichianum
Aporosa
7 6 6 0.01 3.27 0.67 7.50 6.00 0.93 11.70
microcalyx
Guioa
8 6 6 0.01 3.74 0.67 7.50 6.00 0.93 12.17
pubescens
Tristania
4 3 3 0.00 1.87 0.33 3.75 3.00 0.47 6.08
sumatrana
Adinandra
8 7 53 0.01 3.74 0.78 8.75 53.00 8.23 20.72
dumosa
Eugenia
3 2 25 0.00 1.40 0.22 2.50 25.00 3.88 7.78
lepidocarpa
TOTAL 214 80 644 0.24 100 8.89 100 644 100 300
Contoh Perhitungan jenis Guioa pubescens :
PEMBAHASAN
Hasil pengataman jenis tanaman pada area ditemuka sebanyak 214 individu
yang terdiri dari 15 jenis. Komposisi jenis vegetasi pada lokasi penelitian yang
meliputi kerapatan relatif, frekuensi relatif, dominansi relatif dan indeks nilai
penting dilihat pada tabel 2. Prismatomeris malayana memiliki nilai KR dan FR lebih
tinggi dari yang lainnya, sehingga memiliki nilai INP yang tinggi pula. Tingginya nilai INP
suatu jenis disebabkan oleh kerapatan yang besar dan frekuensi yang merata pada seluruh
areal. Pada tingkat tiang dan pohon, besarnya diameter batang juga sangat berpengaruh
terhadap besarnya nilai indeks penting. Kusmana dan Susanti (2015), menjelaskan bahwa
dominannya suatu jenis tumbuhan disebabkan oleh kemampuannya yang lebih baik dalam
memanfaatkan sumberdaya yang ada dibandingkan dengan jenis-jenis yang lain.
Berdasarkan nilai kerapatan dapat dinyatakan bahwa kondisi hutan tropis dataran rendah
yang diamati memiliki nilai kerapatan yang dengan denga total luas area 900 m2, dengan
nilai frekuensi dan dominasi yang tinggi.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Asrianny, Paweka CB, Achmad A, Oka NP, Achmad NS. 2019. Komposisi jenis
dan struktur vegetasi hutan dataran rendah di komplek Gunung
Bulusaraung Sulawesi Selatan. Jurnal Perennial. (15) 1 : 32-41
Kusmana C dan Susanti S. 2015. Komposisi dan struktur tegakan hutan alam di
Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi. Jurnal Silvikultur Tropika.
5(3): 210-217.
Purwaningsih. 2004. Sebaran Ekologi Jenis-jenis Dipterocarpaceae di Indonesia.
Biodiversitas. 5 (2) : 89-95.
Soerianegara I dan Indrawan A. 2006. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID) :
Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan,Institut Pertanian
Bogor.
Suwardi AB, Mukhtar E, Syamsuardi. 2013. Komposisi jenis dan cadangan
karbon di Hutan Tropis Dataran Rendah, Ulu Gadut, Sumatera Barat.
Berita Biologi. (12) 2 : 169-176