Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EVALUASI DAN PENGENDALIAN SERTA


MEMONITOR EVALUASI DAN PENGENDALIAN,
MEMONITOR KINERJA SITUASI MANAJEMEN
STRATEGI.
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik
Dosen Pengampu : dr.Adnan.S.E.,M.Si

Disusun Oleh :

Fitrah Rahmadhani (190410198)


Reza Gustisia Sadek (190410204)
Teuku Muhammad Iqbal (190410229)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TAHUN AJARAN 2021-2022
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Evaluasi dan pengendalian strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi


yang dapat ditetapkan dapat tercapai. Evaluasi dan pengendalian strategi adalah cara bagi
organisasi untuk mengevaluasi posisi perusahaan dalam upaya mencapai tujuan strategis.
Evaluasi dan pengendalian ini memberikan metode obyektif untuk menguji efisiensi dan
efektivitas strategi pada sebuah organisasi, serta cara untuk menentukan apakah strategi
yang sedang dilaksanakan adalah menggerakkan bisnis ke arah tujuan strategis yang
dimaksudkan.Evaluasi dan pengendalian strategis juga dapat membantu mengidentifikasi
kapan dan tindakan korektif apa yang diperlukan untuk membawa kinerja kembali
sejalan dengan tujuan organisasi.

Dalam melakukan evaluasi dan pengendalian strategi yang efektif, pihak-pihak yang
seharusnya terlibat adalah pemegang saham, dewan direksi, sekretaris perusahaan, serta
kepala divisi dan para pemegang jabatan yang terkait dengan implementasi strategi
perusahaan. Selain itu, ada beberapa ukuran yang dapat dievaluasi dalam pelaksanaan
evaluasi strategi baik kriteria kualitatif maupun kuantitatif. Evaluasi kinerja menjadi
salah satu bagian dari aktivitas strategic management yang esensial untuk dilakukan oleh
perusahaan, sebagai tolak ukur untuk menilai sejauh mana perusahaan telah efektif dalam
mengimplementasikan rencana strategisnya, dalam upaya untuk mencapai visi dan misi
perusahaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Strategi
Ilmu manajmen hingga saat ini terus berkembang pesat sehingga ilmu tersebut
memeliki beragam cabang dan beberapa yang bersifat khusus, misaalnya ialah
manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, dan
manajemen transportasi, sehingga muncul sebuah kajian khusus yang lain yang disebut
dengan "manajemen strategis".

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun


oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi
tersebut.Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan
terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.

Manajemen strategi berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen strategis
adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, Sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
yang ada tersebut dapat digunakan secara efektif untuk memenuhi tujuan
strategis.Manajemen strategis saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman
untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.Ini adalah proses yang
berkesinambungan dan terus menerus.Rencana strategis organisasi merupakan dokumen
hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu
dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi.Seiring
dengan adanya informasi baru telah tersedia,dia harus dapat digunakan untuk membuat
penyesuaian dan revisi.

Beberapa pakar dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen strategis dengan


cara yang berbeda beda.Salah satu definisinya menyebutkan manajemen strategis sebagai
satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana
yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.Manajemen strategis terdiri atas
sembilan tugas penting:

1. merumuskan misi perusahaan,termasuk pernyataan yang luas mengenai,filosofi,


dan sasaran perusahaan.
2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal
perusahaan.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan,termasuk faktor persaingan dan faktor


kontekstual umum lainnya.

4. Menganalisis pilihan pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara


menyesuaikan sumberdayanya dengan lingkungan eksternal.

5. Mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara mengevaluasi setiap


pilihan berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan
menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.

7. Mengembangkan tuhuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan
tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan.

8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumberdaya


yang dianggarkan, dimana penyesuaian antara tugas kerja, manusia, struktur,
teknologi, dan sistem penghargaan ditekankan.

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan


keputusan di masa mendatang.

Sebagaimana diindikasikan oleh kesembilan tugas tersebut,manajemen strategis


mencakup perencanaan, Pengarahan, Pengorganisasian, Pengendalian atas keputusan dan
tindakan terkait strategi perusahaan.

B. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap proses manajemen dimana manajer puncak berusaha
memastikan bahwa strategi yang mereka pilih terlaksana dengan tepat dan mecapai
tujuan perusahaan.Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak
berfungsi dengan baik,Evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi
ini.Semua strategi dapat dimodifikasi dimasa depan karena faktor faktor eksternal dan
internal selalu berubah. Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis.
Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan
baik, evaluasi strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi
dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu
berubah.Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah :
1. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang
sekarang.
2. Mengukur prestasi.
3. Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi
terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit
bisnis strategis, dan fungsional.
Perusahaan bisnis multidivisional yang biasanya besar, memiliki tiga level strategi :
korporasi, bisnis dan fungsional.
1. Strategi korporasi mengambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai
sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai
bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa.
2. Strategi bisnis atau strategi bersaing, biasanya dikembangkan pada level divisi dan
menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan
dalam industri khusus atau segmen pasar yang dialyani oleh divisi tersebut.
3. Strategi fungsional menekankan terutama pada pemaksimalan sumber daya
produktivitas. Dalam batasan perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar
mereka, departemen fungsional mengembangkan strategi untuk mengumpulkan
bersama-sama berbagai aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki kinerja.

C. Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen memiliki urut-urutan tahapan proses pelaksanaan.


Setiap tahapan yang dilakukan akan berpengaruh dan dipengaruhi oleh tahapan proses
lainnya. Oleh karena itulah, pengendalian manajemen dikatakan sebagai sebuah sistem,
di mana setiap tahapan akan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Artinya
untuk menghasilkan sebuah sistem pengendalian manajemen yang baik, setiap tahapan
yang dilakukan harus baik pula.Tahapan proses pelaksanaan sistem pengendalian
manajemen terdiri dari tiga bagian yaitu perencanaan strategis, penyusunan anggaran,
Monitoring/pengawasan kinerja.
Perencanaan strategis diartikan sebagai proses memutuskan program-program yang
akan diambil organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk
masing-masing program selama beberapa tahun ke depan. Perencanaan strategis bersifat
sistematis dan jangka panjang, terdiri dari kumpulan prosedur dan mencakup beberapa
tahapan dalam pelaksanaannya.

Kerangka kerja untuk mengembangkan anggaran tahunan. Anggaran dibuat untuk


mengalokasikan sumber daya untuk periode tertentu. Alokasi sumber daya nantinya akan
berhubungan dengan tujuan apa saja yang akan dicapai pada periode tersebut. Dengan
adanya perencanaan strategis organisasi dapat membuat formula untuk anggaran
operasional yang efektif. Di samping itu akan berhubungan pula dalam pembuatan
prioritas kerja pada periode tersebut.

Perencanaan strategis yang berorientasi jangka panjang akan membantu pihak


manajemen dalam membuat pola berpikir untuk strategi dan pelaksanaannya. Sehingga
dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dan pengembangan kapasitas pihak-pihak
yang terlibat.Perencanaan strategis juga secara tidak langsung membuat pihak
manajemen untuk berpikir dampak jangka panjang dari keputusan yang diambilnya pada
saat ini. Sehingga membuat manajemen lebih berhati-hati dan kreatif dalam proses
berpikirnya.

Berbagai lini manajemen yang ada dalam satu organisasi terkadang mengakibatkan
berbagai persepsi dan cara kerja dalam pencapaian tujuan organisasi, yang pada akhirnya
dapat mengakibatkan terciptanya konflik di internal organisasi tersebut. Adanya
perencanaan strategis akan membuat perbedaan platform ini dapat lebih diminimalisir.
Sehingga seluruh pihak dapat lebih fokus dalam menjalankan strategi perusahaan
daripada berdebat tentang cara pencapaian tujuan organisasi.Perencanaan strategis akan
sangat terasa sekali manfaatnya pada organisasi yang memiliki karakteristik:

A. seluruh pihak meyakini pentingnya perencanaan strategis.

B. organisasi relatif memiliki permasalahan yang kompleks.

C. ketidakpastian yang cukup berarti di masa mendatang, namun organisasi memiliki


fleksibilitas dalam menyesuaikan diri.
Rencana strategis umumnya memiliki periode waktu selama tiga sampai lima tahun.
Periode waktu tiga sampai lima tahun dianggap cukup untuk memperkirakan
konsekuensi dari keputusan program yang dibuat saat ini. Konsekuensi dari rencana
strategis, seperti misalnya keputusan bisnis untuk investasi ke wilayah baru atau
pengembangan produk baru mungkin tidak terasa dalam jangka waktu pendek di bawah
tiga tahun. Sementara itu jangka waktu di atas lima tahun juga mungkin terlalu sulit
ditebak.

Perencanaan strategis juga berhubungan dengan proses menentukan cara


melaksanakan strategi, sementara formulasi strategi adalah proses untuk menentukan
atau menemukan strategi-strategi baru. Sehingga secara umum dapat digambarkan bahwa
dalam proses formulasi strategi, manajemen menentukan strategi-strategi utama untuk
mencapai tujuan organisasi, yang kemudian strategi utama tersebut akan dikembangkan
menjadi berbagai program kerja dalam proses perencanaan strategis. Dalam praktiknya
terkadang terdapat berbagai benturan antara formulasi strategi dan perencanaan strategis
walaupun tujuan akhirnya tetap sama yaitu mencapai tujuan organisasi. Benturan ini
terutama dikarenakan terdapat irisan antara proses formulasi dan perencanaan strategis.

Proses perencanaan strategis melibatkan seluruh lini organisasi. Tujuannya adalah


agar proses pengkomunikasian rencana strategis dapat berjalan dengan baik dan dapat
dijalankan secara bersama-sama. Karena proses perencanaan strategis memiliki peranan
yang cukup penting, beberapa organisasi besar bahkan memiliki unit perencanaan
tersendiri yang memikirkan rencana pengembangan organisasi ke depannya. Ide-ide
untuk rencana strategis yang dirumuskan dapat berasal dari berbagai pihak, bisa dari
manajemen level atas, level menengah, level bawah, seluruh pegawai, maupun pihak
eksternal. Melibatkan seluruh pegawai dalam perumusan rencana strategis dapat berjalan
efektif karena mereka lebih mengetahui situasi dan permasalahan di lapangan, sehingga
rencana strategis yang dibuat dapat lebih aktual sesuai dengan isu yang sedang
berkembang.

Memahami kondisi organisasi pada saat ini. Proses memahami kondisi organisasi
perlu dilakukan agar rencana strategis yang dihasilkan dapat benar-benar dilaksanakan
dan sesuai dengan kondisi organisasi. Proses memahami kondisi ini juga termasuk di
dalamnya menganalisis berbagai sumber daya yang ada di dalam organisasi untuk
pelaksanaan rencana strategis.Menentukan prioritas kerja. Prioritas kerja berhubungan
dengan rencana apa yang menjadi prioritas untuk terlebih dahulu dilaksanakan, termasuk
di dalamnya terdapat proses analisis apakah ada keterkaitan antara rencana yang satu
dengan rencana lainnya.Menyusun rencana strategis pencapaian tujuan berdasarkan
prioritas kerja. Setelah dibuat gambaran prioritas kerja, baru kemudian dibuat rencana
strategisnya. Penyusunan rencana strategis di antaranya mencakup tujuan yang ingin
dicapai, urutan waktu pelaksanaan, sumber daya yang digunakan, pihak-pihak yang
terlibat, dan berbagai hal lainnya.

Memonitor pelaksanaan dan melakukan pembaharuan jika diperlukan. Setelah


rencana strategis secara resmi ditetapkan, pada tahap pelaksanaannya manajemen tentu
harus tetap memonitor pelaksanaan di lapangan. Proses monitor diperlukan untuk
mengetahui apakah rencana strategis telah dilaksanakan atau belum, di samping itu
kegiatan pemantauan diperlukan untuk proses pembaharuan apabila diperlukan dalam
pelaksanaannya.

D. Penyusunan Anggaran

Organisasi yang baik tentu saja harus terlebih dahulu membuat perencanaan dan
proyeksi kegiatan ke depannya, sehingga arah tujuan yang akan dicapai dapat lebih awal
terdefinisikan sehingga memudahkan pihak-pihak terkait untuk bekerja sama mencapai
tujuan tersebut. Salah satu bentuk perencanaan yang sangat penting untuk dibuat yaitu
perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan ini yang selanjutnya dikenal dengan
istilah anggaran. Anggaran dapat didefinisikan sebagai suatu rencana yang diungkapkan
secara kuantitatif dalam unit moneter, untuk periode waktu tertentu. Anggaran disusun
untuk memberikan jaminan bahwa rencana yang sudah dibuat dapat dilaksanakan dengan
besaran biaya yang sudah diperhitungkan.Berikut ini adalah beberapa karakteristik utama
dari sebuah anggaran:

1. anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha.

2. anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan.

3. anggaran umumnya meliputi periode waktu satu tahun.

4. anggaran merupakan komitmen manajemen.

5. anggaran ditelaah dan disetujui oleh pimpinan organisasi.


6. anggaran yang sudah ditetapkan hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

7. anggaran dapat digunakan sebagai pembanding dengan kinerja keuangan aktual.

Anggaran berperan sebagai alat untuk membantu manajemen dalam melaksanakan


fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang terutama
ditinjau dari sisi keuangan. Sehingga anggaran dapat menjadi sebuah alat yang sangat
bermanfaat untuk membuat pelaksanaan kegiatan organisasi yang efektif dalam jangka
pendek. Di samping itu dengan adanya sebuah sistem anggaran yang baik, hal ini akan
berguna untuk membuat pimpinan organisasi dalam mengambil langkah-langkah
stratejik yang tepat sesuai dengan kondisi yang terjadi. Beberapa kegunaan lain dari
sistem anggaran adalah sebagai berikut.

Memperjelas perencanaan strategis yang sudah dibuat. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa anggaran merupakan tindak lanjut dari sebuah perencanaan strategis,
yang dituangkan dalam bentuk pembagian sumber daya keuangan. Sehingga keberadaan
anggaran ini dapat memperjelas pihak-pihak terkait mengenai seberapa besar tujuan yang
dituju berkaitan dengan pengorbanan keuangan yang dikeluarkan.

Sebagai alat koordinasi dan komunikasi antar-lini organisasi. Pada saat penyusunan
anggaran ini biasanya seluruh pihak yang terkait akan dikumpulkan untuk merumuskan
proporsi anggaran masing-masing. Sehingga pihak terkait tersebut dapat berkoordinasi
mengenai langkah pencapaian tujuan dan kerja sama yang akan dilakukan.

Sebagai bentuk pembagian tanggung jawab untuk manajemen. Anggaran yang telah
disetujui seyogianya mempertegas pembagian tanggung jawab setiap lini organisasi yang
terkait. Di samping itu juga digunakan untuk mempertegas pengotorisasian pembelanjaan
anggaran masing-masing.

Sebagai dasar untuk evaluasi kinerja. Anggaran yang telah disetujui bersama adalah
sebuah komitmen kerja manajemen dalam pencapaian tujuannya. Sehingga di kemudian
hari komitmen tersebut akan dibandingkan dengan pencapaian sebenarnya di akhir
periode. Sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pimpinan organisasi untuk
menilai apakah kinerja lini operasional organisasi sudah berjalan dengan optimal atau
belum.
Prinsip penyusunan anggaran merupakan kombinasi dari rencana dan proyeksi kinerja
organisasi dengan menggunakan berbagai asumsi yang dapat diprediksi. Anggaran dibagi
menjadi dua bagian utama yaitu anggaran yang bersifat pendapatan dan anggaran
pengeluaran/biaya. Kategori anggaran yang berhubungan dengan kegiatan operasional
langsung organisasi dapat dibagi menjadi lima bagian (Anthony dan Govindarajan,
2007), yaitu:

1. Anggaran pendapatan. Anggaran pendapatan merupakan perhitungan perencanaan


pendapatan dalam periode tertentu.

2. Anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi secara umum mencakup


seluruh biaya yang mungkin akan dikeluarkan untuk dapat menghasilkan suatu
produk barang atau jasa. Anggaran biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

3. Anggaran beban pemasaran. Beban pemasaran adalah pengeluaran yang


dikeluarkan untuk memperoleh penjualan.

4. Anggaran beban administrasi dan umum. Pengeluaran ini dikategorikan sebagai


pengeluaran kegiatan operasional kantor suatu organisasi.

5. Anggaran biaya penelitian dan pengembangan. Biaya penelitian ini berfungsi untuk
membuat inovasi baru dalam hal produk yang dihasilkan. Proses penelitian dan
pengembangan pada era sekarang ini diyakini bersama sebagai sesuatu yang
penting untuk dilakukan, sebagai sarana untuk melakukan pembaharuan terhadap
produk yang dihasilkan.

Secara prinsip proses penyusunan anggaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu
anggaran yang sudah ditetapkan besarannya baru kemudian pihak teknis mengalokasikan
kepada bagian-bagian yang akan mempergunakan (top-down budgeting), yang kedua
proses penyusunan anggaran diawali dengan usulan dan pengajuan dari setiap bagian
(bottom-up budgeting). Berikut urut-urutan proses penyusunan anggaran yang biasanya
dilakukan adalah sebagai berikut.

Proses pengorganisasian bertujuan untuk menyamakan persepsi dan mengetahui


kebutuhan proporsi anggaran masing-masing bagian. Termasuk di dalamnya terdapat
menyusun sistem pengendalian penggunaan anggaran.Pembuatan pedoman. Pedoman
berisi tentang garis besar pelaksanaan anggaran dan panduan penggunaan anggarannya.

E. Monitor Kinerja

pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana
memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu
Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri
maupun bagi para pekerjanya.Di dalam setiap organisasi terdapat tujuan yang ingin
dicapai secara bersama, sehingga dalam setiap anggota harus bekerja berdasarkan arahan
dan orientasi tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, di dalamnya tentu dibutuhkan
pengawasan, evaluasi dan masukan dari setiap anggota (umpan balik), sehingga tujuan
dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Pengawasan atau kontrol merupakan fungsi di dalam manajemen fungsional yang


harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan atau manajer atau satuan unit kerja terhadap
pelaksanaan pekerjaan di lingkungannya.Setiap kegiatan pengawasan memerlukan tolok
ukur atau kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam bekerja, yang dalam
penilaian kinerja (evaluasi) disebut Standar Pekerjaan. Tanpa tolok ukur, maka tidak
satupun sistem kontrol yang dapat dilakukan secara efektif. Oleh karena itu, pengukuran
suatu sistem kontrol terdiri dari standar (tolok ukur), proses pengukuran (penilaian),
koreksi dan umpan balik yang diberlakukan dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan
kinerja dalam organisasi.Suatu organisasi juga memiliki perancangan proses
pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar
proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan.
Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial
dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain
itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses
pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang
pengawasan yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen strategis adalah proses dan pendekatan terintegrasi yang mencakup
analisis lingkungan internaldan lingkungan eksternal organisasi, formulasi strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi strategi dalam rangka menyediakan pelayanan secara
efektif dan efisien kepadapelanggan termasuk pemangku kepentingan.Pentingnya
melakukan monitoring atau pengawasan evaluasi dan pengendalian strategis agar kinerja
tetap selaras dengan tujuan awal pada sebuah organisasi dalam perusahaan. Proses ini
dilakukan untuk menciptakan organisasi terbaik dan harus dituangkan dalam dokumen
kerja untuk menjadi panduan dalam menghadapi perubahan internal dan eksternal. Hal
tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda baru dalam bisnis, menerapkan yang
terbaik dalam praktek, memelihara fleksibilitas dalam menghadapi tantangan dan
perubahan baru.
DAFTAR PUSTAKA

Rangkuti,F. Analisis SWOT. Teknik membedah kasus bisnis. Reorientasi konsep


perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;
2001

Reksohadiprodjo, Sukanto. Manajemen Stategi. Edisi Keempat, Cet. Pertama:


Yogyakarta: BPFE-UGM, 2003.

Taufiq. Amir, Manajemen Strategik (Konsep dan Aplikasi). Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada, 2011.

Anda mungkin juga menyukai