Anda di halaman 1dari 21

Makalah Manajemen Stratejik

Implementasi Strategi

Disusun Oleh:
Bima Haria Firmansyah

(20181111083)

STIE INDONESIA BANKING SCHOOL


Jl. Kemang Raya No. 35, Bangka Mampang Prapatan
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12730

Telp (021) 7195474


KATA PENGANTAR

“Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkatnya dan hidayah-Nya dapat diselesaikan makalah
mata kuliah Manajemen Stratejik.” Dalam makalah ini membahas tentang
“Implementasi Strategi”
Namun, saya sadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak hal yang perlu di koreksi dan diperbaiki yang disebabkan
kurangnya pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, dengan segala
kekurangan dan kerendahan hati, mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk memperbaiki makalah ini kedepannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan kata yang sudah kita pahami tetapi kadangkadang
masih disalah artikan. Semua orang paham bahwa kepemimpinan bukanlah
sesutu yang datang begitu saja. Benar bahwa kepemimpinan, seperti halnya
ketrampilan apapun, dapat diajarkan dan bahwa pengajaran itu tidak selalu
memerlukan pengorbanan dan dedikasih berthun tahun.

Salah satu ciri pemimpin besar adalah menghasilkan sesuatu. Pemimpin


menyadari bahwa keberhasilannya menjalankan tugas adalah karena adanya
niat baik dan dukungan orang. Niat baik dan dukungan tumbuh karena orang
diperlakukan sebagai manusia, bukan sekedar sumberdaya yang dikerahkan
untuk mendukung pelaksanaan tugas. Pemimimpin harus dapat mendorong
orang untuk mengikuti jejak yang telah dirintis atau visi yang telah diciptakan
untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas sering dianggap sebagi pelengkap
visi.

Mental kepemimpinan bukanlah sesuatu yang dapat anda kenakan dan


tanggalkan seperti halnya mantel pakaian atau medali jabatan. Kepemimpinan
merupakan gaya hidup. Dalam beberapa hal, kepemimpinan menjadi
kehidupan anda. Kepemimpinan menyita perhatian dan waktu.Kepemimpinan
mengambil alih cara berfikir dan segala tindakan. Kepemimpinan memberikan
nilaib pada kehidupan kerja. Nilai-nilai,tindakan, dan pikiran sebagai
pemimpin akan menyeruakn masuk dalam suatu organisasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Stratejik

Strategi adalah arah dan ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka
panjang yang mencapai keuntungan bagi organisasi melalui konfigurasi
sumber daya dalam lingkungan yang menantang, untuk memenuhi kebutuhan
pasar dan memenuhi harapan pemangku kepentingan (Johnson and Scholes,
2016). Peran manajemen sangat krusial dalam merancang dan menentukan
strategi yang tepat pada suatu manajemen, sehingga perumusan strategi ini
menjadi bagian dari manajemen stratejik suatu organisasi. Menurut Robbins
and Coulter (2014), Manajemen stratejik adalah apa yang manajer lakukan
untuk mengembangkan strategi organisasi. Manajemen stratejik termasuk
menetapkan tujuan untuk perusahaan, menganalisis tindakan pesaing,
meninjau struktur internal organisasi, mengevaluasi strategi saat ini dan
memastikan bahwa strategi diterapkan di seluruh perusahaan.

2.2 Perencanaan Strategi

Perencanaan strategi adalah tahap dimana organisasi telah melakukan analisa


internal dan eksternal. Analisis internal adalah analisis yang berfokus pada
kekuatan dan kelemahan internal yang memberikan keuntungan dan kerugian
bagi organisasi dalam memenuhi kebutuhan pasar sasarannya. Lingkungan
eksternal adalah sekelompok faktor atau kondisi di luar organisasi yang
mempengaruhi organisasi dalam beberapa hal. Ekonomi, politik, pesaing,
pelanggan, dan bahkan cuaca adalah beberapa contoh faktor eksternal tidak
terkendali yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Sehingga strategi
bisnis apa pun perlu memperhitungkan semua kekuatan ini sehingga peluang
dan ancaman dapat diidentifikasi dan organisasi dapat menavigasi jalannya
menuju kesuksesan dengan menyesuaikan kekuatan internalnya dengan
peluang eksternal.

2.3 Formulasi Strategi

Formulasi strategi adalah proses analitis untuk memilih tindakan yang paling
sesuai untuk memenuhi tujuan dan visi organisasi. Menurut Wheelen (2017)
formulasi strategi sering disebut sebagai perencanaan strategis atau
perencanaan jangka panjang, berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,
strategi, dan kebijakan perusahaan. Hal ini dimulai dengan analisis kondisi,
dimana proses menemukan kesesuaian strategis antara peluang eksternal dan
kekuatan internal dengan mengatasi ancaman eksternal dan kelemahan
internal. Analisis SWOT meliputi analisis peluang dan ancaman terhadap
lingkungan eksternal serta analisis kekuatan dan kelemahan lingkungan
internal. Analisis lingkungan eksternal dapat dilakukan dengan berbagai
metode peramalan dan manajemen ilmiah. Kunci keberhasilan analisis
lingkungan untuk perumusan strategi terletak pada kemajuan manajemen
untuk mendeteksi perubahan lingkungan eksternal dan dampaknya.

2.4 Implementasi Strategi

Implementasi strategi adalah jumlah total aktivitas dan pilihan yang


diperlukan untuk pelaksanaan rencana strategis (Wheelen, 2017). Ini adalah
proses di mana tujuan, strategi, dan kebijakan dilaksanakan melalui
pengembangan program dan taktik, anggaran, dan prosedur. Implementasi
harus dievaluasi sebagai strategi yang sedang dirumuskan meskipun banyak
perusahaan memisahkan keduanya. Rencana strategis itu sendiri adalah
dokumen tertulis yang merinci langkah-langkah dan proses yang diperlukan
untuk mencapai tujuan rencana, dan mencakup umpan balik dan laporan
kemajuan untuk memastikan bahwa rencana tersebut sesuai jalur.
Sederhananya, implementasi strategi adalah teknik di mana perusahaan
mengembangkan, memanfaatkan, dan
mengintegrasikan struktur, budaya, sumber daya, orang, dan sistem
kontrolnya untuk mengikuti strategi agar memiliki keunggulan atas pesaing
lain di pasar.

2.5 Evaluasi Strategi

Evaluasi Strategi sama pentingnya dengan perumusan strategi karena


menyoroti efisiensi dan efektivitas rencana komprehensif dalam mencapai
hasil yang diinginkan. Evaluasi Strategis adalah tahap terakhir dari
manajemen strategis. Evaluasi strategi adalah fase proses manajemen strategis
di mana manajer mencoba untuk memastikan bahwa pilihan strategis
diimplementasikan dengan benar dan memenuhi tujuan organisasi.
Signifikansi evaluasi strategi terletak pada kapasitasnya untuk
mengoordinasikan tugas yang dilakukan oleh manajer, team, departemen,
hingga kesatuan organisasi, melalui pengendalian kinerja. Evaluasi Strategis
penting karena berbagai faktor seperti pengembangan masukan untuk
perencanaan strategis baru, dorongan untuk umpan balik, penilaian dan
penghargaan, pengembangan proses manajemen strategis, menilai validitas
pilihan strategis dan lainnya.

2.6 Pengendalian Strategi

Pengendalian strategis merupakan proses dari evaluasi strategi, yang


dilakukan baik strategi tersebut dirumuskan dan setelah diimplementasikan.
Pengendalian strategis dimaksudkan untuk mengarahkan perusahaan ke arah
strategis jangka panjangnya. Setelah strategi dipilih, strategi tersebut
diimplementasikan dari waktu ke waktu untuk memandu perusahaan dalam
lingkungan yang berubah dengan cepat. Strategi berwawasan ke depan, dan
berdasarkan asumsi manajemen tentang berbagai peristiwa yang belum
terjadi. Dalam durasi ini, baik situasi lingkungan eksternal maupun situasi
internal organisasi berkembang. Pengendalian strategis diperlukan untuk
mengarahkan organisasi melalui kejadian-kejadian ini. Mereka harus
memberikan dasar untuk mengoreksi tindakan dan arahan organisasi dalam
mengimplementasikan
strateginya saat perkembangan dan perubahan dalam situasi lingkungan
eksternal dan internalnya terjadi.

2.7 Review Strategi

Review strategis adalah proses terstruktur untuk mengidentifikasi peluang


penciptaan nilai baru dalam bisnis. Ini bisa tentang meningkatkan kinerja
divisi yang ada atau memanfaatkan peluang kedekatan pasar baru. Review
strategis harus berupa analisis berbasis fakta yang jelas tentang peluang atau
masalah bisnis. Ini memberikan kesempatan untuk mundur dari operasi sehari-
hari untuk menilai fondasi strategis di mana bisnis dibangun. Hasil tinjauan
strategis harus berupa serangkaian rekomendasi strategis yang jelas dan peta
jalan masa depan untuk bisnis yang memetakan arahnya dan memungkinkan
peningkatan dan kinerja yang berkelanjutan sekarang dan di masa depan.
Ketika dilakukan dengan baik, tinjauan strategis dapat memanfaatkan
peningkatan kinerja dan menargetkan peluang pertumbuhan baru, proses itu
sendiri dapat meningkatkan keselarasan antara karyawan, tim manajemen
senior dan pemangku kepentingan utama lainnya, membantu mendorong
budaya kinerja tinggi dan kejelasan tentang arah masa depan bisnis.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan Strategi

Jika suatu organisasi ingin sukses di pasar atau industri, mereka perlu
memahami sepenuhnya faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan
perusahaan mereka. Begitu mereka mengetahui tentang efek positif dan
negatif di dalam dan di luar perusahaan, mereka dapat menghasilkan strategi
yang sesuai untuk menangani situasi yang diprediksi. Oleh karena itu,
memeriksa faktor internal dan eksternal dianggap sebagai tugas terpenting
bagi perusahaan sebelum meluncurkan rencana pemasaran strategis.
Pentingnya memahami kedua aspek tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1. Ekonomi (Eksternal)
Dalam kondisi ekonomi yang buruk, bahkan bisnis yang dijalankan
dengan baik mungkin tidak dapat bertahan. Jika pelanggan kehilangan
pekerjaan atau mengambil pekerjaan yang hampir tidak dapat
mendukung mereka, mereka akan mengurangi pengeluaran mereka.
Suku bunga tinggi pada kartu kredit dapat membuat pelanggan enggan
berbelanja. Sehingga membuat organisasi tidak dapat mengontrol
ekonomi, tetapi dengan memahaminya dapat membantu menemukan
ancaman dan peluang.
2. Karyawan dan Manajer (Internal)
Setiap elemen tenaga kerja pada organisasi harus pandai, baik dalam
melaksanakan tugasnya masing-masing hingga bermanuver kepada lini
tugas yang berbeda. Manajer harus pandai menangani karyawan
tingkat rendah dan mengawasi bagian lain dari lingkungan internal.
Bahkan jika semua orang mampu dan berbakat, politik dan konflik
internal dapat menghancurkan perusahaan yang baik.
3. Persaingan dari Bisnis lain (Eksternal)
Organisasi terus dihadapkan dengan persaingan. Saat organisasi
memulai bisnis, ia melawan bisnis yang sudah mapan dan lebih
berpengalaman di industri yang sama. Persaingan dapat membuat atau
menghancurkan suatu organisasi, ambil contoh dari banyaknya start-
up yang sekarang sedang bersaing, banyak dari mereka yang gagal
dalam persaingan.
4. Uang dan Sumber Daya (Internal)
Bahkan dalam ekonomi yang hebat, faktor finansial dapat menentukan
apakah organisasi dapat bertahan atau mati. Ketika sumber daya kas
suatu organisasi terbatas, hal itu memengaruhi jumlah orang yang
dapat dipekerjakan, kualitas peralatan organisasi, dan jumlah iklan
yang dapat organisasi sewa.
5. Politik dan Kebijakan Pemerintah (Eksternal)
Perubahan kebijakan pemerintah dapat berdampak besar pada bisnis
organisasi. Industri tembakau adalah contoh klasik. Sejak 1950-an,
perusahaan rokok diharuskan memasang label peringatan pada produk
mereka, dan mereka kehilangan hak untuk beriklan di televisi. Perokok
memiliki semakin sedikit tempat untuk merokok secara legal.
Persentase orang Amerika yang merokok telah turun lebih dari
setengahnya, dengan efek yang sama pada pendapatan industri.

3.2 Formulasi Strategi

Persaingan kompetitif terjadi ketika dua atau lebih organisasi bersaing satu
sama lain dalam upaya mengejar posisi pasar yang menguntungkan. Tentunya
organisasi yang bersaing dalam suatu industri melakukan sejumlah tindakan
dan penanggulangan persaingan. Karena persaingan kompetitif terjadi antar
perusahaan karena satu atau lebih pesaing merasakan tekanan atau melihat
peluang untuk meningkatkan posisi pasarnya. Pada tingkat perusahaan sendiri
banyak strategi yang dapat digunakan untuk bertahan pada suatu industri,
sebagai berikut:

1. Merger dan Akuisisi


Merger menggambarkan dua perusahaan dengan ukuran yang kurang
lebih sama, yang bergabung untuk bergerak maju sebagai entitas baru.
Sedangkan akusisi adalah ketika satu perusahaan mengambil alih
perusahaan lain dan menetapkan dirinya sebagai pemilik baru.
2. Integrasi Horizontal dan Vertikal
Integrasi horizontal adalah akuisisi bisnis terkait, yaitu dengan
mengambil alih perusahaan lain yang beroperasi pada tingkat rantai
nilai yang sama dalam suatu industri. Sedangkan Integrasi vertikal
mengacu pada proses memperoleh operasi bisnis dalam vertikal
produksi yang sama, dengan mengambil kendali penuh atas satu atau
lebih tahapan dalam produksi atau distribusi suatu produk.
3. Strategi Disversifikasi
Strateginya meliputi diversifikasi konsentris, horizontal dan
konglomerat. Setiap strategi berfokus pada metode diversifikasi
tertentu. Strategi konsentris digunakan ketika organisasi ingin
meningkatkan portofolio produknya untuk memasukkan produk serupa
yang diproduksi dalam organisasi yang sama, strategi horizontal
digunakan ketika organisasi ingin menghasilkan produk baru di pasar
yang sama, dan strategi konglomerat digunakan ketika sebuah
organisasi mulai beroperasi di dua atau lebih industri yang tidak
terkait.

Ada pula strategi yang dapat digunakan pada tingkat unit bisnis. Strategi di
tingkat unit bisnis merupakan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan
masing-masing unit bisnis seperti unit bisnis jasa, produk, divisi, atau anak
perusahaan. Strategi ini dijalankan oleh unit bisnis namun harus bersinergi
dan
mendukung strategi tingkat korporasi yang ditetapkan oleh organisasi sebagai
berikut:

1. Strategi Intensif
Strategi intensif adalah strategi yang menuntut upaya yang lebih untuk
meningkatkan kinerja produk yang ada di pasar. Terdapat tiga tipe
strategi intensif yaitu, Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, dan
Pengembangan Produk. Strategi ini menggambarkan bagaimana
produk suatu organisasi dapat menjangkau konsumen sebanyak
mungkin baik dari segi konsumsi maupun geografis.
2. Defensif Strategi
Strategi defensif adalah alat manajemen yang dapat digunakan untuk
menangkis serangan dari potensial pesaing pada pasar atau industry
yang memiliki dua pendekatan. Pendekatan pertama ditujukan untuk
memblokir pesaing yang mencoba mengambil alih pangsa pasar bisnis.
Seperti memotong harga produk, menambahkan insentif atau diskon,
atau meningkatkan kampanye iklan dan pemasaran produk merupakan
cara terbaik untuk melakukan hal ini. Pendekatan kedua lebih pasif,
dengan mengumumkan inovasi produk baru, merencanakan ekspansi
organisasi dengan membuka rantai baru, atau terhubung kembali
dengan pelanggan lama untuk mendorong mereka membeli.
3. Porter’s Generic Strategy
Strategi ini terbagi menjadi tiga, Kepemimpinan Biaya, Diferensiasi,
dan Fokus. Ketiga pendekatan ini adalah contoh dari strategi generik,
karena dapat diterapkan pada produk atau layanan di semua industri,
dan untuk organisasi dari semua ukuran. Ketika organisasi memilih
mana dari tiga strategi umum yang cocok untuk bisnis, penting bagi
organisasi untuk mempertimbangkan kompetensi dan kekuatannya.
Karena keterampilan dalam memformulasikan strategi adalah seni sekaligus
sains. Para pemimpin atau manajemen suatu organisasi harus
mengembangkan keterampilan dan kemampuan untuk merasakan peluang
awal dan cepat dalam membuat langkah strategis. Pada hasilnya rencana
strategis memungkinkan organisasi untuk memeriksa sumber dayanya,
menyediakan rencana keuangan dan menetapkan rencana tindakan yang
paling tepat untuk meningkatkan keuntungan.

3.3 Implementasi Strategi

Implementasi Strategi adalah tahap keempat dari proses Manajemen Strategis,


tiga lainnya adalah penentuan misi strategis, visi dan tujuan, analisis
lingkungan dan organisasi, dan perumusan strategi. Ini diikuti oleh Evaluasi
dan Pengendalian Strategis. Proses implementasi strategi memiliki peran
penting dalam kesuksesan perusahaan. Proses berlangsung setelah pemindaian
lingkungan, analisis SWOT dan memastikan isu-isu strategis. Dalam
mengimplementasikan strategi terdapat beberapa prasyarat sebagai berikut:
1. Pelembagaan Strategi
Pertama-tama strategi harus dilembagakan, dalam arti yang
membingkainya harus mempromosikan atau mempertahankannya di
depan anggota, karena dapat dirusak jika tidak dipertahankan.
2. Mengembangkan iklim organisasi yang tepat
Iklim organisasi menyiratkan komponen lingkungan internal, yang
mencakup kerja sama, pengembangan personel, tingkat komitmen dan
tekad, efisiensi, dan lainnya yang mengubah tujuan menjadi hasil.
3. Perumusan rencana operasi
Rencana operasi mengacu pada rencana tindakan, keputusan dan
program, yang berlangsung secara teratur, di berbagai bagian
perusahaan. Jika mereka dibingkai untuk menunjukkan hasil strategis
yang diusulkan,
mereka membantu dalam mencapai tujuan organisasi dengan
berkonsentrasi pada faktor-faktor yang signifikan.
4. Mengembangkan struktur organisasi yang tepat
Struktur organisasi menyiratkan cara di mana berbagai bagian organisasi
dihubungkan bersama. Ini menyoroti hubungan antara berbagai sebutan,
posisi dan peran. Untuk mengimplementasikan strategi, strukturnya
dirancang sesuai dengan kebutuhan strategi.
5. Review Strategi Berkala
Review strategi harus dilakukan secara berkala untuk mengidentifikasi
apakah strategi yang diterapkan relevan dengan tujuan organisasi.
Karena organisasi beroperasi dalam lingkungan yang dinamis, yang
sewaktu- waktu dapat berubah, maka perlu dilakukan kajian ulang untuk
mengetahui apakah dapat memenuhi kebutuhan organisasi.

Bahkan strategi yang dirumuskan terbaik pun dapat gagal jika tidak
diterapkan dengan cara yang tepat. Lebih lanjut, harus diingat bahwa, jika ada
keselarasan antara strategi dan elemen lain seperti alokasi sumber daya,
struktur organisasi, iklim kerja, budaya, proses dan struktur penghargaan,
maka hanya implementasi yang efektif yang mungkin. Selain itu, konflik
adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari di tempat kerja, apalagi dalam
pengimplementasian strategi. Jika menyangkut konflik, tidak ada satu solusi
pun yang akan berhasil dalam semua situasi. Setiap situasi akan berbeda,
mulai dari pemicu konflik hingga pihak-pihak yang terlibat. Seorang manajer
yang ahli dalam resolusi konflik harus mampu melihat dari atas konflik dan
menerapkan gaya manajemen konflik yang diperlukan dalam situasi khusus
tersebut. Berikut adalah 5 gaya manajemen konflik:

1. Mengakomodasi
Gaya ini adalah tentang menempatkan kebutuhan pihak lain di atas
kebutuhan sendiri atau membiarkan pihak lawan 'menang' dan
mendapatkan apa yang mereka inginkan. Opsi ini adalah tentang menjaga
perdamaian, tidak berusaha lebih keras daripada nilai masalahnya, dan
mengetahui kapan harus memilih pertempuran. Meskipun mungkin
tampak agak lemah, akomodasi bisa menjadi pilihan terbaik mutlak untuk
menyelesaikan konflik kecil dan melanjutkan dengan masalah yang lebih
penting.
2. Menghindari
Gaya ini bertujuan untuk mengurangi konflik dengan mengabaikannya,
menyingkirkan pihak yang berkonflik, atau menghindarinya dengan cara
tertentu. Anggota tim yang berkonflik dapat dikeluarkan dari proyek
tempat mereka berkonflik, tenggat waktu didorong, atau orang-orang
bahkan dipindahkan ke departemen lain. Ini bisa menjadi gaya resolusi
konflik yang efektif jika ada kemungkinan bahwa periode tenang akan
membantu atau jika membutuhkan lebih banyak waktu untuk
mempertimbangkan pendirian tentang konflik itu sendiri.
3. Kompromi
Gaya ini berusaha menemukan jalan tengah dengan meminta kedua belah
pihak untuk mengakui beberapa aspek keinginan mereka sehingga solusi
dapat disepakati. Ini digunakan ketika ada krisis waktu, atau ketika solusi
hanya perlu terjadi, daripada menjadi sempurna. Kompromi dapat
menyebabkan kebencian, terutama jika digunakan secara berlebihan
sebagai taktik penyelesaian konflik, jadi gunakanlah dengan hemat.
4. Bersaing
Gaya ini menolak kompromi dan melibatkan tidak menyerah pada sudut
pandang atau keinginan orang lain. Satu pihak berdiri teguh dalam apa
yang mereka anggap sebagai penanganan yang benar atas situasi, dan
tidak akan mundur sampai mereka mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Ini bisa terjadi dalam situasi di mana moral mendikte bahwa
tindakan tertentu diambil, ketika tidak ada waktu untuk mencoba dan
menemukan solusi
yang berbeda atau ketika ada keputusan yang tidak populer yang harus
dibuat. Ini dapat menyelesaikan perselisihan dengan cepat, tetapi ada
kemungkinan besar moralitas dan produktivitas berkurang.
5. Kolaborasi
Gaya ini memberikan hasil jangka panjang terbaik, sekaligus merupakan
cara yang paling sulit dan memakan waktu untuk dicapai. Kebutuhan dan
keinginan masing-masing pihak dipertimbangkan, dan solusi yang saling
menguntungkan ditemukan sehingga semua orang merasa puas. Ini sering
kali melibatkan semua pihak untuk duduk bersama, membicarakan
konflik dan menegosiasikan solusi bersama. Ini digunakan ketika sangat
penting untuk menjaga hubungan antara semua pihak atau ketika solusi
itu sendiri akan berdampak signifikan.

Setiap gaya berguna, tergantung pada situasinya, tetapi seperti yang


disebutkan di atas, beberapa lebih lemah dari yang lain dan tidak boleh terlalu
diandalkan. Organisasi yang cerdas mengetahui hal ini dan mempersiapkan
manajemen mereka dengan keterampilan manajemen konflik yang tepat untuk
menangani dan menyelesaikan konflik di tempat kerja dengan cepat dan
damai. Dalam satu atau lain cara, perubahan berdampak pada seluruh
organisasi dan semua orang di dalamnya. Tetapi dengan manajemen
perubahan yang baik, organisasi dapat mendorong semua orang untuk
beradaptasi dan merangkul cara kerja yang baru. Manajemen perubahan yang
sukses bergantung pada empat prinsip inti:

1. Pahami Perubahan
Agar berhasil mempromosikan manfaat perubahan, Organisasi perlu
memahami dirinya sendiri. Jadi, pikirkan tentang, mengapa perlu
berubah. Apa tujuan utama organisasi? Apa manfaat dari perubahan
tersebut bagi organisasi? Bagaimana hal itu akan berdampak positif pada
orang-orang? Apa yang perlu dilakukan orang agar berhasil mencapai
perubahan? Ada baiknya juga untuk memikirkan apa hasil negatif dari
tidak melakukan perubahan. Organisasi juga perlu merasa yakin bahwa
pendekatan baru akan lebih baik dan ada jalan yang jelas untuk
mencapainya.
2. Perubahan Rencana
Perubahan yang efektif tidak terjadi begitu saja, dan rencana apa pun
yang Anda buat harus tepat untuk organisasi. Cara pengelolaan proyek
perubahan dapat bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya.
Beberapa memiliki metodologi perubahan yang sangat kaku, sementara
yang lain lebih terbuka dan fleksibel dalam pendekatannya.
3. Terapkan Perubahan
Jadi, bagaimana tepatnya organisasi akan membuat perubahan terjadi?
Seperti yang telah kita lihat, ada banyak strategi berbeda yang dapat di
pilih untuk menerapkan perubahan. Misalnya, jelaskan cara
menyampaikan rasa urgensi ke dalam tindakan tersebut, sehingga dapat
membangun momentum dan mendorong semua orang untuk mendukung
perubahan organisasi.
4. Komunikasikan Perubahan
Komunikasi dapat menjadi komponen penentu keberhasilan dari
manajemen perubahan. Perubahan yang ingin diterapkan harus jelas dan
relevan, sehingga orang memahami apa yang ingin mereka lakukan dan
mengapa mereka perlu melakukannya. Tetapi juga harus mengatur nada
yang tepat, sehingga mendapatkan reaksi emosional yang diharapkan.
Sebaiknya hubungkan perubahan yang direncanakan dengan misi atau
pernyataan visi organisasi. Hal ini tidak hanya akan membantu orang
untuk melihat bagaimana perubahan berdampak positif pada "gambaran
yang lebih besar", tetapi juga akan memberi mereka visi bersama
tentang masa depan yang menginspirasi.
Organisasi terbesar dan paling inovatif di dunia memiliki strategi inovasi yang
jelas. Pada strategi inovasi, ada cara untuk menentukan seperti apa strategi
inovasi mereka dari luar ke dalam. Itu karena aktivitas inovasi yang berbeda
memungkinkan hasil strategis yang berbeda. Berikut beberapa contoh strategi
inovasi yang dikembangkan pada perusahaan-perusahaan besar dunia:

1. Microsoft
Inovasi tambahan telah membuat Microsoft berkembang dalam
beberapa tahun terakhir, perusahaan telah berjuang untuk mencapai
inovasi radikal. Itu mungkin akan segera berubah. Saat ini, strategi
inovasi Microsoft melibatkan semua dalam R&D dengan tujuan
memajukan posisinya di berbagai pasar, termasuk perawatan kesehatan.
2. Google
Inisiatif inovasi Google ada di seluruh matriks, jadi sulit untuk
menetapkan satu pola dasar inovasi kepada mereka. Perusahaan
induknya, Alphabet, berinvestasi besar-besaran dalam R&D, yang
mengindikasikan bahwa mereka menargetkan inovasi yang
mengganggu, radikal, dan arsitektural.
3. Apple
Apple biasanya melakukan outsourcing untuk inisiatif R&D, lebih
memilih untuk fokus pada pengembangan produk. Namun belakangan
ini, mereka mengembangkan kompetensi in-house melalui akselerator
internal sambil juga memperoleh startup.
4. Samsung
Strategi Samsung secara tradisional adalah tentang inovasi tambahan
(layar ponsel melengkung adalah contoh utama). Rencana aksi inovasi
organisasi dalam beberapa tahun terakhir adalah mendiversifikasi
portofolionya. Bagian R&Dnya mengeksplorasi AI, kesehatan digital,
Internet of Things, mobilitas otonom, infrastruktur pusat data,
keamanan,
privasi, dan lainnya. Samsung juga secara strategis berinvestasi dalam
berbagai inisiatif eksternal untuk menciptakan bisnis bersama.
5. Amazon
Setelah mencapai prestasi yang mustahil yaitu mempertahankan budaya
startupnya sambil terus meningkat, inovasi tertanam di setiap bagian
budaya Amazon, bukan hanya bagian R&D.

3.4 Time to evaluate the strategy

Kegagalan tidak bisa dihindari. Hal terpenting bagi seorang manajer adalah
belajar dari kegagalan tersebut. Mereka yang menganalisis kasus kegagalan
dapat mempelajari lebih lanjut tentang cara menghindari kegagalan.
Organisasi bisnis juga bisa gagal jika tidak ada evaluasi yang dilakukan. Ada
organisasi di mana orang atas menolak untuk menerima kekalahan dan tidak
melakukan evaluasi yang memadai dari strategi bisnis saat ini. Proses
pengambilan keputusan mereka semata-mata tergantung pada strategi
perusahaan saat ini. Mereka menolak untuk menyimpang dari strategi yang
ada karena evaluasi strategis mengambil kursi belakang bagi mereka.
Hasilnya kebanyakan menyakitkan. Mereka terpaksa keluar dari organisasi
dan penggantinya mengambil keputusan divestasi karena akumulasi kerugian.
Berikut adalah momen yang penting ketika suatu organisasi harus
mengevaluasi strateginya:

1. Tujuan tercapai atau diubah


Jika tujuan berubah, demikian juga jalur menuju ke sana. Saat organisasi
mencapai tujuan dan menetapkan yang baru, perubahan dalam alokasi
sumber daya sering kali diperlukan untuk terus bergerak maju. Dalam
beberapa kasus, tujuan dimodifikasi sepanjang tahun untuk
mencerminkan perubahan di pasar, lanskap kompetitif, atau profil
pelanggan. Penting untuk merenungkan strategi karena perubahan ini
terjadi untuk melihat apakah itu juga perlu dimodifikasi.
2. Kebutuhan pelanggan berkembang
Salah satu tujuan bisnis adalah melayani kebutuhan pelanggan dengan
cara yang lebih menguntungkan daripada pesaing. Namun tentunya
kebutuhan pelanggan dapat berkembang. Para pemimpin yang terampil
dalam pemikiran strategis dapat terus menghasilkan wawasan baru
tentang kebutuhan pelanggan utama yang muncul. Mereka kemudian
dapat membentuk penawaran mereka saat ini atau di masa depan untuk
memenuhi kebutuhan yang berkembang dengan baik.
3. Inovasi mengubah pasar
Inovasi dapat digambarkan sebagai menciptakan nilai baru bagi
pelanggan. Nilai baru mungkin bersifat teknologis, tetapi juga dapat
dihasilkan dengan banyak cara lain termasuk layanan, pengalaman,
pemasaran, proses, dan lainnya. Kuncinya adalah untuk terus memantau
pasar, pelanggan, dan pesaing untuk memahami kapan inovasi, atau nilai
baru, disampaikan dan oleh siapa. Setelah itu dikonfirmasi, nilai tujuan
dan strategi organisasi untuk menentukan apakah mereka perlu
disesuaikan berdasarkan tingkat nilai baru di pasar ini.
4. Pesaing mengubah persepsi nilai
Meskipun kita percaya bahwa orang memilih produk dan layanan
berdasarkan manfaat sebenarnya dari penawaran, Namun kita juga tahu
bahwa ini tidak selalu terjadi. Membentuk nilai yang dipersepsikan dari
suatu penawaran melalui kampanye pemasaran, media sosial, dukungan
selebriti/influencer, dan sebagainya merupakan senjata atau ancaman
yang ampuh, tergantung pada posisi organisasi.
5. Kemampuan tumbuh atau menurun
Pertimbangan terakhir saat menentukan apakah akan mengubah strategi
berhubungan dengan apa yang organisasi miliki atau tidak. Salah satu
indikasinya adalah menyusun Analisis SWOT (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman). Jika kemampuan organisasi telah berkembang
secara signifikan, hal itu dapat membuka strategi baru untuk
memanfaatkan peluang guna meningkatkan keuntungan. Jika
kemampuannya cenderung menurun, mungkin diperlukan strategi baru
untuk menetralisir inisiatif pesaing atau keluar dari pasar.

Anda mungkin juga menyukai