Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PERKECAMBAHAN KEDELAI

OLEH 1. 2.

MTs SUNAN AMPEL PATOMAN 2013/2014

I. a.

PENDAHULUAN Latar Belakang Perkecambahan (germination) merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar) dan biji melunak. Proses ini murni fisik. Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal. Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah.

b. Tujuan Praktikum Untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Dasar Dasar Agronomi Untuk mengetahui pengaruh air terhadap dan biji kedelai Mengetahui proses air membantu perkecambahan Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji

III.

BAHAN DAN METODE a. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau Pekanbaru. Tempat ini dipilih karena mempermudah pengawasan serta sarana dan prasarana yang sudah tersedia, sedangkan tanah pengujian diambil dari sekitar Gedung AlMaidah sebagai lahan perkembangan pertanian. Praktikum dimulai dari Hari Rabu, 5 Juni 2013, jam 16:00 dengan langkah awal membuat medium tanam. b. Alat dan Bahan Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini antara lain benih kedelai, pupuk kandang, dan polibag. Adapun alat-alat yang digunakan adalah penggaris, camera, ember, cangkul dan timbangan. c. Metode Praktikum Persiapan media Media yang digunakan untuk penanaman adalah tanah yang dicampur pupuk kandang secara merata dengan perbandingan 1:1. Media tanam selanjutnya dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 3 kilogram untuk masing-masing polybag. Polybag yang telah diisi media tanam, selanjutnya di siram sampai dengan kapasitas lapang. Setelah persiapan media tanam selesai. Benih kedelai di beri perlakuan di rendam air selama 10 menit. Benih kedelai ditanam pada kedua polybag sebanyak 3 biji pada masing-masing polybag. Kemudian siram tanaman dengan perlakuan 2 hari sekali pada polybag 1. Dan 3 hari sekali pada polybag 2. Setelah itu, polybag yang telah di tanami benih diberi naungan agar tidak terkena sinar matahari langsung. Kemudian amati dan catat pertumbuhannya. Ukur tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sampel pada hari ke 3, 6, 9 dan 12. Gambar polybag yang diberi naungan 1. Pemeliharaan Tanaman Penjarangan dan penyulaman Kedelai mulai tumbuh pada hari 3-6. Kenyataanya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat seragam. Untuk memaksimalkan penelitian, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya diganti dengan benih benih yang baru. Penyiangan Penyiangan pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis atau mencabut gulma yang tumbuh pada sekitar tanaman dengan cara mekanik yaitu mencabut langsung gulma dengan tangan. Pengairan dan Penyiraman Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek. Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleran. Penyiraman kedelai dilakukan perlakuan yang berbeda antara kedua polybag. Polibag I, diberi perlakuan penyiraman 2 hari sekali. Dan Polybag II, diberi perlakuan penyiraman 3 hari sekali. Pengendalian Hama Pengganggu Tanaman Kerbau Karena tempat penelitian berada di sekitar gembalaan kerbau maka perlu dilakukan pencegahan. Kerbau merupakan hewan pemakan rumput-rumputan sehingga itu berpotensi menggagalkan praktikum ini. Pencegahan yang dilakukan yaitu memberi pagar pada sekeliling tanaman agar tidak terjangkau oleh kerbau.

2.

3.

4. a.

Gambar pemberian pagar pada tanaman b. Ulat pemakan daun Ulat pemakan daun pada kedelai apabila dibiarkan akan mengganggu proses fotosintesis. Karena proses fotosintesis terjadi di daun, apabila dibiarkan terus menerus maka daun kedelai akan

habis dan hasil panen akan menurun bahkan gagal panen. Pengendalian dapat dilakukan secara mekanik yaitu mengambil langsung ulat tersebut dan membunuhnya. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Tanaman uji yang digunakan selama penelitian adalah biji kedelai (Glycine max (L) Merr.). Sampel ditentukan secara random, dibuat menjadi 2 kelompok dan diletakkan pada 2 polybag dengan media tanam yang sama. Selama penelitian berlangsung, biji kedelai (Glycine max (L) Merr.) yang berkecambah paling awal adalah pada polybag 1. Pada hari pertama semua biji di masing-masing gelas belum mengalami perkecambahan. Biji kedelai ( Glycine max (L) Merr.) pada polybag 1 tumbuh pada hari ketiga setelah penanaman, pada polybag 2 berkecambah di hari keempat setelah penanaman sedangkan biji kedelai (Glycine max (L) Merr. Keterangan dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Waktu Perkecambahan Biji Kedelai (Glycine max (L) Merr.) pada masing polybag dengan perlakuan penyiraman yang berbeda Pengamatan Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12 Polybag 1 3 6 10 14 Polybag 2 0 5 9 12

B. Pembahasan Berdasarkan tabel pengamatan, biji kedelai (Glycine max (L) Merr.) pada media tanam polybag 1 berkecambah paling cepat karena penyiraman dilakukan dengan perlakuan 1 hari sekali, sehingga terbentuk kelembapan yang lebih lama dan lebih baik dari pada media tanam polybag 2, karena penyiraman dilakukan 2 hari sekali sehingga tanaman kekurangan air untuk proses perkecambahannya. selain itu media tanam polibag 2 memiliki kerapatan yang tinggi sehingga sulit untuk ditembus oleh akar tanaman yang masih muda.

Gambar perkecambahan kedelai (sumber: wikipedia.com)

B. Jumlah Daun

Hasil pengamatan pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang. Air sangat penting bagi pertumbuhan tumbuhan.tumbuhan memerlukan air untuk : 1. 2. 3. 4. 5. Menentukan laju fotosintesis. Sebagai medium berbagai reaksi enzimatis. Membantu dan mempercepat proses perkecambahan biji. Sebagai pelarut universal. Mengangkut unsur hara maupun hasil fotosintesa.

Proses air membantu perkecambahan: Air masuk secara imbibisi kulit biji menjadi lunak perkembangan embrio dan endosperma kulit biji pecah, radical keluar. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji antara lain : a. Faktor internal a. Gen b. Hormon b. Faktor eksternal Antara lain : Air, Cahaya matahari, Suhu, Nutrient, Ph, Ketinggian tempat, Oksigen, karbon dioksida, Kelembapan dan Angin

Pengmatan Hari 3 Hari 6 Hari 9 Hari 12

Polybag 1 2 5 8 11

Polybag 2 0 2 5 8

c. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, dapat di simpulkan : Air dapat mempercepat proses perkecambahan pada suatu biji. Kadar/jumlah air yang diberikan mempengaruhi tinggi kecambah, sehingga lama proses perkecambahan dan panjang batang dari masing-masing gelas berbeda-beda. Memilih biji yang masih segar sehingga dapat memaksimalkan penelitian. Kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan baik penempatan di tempat terang maupun gelap. B. Saran 1. Perlu adanya penggunaan pupuk kandang dengan berbagai dosis, karena pada praktikum ini menggunakan dosis yang sama. 2. Penggunaan pupuk kandang dalam budidaya kedelai harus dilakukan dengan tehnik pertanian yang berwawasan lingkungan. Daftar Pustaka Bertham, Yudhi Harini. 2002. Respon Tanaman Kedelai Terhadap Pemupukan Fosfor dan Kompos Jerami pada Tanah Ultisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 4, No. 2, Hlm. 78-83 Handoko, Yudhi. 2000. Tehnik Budi Daya Kedelai. Pustaka Setia: Jakarta Azra, Azyumardi. 2002. Meraup Untung dari Olahan Kedelai. Logos: Yogyakarta Mapegau. 2006. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai. Jurnal Ilmiah Pertanian KULTURA. Volume 41, No 1.

Anda mungkin juga menyukai