Anda di halaman 1dari 22

TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

1.PERBANYAKAN VEGETATIF ALAMI

A. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK STEK AKAR

Bahan dan alat:

- Akar tanaman Psidium guajava (jambu biji), Artocarpus communis (sukun), atau
Citrus sp (jeruk)
- Pisau
- Tanah
- Pasir
- Pupuk kandang atau sekam atau kompos
- Hormon tumbuh

Pelaksanaan:

1. Persiapan bibit
- Bahan tanaman diambil dari tanaman induk dengan cara menggali lubang di
sekeliling batang pohon induk.
- Potong akar lateral yang berdiameter sekitar 1 cm dengan panjang 5-10 cm. Bagian
akar yang dekat dengan pangkal dipotong secara serong/miring.
- Bagian dekat ujung akar dipotong datar atau lurus. Hal ini sebagai tanda sehingga
posisi tidak terbalik.

2. Persiapan media
- Siapkan media dengan campuran tanah, pasir dan kompos (2:1:1) atau hanya dengan
pasir saja dan masukkan dalam wadah semai (talam).

3. Penanaman
- Stek ditanam sedalam setengah panjang stek kemudian diletakkan di bawah naungan
atau ditutup dengan kantung plastik untuk menjaga kelembaban.

4. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (mst) dan dilanjutkan dengan
interval waktu satu minggu sekali, meliputi:
- Persentase stek hidup
- Waktu tumbuh tunas baru
- Jumlah tunas baru
- Panjang tunas baru

Stek Akar Jambu Biji

B. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK STEK UMBI

Contoh Tanaman : Kentang dan Ubi Jalar

Stek Umbi Batang Kentang

perbanyakan tanaman dengan cara ini contohnya terjadi pada tanaman kentang dan
ubu jalar. Umbi pada kentang ini sesungguhnya adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah.
Ujung batang itu menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan.
Pada satu lekukan di permukaan batang yang menggembung (umbi) tersebut terdapat tunas
yang disebut mata tunas.
Prosedur
Pengadaan atau perbanyakan bibit kentang dapat dilakukan dengan melalui umbi nya
tersebut,kreteria umbi indukan antara lain; jelas asal usul indukan (klon murni)atau varietas
unggul,umbi berbobot 30-45 gram dengan diameter 35-45 mm,telah berumur 150-180
hari,tidak cacat atau rusak,toleran terhadap hama dan penyakit.

Teknis persiapan bibit lakukan pembelahan atau pengambilan 3-5 mata


tunas,kemudian lakukan penunasan kurang lebih 1-7 hari dengan ukuran 2-3 cm,tunas yang
tumbuh tersebut,siap untuk dipindah ke lokasi penanaman. Pengambilan bibit kentang pada
tanaman idukan usahakan tidak melebihi generasi ke-4 kali tanam.
Umbi Batang Kentang

Stek Umbi Batang Ubi Jalar


Bahan dan alat:

- Umbi tanaman Ipomoea batatas (ubi jalar)


- Pisau
- Polybag
- Tanah
- Pasir
- Kompos

Pelaksanaan:

1. Persiapan bibit
- Pilih umbi yang sudah memiliki calon tunas.
Potong umbi berdasarkan jumlah calon mata tunas yang dimiliki, tiap bagian harus
memiliki 2-3 calon mata tunas.

2. Persiapan lahan
- Olah tanah sampai gembur dan dibiarkan selama lebih kurang 1 minggu.
- Buat guludan dengan lebar 60 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar guludan 70-100 cm
dan panjang 200 cm.

3. Penanaman
- Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun tanah dan disiram dengan
jarak 30 x 30 cm.

4. Pemeliharaan
- Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan dan pencegahan dari serangan hama
dan penyakit.

5. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (mst) dan dilanjutkan dengan
interval waktu satu minggu sekali, meliputi:
- Persentase stek hidup
- Waktu tumbuh tunas baru
- Jumlah tunas baru
- Panjang tunas baru

C. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK BULB

Umbi lapis adalah pelepah daun yang bentuknya berlapis-lapis. Pada bagian atasnya
akan tumbuh dan kemudian pada bagian bawah akan tumbuh akar yang serabut. Contohnya
adalah pada bawang merah, bawang putih, bunga tulip, dan bunga bakung.

Contoh Tanaman : Bawang Merah, Bawang Putih, Bunga Tulip, dan Bunga Bakung.

Teknik Prosedur :

1. Vernalisasi

Perlakuan umbi bibit di Ruang Pendingin (100C) selama 3-4 minggu


Tujuan : menginduksi pembungaan (perubahan meristem daun menjadi meristem
bunga antara 7 120C)
Umur bibit +2 bulan masuk Ruang Pendingi.
Gambar :

2. Alikasi BAP dan Boron


Aplikasi benzylamino purine (BAP) untuk meningkatkan umbel bunga
Aplikasi unsur hara boron untuk memperbaiki pembijian dan kualitas biji
3. Aplikasi Mulsa
Bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak yang diberi lubang tanam dengan
jarak 20 cm x 20 cm.

4. Penggunaan Naungan Plastik Putih

5. Penyerbukan
Menggunakan lebah madu Apisceranadan/atau lalat hijau
Atraktan lalat hijau dapat berupa udang, ikan, terasi dengan ditempatkan dalam wadah
dan digantung.

6. Panen

7. Prossesing Benih
D. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK RUNNER

Contoh Tanaman : Strawberi

Prosedur teknik:

1. Tentukan tanaman induk yang bergeragih panjang dan bertunas.


2. Timbun pangkal geragih dengan tanah dan tempatkan pada pot yang telah diisi
medium.
3. Biarkan stolon atau geragih tumbuh panjang dan mandiri berakar serta bertunas
produktif.
4. Pilih bakal bibit tanam yang berasal dari stolon sulur pertama dan kedua, lalu potong
kemudian pisahkan dari tanaman induk secara hati-hati.
5. Pelihara bibit tanaman yang berasal dari stolon tersebut di bedeng pembibitan atau
dalam polybag.
6. Pindahkan tanamkan bibit tanaman stroberi yang telah mencapai tinggi 10cm dan
berdaun rimbun dari tempat pembibitan ke kebun atau lapang.

Gambar :

Gambar.1 Gambar.2

Gambar.3 Gambar.4

E. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK SUCKER

Contoh Tanaman : Nanas

Prosedur teknik :

1. Bibit berasal dari seler (sucker) dengan panjang lebih dari 30 cm.
2. Kelopak daun paling bawah dibuang 5-6 helai.
3. Buat lubang tanam kecil sedalam 5-10 cm atau tergantung ukuran bibit.
4. Tanam bibit di lubang tanam yang telah disiapkan. Masukkan seperempat dari
panjang bibit ke dalam tanah.
5. Padatkan tanah di sekitar pangkal batang nanas agar tanaman tidak mudah roboh.
6. Siram lubang tanam hingga tanah di sekitarnya lembap.
7. Ganti bibit yang mati atau tumbuh abnormal maksimum satu bulan setelah tanam.

Gambar :

Gambar.1 Gambar.2 Gambar.3 Gambar.4

F. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK CORMUS

Perbanyakan vegetatif alami dengan kormus adalah dengan menanam kembali


bagian pangkal batang yang membengkok dan memadat serta mengandung cadangan
makanan, terdapat subang tempat tumbuhnya akar dan di bagian atasnya (ujung)
terdapat mata tunas (Raharja dan Wiharja, 2003).
Contoh Tanaman : gladiol dan bunga coklat (Raharja dan Wiharja, 2003).
Menurut Suhartanto et al (2012), cara penyediaan benih pisang dari bonggol
(corm) sebagai berikut:
a. Pilih bonggol dari tanaman dewasa yang sehat, yaitu bebas dari hama dan
penyakit.
b. Bersihkan bonggol dan buang akarnya, jangan sampai merusak mata tunas,
c. Belah bonggol sesuai mata tunasnya dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 10 cm
(bonggol yang sehat akan mempunyai warna putih)
d. Rendam bonggol dalam campuran agens antagonis bakteri (Pseudomonas
fluurescens + Bacillus substilis) selama 2 jam atau juga dengan fungisida
Benlate atau Dithane M-45 dengan konsentrasi 2 g/liter air selama 2 jam,
sebagai tindakan pencegahan serangan penyakit.
G. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK RHIZOME
Rizoma (akar tinggal) adalah batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah yang
menyerupai akar. Ciri-ciri rizoma (akar tinggal) adalah sebagai berikut.

Bentuk seperti akar, beruas-ruas seperti batang.


Pada setiap ruas terdapat daun yang berubah menjadi sisik.
Pada setiap ketiak sisik (daun) terdapat mata tunas.

Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan rizoma (akar tinggal) adalah jenis jahe-
jahean (jahe, kunyit, kunci, kencur, temu lawak).

Prosedur Teknik :

1. Persyaratan Bibit Jahe


kriteria yg harus dipenuhi antara lain:
1. Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
2. Dipilih bahan bibit dari tanaman yg sudah tua (berumur 9-10 bulan).
3. Dipilih pula dari tanaman yg sehat & kulit rimpang tidak terluka atau
lecet.
2. Teknik Penyemaian Bibit
1. Penyemaian pada peti kayu : Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur
sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan
memiliki 3-5 mata tunas & dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya
potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman
jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida & zat pengatur tumbuh
sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti
kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada
bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya
diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yg
paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4
minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.
2. Penyemaian pada bedengan : Buat rumah penyemaian sederhana ukuran
10 x 8 m utk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di
dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami
setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu
ditutup jerami, & di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula,
demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang
dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat
dilakukan dengan penyiraman setiap hari & sesekali disemprot dengan
fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit
bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah..Bibit hasil
seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan & setiap potongan memiliki 3-
5 mata tunas & beratnya 40-60 gram.
3. Penyiapan Bibit Jahe : Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari
ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung
& dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit
dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.
Gambar:

Gambar.1 Gambar.2 Gambar.3 Gambar.4


2. TEKNIK SECARA BUATAN

A. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK STEK

Perbanyakan melalui stek dapat menggunakan sebagian batang, akar atau daun
untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru.

Contoh Tanaman: Cocor Bebek

Langkah-langkah :

1. Siapkan tanaman cocor bebek yang bagus. Pilih salah satu daun yang
kondisinya sehat, normal, dan sudah cukup tua. Petik daun tersebut dari
tanaman induk.
2. Buatlah media tanam yang terdiri atas tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1. Campurkan kedua bahan ini sampai benar-benar rata.
Disarankan untuk memakai tanah yang berjenis agak liat supaya mampu
menahan air dengan baik.
3. Masukkan media tanam ke dalam polybag hingga terisi penuh. Letakkan daun
cocor bebek di atas media tanam. Tahan posisi daun menggunakan batu agar
tidak mudah terbang dibawa angin.
4. Polybag ini lantas dipindahkan ke tempat yang teduh dan terhindar dari sinar
matahari secara langsung. Untuk menjaga tingkat kelembaban udara dan
media tanam, ada baiknya Anda menyiram polybag sehari sekali. Disarankan
pula memasang penutup dari plastik yang transparan untuk mempertahankan
tingkat kelembaban udara di dalam polybag.
5. Dalam waktu 2 minggu sejak penanaman, daun cocor bebek akan
menumbuhkan bagian akar terlebih dahulu. Barulah selang beberapa hari
kemudian akan tumbuh tunas-tunas di atas daun tersebut. Bibit cocor bebek ini
bisa dipindahtanamkan setelah tingginya mencapai 10-15 cm.

B. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK MERUNDUK (LAYERING)

Merunduk adalah proses perkembangbiakan vegetative buatan yang dilakukan pada


tumbuhan bercabang panjang dengan merundukkannya ke tanah. Pada batang yang
ditimbun tersebut diharapkan tumbuh akar Syarat merunduk:

Bercabang panjang
Bercabang lentur
Cabangnya dekat dengan tanah

Contoh perkembangbiakan dengan cara merunduk :

Cara kerja :

1. Pilih batang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang.


2. Kerat bagian kulit batangnya seperti pada mencangkok.
3. Bengkokkan batang tanaman dengan sedikit dari bagian tengahnya menyentuh
tanah.
4. Tahan batang tanamantadi dengan cara mengubur bagian batang yang menyentuh
tanah dan diatasnya diberi pemberat.
5. Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut setiap
hari.
6. Setelah akar dari bagian tengah batang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari
tanaman induk dengan memotong batang tanaman baru bagian bawah.
7. Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.

C. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN MENCANGKOK (DIVISION)

Mencangkok merupakan teknik yang dlakukan untuk mendapatkan anakan


sebagai bahan tanaman dalam pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun
persilangan karena dengan teknik ini bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga dan
berbuah.
Dengan cara ini kualitas tanaman seperti buahnya akan terjaga sama seperti
induknya. Tanaman hasil cangkok akan tumbuh tidak terlalu tinggi dan tidak akan
mempunyai akar tunggang.
Tanaman yg dapat dicangkok adalah tanaman buah berkayu keras atau
berkambium. Contoh : Mangga, jambu, jambu air, jeruk, dll.
Alat-alat yg diperlukan :

1. Pisau yg kuat dan tajam.


2. Serabut kelapa atau plastik kresek.
3. Tali atau karet ban dalam bekas.
4. paku panjang 10 cm.
5. Ember atau apa saja media lain utk menampung air.
6. kursi/tangga/stegger, jika cabang terlalu tinggi
7. Campuran tanah subur : Pupuk kandang : serabuk gergaji
perbandingan 1 per 1

Langkah-langkah mencangkok :
1. Pertama, pastikan bahwa induk semang tanaman adalah dari varietas
unggul, agar hasilnya nanti adalah bibit unggul juga.
2. Tentukan cabang yg lurus dan cukup besar agar nanti pohon cukup
kuat utk mandiri. Kira-kira sebesar pergelangan tangan anak atau berdiameter 3
cm.
Cara mencangkok yang benar dilakukan sebagai berikut :

- Pilih cabang yang sehat dan lebih baik yang tumbuh vertikal.
- Cabang dikuliti kulitnya melingkari batang dengan jarak 5-10 cm.
- Bersihkan lapisan kambium yang menempel pada kayu.
- Apabila memakai plastik, plastik tersebut harus diberi beberapa lubang kecil
sebagai jalan masuknya air terlebih dahulu.
- Setelah lapisan kambium bersih, lapisi bagian tersebut dengan tanah gembur dan
balut bagian yang telah terlapisi tanah dengan plastik atau sabut kelapa.
- Ikat balutan tersebut dengan menggunakan tali plastik dibagian ujung atas dan
bawah.
- Sirami bagian yang telah dicangkok secara teratur.
- Setelah kurang lebih satu bulan, akar mulai tumbuh. Jika pertumbuhan akar sudah
cukup baik, balutan plastik atau sabut dilepas dan cangkokan siap ditanam di
wadah baru.

Gambar 6 Cara Mencangkok Tanaman


D. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK GRAFTING

Grafting adalah penyambungan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa


sehingga keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman
gabungan. Perbanyakan secara grafting biasanya dipilih dengan pertimbangan untuk
memperbanyak tanaman yang tidak bisa atau sukar diperbanyak dengan cara vegetativ
lainnya. Tetapi mudah dilakukan dengan penyambungan.

Contoh Tanaman : Mangga

Prosedur Teknik :

1. Cari tumbuhan subur. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas
2. Carilah tumbuhan kedua yang siap diambil tunasnya
3. Gunakan pisau steril dan tajam untuk memotong tunas/pucuk tanaman yang
kedua dengan panjang 5cm, bentuklah ujung tunas yang dipotong menyerong
kiri-kanan (bentuk V terbalik) agar dapat diselipkan secara tepat pada batang
bawah.
4. Potonglah pula tunas tanaman yang akan ditempel, ujung yang akan ditempel
(calon batang bawah) dipotong berbentuk huruf v
5. Ikat tempelan dengan tali rafia secara seksama.
6. Bungkuslah sambungan tadi dengan plastik transparan untuk menghindari sinar
matahari langsung, usahakan sambungan jangan terkena air dan bagian tengahnya
longgar agar tunas tidak terganggu.
7. Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4
helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau
pangkas semua daun.
8. Setelah kira-kira dua minggu kemudian periksalah. Apabila daun tampak segar
berarti penyambungan berhasil.
Perhatikan Gambar Berikut :

Lalu batang atas dimasukkan ke dalam belahan batang bawah. Perhatikan agar
kambium entres bisa bersentuhan 23 dengan kambium batang bawah. Ikat dengan
para-filem atau tali rafia. Sungkup dengan kantong plastik bening dan kemudian
ditempatkan di bawah naungan agar terlindung dari panasnya sinar matahari
langsung. Setelah sambungan berumur 2-3 minggu, sambungan telah bertunas dan
sungkup plastik boleh dibuka.

E. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK KULTUR JARINGAN

Kultur jaringan tanaman atau kultur sel adalah teknik in vitro dengan
menggunakan sel-sel tanaman, jaringan, organ atau bahkan seluruh tanaman yang
diisolasi dan diupayakan tumbuh dalam media nutrisi dalam wadah kaca (tabung,
tabung kerucut, cawan petri) dalam kondisi aseptik (Yuliarti, 2010).

Kultur jaringan dapat dilakukan pada hampir setiap tanaman karena pada
dasarnya teknik ini memanfaatkan totipotensi tanaman. Namun karena membutuhkan
biaya dan keahlian khusus maka hanya komditas yang memiliki ekonomi tinggi dan
memiliki masalah dalam perbanyakan tanaman saja yang menggunakan cara
perbanyakan ini.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat kultur jaringan


meliputi:
1. Persiapan Media
Untuk mempersiapkan media diperlukan timbangan analitik untuk menimbang
dalam jumlah yang sangat kecil (zat pengatur tumbuh, vitamin) dan juga timbangan
lebih besar (untuk menimbang agar dan karbohidrat). Selain itu jauga dibutuhkan hot
plate, autoklaf, magnetic stirrer. Waktu sterilisasi tergantung ukuran botol kultur
(Yuliarti, 2010).
2. Pembuatan Media
Media merupakan factor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Komposisi media tergantung jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang
digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu
diperukan juga behan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh
(hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenis maipun jumlahnya, tergantung
tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pasa
tabung reksi atau botol kaca. Media juga harus disterilkan dengan memanaskannya
dengan autoklaf (Yuliarti, 2010).
3. Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur
dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru (Wetherell,
1976).
4. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan
di tempat yang steril, yaitu di laminar flowdan menggunakan alat-alat yang juga steril
(Wetherell, 1976).
5. Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak bibit tanaman dengan menanam
eksplan pada media. Dalam laboratorium sederhana kegiatan ini bisa dilakukan di
entkas untuk menghindari terjadinya kontaminasi yang menyebabkan kontaminasi
yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. (Yuliarti, 2010).
6. Pengakaran
Pengakaran merupakan fase dimana eksplan akan menunjukan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwaproses kultur jaringan yang dilakukan mulai
berjalan dengan baik. Pengamatan diklakukan setiap hari untuk melihan pertumbuhan
dan perkembangan akar serta untuk melihat apakah ada kontminasi oleh bakteri
ataupun jamur. Eksplan terkontaminasi akan menjadi putih atau biru (disebabkan
jamur) atau membusuk (disebabkan bakteri) (Yuliarti, 2010).
7. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
Pemindahan harus dilakuakan dengan dengan hati-hati. Setelah ditanam di bedeng
maka diberi sungkup untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama
penyakit. (Yuliarti, 2010). Aklimatisasi dilakukan untuk mengadaptasikan tanaman
hasil kultur jaringan terhadap lingkungan baru sebelum ditanam dan dijadikan
tanaman induk untuk produksi dan untuk mengetahui kemampuan adaptasi tanaman
dalam lingkungan tumbuh yang kurang aseptik (Torres, 1989).

F. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN TEKNIK BIOREAKTOR

Bioreaktor merupakan suatu sistem baru dalam kultur jaringan yang mampu
menyediakan benih dalam jumlah banyak, cepat, dan murah. Bioreaktor dalam
konteks kultur jaringan tanaman adalah sebuah sistem yang terdiri dari sebuah
kontainer yang berisi media cair yang menyuplai nutrisi kepada sel, embrio atau organ
yang dibiakkan, dihubungkan dengan sumber udara yang menyalurkan udara (oksigen
dan/atau karbondioksida ke dalam kontainer. Suplai udara yang dialirkan selalu
dikondisikan dalam taraf yang berada di atas kondisi normal dan dapat menyebabkan
pertumbuhan sel menjadi lebih aktif, cepat, dan berkualitas (Agisimanto, D., et al,
2011).
Tanaman yang dapat diperbanyak dengan cara ini sama seperti tanaman yang
diperbanyak dengan kultur jaringan karena pada dasarnya, bioreaktor merupakan
suatu sistem dalam kultur jaringan.

Salah satu pemanfaat bioreaktor adalah perbanyakan batang bawah pada


tanaman jeruk. Tahapan yang harus dilakukan menurut Nirmala dan Yulianti (2010)
adalah sebagai berikut:
a. Penyediaan Eksplan
Eksplan yang digunakan untuk produksi batang jeruk massal adalah
nuselus yang diambil dari buah jeruk muda (12-14 minggu setelah bunga
jeruk mekar), putik, kepala putik bunga yang belum mekar.

Gambar buah jeruk muda


b. Sterilisasi Eksplan
Sterilisasi eksplan dilakukan dengan mencuci eksplan dengan air
mengalir kemudian direndam dalam fungisida selama 1 jam, direndam
dalam sodium hipoklorit 10% dan 5% berturut-turut selama 5 dan 10
menit. Selanjutnya dibilas air steril sebanyak 3 kali.
c. Penanaman Eksplan
d. Subkultur pada media padat
Kalus yang tumbuh dari eksplan nuselus maupun putik dan kepala putik,
disubkultur pada media padat setiap 4 minggu. Setelah kalaus yang
tersedia cukup banyak, kalus dimasukkan pada media cair dalam
erlenmeyer.

Kalus yang tumbuh dari eksplan nuselus


e. Subkultur pada media cair dilakukan setiap 2-4 minggu. Berat kalus diukur
pada setiap subkultur, apabila berat kalus sudah stationer, kalus
dimasukkan dalam bioreaktor untuk diinduksi menjadi embrio.

Kalus yang dikulturkan pada media cair dalam bioreaktor

Embrio yang terbentuk pada media cair dalam bioreaktor


f. Pemilihan embrio
Embrio yang dihasilkan dari bioreaktor perlu dipilih untuk memisahkan
embrio normal dan embrio tidak normal.

Embrio tidak normal


Embrio normal
g. Induksi embrio menjadi planlet.
h. Aklimatisasi

Daftar Pustaka

Agisimanto, D., Yunimar, dan H. Arisah. 2011. Bioreaktor dan Biopriming Mendukung
Kemandirian Perbenihan Nasional Menjamin Keberlanjutan Produksi Tanaman. J.
IPTEK Hortikultura. No. 7 November 2011. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah
Subtropika, Tlekung.

Billy, B. 2016. Ensete Banana-Corm Division. Diambil dari


https://www.youtube.com/watch?v=dviqZKgJkKE pada 19 Maret 2017

Pilianto, Joko. 2011. Kultur Jaringan. Diambil dari


https://jokotrisoesanto.wordpress.com/2011/05/21/kultur-jaringan/ pada 19 Maret
2017

Raharja, PC. dan Wiryanta, W. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Agro Media
Pustaka. Jakarta

Suhartanto, R., Heri Hati dan Sobir, 2012. Buku Ajar Teknologi Sehat Budidaya Pisang: dari
Benih Sampai Pasca Panen. Pusat Kajian Hortikultura Tropika, LPPM-IPB. Bogor

Torres, K. C. 1989. Tissue Culture Techniques for Horticultural Crops.Chapman and Hall.
New York. London.

Wetherell, D. F. 1976. Plant Tissue Culture Series. Avery Publishing Group Inc. New Jersey.

. 1982. introduction to in vitro Propagation. Avery Publishing Group Inc. Wayne,


New Jersey.

Yuliarti, N. (2010). Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. ANDI: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai