Anda di halaman 1dari 10

CARA MENANAM DUKU

Posted by seputar pertanian


Labels: Duku

Duku adalah salah satu buah asli Indonesia. Hampir semua wilayah di nusantara
memiliki pohon duku yang tersebar secara merata. Ada tiga jenis duku yang paling
banyak ditanam oleh masyarakat Indonesia, yaitu duku komering, duku metesih dan
duku condet. Selain rasanya yang segar, duku juga digunakan untuk mengobati
berbagai macam penyakit. Kulit dan biji duku digunakan sebagai obat diare dan
demam, sedangkan kulit kayunya bisa digunakan untuk menyembuhkan disentri. Kayu
pohon duku juga sering dimanfaatkan sebagai perabotan rumah tangga.

Pembibitan Duku

Budidaya duku adalah salah satu bisnis yang potensial. Cara budidaya duku juga tidak
begitu sulit. Dalam menanam duku yang perlu diperhatikan adalah kualitas bibit.
Pastikan bahwa bibit yang ditanam memiliki kualitas yang bagus, seperti bebas
penyakit, bersifat genjah, dan cepat tumbuh.

Cara tanam pohon duku bisa dilakukan secara generatif melalui biji dan vegetatif
melalui stek atau cangkok. Penanaman duku yang dilakukan sekarang lebih banyak
dilakukan dari hasil generatif. Biasanya biji duku jatuh dan tumbuh sendiri di bawah
pohon dewasa. Tingkat keberhasilan pertumbuhan generatif cenderung lebih besar dari
vegetatif meskipun dengan waktu yang lebih lama. Untuk tumbuhan hasil vegetatif
biasanya lebih mudah mati.
Pengolahan Lahan

Teknik budidaya duku dilakukan dengan pengolahan lahan yang baik. Duku akan
tumbuh maksimal apabila ditanam di lahan dengan tingkat pH sebesar 6-7.apabila
kondisi pH tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh duku, maka dilakukan proses
pengapuran. Proses ini bisa dilakukan dengan cara penyiraman di sekitar area lahan.
Lahan juga harus memiliki bahan organik dan airase tanah yang baik. Persiapan lahan
dilakukan pada musim kering sedangkan penanaman dilakukan di musim hujan.
Teknik Penanaman Duku

Jarak tanam untuk masing-masing bibit bervariasi mulai dari 7×8 m, 8×9 m, 9×9 m, dan
9×10 m. Pastikan jika masing-masing bibit memiliki jarak yang cukup luas agar tidak
menyulitkan pertumbuhan di kemudian hari. Langkah selanjutnya adalah membuat
lubang tanam. Lakukan pelubangan sekitar 1-2 bulan sebelum bibit mulai ditanam.
Ukuran lubang yang direkomendasikan untuk bibit duku adalah 0.8 x 0.8 x 0.7 meter.
Apabila duku yang ditanam berasal dari biji, maka lubang tanam dibuat lebih dalam.
Sedangkan apabila duku berasal dari cangkok/stek, maka lubang dibuat lebih lebar dan
luas. Cara menanam bibit yang baik dilakukan saat kondisi tanah sedang basah.

Pemeliharaan Tanaman Duku

Ada 4 tahap dalam memelihara tanaman duku, yaitu penyulaman, penyiangan,


pemupukan dan pengairan. Penyulaman adalah perawatan tanaman pokok dengan
mengganti tanaman yang rusak atau mati dengan yang baru sedangkan penyiangan
dilakukan dengan cara membersihkan tanaman pengganggu yang tidak dikehendaki.

Panen Duku

Biasanya duku mulai berbunga pada bulan September dan Oktober lalu memasuki
masa panen pada bulan Februari dan Maret. Penyerbukan bunga dilakukan melalui
lebah maupun serangga lainnya. Waktu panen untuk buahduku berbeda-beda di tiap
daerah. Ada daerah yang menghasilkan panen buah duku-langsat dua kali dalam
setahun.

Cara panen buah duku dilakukan dengan memotong tandan buah dengan pisau atau
gunting pangkas. Usahakan proses pemotongan jangan sampai melukai bagian batang
tempat menempelnya gagang tandan. Ini disebabkan karena daerah ini adalah daerah
munculnya perbungaan selanjutnya. Lebih baik gunakan tangga untuk memanjat pohon
daripada memanjat langsung di batang pohon. Hal ini untuk menghindari adanya
kerusakan pada kuncup bunga. Lakukan pemetikan hanya pada buah yang sudah
matang.
eknik Menanam Buah Duku

Teknik Menanam Buah Duku - Budidaya Petani. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
Teknik Menanam Buah Duku supaya hasilnya bagus. Berikut Cara Menanam Buah Duku.

1) Penentuan Pola Tanam

Pohon duku umumnya di tanam di pekarangan, tetapi sering pula ditanam tumpang sari di bawah pohon
kelapa (di Filipina) atau ditumpang sarikan dgn tanaman lain seperti pohon manggis & durian (di
Indonesia & Thailand). Jarak tanam yg dianjurkan sangat bervariasi dari jarak 8x8 m (kira-kira 150
pohon/ha, di Philipina) sampai jarak 12x12 m utk tipe longkong yg tajuknya memencar di Thailand
bagian selatan (50-60 pohon/hektar). Jarak tanam ini ditentukan dgn memperhatikan adanya pohon-
pohon pendampingnya.

Variasi jarak tanam yg lain adalah ukuran 7x8 m, 8x9 m, 9x9 m, 9x10 m. Namun hal yg perlu diperhatikan
adalah jarak tanam harus cukup lebar, karena jika tanamannya sudah dewasa tajuknya membutuhkan
ruangan yg cukup luas. Salah satu variasi tersebut dapat diterapkan tergantung kondisi tanah terutama
tingkat kesuburannya. Seandainya diterapkan jarak tanam 10x10 m, berarti utk lahan yg luasnya satu
hektar akan dapat ditanami bibit duku sebanyak 100 pohon.

2) Pembuatan Lubang Tanam

Setelah jarak tanam ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam. Waktu yg
terbaik utk membuat lubang tanam adalah sekitar 1-2 bulan sebelum penanaman bibit. Lubang tanam
minimal yg dibuat adalah berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter. Namun akan lebih baik apabila ukurannya
lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter. Jika bibit duku yg akan ditanam berakar panjang (bibit dari biji),
maka lubang yg dibuat harus lebih dalam. Tetapi jika bibit duku berakar pendek (bibit hasil cangkok),
penggalian lubang diusahakan lebih lebar & lebih luas.
Teknik Menanam Buah Duku

Teknik Menanam Buah Duku

3) Cara Penanaman

Penanaman bibit duku sebaiknya menunggu sampai tanah galian memadat atau tampak turun dari
permukaan tanah sekitarnya. Sebelum penanaman dilakukan, maka tanah pada lubang tanam digali
terlebih dahulu dgn ukuran kira-kira sebesar kantung yg dibuat utk membungkus bibit. Setelah itu
pembungkus bibit dibuka & tanaman dimasukkan dlam lubang tanam. Hal yg perlu diperhatikan adalah
posisi akar tdk boleh terbelit sehingga nantinya tdk mengganggu proses pertumbuhan. Pada saat
penanaman bibit, kondisi tanah harus basah/disiram dahulu. Penanaman bibit duku jangan terlalu
dangkal. Selain itu permukaan tanah yg dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap terlihat.
Setelah bibit tanam, maka tanah yg ada disekitarnya dipadatkan & disiram dgn air secukupnya. Disekitar
permukaan atas lubang tanam dapat diberi bonggol pisang, jerami, atau rumput-rumputan kering utk
menjaga kelembaban & menghindari pengerasan tanah.

Demikian artikel ttg Teknik Menanam Buah Duku, semoga bermanfa


Budidaya Duku dan Cara Menanam Duku dengan Cara Cangkokan
dan Okulasi
Home > Budidaya Buah-buahan > Budidaya Duku dan Cara Menanam Duku dengan Cara Cangkokan dan
Okulasi

Kebanyak para petani membudidayakan duku dengan cara cangkok, okulasi, susunan, dan sambungan,
hal ini dikarenakan budidaya duku dengan cara generatif menggunakan biji membutuhkan waktu yang
cukup lama dibandingkan dengan system vegetatif. Duku baru akan berbuah ketika usia 8 – 10 tahun
apabila kita menanam mulai dari biji, sedangkan apabila dengan cara cangkok duku akan berbuah ketika
sudah berumur 5 – 6 tahun.

Proses perbanyakan secara vegetatif pada duku tergolong sukar, tidak semudah pada jeruk, jambu,
belimbing dan mangga. Pada perbanyakan secara cangkokan, persiapannya harus dilakukan sebelum
musim hujan.

Sarana yang harus dipersiapkan untuk pencangkokan

Sediakan pisau tajam atau pisau okulasi untuk alat penyayat, sabut kelapa, kantung plastic, tali pengikat,
media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1, dan hormone
perangsang pertumbuhan akar Rootone F.
Cabang tanaman yang akan dicangkok dipilih yang ampak akar sudah berukuran sebesar jari manis atau
ibu jari kaki, sehat dan tidak ada bagian yang cacat.

Proses pengerjaannya dengan cara cangkokan Pengerjaan

dimulai dengan mengupas kulitnya sepanjang 2,5 cm. keratin “atas” harus tepat terletak 0,5 cm di atas
buku (bekas tumbuh daun atau calon tunas), sedangkan keratin “bawah” 2 cm di bawah buku. Karena
disinilah akar cangkokan lekas tumbuh.

Setelah kulitnya terkelupas, kambiumnya dikerok sampai bersih. Olesi luka sayatan dibagian atas dengan
Rootone F, lalu diberi media sabut kelapa atau mos, ditutup plastic dan diikat tali.

Kalau tidak turun hujan, bibit cangkokan yang masih berada di pohon itu harus disiram setiap hari.
Sebulan kemudian, tampak akar cangkokan sudah mulai bermunculan dari sela-sela media. Kalau
akarnya sudah berwarna kecokelatan, bibit cangkokan yang berada di pohon itu bisa dipotong.

Selanjutnya bibit itu disemai selama 3 – 4 bulan di tempat teduh atau tempat penyemaian khusus,
sebelum siap ditanam di kebun. Penyemaian dilakukan dalam kantong plastik hitam atau polybag
berukuran 14 cm x 18 cm, berisi media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 1 : 1 ditambah 5 gram NPK per kantong. Pemupukan tambahan NPK dilakukan sebulan
sekali.

Proses pengerjaan dengan cara okulasi

Pada perbanyakan secara okulasi diperlukan bibit batang bawah berasal dari biji yang sudah berumur di
atas dua tahun, kondisinya sehat dan ukuran batangnya minimal sudah sebesar jari telunjuk. Sebagai
calon bibit tempelnya dipilih mata okulasi dari cabang pohon induk yang besaranya seukuran dengan
bibit batang bawahnya, kulitnya sudah hijau keabuan atau kecokelatan, mata tunasnya sudah menonjol
atau terlihat pecah.
Kalau mata tunas pada cabang itu masih terlihat rata, ujung cabang di atas mata okulasi yang akan di
pergunakan itu bisa di potong agar cepat tumbuh menonjol. Tunggu selama 15 hari. Kalau ternyata mata
tunas yang rata sudah kelihatan menonjol atau pecah, mata tunas itu tinggal di sayat untuk di pindah
tempelkan. Cara penyayatannya, kulit dikupas kira-kira 1 cm dari mata tumbuhnya.

Bibit batang bawah yang akan ditempeli mata tunas itu dikupas kulitnya pada bagian setinggi 15 cm dari
permukaan tanah. Pengupasannya di lakukan melintang dengan ukuran sebesar sayatan kulit mata
okulasinya, panjangnya 3 cm, lalu hasil sayatannya di buang 2/3-nya.

Segera mata okulasi itu di tempelkan. Sisa kupasan kulit bibit batang bawah ditutupkan pada mata
okulasi, lalu di ikat erat-erat pakai tali, tapi jangan sampai mata tunasnya tertutup ikatan talinya.

Taruh bibit yang baru di sambung itu di tempat teduh. Sekitar 3-4 minggu kemudian balutan talinya di
buka. Kalau warna kulit okulannya masih hijau, berarti pekerjaan pembibitan secara okulasi itu berhasil.

Sepuluh hari kemudian batang di atas tempelan dipatahkan. Seteah mata tunas okulasi tumbuh setinggi
10-20 cm, batang atas yang telah di patahkan itu di potong habis. Selanjutnya bibit itu bisa di pindahkan
dalam polybag yang lebih besar, lalu di semai selama 3-4 bulan seperti hal nya bibit cangkokan.

Kalau artikel ini bermanfaat bagi Anda, tolong share keteman anda melalui google plus [g+] dengan cara
mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Trima kasih atas partisipasinya.
Duku Sambung Pucuk
Oleh Ir. Suparwoto
Selasa, 10 Mei 2011 11:18
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan salah satu daerah penghasil duku.
Duku yang berasal dari Provinsi Sumsel dikenal dengan nama duku Komering atau
duku Palembang dan mempunyai cita rasa khas. Duku Palembang mempunyai nilai
ekonomi dan merupakan komoditas unggulan daerah yang perlu dilestarikan.
Luas pertanaman duku di Sumsel adalah 5.736,92 ha dengan produktivitas rata-rata
98,8 ku /ha/tahun (Dinas Pertanian Sumsel, 2004). Perbanyakan tanaman duku yang
selama ini dilakukan petani adalah dengan menggunakan bibit yang berasal dari
biji. Sistem ini memiliki beberapa kelemahan, seperti: masa tunggu tanaman untuk
berbuah berkisar 20-25 tahun. Selain itu tanaman yang dihasilkan tidak selalu sama
kualitasnya dengan tanaman induknya (Gusniwati, 2001).
Upaya yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui sistem
perbanyakan vegetatif. Salah satu metoda perbanyakan vegetatif yang bisa dilakukan
adalah metoda sambung pucuk. Sambung pucuk adalah menyambung bagian pucuk
tanaman yang berasal dari biji dengan entres pohon induk yang telah berproduksi
sehingga membentuk suatu tanaman gabungan yang dapat hidup terus dan
berproduksi. Sambung pucuk akan menjamin batang atas memiliki kualitas genetik
sama dengan induknya, juga dapat memperpendek masa tunggu dimana umur 5-6
tahun sudah berbuah.

Perbanyakan secara vegetatif dengan teknik sambung pucuk mempunyai tingkat


keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan teknik okulasi karena pohon duku
mempunyai kulit yang tipis dan bergetah banyak sehingga untuk mengambil mata
okulasinya agak sulit (mata tunas suka sobek), sedangkan pengadaan bibit melalui
cangkokan juga tidak dilakukan karena cara ini kurang efisien yaitu dari satu pohon
hanya dapat diambil beberapa cangkokan dan bibit hasil cangkokan mempunyai akar
yang kurang kokoh dibandingkan dengan bibit hasil sambung pucuk.
Perbanyakan dengan biji dilakukan untuk menghasilkan batang bawah karena dari biji
akan diperoleh tanaman yang mempunyai sistem perakaran yang kuat dan relatif lebih
tinggi daya adaptasi terhadap lingkungan. Dalam melaksanakan perbanyakan dengan
sistem sambung pucuk diperlukan adanya batang bawah dan entres.

Pertumbuhan bibit duku berasal dari biji untuk persiapan batang bawah tumbuh agak
lambat dan baru dapat disambung setelah berumur 1-1,5 tahun. Untuk
mempercepat pertumbuhan diperlukan perbaikan teknologi persemaian, media tanam
dan pemupukan. Pemupukan dapat dilakukan melalui tanah maupun daun dengan cara
disemprotkan ke bagian bawah daun. Dengan demikian batang bawah siap untuk
disambung setelah berumur 7-8 bulan dengan diameter batang mencapai 0,5 cm,
sedangkan untuk entres diambil dari ranting tanaman induk yang berkualitas baik dan
telah berproduksi.
Persiapan Batang Atas (entres)

Batang atas yang digunakan dipilih dari pohon induk yang sehat, sudah pernah berbuah
(minimal 3 - 4 kali) dan produksinya tinggi, dianjurkan varietas Rasuan.
Calon batang atas (entres) diambil dari ujung cabang yang warna kulitnya masih hijau
muda, tetapi daunnya telah mengeras dan bukan cabang air, sebaiknya posisi
ranting/entres miring ke atas atau dengan sudut kurang dari 90 derajat.
Dalam melakukan pemotongan entres pakailah pisau potong atau gunting yang bersih
dan tajam.
Bahan entres yang telah dipotong segera dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Bahan entres yang telah diambil sebaiknya segera dilakukan penyambungan bibit.

Cara Penyambungan

Batang bawah yang sudah berumur 7-8 bulan dan mempunyai diamater lebih dari 0,5
cm dipotong pada bagian kulit batang yang masih hijau setinggi 20-25 cm dari
permukaan tanah dalam polybag.
Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tanaman dengan pemberian pupuk, penyiraman
dan pengendalian hama/penyakit (Suparwoto et al. 2004).Setelah itu batang bawah
dibelah secara membujur sepanjang 2-2,5 cm pada bagian ujung tengahnya (bentuknya
seperti celah berbentuk huruf V). Lalu entres disayat bagian pangkalnya pada kedua
sisi sepanjang 2-2,5 cm sehingga membentuk huruf V.
Sisipkan entres ke dalam belahan batang. Usahakan waktu penyisipan kambium entres
harus bersentuhan langsung dengan kambium batang bawah lalu diikat dengan plastik
okulasi atau tali plastik.
Sambungan yang telah diikat kemudian dimasukkan ke dalam sungkup yang telah
disediakan. Sungkup tersebut harus tertutup rapat sehingga udara luar tidak bisa
masuk. Penyungkupan bertujuan untuk mengurangi penguapan dan mempertahankan
kelembaban udara di sekitar sambungan agar tetap tinggi antara 90-100%.
Sungkup tersebut diletakkan di bawah naungan agar terlindung dari sinar matahari
langsung. Setelah 4 minggu akan tumbuh tunas baru. Hal ini menunjukkan bahwa
sambungan telah berhasil dan sebaliknya, bila batang atas menjadi layu dan mati
menunjukkan sambungan tidak berhasil.
Sungkup plastik dan tali pengikat dapat dilepas setelah 1,5-2 bulan sambungan
dinyatakan berhasil.

Perbanyakan bibit duku dengan teknik sambung pucuk merupakan salah satu teknik
perbanyakan bibit yang dianjurkan karena lebih efisien dan memperpendek umur saat
pertama kali berbuah, yaitu yang semula sekitar umur 20-25 tahun menjadi sekitar 5-6
tahun. Teknik ini sudah mulai berkembang dan diminati oleh penangkar bibit duku di
Sumatera Selatan. Selain itu, metoda ini sangat baik untuk mendukung program
pengembangan dan peremajaan tanaman duku di Sumatera Selatan.
Keberhasilan sambung pucuk ditentukan oleh empat faktor, yaitu batang bawah, batang
atas, kondisi lingkungan dan keterampilan teknik penyambungan. Batang bawah yang
digunakan harus siap sambung baik teknis maupun fisiologis. Siap sambung secara
teknis adalah keadaan batang bawah yang diameter pangkal batang telah sama atau
lebih besar daripada diameter batang atas. Sedangkan siap sambung secara fisiologis
adalah keadaan batang bawah yang kandungan cadangan makanan dan hormon
pertumbuhannya telah mampu mendukung kehadiran batang atas yang akan
disambungkan.
Kondisi lingkungan terutama temperatur, kelembaban udara, oksigen dan cahaya
sangat menentukan dalam menunjang keberhasilan penyambungan. Pertautan antara
batang atas dan batang bawah diawali dengan pembentukan kalus kemudian diikuti
dengan diferensiasi beberapa sel parenchyma dalam jaringan kalus menjadi jaringan
pembuluh xylem dan phloem. Proses pembentukan kalus sampai jaringan pembuluh
akan berjalan dengan baik bila ditunjang dengan keadaan lingkungan yang cocok. Pada
umumnya penyambungan dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan.

Anda mungkin juga menyukai