Buah Pinang atau bahasa latinnya Areca cathecu merupakan salah satu komoditas ekspor
Indonesia. Permintaan akan buah pinang ini lumayan tinggi. Buah pinang umumnya banyak
tumbuh dipekarangan atau kebun, dan belum banyak petani yang membudidayakan Pinang
secara serius. Biji pinang berguna untuk bahan makanan, bahan baku industri seperti pewarna
kain, dan obat. Biji pinang sebagai penyusun ramuan obat sudah masuk ke dalam daftar
prioritas WHO (World Health Organization/organisasi kesehatan dunia) . Biji pinang ini
sudah dimanfaatkan sebagai obat sejak ribuan tahun sebelum masehi, terutama di Mesir dan
India. Hingga kini banyak negara yang menggunakan biji penang antara lain sebagai obat
cacing, eksim, sakit gigi, flu, luka, kudis, difteri, nyeri haid, mimisan, sariawan, mencret,
koreng, borok.
a. Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon berbentuk setengah bulat dan
pertumbuhan daun terbagi rata.
b. Pohon bebas dari serangan hama dan penyakit
c. Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun.
d. Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah).
e. Daun yang terbuka penuh lebih dari 8 helai,
f. Jumlah tandan lebih dari 4 buah,
g. Jumlah buah per tandan lebih dari 50 butir.
TEKNIK BUDIDAYA.
Untuk budidaya tanaman pinang agar mendapatkan tanaman yang baik harus melalui
beberapa tahap yaitu :
A. Persiapan Bibit.
Perbanyakan tanaman pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan dengan
biji adalah akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan) secara genetik pada tanaman
yang bersifat heterosigous dan jangka waktu untuk berproduksinya akan sangat lama.
1). Jumlah bibit.
Kebutuhan biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah bibit
yang diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk jarak tanam 2,7 m X 2,7 m,
akan diperoleh sebanyak 1.300 tanaman/Ha. Oleh karena itu disiapkan sebanyak 1.950 biji
pinang untuk disemaikan.
2). Kriteria buah untuk bibit.
Beberapa kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu ukuran, berat,
dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas pinang. Ukuran
buah pinang bervariasi dari ukuran kecil sampai besar.
Kriteria untuk ukuran buah besar adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya buah diambil yang mempunyai ukuran besar dan seragam, buah yang besar
berpotensi menghasilkan buah yang besar.
b. Berat buah yang dijadikan bibit sekitar 60 buah/kg. Semakin sedikit jumlah per
kilogramnya maka bijinyapun semakin baik dijadikan benih.
c. Umur Pohon yang baik untuk bibit.
Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun. Buah
untuk benih harus matang sempurna (warna oranye) dengan bobot di atas 35 g.
3). Perlakuan buah
Dalam pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan langsung menyemaikan buah dan ada
yang diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan merendam buah selama 24
jam. Air sangat mempengaruhi percepatan perkecambahan biji selain suhu, oksigen dan
cahaya.
* Sebaiknya perendaman buah dalam air jangan terlalu lama
* Suhu yang tinggi akan memacu percepatan perkecambahan sejalan dengan naiknya suhu.
* Oksigen sangat diperlukan untuk respirasi. Dengan sistem drainase dan pengolahan
pengaturan bedengan yang baik akan mempercepat perkecambahan karena aerasi berjalan
dengan baik. Aerasi yang baik ini terjadi karena kebutuhan oksigen terjamin.
4). Persiapan lahan.
Sebelum dilakukan kegiatan perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan terlebih dahulu
agar pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada penanaman di lahan seluas 1 ha maka
luas perkecambahan yang diperlukan sekitar 4-5 m atau sekitar 400 biji/m. Langkahlangkah menyiapkan lahan sebagai berikut :
1. Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan aman dari ganggguan orang, ternak, dan
organisme pengganggu lainya.
2. Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.
3. Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan
menggali saluran drainase di antara dua bedengan dan tanah galiannya diuruk ke tengah
sambil diratakan. Sebaiknya saluran drainase dirapikan.
5). Perkecambahan
Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya adalah menyemai biji-biji yang sudah dipilih.
Proses perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu akar atau tunas
dari biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan biji adalah sebagai berikut :
1). Susun biji pinang terpilih pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus
rapat agar daya tampung bedengan menjadi maksimal.
2). Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan tanah subur setebal 0,5 cm.
3). Bedengan diberi naungan agar kelembaban terjaga dan terhindar dari sinar matahari
langsung. Penyiraman dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.
4). Bedengan diberi pagar agar terhindar dari gangguan hewan piaraan.
B. Cara Pembibitan.
Setelah biji berkecambah, kegiatan selanjutnya adalah pembibitan. Pembibitan ini dibagi dua
empat
Penentuan jarak tanam
Jarak tanam yang biasa di tanam dilapangan adalah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam ini dianggap
cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman.
Diantara tanaman dalam barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman
palawijo sebagai tanaman tumpang sari.
Pemancangan Ajir
Pemancangan dilakukan setelah lahan penanaman bersih. Dengan pemancangan akan
memudahkan penentuan letak lubang tanam dengan jarak teratur.
Pemancangan didasarkan pada kerapatan pohon per hektar, jarak tanam, dan topografi daerah
setempat. Pemancangan di areal rata dilakukan sesuai jarak tanam. Sedangkan dilahan
berbukit atau berkontur, pemancangan dilakukan dengan arah barisan menurut kontur lahan
dan jarak antar barisan menurut proyeksi jarak antar barisan.
Alat yang digunakan untuk melakukan pemancangan adalah tali nylon (tali polythylene). Tali
nylon disiapkan sepanjang 100 m. Pada tali tersebut diberi tanda (diikat diikat dengan
benang) batas setiap panjang 3 m. Sebaiknya ada perbedaan mencolok antara warna tali nylon
dengan benang. Fungsi tanda tersebut adalah memudahkan penancapan ajir di areal.
Ajir biasanya dibuat dari bambu dengan diameter minimal 2 cm. Tinggi anjir sekitar 1,5 m.
Jumlah ajir yang disiapkan sesuai jumlah tanaman yang seharusnya disiapkan untuk luasan
tertentu. Dengan jarak tanam 2,7 m x 2,7 m maka yang perlu disiapkan sekitar 1.300 ajir
(untuk luasan 1 hektar). Agar ajir mudah ditancapkan ketanah bagian pangkalnya
diruncingkan.
Setelah alat dan ajir disiapkan, pemancangan dapat segera dilakukan. Tancapan satu ajir di
sudut tertentu dari lahan, misalnya sudut sebelah timur dan ikatkan tali nylon pada ajir
tersebut. Tarik tali seluruhnya kearah sudut lainnya (barat). Beri ajir disudut barat dan ikat tali
pada ajir tersebut. Tarikan tali ini nantinya akan merupakan barisan pertama. Tali harus
ditarik lurus ke arah sudut lain. Penancapan ajir tersebut dapat disesuaikan dengan lahan
terpanjang walaupun tanpa arah.
Setelah itu, tancapan ajir satu per satu sesuai tanda pada tali. Bila sudah selesai, tali dapat
dipindahkan pada barisan di sebelahnya atau barisan kedua yang sebelumnya sudah diukur
dengan jarak 2,7 m. Lakukan pemancangan ajir seperti pada barisan pertama, demikian
seterusnya hingga seluruh lahan diberi ajir. Setiap selesai pemancangan ajir pada satu barisan.
Pengaturan jalur dalam kebun jalur A (lebar 1 M) sebagai jalan, jalur B ditanami kacangkacangan. Jalur X sebagai barisan tanaman pinang.
Pembuatan lubang tanam.
Lubang tanam untuk pinang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Lubang tanam
harus sudah dibuat 1 bulan sebelum penanaman karena perlu dibiarkan terbuka kena sinar
matahari selama 1 bulan. Setelah itu lubang dapat di isi tanah lapisan atas yang telah
dicampur dengan kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas
tersebut pun dapat dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g/lubang. Tanah tercampur pupuk
tersebut dimasukan ke lubang hingga 1/3 bagian saja.
Penanaman tanaman penutup tanah.
Bila lahan luas dan tidak ditanami tanaman tumpang sari, sebaiknya tanah ditanami tanaman
penutup tanah (cover crops). Penanaman dilakukan segera setelah lahan bersih, pemancangan
ajir, atau penyemprotan herbisida. Penanaman tanaman penutup tanah sebaiknya saat musim
penghujan.
Biasanya tanaman penutup tanah adalah dari jenis kacang-kacangan seperti Pueraria javanica,
Centrocema pubercen, Calopogonium mucunoides, Psophocarpus palutris, dan
Calopogonium caeruleum. Tanaman ini dapat ditanam dari biji atau dari stek.
Tanaman penutup tanah sangat berguna untuk menambah cadangan unsur hara, memperbaiki
sifat-sifat tanah, mencegar terjadinya erosi, dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu
atau gulma.
Penanaman
Ada dua teknik penanam pinang yang dapat dilakukan, yaitu penaman dengan sistem
monokultur dan sistem tumpang sari.
1. Penanaman sistem monokultur.
Penanaman sistem monokultur artinya tanaman yang ditanam dalam satu areal hanya satu
jenis tanaman menghasilkan. Penanaman sebaiknya pada musim penghujan. Bibit yang
ditanam sebaiknya sudah merupakan hasil seleksi.
2. Penanaman sistem tumpang sari.
Dengan penanaman sistem tumpang sari dapat memberikan nilai tambah petani karena
tanaman pinang baru berproduksi pada umur 5 tahun. Tanaman tumpang sari yang biasa
ditanam adalah tanaman palawija (Jagung, kacang-kacangan). Dengan adanya tanaman
tumpang sari petani sudah mendapat pendapatan sebelum tanaman pinang berproduksi.
Pemeliharaan tanaman
Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut
:
1. Penyisipan tanaman
Penyisipan dilakukan terhadap tanaman pinang yang mati atau tanaman tidak sehat sebaiknya
tanaman dicadangkan 5 % dari jumlah total populasi per hektar.
2. Pemupukan tanaman
Pemupukan tanaman dilakukan dua kali dalam 1 tahun yaitu pada awal musim penghujan dan
pada akhir musim penghujan. Dosis pupuk untuk tanaman yang berumur 4 tahun keatas
(tanaman mulai berbunga) adalah: 100 g N; 40 g P2O5; dan 140 g K2O (setara dengan 220 g
urea; 80 g TSP; dan 240 KCL) dan 12 kg kompos atau pupuk kandang per pohon per tahun.
Untuk tanaman muda berumur 1 tahun (tanaman baru dipindahkan ke lapangan) sampai 3
tahun, dosis pupuk masing-masing 25 %, 50 % dan 75 % dari dosis tanaman mulai berbunga.
3. Penyiangan gulma.
Penyiangan dilakukan agar tanaman terbebas dari gangguan gulma. Diusahakan agar
disekitar batang (daerah piringan) dengan diameter 0,5 sampai 2,0 m tidak ada rumput/gulma
yang tumbuhnya melewati pohon pinang. Pengendalian gulma ini dilakukan setiap dua bulan.
a. Strip weeding
Strip weeding artinya membersihkan gulma di sepanjang barisan tanaman hingga bersih.
Lebar yang dibersihkan cukup 1 m secara memanjang sesuai barisan tanaman. Alat yang
digunakan cangkul, tajak, sabit, Selain itu gulma dapat diberantas dengan bahan kimia.
Kegiatan ini dilakukan hingga lima kali setahun secara berulang-ulang. Pinang yang sudah
berumur 1-4 tahun cukup dilakukan pembersihan dua kali setahun.
b. Strip spraying
Srtip spraying artinya membersihkan gulma sepanjang barisan tanaman dengan cara
penyemprotan herbisida seperti : Paracol dengan konsentrasi 1,2-1,5 l/400 l air/ha dan
Gramozone dengan konsentrasi 1,2-1,5 l/400 l air/ha. Kegiatan ini untuk tanaman yang sudah
berumur setahun atau lebih. Untuk tanaman yang sudah berumur 2-3 tahun dapat dilakukan
dua kali setahun. Lebar jalur Strip spraying cukup 1,5 m, yaitu masing-masing 73 cm dari
kanan-kiri batang memanjang sesuai barisan tanaman.
c. Penyiangan bundaran pohon (ring weeding)
Penyiangan dilakukan di sekeliling pohon dengan radius 75-150 cm tergantung besarnya
pohon.
4. Pengairan
Tanaman pinang sangat peka terhadap kekeringan, oleh sebab itu penting dilakukan pada
daerah yang memiliki musim kering panjang. Tanaman perlu diairi sekali dalam 4-7 hari
tergantung jenis tanah dan iklim.
Pengendalian Organisme Pengganggu.
Sebagai tanaman perkebunan lainnya, tanaman pinang tidak dapat terhindar dari berbagai
serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Beberapa hama dan penyakit penting
pada tanaman pinang mulai dari pembibitan sampai di gudang penyimpanan yang perlu
diketahui.
HAMA DAN PENYAKIT.
A. H a m a
1. Bagworms.
Penyebab adalah Manatha albipes Moore. Ditemukan di bagian bawah daun dan membuat