Pendederan
10 Desember 2015
0
3706
dibedakan saat memasuki masa matang kelamin karena akan terlihat membengkak/lebih
besar dari biasanya.
1. Pada saat baru datang, induk disegarkan dahulu dengan cara mengalirkan air ke dalam
wadah angkut sekitar 10 menit.
2. Induk dimasukkan ke dalam kolam yang telah dipersiapkan secara hati-hati.
3. Indukan baru biasanya mengalami stres antara 3-4 hari. Selama itu, induk tidak perlu diberi
pakan. Pakan dapat mulai diberikan pada hari ke-4 atau ke-5.
4. Pemberian pakan selama 4-5 hari pertama sebaiknya dilakukan setelah hari gelap agar
induk tidak kaget dan stres. Berikan pakan secukupnya agar tidak merusak air.
Induk yang baru datang biasanya belum bisa langsung dipijahkan karena masih stres, kecuali
jarak dekat atau memang masih dalam bentuk calon induk. Jarak waktu induk datang dengan
rencana pemijahan minimal dua minggu.
pakan berprotein tinggi dihentikan 7-10 hari sebelumnya, terutama betina. Tujuannya untuk
mengurangi kadar lemak di dalam telur serta menghentikan pertumbuhan telur baru/ muda
yang menyebabkan pematangan gonad tertunda.
Induk betina yang dipelihara dengan baik, pakan cukup dengan protein tinggi, kualitas airnya
baik; pada dasarnya bisa dipijahkan paling cepat 1,5 bulan dari pemijahan sebelumnya. Untuk
lebih aman, sebaiknya pemijahan berikutnya dilakukan sampai induk mencapai tingkat
kematangan gonad sempurna; yaitu 1,5-2,5 bulan untuk betina dan 3-5 minggu untuk jantan.
3 Jenis Proses Pemijahan Induk Lele
2. Jaga ketinggian air agar tidak susut terlalu jauh sehingga air tidak terlalu panas yang dapat
membuat ikan stres.
3. Pelihara kebersihan kolam. Bila ada sampah atau daun-daun, segera dibuang.
4. Amati kondisi induk. Jika ada yang sakit atau terluka, segera dikarantina dan dirawat di
kolam khusus (kecil).
5. Untuk menghindari penyebaran penyakit, rendam induk yang terluka atau sakit dengan
antibiotik. Kemudian, pelihara di air bersih yang telah diberi obat/antibiotik. Air kolam
karantina, harus tetap bersih, jika perlu dilakukan pergantian air sesering mungkin dan tidak
lupa diberi obat/antibiotik.
6. Induk yang sedang stres/sakit, porsi pakan yang diberikan cukup 30% dan pemberiannya
cukup satu kali sehari.
7. Bila ikan yang sakit sudah pulih kembali, selanjutnya bisa digabungkan bersama induk
lainnya di kolam pemeliharaan indukan.
Hari 1-5
Kegiatan
Tentukan lokasi pembenihan, lalu bersihkan dan ratakan tanah.
Hari 6-14
Kegiatan
Buat kolam terpal rangka bambu 2 m x 4 m x 0,6 m sebanyak 30 unit untuk induk, tandon air,
pemijahan, penetasan, dan pemeliharaan. Buat saluran pemasukan dan pembuangan air.
Hari 14-20
Pembelian perlengkapan pembenihan seperti seser, jaring, bak sortasi, drum/keranjang
penampungan benih, ember, obat-obatan, dan pakan. Pembuatan saung jaga berukuran 3 mx4
m
Hari 21-23
Pengadaan induk siap pijah, Pemeliharaan dan perawatan induk oleh pekerja tetap,
Pembuatan kakaban oleh pekerja tetap.
Hari 21-23
Pemberokan / memuasakan induk dan pengecekan kematangan gonad
Hari 25-26
Membersihkan kolam pemijahan, pengisian air, dan meletakkan kakaban, Persiapan selesai.
6. Pada hari ke-3, ambil dan bersihkan kakaban dari cangkang telur sekitar pukul 9.00-11.00.
Simpan dan rawat kakaban agar dapat digunakan pada pemijahan berikutnya.
7. Dari hari ke-4-6, larva tidak diberi pakan karena masih ada persediaan makanan dari
kuning telurnya. Bila banyak terdapat telur yang tidak menetas, buang telur ynag tidak
menetas tersebut.
4. Pada hari ke-16 pakan larva mulai diganti dari cacing ke pakan serbuk/tepung (Gunakan
Fengli 0). Atau pelet PF 1000/PF 800 yang digerus lalu diayak dengan ayakan tepung. Beri
sedikit demi sedikit jangan ada pakan tersisa. Frekuensi pemberian cukup 2 kali/hari.
5. Pengendalian air, bertujuan untuk menjaga kualitas air tetap baik. Bila berbusa atau bau,
beri probiotik anti busa atau lendir. Lakukan penyiponan secara rutin per 2 hari sekali
menggunakan selang yang diberi saringan diujungnya.
6. Untuk menjaga kualitas air agar tetap baik, lakukan menambahan air secara overflow
selama 1/4 jam setiap 2 hari sekali. Dengan cara membiarkan air meluap melalui
pembuangan otomatis yang diberi saringan halus.
7. Lakukan pencegahan/pengobatan dengan cara pemberian antibiotik/probiotik. Dapat
mengunakan Tetracylcine, Blue Cooper, Enro, atau Oxytetracycline.
1. Sortasi benih kedua dilakukan 10 hari dari sortasi pertama. Benih yang dihasilkan
berukuran 4-5 cm dan 5-6 cm.Benih bisa lansung dipanen, dipelihara lebih lanjut atau dijual.
Catatan:
Sebagian besar peternak biasanya melakukan pendederan hingga pendederan 2 saja, yaitu
untuk mendapatkan benih ukuran 7-8 cm, lalu dijual. Hanya sebagian kecil peternak yang
melanjutkan ke pendederan 3 untuk mendapatkan benih ukuran 8-10 cm dan 11-12 cm.
3. Seleksi dilakukan pada saat siang menjelang sore dan dekat dengan waktu pemijahan
sehingga induk tidak terlalu stres.
4. Kolam induk disurutkan hingga 3-5 cm. Pilih induk siap pijah yang berukuran relatif sama
dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 1/1 : 2/1 : 3.
5. Agar tidak luka, serok indukan dengan serokan halus, lalu pindahkan ke wadah lain. Jaga
induk agar tidak lompat dan luka karena bisa menyebabkan induk tidak mau memijah. Ambil
induk betina yang perutnya buncit, bila diusap terasa lembut, dan kelaminnya menonjol
kemerahan.
6. Ambil induk jantan yang bentuk tubuhnya paling bagus dan proposional. Kelaminnya
terlihat besar, bengkak, dan memerah.
7. Untuk memastikan induk matang gonad, lakukan tes jari. Usap sirip punggungnya dari atas
ke bawah. Bila sirip punggungnya berdiri dan responnya cepat, induk siap dipijahkan.
8. Pilih dan pisahkan beberapa induk yang siap pijah, selanjutnya induk bisa dipijahkan, balk
secara alami, semi-alami, atau buatan.
Pemijahan Alami
Pemijahan alami adalah teknik pemijahan mengadopsi proses alami lele di alam tanpa ada
proses pemaksaan. Perbandingan induk jantan dan betina yang dipijahkan bisa 1 . 1, 1 : 2, 1 :
3, 2 : 3, atau 2 :4, tergantung ukuran kolam pemijahan dan daya tampung kolam penetasan.
Jika jumlah kolam dan kakaban cukup, perbandingan pemijahan lebih dan 1 pasang bisa saja
dilakukan. Perbandingan ideal pemijahan alami adalah 1 : 1. Berikut alasannya.
1. Lebih nyaman untuk induk yang memijah.
2. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
3. Tidak terjadi penumpukan telur/telur busuk karena perbedaan waktu memijah dan proses
penanganan telur lebih mudah.
4. Benih yang dihasilkan cenderung merata karena jumlah telur yang menetas seimbang.
5. Kelemahan pemijahan alami dengan perbandingan induk yang tidak seimbang, misalnya
1 : 2,1 : 3, atau 2 : 3 sebagai berikut.
6. Kurang nyaman untuk induk yang dipijahkan.
7. Kemungkinan jumlah sperma jantan kurang memadai untuk membuahi >2 induk betina
serta menyebabkan sebagian telur tidak terbuahi sempurna. Akibatnya, telur tidak menetas
dan busuk, lalu meracuni telur yang lain.
8. Terjadi penumpukan telur yang pertama keluar dengan telur yang keluar bet ikutnya. Hal
itu menyebabkan telur yang berada di lapisan bawah gagal menetas karena kekurangan
oksigen.
9. Cukup sulit untuk menangani telur yang menumpuk dan gagal menetas. Selain itu, telurtelur tersebut menyebabkan kualitas air rusak dan bau busuk.
10. Tenik ini sangat mudah dan bisa dilakukan siapa saja.Tidak ada biaya tambahan untuk
pembelian ikan donor, oyaprim, jarum sunk atau aquades seperti pada pemijahan semi-alami
dan buatan. Namun, sebaiknya induk yang digunakan harus berumur di atas 1 tahun dengan
bobot minimal 1 kg. Jika tidak, dikhawatirkan hasilnya tidak maksimal. Bahkan, jika induk
tidak siap bisa terkadang gagal memijah atau telur tidak terbuahi karena induk belum siap
atau stres.
Pemijahan Alami
Masukan Induk Ke
Kolam
4. Tutup kolam dengan, jaring atau penutup lainnya agar induk tidak lompat keluar. Jangan
ganggu induk yang sedang memijah karena dapat menyebabkan kegagalan memijah.
Kolam Ikan
Tertutup Dengan Jaring
5. Pemijahan akan terjadi pada pukul 24.00 sampai subuh. Induk betina akan mengeluarkan
telurnya dan jantan mengeluarkan spermanya di dalam air. Setelah itu akan terjadi proses
pembuahan atau fertilisasi alami.Telur akan menempel pada kakaban dan tersebar di dasar
kolam.Telur terbuahi berwarna bening, yang gagal berwarna putih beras.
6. Pada pagi hari pukul 06.00-07.00, kakaban dipindahkan ke kolam penetasan atau bisa juga
dibiarkan di kolam pemijahan untuk penetasan.
7. Kakaban dibalik agar penetasan sempurna, lalu ditindih dengan pemberat. Bila tidak ada
masalah, telur akan menetas 24 jam kemudian. Pada suhu panas, penetasan bisa lebih cepat 12 jam. Pada udara dingin seperti musim hujan, penetasan bisa mundur 3-8 jam.
9. Larva yang baru menetas biasanya menumpuk atau bergerombol di dasar kolam yang
teduh atau ada perlindungan. Pada hari ketiga, larva biasanya sudah berwarna hitam dan
mulai berpencar mencari makan.
Penyuntikan Hormon
Bila persiapan hormon, balk hipofisa atau ovaprim sudah selesai, selanjutnya adalah
menyuntikannya ke induk yang akan dipijahkan sesuai dosis. Ada yang melakukan 2 kali
penyuntikan, tetapi 1 kali pun cukup. Nah, kapan waktu penyuntikan yang tepat untuk
pemijahan semi-alami dan buatan?
Untuk pemijahan semi-alami, waktu penyuntikan bisa bervariasi, mulai dari pukul 10.00 pagi
hingga 17.00. Bila penyuntikan dilakukan pada pukul 10.00, perkiraan lele akan mulai
memijah 10 jam setelah disuntik, yaitu sekitar pukul 20.00. Bila penyuntikan dilakukan pada
pukul 12.00, diperkirakan induk mulai memijah pukul 10 malam. Bila penyuntikan dilakukan
pukul 17.00, pemijahan bisa terjadi mulai pukul 02.00-03.00 pagi. Namun, secara alami, lele
mulai memijah sekitar pukul 12 malam dengan suasana malam yang tenang dan sejuk. Secara
teori, pemijahan lele seharusnya baru mulai pada pukul 02.00-03.00 pagi.
Sementara itu, untuk pemijahan buatan, waktu penyuntikan disesuaikan dengan keinginan.
Intinya, induk dapat diambil sperma dan telurnya 10 jam pascapenyuntikan. Sebelum
pemijahan buatan dilakukan, induk jantan dan betina disuntik dengan hormon, balk ovaprim
atau hipofisa. Berikut urutan kerja penyuntikan induk dengan hormon. Induk diseleksi
terlebih dahulu, lalu diletakkan pada kain/handuk agar tidak berontak. Setelah itu, induk
disuntikkan ovaprim pada bagian punggungnya dengan bantuan syringe. Tekan-tekan dan
gosok-gosok bagian bekas suntikan agar larutan hormon merata dan tidak keluar. Letakkan
indukan ke wadah yang terpisah, lalu tutup agar tidak lompat keluar.
Video Proses Penyuntikan Induk Lele
Penyuntikan Hormon
Persiapan Kolam
2. Siapkan suntikan yang berisi campuran larutan hipofisa/ovaprim sesuai dosis. Setelah itu,
suntikkan pada bagian otot punggung induk jantan dan betina sekitar pukul 10.00 pagi.
Penyuntikan Induk
3. Tekan-tekan dan gosok-gosok bagian bekas suntikan agar larutan perangsang tidak keluar
dan cepat menyebar.
6. Kakaban dipindahkan ke kolam penetasan telur. Peletakan kakaban sebaiknya dibalik agar
penetasan telur lebih sempurna. Bila tidak ada masalah, telur akan menetas 24 jam kemudian.
Pada suhu panas, penetasan bisa lebih cepat 1-2 jam. Pada udara dingin seperti musim hujan,
penetasan bisa mundur 3-8 jam. Dari hasil praktik, telur yang dihasilkan dari kawin suntik
lebih besar dan lebih cepat menetas.
Kakaban dipindahkan ke
kolam penetasan telur
Gonad Jantan
Bewarna Putih Keruh
3. Ambil kantong sperma dengan pinset.
4. Potong gonad tersebut, lalu urut atau tekan-tekan agar cairan sperma lele keluar.Tampung
di dalam wadah yang telah disiapkan.
Proses Stripping
1. Siapkan induk betina yang sudah siap. Pegang kepala induk dengan bantuan kain atau
handuk agar tidak licin dan lepas saat berontak ketika di stripping.
Persiapan Induk
Betina
2. Tangan kiri memegang kepala ikan dan tangan kanan mengurut perut induk lele dari bagian
perut atas hingga ke bagian lubang kelaminnya. Tampung telur ke dalam mangkok/baskom
plastik 2 liter. Ulangi pengurutan hingga semua telur di perut induk betina keluar semua.
Telur Ditampung Ke
Baskom
Pembuahan Eksternal
Dalam pemijahan buatan, proses pembuahan dilakukan di luar tubuh induk sehingga disebut
pembuahan eksternal. Caranya dengan mencampurkan sperma dengan telur hasil stripping
dalam satu wadah, diaduk, lalu ditebar ke dalam wadah atau kolam petetasan. Wadah
penetasan bisa diberi kakaban atau tidak. Hapa atau jaring yang sangat halus juga bisa
digunakan sebagai media penetasan. Fungsinya ganda, yaitu sebagai wadah dan substrat
penempelan telur.
Selisih Waktu Penyuntikan Dengan Stripping Dan Jarak Pembuahan Telur Dengan Waktu
Penetasan
Proses Menebarkan Telur Lele Yang Sudah Dibuahi Ke Dalam Kolam Aquarium
Telur bisa menetas jika terbuahi dengan sempurna dan berwarna kuning muda transparan.
Telur yang berwarna putih beras tidak akan menetas. Agar proses penetasan sempurna,
sebaiknya kolam penetasan dialiri air kecil dan dibiarkan terbuang atau meluap melalui
pembuangan otomatis (lubang dengan saringan kecil). Cara lainnya, kakaban dibilas, lalu
ditetaskan di kolam penetasan. Namun, bila ukuran kolam penetasan cukup besar dan jumlah
indukan yang ditetaskan tidak banyak, cukup menggunakan air yang ada tanpa perlakuan
khusus.
Lamanya telur menetas dipengaruhi oleh suhu air yang akan semakin cepat menetas bila
suhunya semakin tinggi. Bila suhu air kolam antara 20-23 C, telur akan menetas antara 3357 jam. Pada suhu 23-26C, telur lele akan menetas dalam 30-33 jam, sedangkan pada suhu
27-30 C, telur menetas dalam 20-23 jam. Normalnya, telur akan menetas 24 jam setelah
pembuahan. Pada suhu lebih panas, penetasan bisa lebih cepat 1-3 jam. Pada udara dingin
seperti musim hujan, penetasan bisa mundur 3-10 jam.
Setelah proses penetasan, selanjutnya larva dipelihara di kolam penetasan yang belum
mendapat pakan dari luar selama 3 hari. Bila cadangan makanannya (yolksack) berupa
kuning telur telah habis diserap, akan ditandai warnanya yang berubah menjadi hitam.
Setelah itu, larva akan menyebar mencari makan sehingga harus ada pasokan pakan dari luar.
Makanannya bisa berupa kutu air, artemia, atau cacing sutera.
Telur Lele
1. Lamanya pengeraman telur tergantung suhu air. Semakin tinggi suhu, penetasan akan lebih
cepat. Normalnya, penetasan berlangsung antara 20-24 jam sejak telur dibuahi.
2. Pertama menetas, organ tubuh larva belum sempurna. Hanya ada kepala, badan, perut, dan
ekor. Kepala, mulut, dan sirip belum terbentuk dengan baik. Warna tubuhnya kuning
transparan. Kuning telur (yolksack) masih banyak.
3. 6-12 jam setelah menetas, warnanya berubah menjadi cokelat bening. Kepala, mata, dan
sirip mulai terbentuk, tetapi kumis belum ada. Persediaan yolksack mulai berkurang.
4. Sekitar 18 jam setelah menetas, warnanya mulai cokelat tua transparan. Kepala, mulut,
mata sirip mulai kelihatan, tetapi kumis belum tumbuh.
5. Setelah 24 jam; kepala, mulut, mata, dan sirip mulai terbentuk lebih balk. Warna abu-abu
muda.
6. Ketika berumur 48 jam, bentuk larva mulai lengkap, tetapi belum sempurna. Mulut, mata,
dan sirip belum tumbuh lengkap, tetapi warnanya sudah mulai menghitam.
7. Setelah umur 3-4 hari perkembangan larva sudah sempurna. Kumis, mulut, kepala, mata,
badan, dan siripnya sudah lengkap. Warnanya menjadi hitam tua. Pada umur ini, persediaan
makanan hampir habis, larva bisa diberi pakan tambahan dari luar.
8. Pada umur 6-9 hari, pertumbuhan benih lele sempurna. Ukurannya sekitar 1 cm. Pakan
yang diberikan bisa berupa cacing sutera, kutu air, atau artemia. Labirinnya baru akan
terbentuk pada umur ke-13-25.Ini adalah fase yang sangat rentan.
Lama Pemeliharaan
Umumnya, larva dipelihara di kolam penetasan selama 13-15 hari sejak menetas dengan
padat tebar 50.000-60.000 ekor/m2. Benih yang dihasilkan bervariasi, yaitu antara 1-4 cm.
Ketika berusia 13-15 hari, sebaiknya sudah dilakukan sortir pertama.
Pemberian Pakan
Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan selama 3-4 hari karena masih memiliki
cadangan makanan berupa kuning telur yang melekat di tubuhnya. Pada hari ke-3 atau 4,
warna larva akan menghitam dan mulai aktif keliling mencari makan. Hal itu pertanda kuning
telurnya mulai habis. Nah, pada saat itulah larva diberi pakan.
Pakan utama larva adalah kutu air dan cacing sutera yang diberikan sampai kenyang. Bila
tidak ada, bisa diberi pakan pengganti berupa kuning telur, susu bubuk, atau pelet tepung.
Pemberian pakan ini harus disesuaikan dengan kepadatan larva. Jika tidak habis, ketiga pakan
tersebut dapat menyebabkan air cepat kotor. Bahkan, pakan tersebut kurang baik untuk
pertumbuhan larva. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali sehari yang diberikan sedikit demi
sedikit.
Pengendalian Air
Kualitas air memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup benih. Untuk menjaga
kualitas air, setidaknya dilakukan pergantian air setiap 2-4 hari sekali dengan air yang sudah
diendapkan. Pergantian air pertama bisa dilakukan setelah larva berumur 13 hari. Pergantian
air tergantung pada tingkat kotoran yang ada di kolam. Bila padat tebar tinggi, pergantian air
harus lebih cepat, yaitu kurang dari 10 hari.
Suhu air juga harus dipertahankan agar tetap stabil pada 25-27 C. Usahakan jangan sampai
terjadi perubahan suhu yang drastic karena dapat menyebabkan kematian larva. Untuk
menyiasati sinar matahari yang berlebihan, bisa dengan menutup sebagian permukaan kolam
dengan paranet atau meninggikan air kolam mencapai 30-40 cm. Untuk mengatasi air hujan
bisa dengan diberi atap atau penutup lainnya, tetapi sinar matahari tetap masuk.
Untuk menjaga larva tidak stres atau mati akibat pergantian air, pergantian airnya dilakukan
dengan cara diluapkan atau overflow. Berikut Langkah-langkah pergantian air kolam larva.
1. Tutup lubang pembuangan dengan kain strimin atau potongan hapa.
2. Sedot air dari kolam pengendapan air mengunakan pompa kecil, lalu alirkan ke kolam
larva.
3. Biarkan air meluap otomatis pada lubang pembuangan.
4. Agar aliran air dari selang tidak terlalu keras, tutup lubang selang dengan busa yang diikat
karet gelang.
5. Biarkan air mengalir selama 30 menit.
6. Lakukan pemeliharaan air ini setiap 2-3 hari sekali secara teratur agar kualitas air terjaga.
Setelah dipelihara selama 2-3 minggu, benih disortir dengan ayakan sortir 3-5. Benih ini bisa
dipanen untuk dipelihara lebih lanjut pada pendederan II atau dijual pada pendeder. Benih
hasil seleksi pertama disebut grade A yang kualitasnya terbaik karena pertumbuhannya cepat.
Setelah 10 hari dari sortasi pertama, benih yang masih tersisa dari sortasi pertama disortir
lagi. Hasil sortasi kedua ini disebut benih grade B dengan kualitas cukup baik. Sementara,
benih yang tidak lobos pada sortasi ke-2 dipelihara lebih lanjut hingga berukuran 4-5 cm dan
5-6 cm. Ini disebut grade C dan kualitasnya kurang baik karena pertumbuhannya lambat.
Pada minggu pertama, benih diberi pelet berukuran 0,8 mm sesuai bukaan mulutnya. Pada
minggu ke-2, benih sudah bisa diberi pelet yang lebih besar, yaitu berdiameter 1 mm. Agar
tidak stres, sebaiknya setiap pergantian pakan, pelet direndam dahulu selama 10 menit, lalu
diberikan pada benih. Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali/hari, yaitu pagi hari (07.00-09.00),
siang hari (14.00-15.00), dan malam hari (20.00-22.00). Jumlah pakan yang diberikan 3-5
%/hari dari total bobot benih yang dipelihara di kolam.
Kualitas air dijaga dengan melakukan overflow atau peluapan air setiap 2-3 hari sekali.
Pengurasan total bisa dilakukan jika kualitas air sudah sangat buruk. Hal itu juga mencegah
timbulnya penyakit. Pemberian probiotik juga bisa dilakukan untuk mengendalikan kualitas
air.
Bila benih terlanjur terserang penyakit, sebaiknya dikarantina ke kolam tersendiri dan diberi
antibiotik, misalnya super tetra. Ketinggian airnya diturunkan sampai 5-10 cm saja.
Tujuannya agar benih bisa mengambil oksigen lebih dekat ke permukaan air karena benih
yang sakit gairah makannya turun drastis. Pakan diberikan cukup 2 kali sehari dengan ukuran
lebih kecil dan jumlah lebih sedikit.
Pada pendederan 2, sortasi dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada setiap akhir minggu. Hasil
sortasi bisa dipelihara lebih lanjut pada pendederan Ill atau dijual ke konsumen. Benih yang
dihasilkan berukuran antara 6-7 cm dan 7-8 cm.
Namun, jarang sekali pembenih lele sampai pada tahap pendederan 3. Biasanya, pada
pendederan 1 dan 2, benih sudah habis terjual ke konsumen. Jadi, pendederan 3 hanya sebuah
opsi bagi para pendeder yang ingin menghasilkan benih ukuran besar.
berkembang biak. Cara lainnya adalah dengan probiotik. Jadi, cukup menebar probiotik
sesuai dosis. Pemupukan ini bisa bersamaan dengan pengapuran.
pertumbuhannya terlalu bervariasi. Peternak juga harus jeli agar tidak membeli benih yang
sakit karena dapat menular dan menyerang semua benih yang dipelihara di satu kolam. Untuk
itu, belilah benih pada peternak yang sudah dikenal dan memiliki benih-benih berkualitas.
Padat Tebar
Padat tebar benih lele harus sesuai dengan luasan kolam agar ruang geraknya leluasa. Padat
tebar yang tepat tidak membuat air cepat kotor, ikan lebih sehat, dan pertumbuhannya cepat.
ldealnya, padat tebar untuk pembesaran antara 250-350 ekor/m3. Dengan tambahan probiotik
atau antibiotik organik seperti SS-Formula, padat tebar bisa ditingkatkan hingga 500-650
ekor/m3.
Pemeliharaan benih yang utama adalah memberi pakan sesuai kebutuhan sampai panen.
Untuk benih yang baru ditebar, sebaiknya tidak diberi pakan sekitar 3 jam karena mash stres.
Bila dipaksakan pun tidak akan banyak yang dimakan, bahkan menyebabkan air rusak.
Selama 5 han pertama, sebaiknya benih hanya diberi pelet apung supaya mullah dikontrol.
Pemberian pelet tidak boleh langsung banyak. Tunggu hingga kondisi fisik dan selera makan
benih benar-benar pulih kembali.
Pada hari ke-1 dan 2, benih cukup diberi pakan sebanyak 25% clan normalnya sebanyak 2
kali sehari, yaitu pagi han pukul 09.00 dan sore han pukul 17.00. Pada hari ke-3 dan 4, benih
diberi pakan sebanyak 40-50%. Pada han ke-5, biasanya kondisi fisik benih sudah pulih dan
selera makannya sudah normal kembali. Artinya, benih sudah bisa diberi pakan sesuai
porsinya.
Frekuensinya bisa 3-4 kali/hari sebanyak 3-5% dan biomassa benih yang dipelihara. Waktu
pemberian pakan pada pagi hari pukul 09.00, siang hari pukul 14.00-15.00, dan malam hari
pukul 20.00-22.00 atau disesuaikan dengan jadwal. Untuk memaksimalkan penyerapan
pakan, sebaiknya pelet diseduh dahulu sebelum diberikan.
Selain pelet, pakan lain yang bisa diberikan pada benih bisa berupa bekicot, keong emas,
maggot, cacing tanah, ikan rucah, usus ikan, usus ayam, limbah pembuatan pindang, atau
sawi putih. Sebelum diberikan, ada perlakuan agar hasilnya baik. Bekicot, keong emas, dan
usus ayam direbus dahulu. Frekuensi pemberian pakan alternatif bisa 1-2 kali sehari, yaitu
pada pagi hari pukul 09.00 dan malam hari pukul 19.00-21.00.
Pakan Lele Yang Telah Dicampur Probiotik Sangat Efektif Untuk Membesarkan lele
Keong Mas
Untuk meningkatkan pertumbuhan, darah ternak bisa digunakan sebagai campuran dalam
pakan lele. Hal itu karena kandungan proteinnya yang tinggi, yaitu di atas 50%. Pakan pelet
yang sudah ada dilumatkan dahulu, lalu ditambahkan adonan marus (darah yang sudah
digumpalkan). Adonan marus yang ditambahkan cukup 15-20% dari jumlah pakan yang akan
digunakan.
Teknologi Sederhana
Cara lain yang bisa digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan adalah dengan
menjaga kualitas air.Teknologi sederhana yang bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan
kualitas air adalah aerator, blower, atau pompa sirkulasi yang akan meningkatkan kadar
oksigen dalam air. Untuk menjaga suhu air tetap stabil bisa menggunakan water heater
(pemanas air elektrik). Sebaiknya, penggunaan water heater mengikuti perubahan suhu
sehingga menghemat penggunaan listrik. Misalnya pada malam hari suhu akan berubah
setelah tengah malam menjelang subuh. Jadi, water heater bisa mulai digunakan setelah pukul
22.00 malam dan dimatikan pada pukul 05.00 pagi. Air akan hangat kembali karena sinar
matahari.
Manajemen Air
Air yang kualitasnya terjaga dengan baik akan membuat ikan sehat, ikan yang sehat memiliki
selera makan yang tinggi sehingga lebih cepat besar. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan
untuk menjaga kualitas air, yaitu dengan pengurasan, pengenceran air, penyaringan,
peningkatan kadar oksigen, dan sirkulasi air. Pengurasan dilakukan secara berkala, sesuai
dengan penurunan kualitas air. Pengenceran air bisa dilakukan dengan pemberian probiotik
atau dibuang sebagian dan ditambah air baru sebanyak air yang dibuang. Meningkatkan kadar
oksigen air bisa dilakukan dengan cara menguras air, menggunakan aerator atau mendaur
ulang air dengan cara penyaringan.
Video Pembesaran Ikan Lele Menggunakan Sistem Probiotik
Hal pertama yang harus dilakukan dalam usaha pembesaran adalah mempersiapkan kolam.
Kolam yang dibuat harus diatur tata letaknya sehingga tampak rapi dan memudahkan
pemeliharaan. Berikut penjelasannya.
Hari 1-5
Kegiatan:
Menentukan lokasi budi daya serta membersihkan dan meratakan tanah. Pekerjaan dilakukan
oleh 5 orang dengan sistem borongan. Upah Rp 50.000/hari/orang.
Hari 6-20
Kegiatan :
Pembuatan kolam terpal rangka bambu untuk pemeliharaan, karantina, dan tandon air.
Pembuatan saluran dan pembuangan air.
Pekerjaan dilakukan oleh 4 orang dengan sistem borongan. Upah Rp 200.000/kolam.
Hari 21-22
Kegiatan :
Membersihkan kolam dan membeli perlengkapan pembesaran lele seperti jaring, seser,
jerigen, bak sortir, dan timbangan.
Hari 23-25
Kegiatan :
Pengisian air kolam dengan ketinggian 25-30 cm.
Hari 26
Kegiatan :
Pemupukan kolam. Caranya, masukkan probiotik ke dalam kolam dengan dosis tertentu.
Untuk
cara lain bisa dengan pupuk kandang yang dimasukkan ke dalam karung.
Hari 27-30
Kegiatan :
Kolam yang sudah diberi pupuk dibiarkan selama 2-3 hari hingga pakan alami tumbuh.
Hari 2-15
Kegiatan :
Pemberian pakan pelet berukuran 1 mm hingga kenyang. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali
sehari pada pagi (09.00), siang (13.00), dan sore hari (17.00-21.00).
Pakan bisa dilembapkan dengan air dan dibiarkan selama 15 menit, lalu diberikan pada ikan.
Pada hari ke-5, air di kolam yang awalnya hanya 30 cm ditambahkan sampai penuh, yaitu
pada ketinggian 60-80 cm. Setelah itu, tambahkan pula probiotik atau suplemen agar ikan
tumbuh sehat dan tidak mudah stres.
Penambahan probiotik/suplemen bisa diberi setiap 3-5 hari sekali agar kolam tetap subur.
Sekitar 5-7 hari, air pemeliharaan akan berubah menjadi kehijauan yang menandakan bahwa
air tersebut sudah sesuai untuk pembesaran lele.
Hari 16
Kegiatan :
Pergantian ukuran pakan pelet butiran dari 1 mm menjadi ukuran 2 mm.
Pakan bisa dilembapkan dengan air dan dibiarkan selama 15 menit, lalu diberikan pada ikan.
Benih sudah berukuran 11-12 cm.
Hari 17-40
Kegiatan :
Pemberian pakan pelet butiran ukuran 2 mm. Frekuensi 3 kali sehari dengan pola yang sama
seperti sebelumnya. Pemberian pakan dihentikan ketika ikan sudah mulai malas makan.
Untuk menghemat pakan, lele bisa diberikan pakan alternatif antara lain usus ayam, kepala
tongkol, kepala udang, bekicot, keong mas, dan sosis bekas. Pemberian pakan alternatif ini
bisa diberikan hingga ikan dipanen, tetapi cukup 2-3 hari sekali.
Hari 41
Kegiatan :
Pergantian air kolam dengan cara membuang air setengahnya, lalu diganti sebanyak air yang
dibuang.
Lakukan overflow atau biarkan air meluap dan mengalir melalui pembuangan otomatis
selama 15 menit melalui pipa pembuangan yang sudah diberi lubang pada bagian atasnya.
Hari 42-45
Kegiatan :
Pemberian pakan pelet butiran ukuran 2 mm. Frekuensi 3 kali sehari dengan pola yang sama
seperti sebelumnya. Pemberian pakan dihentikan ketika ikan sudah mulai malas makan.
Hari 46
Kegiatan :
Pergantian pakan dengan ukuran yang lebih besar lagi, yaitu ukuran 3 mm.
47-59
Kegiatan :
Jadwal pemberian pakan bisa sama 3 kali sehari atau dikurangi menjadi 2 kali sehari, yaitu
pada pagi hari (09.00) dan sore/malam hari (15.00-20.00).
Bila kondisi air mulai buruk (warna cokelat/ hijau pekat), dapat dilakukan pergantian air
kolam dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
Jika ikan akan dipanen keesokan harinya, mulai sore hari tidak usah diberi pakan.
Hari 60
Kegiatan :
Panen lele konsumsi, ukuran 7-10 ekor/kg.
Benih Ikan Lele Yang Telah Mati, Harus Segera Dibuang Dari Kolam
Penyakit infeksi pada lele umumnya dipicu oleh penurunan kualitas air akibat penumpukan
kotoran dan sisa pakan berlebih. Dengan demikian, organisme yang merugikan (patogen)
berkembang pesat, lalu menyerang ikan.
Selain kualitas air yang buruk, pencetus munculnya penyakit bisa berasal dari faktor lainnya.
Pertama adalah kesalahan penanganan karena penyerokan yang kasar, berulang-ulang, dan
bertumpuk. Bisa juga disebabkan oleh penyortiran, perhitungan, pengiriman yang jauh, dan
jumlah dalam kemasan terlalu padat. Wadah pengiriman yang tidak layak juga bisa menjadi
pemicunya. Kemudian, tidak adanya adaptasi saat tebar benih, air baru tanpa diendapkan
terlebih dahulu juga bisa menjadi pemicu timbulnya bibit penyakit.
Jika terjadi kesalahan pada saat penanganan lele, misalnya tidak hati-hati saat sortir,
sebenarnya itulah awal mula pencetus semua penyakit dan kematian pada lele. Awalnya lele
akan stres, lalu sakit dan mati. Kematian yang diduga peternak adalah akibat penyakit
tertentu atau karena suhu yang ekstrim, tetapi tidak mem-flashback penanganan benih yang
dilakukan. Agar usaha budi daya lele berjalan lancar, sebaiknya peternak memperhatikan
dengan serius segala penyebab kematian lele dan menghindari kesalahan yang berulang.
Berikut adalah jenis bakteri, indikasi, cara pencegahan, cara pengobatan, dan jenis obat yang
diberikan.
Pseudomonas
Indikasi :
1. Menyerang lele semua ukuran,
2. Borok pada kulit,
3. Pendarahan kulit, hati, ginjal, limfa,
4. Lemah, kurus, nafsu makan hilang
Pencegahan :
1. Jaga mutu air Karantina ikan yang diserang penyakit,
2. Beri antibiotik sesuai dosis,
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan Oxytetracyclin dosis 25-30 mg/kg lele/hari selama 7-10 hari
berturut-turut.
Jenis Obat :
Oxytetracyclin
Aeromonas hydrophila
Indikasi :
1. Menyerang benih ukuran 1-12 cm
2. Kulit gelap, kasar, dan pendarahan
3. Lemah dan susah bernapas
4. Pendarahan pada hati, ginjal, dan limfa.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Beri antibiotik sesuai dosis.
Pengobatan :
1. Suntik Terramycine 25-30 mg/kg ikan per 3 hari sekali, diulang 3 kali.
2. Mencampurkan Terromycine 50 mg/kg pada pakan setiap hari selama 10 hari
3. Sulphonabid 100 mg/kg per hari selama 3-4 hari
Jenis Obat :
1. Tetrarnycine,
2. Sulphonabid
Aeromonas punctata
Indikasi :
1. Menyerang benih ukuran 1-12 cm,
2. Infeksi kulit kepala, badan belakang, insang, dan sirip
3. Nafsu makan hilang
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Beri antibiotik atau probiotik sesuai dosis.
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan Oxytetracycline dosis 25-30 mg/kg lele/hari selama 7-10 hari,
2. Beri Sulfamerazine 100-200 mg/kg pakan selama 1-3 hari.
Jenis Obat :
1. Oxytetracyclin,
2. Sulfamerazine.
Edwardsieila
Indikasi :
1. Mata dan tubuh samping menonjol,
2. Warna kulit gelap,
3. Borok dan pendarahan kulit,
4. Luka kecil di kulit, lalu meluas ke daging
5. Pendarahan di hati, ginjal, dan limfa
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Taburkan Sulphonamide 100-200 mg/ kg/hari selama 4 hari berturut-turut pada awal
pemakaian kolam.
Pengobatan :
1. Musnahkan ikan yang terserang penyakit dengan cara dibakar atau dikubur.
Jenis Obat :
1. Sulphonamide.
Tubercolosis
Indikasi :
1. Menyerang lele semua umur,
2. Warna kulit gelap,
3. Perut membengkak,
4. Hati bercak-bercak.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Pemberian antibiotik.
Pengobatan :
1. Karantina lele sakit
2. Obati dengan larutan Oxitetracyclin yang dicampur ke dalam pakan 0,5 mg/kg pakan
Jenis Obat :
1. Oxytetracyclin.
2. Menyerang telur
3. Kepala, tutup insang, dan sirip ditumbuhi benang halus seperti kapas
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Penanganan hati-hati agar lele tidak luka,
3. Pemberian antibiotik secara berkala.
Pengobatan :
1. Iken direndam dalam larutan Malachyte green oxalate 2,5-3 g/m3 air selama 30 menit.
2. Telur direndam Malachyte green oxalate 0,1-0,2 ppm selama 1 jam atau 5-10 ppm selama
15 menit.
Jenis Obat :
1. Malachyte green oxalate.
Trichodina sp.
Indikasi :
1. Lele lemah dan kurus,
2. Lele menggesek-gesekkan badannya pada benda keras.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air.
Pengobatan :
1. Rendam dalam larutan formalin 150-200 ml/m3 selama 15 menit.
2. Rendam dalam larutan Malachyte green oxalate 0,1 g/m3 selama 12-24 jam.
Jenis Obat :
1. Larutan formalin.
2. Malachyte green oxalate.
Lernae sp.
Indikasi :
1. Menempel dan menusukkan diri pada tutup insang, sirip atau mata selama 25 menit
2. Bagian yang ditempel akan menjadi luka.
Pencegahan :
1. Jaga mutu air,
2. Beri antibiotik,
3. Saring air yang masuk ke kolam.
Pengobatan :
1. Rendam lele yang sakit dalam larutan garam/ NaCI 20 g/I selama 5 menit.
Jenis Obat :
1. Garam NaCI
1. Pada tahap awal budi daya, sterilkan kolam dengan sabun cuci cair/kaporit, lalu bilas
dengan air hingga bersih.
2. Rendaman secara langsung benih yang baru ditebar ke dalam kolam pembesaran dengan
larutan garam. Misalnya, untuk kolam seluas 6 m2 dengan ketinggian air 10-15 cm, cukup
diberi 2-3 genggam garam ikan.
3. Jaga agar air kolam tetap bersih dengan menggantinya secara rutin.
4. Hindari pemberian pakan berlebihan.
5. Hindari membeli benih yang sakit.
6. Hindari penggunaan fasilitas budi daya yang tercemar penyakit. Sebaiknya, peralatan
tersebut direndam dalam larutan kaporit selama semalam sebelum digunakan. Cuci dan bilas
peralatan hingga bersih sebelum digunakan kembali.
7. Kuras dan cuci kolam setiap akhir panen menggunakan sabun cair, lalu rendam dengan
larutan kaporit selama semalam. Bilas dengan air hingga bersih sebelum digunakan kembali.
Faktor Non-Penyakit
Perubahan suhu ekstrim adalah perubahan mendadak dari panas ke dingin atau dingin ke
panas. Hal itu merupakan masalah besar dalam budi daya ikan lele dan dapat mengakibatkan
lele mati serentak dalam kolam. Pada musim hujan, air hujan yang masuk ke kolam tanpa
tutup bisa menggantikan setengah air kolam yang ada. Air pun mendadak dingin dan akan
berakibat fatal bagi benih kecil berumur di bawah satu bulan, yaitu kematian mendadak.
Daerah yang perbedaan suhunya ekstrim antara siang dan malam han juga bisa menyebabkan
benih mati, kecuali jika budi daya dilakukan secara indoor.
3. Hasil akan lebih efektif bila ditebar bubuk batu zeolit berbentuk serbuk sebanyak 1-2
sendok makan yang diseduh dengan air dingin, lalu ditebar ke kolam (penetral pH dan suhu
air).
4. Jika wadah tidak terlalu besar, bisa menggunakan water heater (pemanas air).
5. Lakukan hal ini jika terjadi perubahan suhu mendadak, baik hujan atau akibat fluktuasi
suhu ekstrim antara siang dan malam.
Selain penyakit ikan lele dan faktor alam, kematian ikan lele juga dapat disebabkan oleh
salah penanganan dari peternak. Misalnya pemberian cacing sutra yang sudah mati pada
benih ikan lele, ukuran pakan terlalu besar/terlalu banyak ketika memberikan sehingga
kondisi air cepat rusak. Bisa juga diakibatkan oleh penyerokan yang kasar ketika melakukan
sortasi ikan, perhitungan ikan, pengiriman ikan, tidak diaklimatisasi, air tidak diendapkan,
atau kepadatan popolasi ikan lele yang tinggi di wadah penampungan. Semua kejadian
tersebut dapat untuk dihindari apabila peternak mengerti dan memahami caranya budidaya
lele yang baik.
Berikut ini ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya salah
penanganan pada lele.
1. Lakukan management proses pengelolaan air yang baik, endapkan air sebelum digunakan,
khususnya untuk benih.
2. Berikan pakan sesuai dengan umur/ukuran ikan dan jumlahnya tidak berlebihan.
3. Lakukan aklimatisasi/adaptasi pada saat penebaran benih di kolam baru.
4. Puasakan ikan selama 12-24 jam sebelum melakukan proses sortasi/panen, terutama
apabila merencanakan mengganti ukuran pakan lele yang lebih besar.
5. Puasakan benih yang baru disebar di kolam yang baru, sekitar 3-4 jam sebelum ikan diberi
pakan.
6. Bila pelet untuk benih akan diganti ukurannya, sebelumnya pelet lebih baik dilembabkan
dengan air terlebih dahulu agar pelet mengembang sehingga benih mudah mencernanya.
7. Jangan memberi pakan seperti cacing sutera yang telah mati pada benih dikarenakan
cacing sutra uang telah mati dapat menyebabkan keracunan pada ikan lele yang berdampak
kematian.
8. Lakukan pengeringan air, penyerokan, perhitungan ikan, pengemasan ikan, dan pengiriman
ikan lele dengan cara yang sesuai dan benar agar ikan lele tidak stres/mati. Isi wadah
pengiriman dengan kepadatan yang sesuai.
9. Lakukan pemanenan lele /sortasi lele pada saat pagi/sore hari agar ikan tidak stres akibat
kepanasan.
pakan. Waktu panen harus ditentukan dengan tepat karena bila terjadi penundaan dapat
menimbulkan kerugian sebagai berikut.
1. Waktu pemeliharaan lebih lama.
2. Biaya pakan membengkak.
3. Penebaran benih berikutnya tertunda.
4. Ikan yang berukuran melebihi permintaan harganya lebih murah.
Waktu panen sangat mempengaruhi kesegaran dan kesehatan lele yang dipanen. Berdasarkan
pengalaman, waktu panen yang tepat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus sudah
selesai sebelum pukul 09.00, atau sore hari sekitar pukul 15.00 hingga selesai. Hal ini untuk
mengurangi stres dan kematian pada benih lele yang dipanen. Pelaksanaan panen harus
disesuaikan dengan jarak pengiriman atau lokasi pemasaran. Dengan demikian, ikan tidak
mengalami stres atau mati akibat perjalanan jauh atau karena suhu tinggi.
baskom penampungan sementara. Selanjutnya, benih disortir berdasarkan ukuran dengan bak
sortir.
Untuk benih lele yang akan dibesarkan sendiri, dapat langsung dipindahkan ke kolam
pembesaran yang telah disiapkan. Sementara itu, untuk benih yang akan dijual, dikemas
menggunakan kantong plastik atau jerigen. Selanjutnya, lele diangkut ke tempat tujuan.
Berikut urutan panen, sortasi, dan pengemasan benih lele.
1. Siapkan peralatan sortir, serokan, baskom penampungan, baskom sortir.
Ikan Lele Yang Akan Dimasukan Ke Baskom Dan Menunggu Proses Sortasi
5. Pindahkan bibit ke baskom sortir. Lakukan sortasi.
secukupnya (1 sendok teh). Masukkan benih ke dalam wadah kemasan. Untuk menjaga suhu
air stabil dan mengurangi stres selama perjalanan pengiriman, beri es batu berukuran sedang
yang terbungkus plastik.
5. Tutup wadah.
6. Bibit siap dikirim ke tempat tujuan.
Di suatu daerah, saat ini terkadang permintaan untuk pemancingan jauh melebihi kebutuhan
pasar tradisional. Akibatnya terkadang kebutuhan pasar tradisional tidak bisa dipenuhi karena
harga pemancingan lebih tinggi maka peternak atau pengepul lebih senang menjualnya ke
pemancingan.
Untuk pasar ekspor biasanya berupa lele mentah dan olahan. Lele mentah berupa filet
(daging), buang kepala atau buang isi perut. Lele olahan berupa abon, keripik, kerupuk dan
lele asap. Lele asap Indonesia kini telah diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia,
Thailand, Filipina, dan Amerika Latin.
Peningkatan industri pangan juga menyebabkan ikan lele menjadi incaran. Selain rasanya
yang gurih, tulangnya pun bisa diolah. Produk olahan lele yang beragam, mulai dari lele
goreng, lele bumbu rendang, lele kremes, lele bakar, sop lele, baso lele, sosis, pempek lele,
rolade lele, katsu lele, hingga pizza lele. Dengan demikian, kebutuhan ikan berkumis ini
tentunya akan terus meningkat.
olahan, bahkan tengkulak, pedagang, dan pemilik rumah makan juga bisa ikut merasakan
prospek bisnisnya dengan harga menguntungkan tanpa harus ragu dengan pasar.
Pemasar
an Benih Ikan Lele
Lele Konsumsi
Lele Afkir
Kolam Pemancingan
1.Pemasaran tradisional
Cara tradisional dilakukan dengan menawarkan langsung ke pasar, pemancingan, warung
tenda, perumahan, pemasangan plang, dan penyebaran brosur atau menempelnya di
tiang/dinding/pohon.
0
2526
2. Satu siklus pembenihan memerlukan waktu 2 bulan yang sudah termasuk pemijahan dan
masa istirahat induk. Jadi, dalam satu tahun ada 6 siklus pemijahan.
3. Pemanenan dilakukan ketika benih sudah masuk 5-6 cm yang dijual dengan harga
Rp170/ekor.
4. Semua pakan dibeli, mulai dari cacing sampai pelet.
5. Induk lele yang digunakan sangkuriang berbobot 1,5 kg sebanyak 20 jantan dan 60 betina.
6. Setiap kali pemijahan menggunakan 2 jantan dan 4 betina (1 : 2).
7. Satu ekor induk betina mampu menghasilkan telur optimal 75.000 butir/ induk dengan
tingkat kematian benih 30%. Jadi, 4 ekor induk betina bisa menghasilkan benih sebanyak = (4
x 75.000 ekor) x 70% = 210.000 ekor/siklus.
8. Sumber air berasal dari sumur bor/irigasi/ sungai.
9. Kakaban yang diperlukan sebanyak 15 buah @Rp25.000.
10. Perlengkapan budi daya meliputi seser, ember, baskom sortir, baskom penampungan,
jaring, selang, pompa, timbangan, plastik, jerigen, dan tabung oksigen.
11. Saung untuk gudang dan tempat tinggal pekerja ukuran 6 m x 4 m.
12. Tenaga kerja yang digunakan sebanyak 2 orang dengan upah Rp1,5 juta/orang/ siklus.
Analisis Kelayakan
R/C Rasio
Penerimaan : Biaya produksi = Rp35.700.000 : Rp16.212.500 = 2,2
BEP
Biaya produksi : Total penjualan benih = Rp16.212.500 : 210.000 ekor = Rp77
BEP Jumlah = Biaya produksi : Harga jual = Rp16.212.500 : Rp170 = 95368 ekor
Kesimpulan:
1) Usaha pembenihan merupakan usaha yang menguntungkan karena R/C lebih dari 1.
2) Titik impas usaha pembenihan lele: harga jual Rp77 jika total jumlah produksi 210.000
ekor atau jika harga jual benih Rp170 minimal jumlah produksi adalah 95.368 ekor.
Analisis Kelayakan
1) R/C Ratio
Penerimaan : Biaya produksi = Rp172.125.000 : Rp98.800.000= 1,74
2) BEP
BEP Harga
Biaya produksi : Total penjualan benih = Rp98.800.000 : 10.125 kg = Rp9.758
BEP Jumlah
Biaya produksi : Harga jual = Rp98.800.000 : Rp17.000 = 5.812 kg
Kesimpulan:
1) Usaha pembenihan merupakan usaha yang menguntungkan karena R/C lebih dari 1.
2) Titik impas usaha pembenihan lele: harga jual Rpl 0.978 jika jumlah produksi 9.000 kg
atau jika harga jual lele konsumsi Rp17.000 minimal jumlah produksi adalah 5.812 kg.
Budidaya ikan lele seperti kebiasaan petani ini berkembang terutama di daerah
dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa (pantura), dari Bekasi, Indramayu,
hingga sekitar Cirebon.
Cara atau kebiasaan yang dilakukan petani ini tentu memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya adalah dapat dilakukan secara sederhana di belakang
rumah dengan biaya yang terjangkau. Sementara itu, kelemahannya adalah
produk yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan, karena teknologi
yang mereka terapkan belum intensif. Kadang-kadang keuntungan yang
diperoleh sangat kecil, bahkan tidak jarang mereka mengalami kerugian.
Sistem pengairan pada kolam induk hanya terdiri dari saluran pemasukan dan
saluran pembuangan. Air yang masuk ke kolam induk berasal dari air
pembuangan rumah tangga, seperti dari kamar mandi, bekas cucian alatalat
dapur, atau sewaktu-waktu memanfaatkan air hujan. Induk yang dipelihara tidak
terlalu banyak, hanya 1-2 kg/m luas kolam. Pakan yang diberikan untuk induk
umumnya hanya sisa-sisa dapur, atau limbah peternakan (kotoran ayam) yang
dibakar terlebih dahulu. Ada pula petani yang memanfaatkan keong mas yang
menjadi hama tanaman padi dan daging bekicot yang diberikan setelah direbus
atau dicincang terlebih dahulu.
maupun induk ikan lele jantan yang digunakan tersebut, kondisinya telah
matang kelamin.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah kondisi tubuh induk-induk ikan lele
yang akan dipijahkan harus telah memenuhi persyaratan standar. Persyaratan
tersebut di antaranva adalah harus matang kelamin dan berumur tidak kurang
dari 1 tahun.
Ciri-ciri induk ikan lele betina yang telah siap untuk dipijahkan sebagai berikut.
Bagian perut tampak membesar ke arah anus dan jika diraba terasa lembek.
Lubang kelamin berwarna kemerahan dan tampak agak membesar.
Jika bagian perut secara perlahan diurut ke arah anus, akan keluar beberapa
butir telur berwarna kekuning-kuningan dan ukurannya relatif besar.
Pergerakannya lamban dan jinak.
Ciri-ciri induk ikan lele jantan yang telah siap untuk dipijahkan sebagai berikut.
Induk ikan lele jantan dan betina yang telah matang kelamin dilepaskan ke
dalam kolam pemijahan sekitar pukul 10.00 pagi. Agar induk ikan lele yang
sedang dipijahkan tidak meloncat keluar, bagian atas kolam pemijahan ditutup
menggunakan papan, triplek, atau bilah bambu. Induk akan berpijah pada
malam hari menjelang pagi hari, biasanya antara pukul 24.00-04.00.
Selama proses pemijahan berlangsung, secara bersamaan induk ikan lele betina
akan mengeluarkan telur dan induk ikan lele jantan mengeluarkan spermanya.
Pembuahan akan terjadi di luar tubuh induk atau di dalam air. Salah satu
kelemahan dari cara yang dilakukan petani ini antara lain ketidakpastian induk
untuk memijah. Kadang-kadang dalam satu malam, induk langsung memijah,
kadang-kadang pada malam kedua, bahkan sering kali ditemui induk tidak mau
memijah sama sekali walaupun telah dibiarkan di tempat pemijahan selama
beberapa malam. Ketidakpastian pemijahan tersebut disebabkan tingkat
kematangan induk dan persiapan tempat pemijahan atau manipulasi lingkungan
yang kurang sesuai dengan yang diharapkan oleh induk ikan lele.
Kolam penetasan yang biasa digunakan para petani adalah kolam yang terbuat
dari plastik terpal seperti halnya kolam pemijahan. Ukuran kolam penetasan
harus lebih besar daripada ukuran bak pemijahan, karena bak penetasan
tersebut sekaligus digunakan sebagai tempat perawatan atau pemeliharaan
benih ikan lele yang baru menetas (larva). Untuk seekor induk ikan lele betina
yang beratnya 500 gram, luas kolam penetasan yang diperlukan sekitar 2 x 3 x
0,25 m.
Pembuatan kolam penetasan telur pada budidaya ikan lele pembenihan ini tidak
terlalu sulit dilakukan dan biaya yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar.
Langkah-langkah pembuatan kolam penetasan sebagai berikut.
Di setiap sudut denah ditancapkan tiang berupa kayu atau bambu dengan
ketinggian 20-25 cm. Ketinggian ini disebabkan benih lele yang baru menetas
belum memerlukan ketinggian air yang dalam.
Agar kerangka tempat penetasan kuat, kerangka harus dipaku ke setiap tiang.
Langkah selanjutnya adalah memasang plastik terpal sebagai tempat
penetasan telur. Plastik yang akan digunakan harus disesuaikan dengan lebar
kerangka. Plastik dipasang di bagian dalam kerangka dengan cara mengikat tepi
plastik ke kerangka bilah bambu. Setiap ikatan berjarak 25 cm. Hal ini
dimaksudkan agar plastik dapat menahan kekuatan masa air atau tekanan air
yang akan mendesak ke luar kolam.
Ketinggian air dalam kolam penetasan antara 15-20 cm.
Telur-telur ikan lele akan menetas setelah 22-124 jam dari saat pemijahan.
Selama proses penetasan berlangsung, diusahakan ada sedikit air yang
mengalir. Dalam hal ini bisa digunakan selang kecil yang biasa digunakan untuk
aerator akuarium. Pengaliran air ini bertujuan untuk menjaga kualitas air selama
penetasan. Jika kualitas airnya jelek atau timbul bau yang tidak sedap, benih
ikan lele yang baru menetas akan mati.
Ikan lele yang telah menetas dapat dilihat di permukaan dasar kolam penetasan.
Benih-benih ikan lele akan berkumpul di dasar bak dengan warna hijau, hitam,
atau kecokelat-cokelatan. Setelah telur-telur ikan lele menetas, kakaban harus
diangkat secara hati-hati. Jika pengangkatan kakaban terlambat dilakukan, telurtelur yang tidak menetas akan membusuk dan menyebabkan kualitas air
menurun, yang pada akhirnya membahayakan keselamatan benih yang baru
menetas.
Benih ikan lele yang baru menetas sampai berumur 3 hari tidak perlu diberi
pakan tambahan. Hal ini disebabkan cadangan makanan di dalam tubuhnya
yang berupa kuning telur, masih tersedia. Pada hari keempat setelah menetas,
benih harus diberi pakan tambahan yang ukurannya disesuaikan dengan bukaan
mulutnya. Pakan tambahan yang paling cocok adalah pakan alami atau makanan
hidup berupa plankton. Salah satunya adalah kutu air atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Daphnia sp. Di samping kutu air, pakan alami lain yang cocok
untuk benih ikan lele adalah cacing sutera.
Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, yakni dua kali sehari pada
pagi atau sore hari. Pakan tambahan berupa pakan alami lebih dianjurkan karena
memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pakan buatan. Selain itu, pakan
alami memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan mudah dicerna.
Sebaiknya dihindari pemberian pakan yang berlebihan. Tujuannya agar air tidak
tercemar.
Kutu air bisa diperoleh dari comberan atau tempat-tempat becek lainnya. Di
samping itu, kutu air bisa diperoleh dengan cara dikultur atau dibudidayakan
pada media tertentu. Kutu air yang ditangkap dari alam bebas menggunakan
scop net (serok/tangguk) halus, sebelum diberikan, harus dibersihkan dari
kotoran dengan cara mencucinya terlebih dahulu. Cacing sutera hanya bisa
diperoleh dari saluran pembuangan air atau comberan. Saluran air tersebut
biasanya banyak mengandung bahan-bahan organik berupa sisa-sisa buangan
dari permukiman, sehingga cacing sutera bisa hidup dengan baik.
Benih lele dipelihara selama 2-3 minggu, dan selanjutnya didederkan di kolam
tembok atau jaring apung (japung). Pemanenan benih dilakukan pada pagi atau
sore hari saat suhu masih rendah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya stres pada benih. Benih yang ditetaskan menggunakan kolam plastik,