Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN BIOKIMIA ENZIM

Oleh : Afifi Rahmadetiassani 083112620150008

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2010

Pendahuluan Laporan praktikum kali ini akan membahas tentang enzim amilase dan urease yang terdiri dari empat unit kegiatan praktikum yaitu pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim amilase, pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase, pengaruh inhibitor terhadap aktivitas anzim amilase dan uji aktivitas enzim urease dari kedelai. Tujuan praktikum ini adalah mengerti dan memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim amilase dan dapat mengisolasi dan mengukur aktivitas enzim urease secara kualitatif. Tinjauan pustaka Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel. Enzim merupakan komponen penting yang diperlukan untuk proses pencernaan dan penyerapan makanan. Sebagian kecil enzim diproduksi di kelenjar liur di bagian mulut. Namun kebanyakan enzim pencernaan diproduksi oleh kelenjar pankreas. Ada dua golongan enzim, yaitu enzim pencernaan yang berfungsi sebagai katalisator, dan enzim metabolisme yang bertanggung jawab untuk menyusun, memperbaiki dan membentuk kembali sel-sel dalam tubuh. Enzim pencernaan yang utama terdiri dari enzim protease (merombak protein), enzim lipase (merombak lemak) dan enzim amilase (merombak hidrat arang). Suhu yang sangat rendah akan menyebabkan terhentinya kerja enzim secara reversibel, bila suhu dinaikkan sedikit demi sedikit aktivitas enzim akan meningkat. Keadaan ini terjadi sampai pada suhu tertentu, yaitu suhu optimum. Suhu yang lebih tinggi dari suhu optimum menyebabkan enzim terdenaturasi dengan akibat menurunnya aktivitas enzim bersangkutan. Denaturasi enzim dapat terjadi ireversibel, terutama bila suhu lingkungan jauh melampaui suhu optimum. Sebagian besar enzim memiliki suhu optimum 30-40C dan mengalami denaturasi secara irreversibel pada pemanasan di atas suhu 60C. Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan menunjukkan aktivitas maksimum pada pH optimum, yang berkisar antara pH 6,0 8,0. Jika pH rendah atau tinggi, maka enzim akan mengalami denaturasi, sehingga menurunkan aktivitasnya.

Bila pH lebih rendah atau kadar H+ meningkat, maka gugus yang bermuatan negatif menjadi terprotonisasi, karena itu menetralkan muatan negatif. Bila pH meningkat atau kosentrasi OH- meningkat maka gugus yang bermuatan positif berdisosiasi sehingga dinetralkan. Beberapa senyawa dapat berfungsi sebagai inhibitor terhadap aktivitas enzim tertentu. Dengan adanya inhibitor, enzim menjadi tidak aktif atau terhambat. Inhibitor yang dimaksud antara lain pelarut organik, logam berat, dan lain-lain. Hambatan dapat dibedakan menurut tempat inhibitor bekerja, yaitu : 1. Reaksi inhibitor dengan apoenzim 2. Reaksi inhibitor dengan substrat 3. Reaksi inhibitor dengan koenzim 4. Reaksi inhibitor dengan aktivator 5. Reaksi inhibitor dengan bentuk kompleks enzim. Selain pada sel hewani, enzim juga terdapat pada sel nabati seperti papain dari getah papaya, bromelin dari buah nenas, urease dari kacang kedelai dan sebagainya. Papain dan bromelin keduanya tergolong enzim proteolitik, sedangkan enzim urease tergolong enzim hidrolase yang dapat menghidrolisis urea menjadi amonia dan karbondioksida. Prinsip dari percobaan ini adalah urease akan menghidrolisis urea menjadi amonia dan karbondioksida. Amonia yang terbentuk dengan pereaksi Nessler akan membentuk suatu senyawa kompleks berwarna kekuning-kuningan sampai sawo matang. Aktivitas enzim urease dapat dihambat oleh inhibitor logam berat seperti Hg2+ atau Pb2+ dan rusak pada pemanasan 100C. Alat, bahan, dan cara kerja Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Amilase Alat : 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Pipet tetes 4. Alat pemanas atau pendingin

Bahan : 1. Enzim amilase (Saliva 1 : 4) 2. Larutan amilum 1 % 3. Larutan iodium 4. Larutan Benedict Cara kerja : 1. Siapkan 4 tabung reaksi dan isilah masing-masing dengan larutan amilum 1 % sebanyak 2 mL. 2. Tambahkan saliva encer masing-masing sebanyak 1 mL Tabung 1, masukkan ke dalam gelas kimia yang berisi es. Tabung 2, simpan pada suhu kamar Tabung 3, masukkan ke dalam penangas air dengan suhu 37-40C Tabung 4, masukkan ke dalam penangas air mendidih

3. Biarkan masing-masing tabung pada tempatnya selama 10-15 menit. 4. Selanjutnya uji dengan larutan iodium, sebagai berikut : ambil 1 mL campuran amilum+saliva dan tambahkan 1 tetes larutan iodium ; amati perubahan warna yang terjadi. 5. Lakukan pula uji Benedict, sebagai berikut : ambil 1 mL campuran amilum + saliva dan tambahkan 1 mL larutan Benedict, panaskan di penangas air mendidih selama 10 menit ; amati perubahan warna yang terjadi. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Amilase Alat : 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Pipet tetes 4. Alat pemanas Bahan : 1. Enzim amilase (saliva 1 : 4) 2. Larutan amilum 1 % 3. Larutan iodium 4. Larutan Benedict 4

5. Larutan buffer pH 1,0 ; 4,0 ; 7,0 dan 10 Cara kerja : 1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih, kemudian isilah masing-masing tabung dengan 2 mL larutan buffer yang dianjurkan. 2. Ke dalam tiap tabung, tambahkan 2 mL larutan amilum 1 % dan 1 mL saliva encer. 3. Campurkan sampai homogen, kemudian inkubasikan pada suhu 38C selama 1015 menit. 4. Selanjutnya uji dengan larutan Iodium dan Benedict seperti pada praktikum 1. 5. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi. Pengaruh Inhibitor Terhadap Aktivitas Enzim Amilase Alat : 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Pipet tetes 4. Alat pemanas Bahan : 1. Enzim amilase 3. Larutan Iodium 4. Larutan Benedict 5. Toluen 6. Kloroform 7. Fenol 2% 8. NaF 2% 9. HgCl 1 % (saliva 1 : 4) 2. Larutan amilum 1% Cara kerja : 1. 2. Siapkan enam tabung reaksi yang bersih, kemudian isilah masing-masing tabung dengan 1 mL saliva encer. Kedalam tiap tabung masukkan masing-masing sebanyak 5 tetes larutan inhibitor berturut-turut, toluen (1), Kloroform (2), HgCl2 1 % (3), Fenol 2 % (4), NaF 2 % (5), dan Akuadestilata sebagai kontrol (6). 3. 4. Diamkan selama 10 menit sambil sesekali dikocok, kemudian tambahkan 4 mL larutan amilum 1 % ke dalam masing-masing tabung tersebut. Inkubasikan pada suhu 380C selama 10-15 menit.

5. 6. Alat :

Selanjutnya uji dengan larutan Iodium dan Benedict seperti pada praktikum 1. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

Uji Aktivitas Enzim Urease a. Gelas piala 100 mL b. Tabung sentrifus +tutup c. Sentrifus d. Corong e. Tabung reaksi f. Rak tabung reaksi g. Pipet tetes h. Alat pemanas i. Lempeng tetes Bahan: a. Tepung kedelai b. Larutan Aseton 32 % c. Larutan urea 1 % d. Larutan Na2CO3 0,5 % e. Pereaksi Nessler f. Larutan HgCl2 1% Cara kerja : Pembuatan Ekstrak Urease 1. Timbang 3 g tepung kedelai dan masukkan ke dalam gelas piala 100 mL kemudian larutkan dengan 15 mL aseton 32 %. 2. Sentrifus dengan 3000 rpm selama 5 10 menit, buang fraksi asetonnya dan ambil endapannya. 3. Cuci endapan dengan akuadestilata sampai bersih dari aseton menggunakan teknik penyaringan atau teknik sentrifus. 4. Larutkan endapan dengan 3 mL akuadestilata, campur sampai homogen. Ekstrak urease ini dipakai untuk percobaan berikut.

Uji Aktivitas Urease 1. Ke dalam 2 tabung reaksi, isikan masing-masing 2 mL larutan urea 1 %. 2. Pada tabung 1 tambahkan 1 mL ekstrak urease dan tabung 2 tambahkan 1 mL akuadestilata sebagai kontrol. 3. Masukkan 0,5 mL Na2CO3 0,5 % ke dalam masing-masing tabung supaya larutan bersifat netral atau alkalis. Inkubasikan di penangas pada suhu 37 40C selama 5 menit. 4. Sediakan lempeng tetes dan dari masing-masing tabung ambil 2 tetes dan pindahkan ke cekukan lempeng tetes tersebut. 5. Tambahkan masing-masing 1 2 tetes pereaksi Nessler. Amati timbulnya warna atau endapan yang berwarna kuning sawo matang yang menunjukkan adanya NH3. Pengaruh Inhibitor Terhadap Aktivitas Enzim Urease a. Ke dalam tabung reaksi 3, isikan 2 mL larutan urea 1 %, kemudian tambahkan 1 mL ekstrak urease dan 10 tetes larutan HgCl2 1 %. b. Inkubasikan di penangas pada suhu 37 40C selama 5 menit. Ujilah dengan pereaksi Nessler seperti pada percobaan B. Hasil dan pembahasan Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Amilase Tabung ke 1 2 3 4 Suhu (C) Perubahan Warna

Uji Iodium Uji Benedict Terbentuk warna coklat, enzim Menghasilkan warna merah 0 aktif bata, enzim aktif Terbentuk warna kuning, Menghasilkan warna merah 25 30 enzim aktif bata, enzim aktif Terbentuk warna kuning, Menghasilkan warna merah 37 40 enzim aktif bata, enzim aktif Terbentuk warna kuning Menghasilkan warna merah 100 coklat, enzim rusak bata dan kuning, enzim rusak Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa suhu merupakan faktor yang

mempengaruhi kerja enzim amilase. Ini dilihat dari data bahwa pada suhu tertentu enzim bekerja optimal yaitu pada suhu 30-40C dan akan mengalami kerusakan enzim

permanen atau yang disebut dengan irreversibel pada pemanasan enzim di atas suhu 60C. Enzim bisa saja mengalami reversibel sehingga kerja enzim terhenti jika suhu yang di letakkan sangat rendah. Pada uji iodium suhu optimum ditandai dengan larutan berwarna kuning dan pada Benedict ditandai dengan larutan berwarna merah bata. Enzim yang reversibel ditandai dengan larutan berwarna cokelat pada iodium dan merah bata pada Benedict. Enzim yang rusak ditandai dengan larutan berwarna kuning cokelat pada iodium dan merah bata kekuning-kuningan pada Benedict. Dalam uji kali ini menggunakan iodium dan Benedict karena pereaksi ini dapat mengetahui apakah enzim tersebut aktif atau tidak. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim Amilase Tabung ke 1 2 3 4 pH Perubahan Warna

Uji Iodium Uji Benedict 1,0 Hitam ungu, enzim rusak Ungu, Enzim rusak Ungu kehitam-hitaman, enzim 4,0 Biru, enzim tidak aktif tidak aktif Ada endapan merah bata 7,0 Kuning, enzim masih aktif berwarna biru, dan enzim masih aktif 10,0 Kuning, ezim masih aktif Merah bata, enzim masih aktif Enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion bermuatan ganda. Dengan

demikian perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks ezim substrat. Disamping pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim. Enzim menunjukkan aktivitas maksimum pada pH optimum yang berkisar pH 6,0-8,0. Pengaruh Inhibitor Terhadap Aktivitas Enzim Amilase Tabung ke Inhibitor Perubahan Warna Uji Iodium 1 2 Toluen Kloroform Uji Benedict

Cokelat dan enzim Sedikit merah bata,enzim rusak aktif Kuning,enzim Merah bata,enzim aktif aktif 8

Ungu Biru,enzim tidak aktif kehitaman,enzim tidak aktif 4 Fenol 2 % Kuning,enzim Merah bata,enzim aktif aktif 5 NaF 2 % Kuning,enzim Merah bata,enzim aktif aktif 6 Akuades Kuning,enzim Merah bata,enzim aktif aktif Dalam kegiatan ke-2,dijelaskan bahwa mekanisme enzim dalam suatu reaksi ialah melalui pembentukan kompleks enzim-substrat. Oleh karena itu, hambatan atau inhibisi pada suatu reaksi yang menggunakan enzim sebagai katalis dapat terjadi apabila penggabungan substrat pada bagian aktif enzim mengalami hambatan. Molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi tersebut dinamakan inhibitor. Hambatan terhadap aktivitas enzim dalam suatu reaksi kimia mempunyai arti yang penting, karena hambatan tersebut juga merupakan mekanisme pengaturan reaksi-reaksi yang terjadi dalam tubuh kita. Di samping itu hambatan ini dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang mekanisme kerja enzim. Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan ireversibel dan reversibel. Ireversibel disebabkan terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing. Senyawa yang dapat bertindak sebagai inhibitor kinerja enzim antara lain Pb, Cu dan pelarut organik yang terdiri dari fenol, aseton dll. Jadi,inhibitor memberi pengaruh terhadap enzim sehingga enzim tidak bekerja karena inhibitor bersifatmenghambat kerja enzim bahkan ada inhibitor yang dapat mendenaturasi enzim. Uji Aktivitas Enzim Urase Tabung ke 1 Hasil Pengamatan Reaksi positif, karena terjadi perubahan dari urea ke ammonia. Sebagai kontrol, dimana tidak ada aktifitas urease sehingga kontrol bersifat negatif. Warna kuning bening. Reaksi negatif,karena tidak ada perubahan ke amonia karena adanya larutan HgCl2 1%

HgCl2 1 %

Urease adalah enzim yang dapat menguraiakn urea menjadi CO2 dan NH3. Urase merupakan salah satu enzin yang berasal dari sumber nabati. Pada percobaan ini menggunakan aseton yang digunakan untuk melarutkan enzim urase yang ada di dalam tepung kedelai kemudian ditambahkan larutan Na2CO3 yang akan membuat sampel tersebut menjadi netral/alkalis kemudian diinkubasi pada suhu 37o-40oC supaya enzim dapat bekerja secara optimum. Dari percobaan tersebut akhirnay menimbulkan ammonia yang membuktikan kinerja enzimurase yang fungsinya adalah menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH3). Kesimpulan Enzim memiliki suhu optimum 30-40C ph optimum enzim berkisar 6,00-8,00 Inhibitor yang dapat menghambat kerja enzim yaitu HgCl2 1% dan toluen pada reaksi iodium Terbukti pada tepung kedelai terdapat enzim urase Daftar pustaka Jalip, Ikna Suyatna. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas Biologi. Universitas Nasional. Jakarta. Poedjiadi, Anna dan Titin Supriyatin. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

10

Anda mungkin juga menyukai