Anda di halaman 1dari 14

TAKE HOME EXAM

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)


AMOEBIASIS (DISENTRI AMOEBA)

Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Ujian Akhir
Semester Promosi Kesehatan
Dosen Pengampu: Dra.Hj. RR Ratih Hardisari, M Kes.

Disusun oleh :
NI PUTU INDAH SAVILA
NIM. P07134218003

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
AMOEBIASIS (DISENTRI AMOEBA)

A. Pendahuluan
Amoebiasis (disentri amoeba) adalah penyakit infeksi usus besar
yang disebabkan oleh parasit usus Entamoeba histolytica. Entamoeba
histolytica merupakan anggota dari kelas rhizopoda. Penyebab
amoebiasis yaitu karena tertelannya kista infektif dari parasit
Entamoeba histolytica. Amoebiasis tersebar hampir di seluruh dunia
terutama di negara berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini
disebabkan karena faktor kepadatan penduduk, higiene individu,
sanitasi lingkungan, kondisi sosial ekonomi dan kultural yang
menunjang berkembangnya parasit usus Entamoeba histolytica.
Amoebiasis dapat terjadi melalui transmisi Entamoeba histolytica
terutama melalui fecal-oral (anus-mulut) yaitu dengan tertelannya kista
dalam makanan atau air yang terkontaminasi. Amoebiasis
menimbulkan gejala diare berdarah dan berlendir yang memburuk
secara bertahap dalam satu sampai tiga minggu disertai nyeri perut
seperti kram. Gejala biasanya menetap selama beberapa minggu.
Keluarnya kista dapat berlanjut selama bertahun-tahun pada pasien bila
tidak diobati.
B. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
a. Riwayat
Amoebiasis tersebar hampir di seluruh dunia terutama di
negara berkembang yang berada di daerah tropis. Hal ini
disebabkan karena faktor kepadatan penduduk, higiene individu,
sanitasi lingkungan, kondisi sosial ekonomi dan kultural yang
menunjang berkembangnya parasit usus Entamoeba hystolytica.
Parasit Entamoeba hystolytica awalnya hidup sebagai
komensal (apatogen) di dalam lumen usus besar, namun pada
kondisi tertentu dapat berubah menjadi patogen dengan cara
membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus
sehingga menimbulkan ulserasi (peradangan kronis). Faktor yang
menyebabkan perubahan sifat tropozoit dari apatogen menjadi
patogen diduga karena adanya faktor kerentanan tubuh pasien,
sifat virulensi (keganasan) amoeba maupun peran faktor
lingkungan.
b. Keadaan fisik
Amoebiasis (disentri amoeba) adalah penyakit infeksi usus
besar yang disebabkan oleh parasit usus Entamoeba histolytica.
Penyebab amoebiasis yaitu karena tertelannya kista infektif dari
parasit Entamoeba histolytica. Infeksi hanya terjadi apabila kista
matang masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan
atau minuman yang telah terkontaminasi. Diare berdarah dan
berlendir yang memburuk secara bertahap dalam satu sampai tiga
minggu disertai nyeri perut seperti kram. Gejala biasanya menetap
selama beberapa minggu. Keluarnya kista dapat berlanjut selama
bertahun-tahun pada pasien bila tidak diobati.
c. Motivasi belajar
Warga masih menganggap belum penting mengenai
penyakit amoebiasis pada saat menginformasikan kepada mereka
tentang bahaya penyakit amoebiasis.
d. Kemampuan membaca
Sekitar 80% masyarakat sudah mampu membaca dan
memahami bahasa Indonesia, sehingga diharapkan informasi
dengan penyuluhan dapat diterima dengan baik. Adapun
masyarakat yang kurang mengerti mengenai bahasa Indonesia
akan mendapat penyuluhan khusus dari kader kesehatan
setempat dalam bahasa daerah setempat.
C. Analisis Data
Data Masalah Etiologi
Dari pihak Dinas Kesehatan Kurangnya Kepedulian
sebenarnya sudah pengetahuan masyarakat
melakukan penyuluhan masyarakat tentang
kepada wara, namun tidak terhadap kesehatan masih
bisa berjalan dengan penyebab, gejala, rendah dan
maksimal. Oleh karena itu cara penularan masyarakat
agar lebih efektif dilakukan dan pencegahan kurang mendapat
koordinasi dengan pemuka penyakit informasi tentang
agama karena sesuai amoebiasis amoebiasis
dengan kenyataan yang ada, (disentri amoeba). (disentri
masyarakat desa lebih sering amoeba).
percaya dengan pemuka
agama dibandingkan petugas
kesehatan. Kepala desa dan
tokoh pemuda juga dilibatkan
untuk aktif dalam sosialisasi
pencegahan penyakit
amoebiasis (disentri
amoeba).
D. Diagnosa
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit
amoebiasis dan pentingnya mengantisipasi timbulnya penyakit
amoebiasis yang disebabkan oleh parasit usus Entamoeba histolytica.
E. Perencanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut
adalah dengan melakukan promosi kesehatan atau pendidikan
kesehatan mengenai amoebiasis (disentri amoeba) kepada
masyarakat. Berikut adalah rancangan pembelajaran yang harus
disiapkan untuk penyuluhan kesehatan:
1. Topik
Amoebiasis (diesntri amoeba)
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah warga
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit warga
diharapkan mampu memahami tentang amoebiasis (disentri
amoeba) dan cara pencegahannya.
b. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan pengertian amoebiasis (disentri amoeba)
2) Mengetahui gejala klinis amoebiasis (disentri amoeba)
3) Mengetahui cara penularan amoebiasis (disentri amoeba)
4) Mengetahui cara pencegahan amoebiasis (disentri amoeba)
5) Mengetahui cara pengobatan amoebiasis (disentri amoeba)
4. Materi
a. Pengertian amoebiasis (disentri amoeba)
b. Habitat parasit usus Entamoeba histolytica penyebab amoebiasis
(disentri amoeba)
c. Siklus hidup parasit usus Entamoeba histolytica penyebab
amoebiasis (disentri amoeba)
d. Gejala klinis amoebiasis (disentri amoeba)
e. Cara penularan amoebiasis (disentri amoeba)
f. Diagnosis laboratorium amoebiasis (disentri amoeba)
g. Pencegahan amoebiasis (disentri amoeba)
h. Pengobatan amoebiasis (disentri amoeba)
F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang tepat adalah ceramah, diskusi dan
tanya jawab.
G. Alat Bantu Pembelajaran
1. Leaflet tentang amoebiasis (disentri amoeba) meliputi:
a. Pengertian amoebiasis (disentri amoeba)
b. Habitat parasit usus Entamoeba histolytica penyebab
amoebiasis (disentri amoeba)
c. Siklus hidup parasit usus Entamoeba histolytica penyebab
amoebiasis (disentri amoeba)
d. Gejala klinis amoebiasis (disentri amoeba)
e. Cara penularan amoebiasis (disentri amoeba)
f. Diagnosis laboratorium amoebiasis (disentri amoeba)
g. Pencegahan amoebiasis (disentri amoeba)
h. Pengobatan amoebiasis (disentri amoeba)
2. Kursi 50 buah
3. Meja 4 buah
4. LCD proyektor
5. Laptop
H. Tempat Pelaksanaan
1. Tempat
Balai desa
2. Setting tempat duduk

Keterangan :
1. LCD
2. Penyuluh
3. Moderator
4. Peserta
5. Fasilitator
6. Observator

I. Waktu Pelaksanaan
1. Hari : Senin
2. Tanggal : 28 Oktober 2019
3. Waktu : 14.00-15.00 WIB
4. Alokasi waktu
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. 5 menit Pembukaan: 1. Membalas
1. Salam pembuka salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan topik dan penyampaian
tujuan penyuluhan materi
4. Menggali pengetahuan penyuluhan
peserta tentang 3. Memberikan
amoebiasis (disentri tanggapan
amoeba) mengenai
materi
penyuluhan
2. 30 menit Inti : 1. Mendengarkan
1. Menjelaskan materi dan
secara detail memperhatikan
mengenai : penyampaian
a. Pengertian materi oleh
amoebiasis penyuluh
b. Habitat parasit 2. Memberikan
usus Entamoeba pertanyaan
histolytica 3. Memperhatika
penyebab jawaban yang
amoebiasis diberikan
c. Siklus hidup 4. Memberi
parasit usus tanggapan atas
Entamoeba jawaban
histolytica penyuluh
penyebab
amoebiasis
d. Gejala klinis
amoebiasis
e. Cara penularan
amoebiasis
f. Diagnosis
laboratorium
amoebiasis
g. Pencegahan
amoebiasis
h. Pengobatan
amoebiasis
2. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
3. Mendengarkan dan
memperhatikan
pertanyaan
4. Menjawab pertanyaan
yang diberikan peserta
5. Mengajukan peserta
apakan sudah
mengerti atau belum
mengenai materi yang
diberikan

3. 10 menit Penutup : 1. Mendengarkan


1. Melakukan evaluasi dan
dengan memberikan memperhatikan
pertanyaan 2. Memberi
2. Menyimpulkan materi tanggapan
yang telah 3. Mengajukan
disampaikan pertanyaan
3. Memberikan apabila masih
kesempatan kepada ada yang
peserta untuk kurang jelas
bertanya apabila 4. Memberi
kurang jelas tanggapan
4. Memberikan jawaban 5. Menjawab
dari pertanyaan yang salam penutup
diajukan peserta
5. Mengucapkan salam
penutup

J. Rencana Evaluasi
Evalua-
No Aspek Waktu Metode Alat
tor
1. Kognitif Segera Tanya Daftar
setelah jawab pertanyaa
penyuluhan n tentang
kesehatan materi
2. Afektif Segera Tanya Daftar
setelah jawab pertanyaa
penyuluhan n tentang
kesehatan rencana ke
depan
3. Psikomotorik 2 minggu Oservasi Lembar
setelah observasi
dilakukan
penyuluhan

Lampiran evaluasi
A. Aspek Kognitif
Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian amoebiasis (disentri amoeba)?
2. Apa gejala yang muncul?
3. Bagaimana cara penularan amoebiasis?
4. Bagaimana cara pencegahan amoebiasis?
5. Bagaimana cara pengobatan amoebiasis?
B. Aspek Afektif
Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Dari penjelasan yang telah diberikan, bagaimana kesimpulan
anda tentang amoebiasi (disentri amoeba)?
2. Apa yang akan dilakukan setelah anda mengetahui tentang
amoebiasis (disentri amoeba)?
C. Aspek Psikomotorik
Memeriksakan diri ke laboratorium apabila terdapat gejala
amoebiasis (disentri amoeba).

MATERI PEMBELAJARAN
AMOEBIASIS (DISENTRI AMOEBA)

A. Pengertian
Amoebiasis (disentri amoeba) adalah penyakit infeksi usus besar
yang disebabkan oleh parasit usus Entamoeba histolytica. Entamoeba
histolytica merupakan anggota dari kelas rhizopoda. Penyebab
amoebiasis yaitu karena tertelannya kista infektif dari parasit
Entamoeba histolytica.
B. Habitat
Entamoeba histolytica mempunyai dua bentuk utama yaitu
bentuk tropozoit dan bentuk kista. Habitat bentuk tropozoit yaitu pada
mukosa dan submukosa usus besar. Sedangkan habitat dari bentuk
kista yaitu pada lumen usus besar.
C. Siklus Hidup
1. Infeksi hanya terjadi apabila kista matang masuk ke dalam saluran
pencernaan melalui makanan atau minuman yang telah
terkontaminasi.
2. Di dalam usus halus terjadi ekskistasi dengan keluarnya bentuk
metakista berinti empat. Secara langsung metakista akan
membelah menjadi delapan tropozoit.
3. Tropozoit terbawa sampai ke usus besar dan melakukan
multiplikasi.
4. Apabila keadaan menguntungkan maka tropozoit melakukan
invasi ke dalam mukosa dan sub mukosa usus besar sehingga
menyebabkan luka.
5. Melalui aliran darah bentuk tropozoit juga dapat menyebar hingga
ke jaringan hati, paru-paru dan otak sehingga menyebabkan
amoebiasis ekstraintestinal.
6. Jika keadaan tidak menguntungkan maka akan terjadi enkistasi
yaitu proses perubahan bentuk dari bentuk tropozoit menjadi
bentuk kista yang lebih resisten.
7. Bentuk kista akan keluar bersama tinja.
D. Gejala Klinis
Diare berdarah dan berlendir yang memburuk secara bertahap
dalam satu sampai tiga minggu disertai nyeri perut seperti kram.
Gejala biasanya menetap selama beberapa minggu. Keluarnya kista
dapat berlanjut selama bertahun-tahun pada pasien bila tidak diobati.
E. Cara Penularan
1. Amoebiasis dapat terjadi karena konsumsi air atau makanan
yang tercemar kista infektif Entamoeba histolytica.
2. Penggunaan kotoran manusia sebagai pupuk.
3. Juru masak atau penyaji makanan yang terinfeksi.
4. Infeksi juga dapat terjadi melalui vektor lalat dan kecoa.
F. Diagnosis Laboratorium
Penentuan diagnosis amoebiasis dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopik langsung pada spesimen tinja. Namun pemeriksaan ini
dapat memberikan hasil positif palsu jika terdapat kesalahan
identifikasi makrofag sebagai trofozoit dan granulosit sebagai kista.
Selain menggunakan metode pemeriksaan mikroskopik
langsung, terdapat beberapa metode pemeriksaan lain yang dapat
dilakukan yaitu: kultur (biakan), sigmoidoskopi, biopsi, radiologi dan
serologi. Keuntungan menggunakan metode ini dibanding dengan
menggunakan metode pemeriksaan mikroskopik yaitu hasil uji
diagnostik lebih baik, namun membutuhkan biaya yang lebih besar.
G. Pencegahan
1. Cuci tangan menggunakan sabun setelah buang air kecil atau
buang air besar.
2. Cuci sayuran atau buah hingga bersih sebelum dikonsumsi.
3. Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak terjamin
kebersihannya.
4. Pastikan cuci tangan sebelum mengolah makanan dan sebelum
makan.

H. Pengobatan
1. Metronidazol efektif untuk melawan tropozoit.
2. Diloksanid furoat untuk menghancurkan kista dalam kolon.
Pengobatan harus di bawah pengawasan dokter
DAFTAR PUSTAKA

Mandal, B.K., Edmund, G.L.W., Edward, M.D. dan Richard, T.M.W. 2006.
Penyakit Infeksi Edisi Keenam. Alih Bahasa : Juwalita Surapsari.
Jakarta : Erlangga.
Oswari, E. 1985. Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta : PT
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai