BAHAYA
PENYAKIT LEPTOSPIROSIS
Oleh :
HERU ADIANTORO
N IM : 09.321.104
I. Pendahuluan
Penyakit Leptospirosis pernah populer sesaat setelah terjadinya banjir di
kawasan Jakarta. Penyebabnya adalah kuman leptospira, yang hidup dan berkembang
biak didalam tubuh hewan. Celakanya hewan hewan itu ternyata sangat dekat dengan
kehidupan manusia seperti kuda, babi, sapi dan terbanyak pada binatang pengerat
seperti tikus atau tupai. Penularan terjadi melalui air kencing hewan yang berpenyakit
mencemari makanan/minuman. Makanan/minuman yang tercemar tadi dikonsumsi
maka terjadilah penularan penyakit leptospirosis dari hewan kepada manusia.
Penularan dari manusia kepada manusia sampai saat ini masih belum terjadi.
Gejala yang timbul menyerupai layaknya gejala penyakit flu biasa, dengan
demam menggigil, pegal linu, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, batuk kering.
Sedangkan pada penderita leptospirosis ditambah dengan mencret mencret dan
muntah muntah. Karena gejalanya yang mirip dengan penyakit flu maka banyak yang
mengangap enteng atau meremehkan penyakit ini, yang ahirnya terjadi komplikasi
yang dapat merusak hati, ginjal dan otak.
Gejala yang muncul dalam stadium lanjut, dimana leptospirosis telah
menyerang hati, maka gejalanya mirip dengan penyakit kuning, kulit dan putih mata
menjadi kekuningan, mata merah. Gejala khas inilah biasanya dijadikan dasar bahwa
penyakit itu mengarah pada dugaan penyakit leptospirosis. Untuk memastikan
sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap urine dan darah penderita.
II. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit tentang Leptospirosis,
peserta penyuluhan masyarakat desa kali bata mampu memahami tentang
Leptospirosis, pencegahan Leptospirosis dan pengobatan Leptospirosis
VII. Pengorganisasian
1. Pendahuluan
2. Penyampaian materi
3. Penutup
A. Pengertian
Adalah suatau penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira berbentuk
spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama
kurang lebih satu bulan. Penyakit ini berasal dari urine dan kotoran hewan terutama
tikus,karena aliran air banjir telah membawa urine dan kotoran binatang pengerat
tersebut menyebar kemana-mana,kotoran itu dapat dengan mudah bersentuhan dengan
manusia dan menyebabkan penyakit leptospirosis.
Penyakit ini dapat menybabkan kematian dan tergolong penyakit ganas
karena masa inkubasinya 10 hari,Untuk mengantisipasi agar tidak terinfeksi
disarankan menjaga kebersihan diri maupun lingkungan,jangan sembarang
menggunakan air karena tidak menutup kemungkinan air yang mengalir mengandung
urine dan kotoran tikus.Biasakanlah mencuci badan dan tangan dengan air bersih dan
gunakanlah sabun antiseptik saat mandi.
Apabila ada gejala demam tinggi jangan menunggu-nunggu segera bawa
penderita ke pusat layanan kesehatan terdekat karena keterlambatan dapat
menyebabkan kondisi penderita lebih buruk dan bisa saja nyawa penderita tidak
tertolong.
B. Etiologi
Penyakit yang terdapat di negara yang beriklim tropis. Berbagai subgroup
yang masing- masing terbagi dalam atas :
1. L icterohaemorhagiae dengan reservoire tikus (syndroma weil)
2. L. canicola dengan reservoire anjing
3. L pamona dengan reservoire sapi dan babi
Insiden : Penyakit ini dapat berjangkit pada laki-laki dan perempuan pada semua
umur.
D. Manifestasi klinis
Masa tunas berkisar antara 2-26 hari(kebanyakan 7-13 hari) rata-rata 10 hari.
Pada leptospira ini ditemukan perjalanan klini sbifasik :
1. Leptopiremia (berlangsung 4-9 hari)
Timbul demam mendadak, diserta sakit kepala (frontal, oksipital atau
bitemporal). Pada otot akan timbul keluhan mialgia dan nyeri tekan (otot
gastronemius, paha pinggang,) dandiikuti heperestesia kulit. Gejala menggigil
dan demam tinggi, mual, muntah, diare, batuk, sakit dada, hemoptisis, penurunan
kesadaran, dan injeksi konjunctiva. Injeksi faringeal, kulit dengan ruam berbentuk
makular/makolupapular/urtikaria yang tersebar pada badan, splenomegali, dan
hepatomegali.
2. Fase imun (1-3 hari)
Fase imun yang berkaitan dengan munculnya antibodi IgM sementara konsentrasi
C3, tetap normal. Meningismus, demam jarang melebihi 39oC. Gejala lain yang
muncul adalah iridosiklitis, neuritis optik, mielitis, ensefalitis, serta neuripati
perifer.
3. Fase penyembuhan (minggu ke-2 sampai minggu ke-4)
Dapat ditemukan adanya demam atau nyeri otot yang kemudian berangsur-angsur
hilang.
E. Patofisiologi
Manusia bisa terinfeksi jika terjadi kontak pada kulit atau selaput lendir
yang luka/erosi dengan air, lumpur dan sebagainya yang telah tercemar oleh air kemih
binatang yang terinfeksi leptospira. Leptospira yang masuk melalui kulit maupun
selaput lendir yang luka/erosi akan menyebar ke organ-organ dan jaringan tubuh
melalui darah. Sistem imun tubuh akan berespon sehingga jumlah laptospira akan
berkurang, kecuali pada ginjal yaitu tubulus dimana kan terbentuk koloni-koloni pada
dinding lumen yang mengeluarkan endotoksin dan kemudian dapat masuk ke dalam
kemih.
F. Komplikasi
Pada leptospira, komplikasi yang sering terjadi adalah iridosiklitis, gagal
ginjal, miokarditis, meningitis aseptik dan hepatitis. Perdarahan masif jarang ditemui
dan bila terjadi selalu menyebabkan kematian.
G. Penatalaksanaan
Obat antibiotika yang biasa diberikan adalah penisillin, strptomisin,
tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin dan siproflokasasin. Obat pilihan utama adalah
penicillin G 1,5 juta unit setiap 6 jam selama 5-7 hari. Dalam 4-6 jam setelah
pemeberian penicilin G terlihat reaksi Jarisch Hecheimmer yang menunjukkan adanya
aktivitas antileptospira> obat ini efektif pada pemberian 1-3 hari namun kurnag
bermanfaat bila diberikan setelah fase imun dan tidak efektif jika terdapat ikterus,
gagal ginjal dan meningitis. Tindakan suporatif diberikan sesuai denan keparahan
penyakit dan komplikasi yang timbul.
H. Pencegahan
1) Membiasakan diri dengan perilaku hidup sehat dan bersih.
2) Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
3) Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum makan.
4) Membersihkan diri semaksimal mungkin setelah bekerja di tempat-tempat yang
tercemar misal selokan,tempat pembuangan sampah,dan tempat yang sering
dihuni tikus.
5) Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap leptospirosis dengan
menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
6) Menjaga kebersihan lingkungan.
7) Membersihkan tempat-tempat air dan kolam.
8) Menghindari adanya tikus didalam rumah/gedung.
9) Menghindari pencemaran oleh tikus.
10) Melakukan desinfektan terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus.
11) Meningkatkan penangkapan dan pembasmian tikus.
I. Prognosis
Tergantung keadaan umum klien, umur, virulensi leptospira, dan ada
tidaknya kekebalan yang didapat. Kematian juga biasanya terjadi akibat sekunder dari
faktor pemberat seperti gagal ginjal atau perdarahan dan terlambatnya klien mendapat
pengobatan.
J. Kesimpulan
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
leptospira yang menyerang hewan dan manusia.Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat
hidup didalam air tawar selama lebih kurang satu bulanKemungkinan infeksi
leptospirosis cukup besar pada musim penghujanMelalui darah, urin atau cairan tubuh
lain yang mengandung kuman leptospira masuk ke dalam tubuh pejamuPenularan
tidak langsung terjadi melalui genangan air, sungai, danau, selokan saluran air dan
lumpur yang tercemar urin hewan seperti tikus, umumnya terjadi saat banjir. Wabah
leptospirosis dapat juga terjadi pada musim kemarau karena sumber air yang sama
dipakai oleh manusia dan hewan
Daftar Pustaka
1. http://wikipedia.com/pengertian/leptospirosis.htm
2. http://pdf-searhegnai/bakteri-leptospirosis.html
3. http://scribd/materi/parasitologi/leptospirosis.html