Anda di halaman 1dari 12

PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA

PASIEN TB PARU DI RUANG SAKURA RUMAH SAKIT DAERAH


dr. SOEBANDI JEMBER

disusun untuk memenuhi tugas pada Program Pendidikan


Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal

oleh
Kelompok 3
Eka Mei Dianita 192311101023
Iin Dwi Puji Lestari 192311101024
Ima Nur Azizah 192311101030
Dewi Luqmana Sari 192311101114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada pasien TB
Paru
Sasaran : Keluarga pasien di Ruang Sakura
Target : 1. Pengertian PHBS
2. Tujuan PHBS
3. Manfaat PHBS
4. Penatalaksanaan PHBS
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019
Jam /Waktu : 30 menit (10.00 – 10.30 WIB)
Tempat : Ruang Sakura RSD dr. Soebandi Jember
Penyuluh : Kelompok 2

A. LATAR BELAKANG
TB atau biasa disebut dengan tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium tuberculosis dimana bakteri ini
dapat menyerang berbagai organ terutama paru. Bila tidak diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menyebabkan komplikasi berbahaya sampai
terjadinya kematian. Komplikasi lebih lanjut dari tidak tuntasnya pengobatan TB
adalah terjadinya TB-MDR (Tuberculosis Multi Drug Resistance) atau biasa
disebut TRO (TB resisten Obat) yaitu suatu kondisi ketika kuman TB tidak bisa
lagi di sembuhkan dengan Obat Anti TB (OAT). Bahkan, dalam laporan WHO
tahun 2013, diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1
juta orang (13 %) diantaranya adalah pasien dengan HIV positif. Sekitar 75 % dari
pasien tersebut berada di daerah Afrika. Pada tahun 2012, diperkirakan 450.000
orang menderita Tuberculosis Multiple Drug Resistace (TB-MDR) dan 170.000
diantaranya meninggal dunia. Proporsi kasus TB pada anak diperkirakan secara
global mencapai 6% atau 530.000 pasien TB anak pertahun. Kurang lebih sekitar
8% dari total kematian yang disebabkan oleh TB. Di Indonesia, peluang yang
dimiliki mencapai penurunan angka kesakitan dan kematian akibat TB menjadi
setengahnya di tahun 2015 jika di banding pada tahun 1990. Angka prevalensi TB
pada tahun 1990 sebesar 443 per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 di targetkan
menjadi 280 per 100.000 penduduk, berdasarkan hasil survey pravalensi TB tahun
2013.
Jumlah kasus TB di Indonesia sendiri merupakan salah satu beban TB
terbesar di dunia. Pada tahun 2015, di Indonesia ditemukan jumlah kasus TB
sebanyak 330.910 kasus, dan jumlahnya meningkat bila dibandingkan semua
kasus TB yang ditemukan pada tahun 2014 yang sebesar 324.539 kasus. Provinsi
Jawa Timur merupakan salah satu dari tiga provinsi di Indonesia dengan jumlah
kasus TB terbesar yakni mencapai 23.487 kasus dimana berdasarkan data Dinas
Kesehatan tahun 2015 angka penderita TB yang tertinggi di Jawa Timur adalah di
Kota Surabaya, sedikitnya 4.739 warga bermukim di Surabaya yang terkena
penyakit TB. Penyakit ini banyak ditemukan di permukiman padat penduduk
dengan sanitasi yang kurang baik, kurangnya ventilasi dan pencahayaan matahari
dan kurangnya istirahat (Anonim, 2015 dalam Aziez, 2017).
Berdasarkan paradigma sehat ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana
ada tiga pilar yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat,
perilaku sehat serta pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata. Untuk
perilaku sehat bentuk kongkritnya yaitu perilaku proaktif memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar (30-35%
terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah
perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Astuti, dkk, 2013 dalam Aziez, 2017).
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
setiap anggota keluarga sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-
kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007). Dengan berperilaku hidup
bersih dan sehat, maka tingkat kesehatan masyarakat semakin tinggi. Terkait
dengan permasalahan tingkat kesehatan atau penyebaran penyakit berbasis
lingkungan salah satunya penyakit Tuberkulosis (TB) sangat diperlukan kesadaran
masyarakat maupun rumah tangga dalam ber-PHBS. PHBS di rumah tangga
dengan penderita TB dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber-PHBS, yaitu
rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di rumah tangga, antara lain
menjemur peralatan tidur, membuka pintu dan jendela setiap pagi agar udara dan
sinar matahari masuk, makan buah dan sayur setiap hari, tidak merokok di dalam
rumah dan tidak minum minuman keras, olahraga secara teratur, mencuci pakaian
hingga bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, istirahat cukup, jangan tukar menukar peralatan mandi. PHBS merupakan
perilaku yang berkaitan erat dengan munculnya penyakit infeksi, termasuk
penyakit TB (Aziez, 2017). Gerakan PHBS yang dapat dilakukan kepada pasien
TB adalah dengan melakukan promosi kesehatan tentang batuk efektif serta cuci
tangan 6 langkah.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan keluarga pasien dapat
mengerti, memahami, dan mendemonstrasikan kembali tentang PHBS.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


1. Setelah diberikan penyuluhan mampu menjelaskan pengertian dari PHBS
2. Setelah diberikan penyuluhan mampu mengerti tujuan dari PHBS
3. Setelah diberikan penyuluhan mampu mengerti dan mengetahui manfaat dari
PHBS
4. Setelah diberikan penyuluhan mampu mendemonstrasikan kembali PHBS
dengan perilaku kesehatan batuk efektif dan 6 langkah cuci tangan
D. GARIS BESAR MATERI
a. Pengertian PHBS
b. Tujuan PHBS
c. Manfaat PHBS
d. Penatalaksanaan PHBS dengan perilaku kesehatan batuk efektif dan 6 langkah
cuci tangan

E. Metode
1. Jenis model pembelajaran : konstruktif
2. Landasan teori : ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan diskusi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran

=Sasaran

= Pemateri

F. Media
1. Leaflet

G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab :
2. Penyaji :
3. Instruktur :

H. PROSES KEGIATAN
No Kegiatan
Tahap tahap Waktu
Audience Penyuluh
1. Pembukaan 5 menit
 a. Salam a. Menjawab a. Memberi salam
 b. Perkenalan diri Salam b. Memperkenalkan
 c. Kontrak waktu b. Menyimak diri
 d. Apersepsi c. Menyepakati c. Memberitahu
d. Menyimak lamanya
penyuluhan
d. Memfokuskan
audience
2. Pelaksanaan Menyampaikan
a. Menjelaskan a. Memperhatikan materi penyuluhan:
pengertian b. Memperhatikan a. Menjelaskan
PHBS c. Memperhatikan pengertian PHBS
b. Menjelaskan d. Memperhatikan b. Menjelaskan
tujuan PHBS dan tujuan PHBS
c. Menjelaskan mempraktekkan c. Menjelaskan 25
manfaat PHBS manfaat PHBS menit
d. Mendemonstra d. Mendemonstrasik
sikan perilaku an perilaku
kesehatan kesehatan batuk
batuk efektif efektif dan 6
dan 6 langkah langkah cuci
cuci tangan tangan
3. Penutup
a. Evaluasi a. Bertanya dan a. Mempersilakan
b. Menyimpulkan atau menjawab bertanya dan
materi pertanyaan memberi
c. Menekankan b. Menyimak pertanyaan
5 menit
pentingnya c. Menyimak b. Memberi
materi d. Menjawab kesimpulan
d. Salam salam c. Mengulang inti
materi
d. Memberi salam

DAFTAR PUSTAKA

Azies, Harun A. 2017. Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Phbs) Rumah
Tangga Penderita TB di Wilayah Pesisir Kota Surabaya Menggunakan
Pendekatan Regresi Logistik Biner. Tugas Akhir. Surabaya: Institut
Sepuluh Nopember.
Depkes Ri. 2011. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
Kemenkes Ri. 2015. Infodatin Tuberkulosis.
Lestari, Erlina P., Madjid, A., Nasution, A. 2018. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Layanan Promosi Kesehatan pada Pasien Tuberkulosis
Paru di Ruang Eboni Lantai 3 RS PMI Bogor Tahun 2017. Jurnal
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1(1): 45-52.
Priyo., & Priyanto, S. 2018. Efektifitas Penerapan Health Belief Model Terhadap
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs). Journal Of Holistic Nursing
Science, 5(2): 88-105.
Lampiran
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Materi
Lampiran 3 : Media Leaflet
Lampiran 4 : Dokumentasi

Jember, 16 Oktober 2019


Penanggung jawab

Kelompok 2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
NERS (PSP2N)
T.A 2018/2019

BERITA ACARA

Pada hari ini, Rabu tanggal 16 Oktober 2019 jam 09.00 s/d 09.30 WIB bertempat di
Ruang Sakura RSUD/RSD dr. Soebandi Kabupaten Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) & Pengawasan Minum Obat (PMO) dengan Masalah Defisit Pengetahuan
tentang Tuberkulosis (TB) oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh _____ orang (daftar hadir terlampir).

NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6, 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
Lampiran 2. Materi Penyuluhan
Materi

1. Pengertian PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang, keluaga, kelompok atau masyarakat mampu menolong
dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, PHBS mencakup beratus-
ratus bahkan mungkin beribu-ribu perilaku yang harus dipraktikkan dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau lebih dikenal dengan sebutan PHBS
adalah semua perilaku kesehatan yang dilaku kan atas kesadaran setiap anggota
keluarga sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri
dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat (Anonim_1, 2008)

2. PHBS di berbagai tatanan


a. PHBS di Rumah Tangga
Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang
dapat menciptakan Rumah Tangga Ber-PHBS, yang mencakup persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita
setap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, pengelolaan air minum dan makan di rumah tangga, menggunakan jamban
sehat (Stop Buang Air Besar Sembarangan/Stop BABS), pengelolaan limbah cair
di rumah tangga, membuang sampah di tempat sampah, memberantas jentik
nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktifitas fiik sehari hari,
tidak merokok di dalam rumah dan lain-lain (Kemenkes, 2011).
b. PHBS di Institusi Pendidikan
Di institusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren, seminari, padepokan dan
lain-lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan
Institusi Pendidikan Ber-PHBS, yang mencakup antara lain mencuci tangan
menggunakan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak merokok, tidak
mengonsumsi Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA), tidak meludah sembarang tempat, memberantas jentiknyamuk dan
lain-lain(Kemenkes, 2011).

c. PHBS di Tempat Kerja


Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran primer harus
mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan Tempat Kerja Ber-PHBS, yang
mencakup mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan dan minuman
sehat, menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain (Kemenkes, 2011).
d. PHBS di Tempat Umum
Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dermaga dan
lain-lain), sasaran primer harus mempraktikan perilaku yang dapat menciptakan
Tempat Umum Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan sabun,
menggunakan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain (Kemenkes, 2011).
e. PHBS di Fasilitas Layanan Kesehatan
Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas, rumah sakit dan lain-
lain), sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat menciptakan
Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan dengan
sabun, mennggukan jamban sehat, membuang sampah di tempat sampah, tidak
merokok, tidak mengonsumsi NAPZA, tidak meludah di sembarang tempat,
memberantas jentik nyamuk dan lain-lain (Kemenkes, 2011).

3. PHBS pada TB
Terkait dengan permasalahan tingkat kesehatan atau penyebaran penyakit

berbasis lingkungan salah satunya penyakit Tuberkulosis (TBC) sangat diperlukan


kesadaran masyarakat maupun rumah tang ga dalam ber-PHBS. PHBS di rumah
tang ga dengan penderita TBC dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga ber-
PHBS, yaitu rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) kriteria PHBS di rumah
tangga,antara lain (Susilaningrum & Al Azies, 2017):

a. menjemur peralatan tidur,


b. membuka pintu dan jendela setiap pagi agar udara dan sinar matahari
masuk
c. makan buah dan sayur setiap hari,
d. tidak merokok di dalam rumah dan tidak meminum minuman keras,
e. olahraga secara teratur,
f. mencuci pakaian hingga bersih,
g. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
h. menggunakan jamban sehat,
i. istirahat cukup,
j. jangan tukar menukar peralatan mandi.
PHBS merupakan perilaku yang berkaitan erat dengan munculnya
penyakit infeksi, termasuk penyakit TBC yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim_1, 2008. Buku Saku Rumah Tangga Ber-Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Kemenkes. (2011). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011. Retrieved from
http://promkes.kemkes.go.id/download/jsg/files13583Pedoman_umum_PHB
S.pdf

Susilaningrum, D., & Al Azies, H. (2017). PEMODELAN REGRESI LOGISTIK


PADA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PHBS PADA RUMAH TANGGA
PENDERITA TBC DI PESISIR SURABAYA Destri. 18(2). Retrieved from
http://eksakta.ppj.unp.ac.id
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT & PENGAWAS MINUM OBAT PADA
PENYAKIT TUBERKULOSIS
Lampiran 3. Media Leaflet

Anda mungkin juga menyukai