Anda di halaman 1dari 8

CHILDREN’S EATING BEHAVIOR: COMPARISON BETWEEN NORMAL

AND OVERWEIGHT CHILDREN FROM A SCHOOL IN PELOTAS, RIO


GRANDE DO SUL, BRAZIL

ANALISIS JURNAL

Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Transkultural dengan


Dosen Pengampu Ns. Latifa Aini S., M. Kep., Sp. Kom.

Oleh

Desi Trisari

NIM 152310101116

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI R.I.
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Alamat : Jl. Kalimantan No.37 Telp./Fax (0331) 323450 Jember

FORMAT ANALISIS JURNAL

Judul Jurnal Children’s Eating Behavior: Comparison Between


Normal and Overweight Children From A School In
Pelotas, Rio Grande Do Sul, Brazil
Tahun 2014
Penulis 1. Darlise Rodrigues dos Passos
2. Denise Petrucci Gigante
3. Francine Villela Maciel, dkk.
Website www.rpped.com.br

NO ITEM ANALISIS ANALISIS


Dalam jurnal ini meneliti tentang
1 Introduction
budaya prilaku makan yang memiliki peran
penting dalam pencegahan dan pengobatan
penyakit kronis yang berhubungan dengan
nutrisi. Masalah nutrisi diantaranya adalah
obesitas dimana hal ini dialami oleh Negara
berkembang dan Negara maju. Dalam 2008,
sekitar 33% dari anak-anak di Brasil berusia
antara 5 dan 9 tahun yang kelebihan berat
badan, dimana sekitar 14% sudah dikatakan
obese. Hal tersebut telah menunjukkan
perbedaan dalam beberapa dimensi perilaku
budaya makan antara anak-anak dengan
obesitas dan tanpa obesitas. Anak yang
obesitas lebih responsif terhadap rangsangan
eksternal di lingkungan (misalnya, rasa dan
warna makanan), sehingga anak memiliki
kesenangan yang lebih besar dalam makan dan
memiliki respon yang lebih rendah untuk
kenyang bila dibandingkan dengan anak-anak
dengan berat badan yang sehat. Selain itu,
mereka memiliki kebiasaan budaya makan
untuk menangani keadaan emosional yang
terjadi (kebahagiaan, kecemasan dan stress),
mereka sering minum minuman manis pada
siang hari dan makan lebih banyak dengan
cepat. Di sisi lain, anak-anak normal
tampaknya lebih selektif dalam kaitannya
dengan makanan, mengkonsumsi makanan
kecil, dengan jumlah terbatas makanan dan
lebih perlahan.

Hal ini diketahui bahwa budaya


perilaku makan terbentuk pada tahun-tahun
pertama kehidupan, dan kebiasaan makan di
masa dewasa terkait dengan mereka yang
sudah terbiasa dari kecil.
Sebanyak 335 anak-anak berpartisipasi
2 Result&Discuss
dalam studi ini. Diamati bahwa 51,3% dari
anak-anak perempuan, 94,3% adalah laki-laki,
dan sebagian besar orang tua adalah tamatan
tingkat perguruan tinggi. Usia rata-rata dari
populasi penelitian adalah 7 tahun. Setengah
dari populasi penelitian (51%) memiliki
kelebihan berat badan. Obesitas lebih umum
terjadi pada anak laki-laki dari pada anak
perempuan. Secara umum, perilaku makan
anak laki-laki dan perempuan sangat mirip.
Satu-satunya subskala yang berbeda antara
jenis kelamin adalah "Keinginan untuk
minum", dengan rata-rata skor yang secara
signifikan lebih tinggi pada laki-laki dari pada
anak perempuan.

Anak-anak dengan berat badan berlebih


menunjukkan respon yang lebih besar untuk
makanan, kesenangan dalam makan,
meningkatkan asupan makanan karena keadaan
emosional dan keinginan yang lebih besar
untuk minuman, dan pola asupan makanan
lebih cepat ketika dibandingkan dengan anak-
anak dengan berat badan normal.

Berdasarkan penelitian jurnal bahwa budaya


3 Summary ( Ringkasan )
perilaku makan pada anak obesitas dan anak
yang normal kota Pelotas, Brazil bahwa
anak yang obesitas cenderung sering
merasa lapar. Anak yang obesitas lebih
responsif terhadap rangsangan eksternal di
lingkungan (misalnya, rasa dan warna
makanan), sehingga anak memiliki ketertarikan
untuk makan lebih besar di banding dengan
anak yang memiliki berat badan normal. Selain
itu, anak-anak obese memiliki budaya makan
lebih banyak ketika emosi mereka tidak stabil,
contohnya ketika sedang bahagia, cemas dan
stress. Mereka juga sering mengkonsumsi
minum minuman manis pada siang hari dan
makan lebih banyak dengan cepat.

4 Kaitan Isi Jurnal dengan Pada konsep teori Leininger terdapat


teori Leininger perawatan budaya yang mengacu pada
beberapa aspek budaya untuk mempengaruhi
seseorang atau kelompok agar meningkatkan
kondisi manusia atau untuk
menangani penyakit atau kematian. Dari hal
tersebut perawat bisa melakukan inovasi untuk
mempengaruhi perubahan pola makan pada
anak agar tidak terjadi obesitas. Perawat bisa
melakukannya dengan melalui pendekatan
pada orang tua anak dengan cara memberikan
pengertian obositas dan dampak yang dapat
ditimbulkannya. Pada anak yang mengalami
obesitas dan tidak dapat tertangani dengan
benar maka akan menimbulkan masalah
kesehatan yang kompleks. Orang tua juga
wajib bisa mengontrol berat badan dan pola
makan pada anak. Kesehatan mengacu pada
keadaan kesejahteraan yang didefinisikan
budaya. Kebiasaan-kebiasaan yang sering
dilakukan dapat menjadi budaya pada kalangan
tertentu. Nilai-nilai kebudayaan yang baik
dapat terus dilakukan sedangkan nilai yang
kurang baik dapat dilurukan tanpa
menghilangkan kebudayaan yang ada.
Soal

1. Jika terjadi obesitas pada anak, orang tua mencoba untuk mengubah pola makan
anak menjadi lebih baik, berusaha mendampingi anak sampai perilaku berubah agar
kebiasaan anaknya tersebut tidak mengganggu status kesehatan. Hal yang dilakukan
orangtua anak tersebut adalah…

a. Budaya perawatan restrukturisasi

b. Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan

c. Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi

d. Budaya dan dimensi struktur sosial

e. Worldview

2. Sebagai seorang perawat harus mampu menghagai perbedaan budaya atau nilai-
nilai keyakinan dari kliennya, perawat juga harus mempelajari norma-norma dan
nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan
dukungan dengan tujuan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan. Hal tersebut
sesuai dengan teori Leininger yaitu…

a. Culture Care

b. Cross Cultural Nursing

c. Caring

d. Transcultural Nursing

e. Budaya
DAFTAR PUSTAKA

Children’s Eating Behavior: Comparison Between Normal and Overweight Children


From A School In Pelotas, Rio Grande Do Sul, Brazil.(2014).
Diakses : 15 Januari 2017
www.rpped.com.br

Anda mungkin juga menyukai