Anda di halaman 1dari 10

Tingkat Pendidikan Ibu dengan Capaian Perkembangan Bayi dalam

Kontek Agronursing di Rambipuji Jember

Iin Dwi Puji Lestari1, Tantut Susanto 2, Latifa Aini Susumaningrum 3


1
Fakultas Keperawatan, Universitas Jember, Jember, Indonesia.
2
Departemen Keperawatan Komunitas, Keluarga, dan Gerontik Fakultas Keperawatan,
Universitas Jember, Jember, Indonesia.
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Email korespondensi: tantut_s.psik@unej.ac.id

ABSTRAK

Ibu adalah kunci penting selama perkembangan anak. Keterlambatan perkembangan anak terkait
dengan masalah kesehatan anak, termasuk kegagalan dalam tahun sekolah anak, gangguan pada tinggi
dan berat badan anak, dan perkembangan (seperti keterampilan motorik, keterampilan bahasa, emosi
dan kemampuan sosial anak-anak). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan dengan konteks agronursing di
Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember. desain penelitian cross-sectional dilakukan di antara 148
ibu dengan bayi berusia 3-6 bulan menggunakan stratified random sampling. Kuisioner karakteristik
orang tua digunakan untuk mengukur data responden, termasuk data dalam pendidikan ibu. Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan dilakukan untuk mengukur perkembangan bayi. Uji Chi-square dan
Spearman Rank digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak ada
korelasi antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan, (x2 = 3,03; p-value =
0,932) dan usia 3 bulan hingga kurang dari 6 bulan selama 6 bulan (x2 = 15.41; p-value = 0,052).
Sementara itu, jumlah anak berkorelasi dengan perkembangan bayi berusia 6 bulan, terutama untuk
aspek motorik halus (p-value = 0,004). Studi ini menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara
tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan, meskipun jumlah anak berkorelasi
dengan perkembangan bayi usia 6 bulan, terutama untuk aspek motorik halus. Oleh karena itu,
perawat keluarga dapat mendidik aspek perkembangan anak yang terkait dengan orang tua untuk
mencapai perkembangan anak selama kunjungan rumah

Kata kunci: : Pendidikan Ibu; Perkembangan Bayi; Konteks Agronusing

ABSTRACT

Mother is key important during child development. Delayed of child development related to health
problem of children, including failure in the child's school year, disruption to child's height and weight,
and development (such as motor skills, language skill, emotions and children's social abilities). The aim
of this study was to determine the correlation between mother’s education level and infant’s
development aged 3-6 months the agronursing context in Rambipuji sub-district Jember district. cross-
sectional study design was conducted among 148 mothers with infant aged 3-6 months using stratified
random sampling. The parental characteristics questionnaire was used to measure respondent’s data,
including data in maternal education. The Pre Development Screening Questionnaire was performed to
measure infant’s development. Chi-square and Spearman Rank tests used to analyze the data. The
results showed that, there were no correlation between mother’s education level and infant’s
development aged 3-6 months, (x2 = 3,03; p-value = 0,932) and aged 3 months to less than 6 months for
6 months (x2 = 15.41; p-value = 0.052). Meanwhile, the number of children correlated with infant’s
development aged 6 months, particularly for fine motor aspect (p-value = 0,004). This study concluded
that there is no correlation between mother’s education level and infant’s development aged 3-6
months, although the number of children is correlated with infant’s development aged 6 months,
especially for fine motor aspect. Therefore, family nurse could educate parent related children
development aspects to achieve child development during home visit.

Keywords: Mother’s Education; Infant Development; Agronusing Context

PENDAHULUAN
yang meiliki tingkat pendidikan rendah
Keterlambatan pencapaian
(Bertham, Ganefianti, & Andani, 2011).
perkemabangan anak dapat menimbulkan
Agronursing adalah layanan asuhan
dampak yaitu dimana jika dibiarkan
keperawatan berbasis agricultural bagi
keterlambatan perkembangan dapat berkaitan
masyarakat tinggal di daerah pertanian dan
dengan kegagalan pada masa sekolah anak,
perkebunan yang mayoritas tinggal pada
gangguan pada tinggi dan berat badan anak,
daerah rural area (Susanto, Purwandari, &
gangguan pada motorik, bahasa serta emosi
Wuryaningsih, 2016). Maka peran perawat
dan kemampuan sosial anak, dimana
dalam meningkatkan capaian perkembangan
prevelensi keterlambatan dalam
anak dengan memberikan pendidikan
perkembangan anak di Indonesia sendiri
kesehatan kepada keluarga dan
sekitar 5% sampai 10%, pada tahun 2013
mengidentifikasi masalah lingkungannya.
sedangkan untuk Jawa Timur melakukan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-
mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu
72 bulan ditemukan bahwa untuk capaian
dengan capaian perkembangan bayi usia 3-6
perkembangan meragukan sebanyak 13% dan
bulan dalam kontek agronursing di
penyimpangan perkembangan sebanyak 34%
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
(IDAI, 2013).
Perkembangan bayi dan anak METODE
meliputi empat aspek, yaitu motorik kasar,
motorik halus, kemampuan bahasa, dan Desain Penelitian
kemampuan sosial (Chiang, Lin, Lee, & Lee,
Penelitian ini menggunakan desain
2015). Salah satu faktor yang menentukan
deskriptif analitik dengan pendekatan cross
dalam perkembangan bayi adalah interaksi
sectional.
antara ibu dan anak dalam memberikan
pengalaman dasar atau awal untuk Populasi dan Sampel
perkembangan bayi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan menurut yaitu Populasi pada penelitian ini adalah
umur anak, tempat tinggal, penghasilan ibu dengan bayi 3-6 bulan (n=231). Teknik
keluarga, status nutrisi serta pendidikan ibu pengambilan sampel pada mahasiswa
(Fadlyana, Alisjahbana, Nelwan, Noor, & menggunakan stratified random sampling dari
Sofiatin, 2003). Ibu dengan tingkat kecamatan Rambipuji peneliti melakukan
pendidikan rendah atau kurang akan sulit teknik pengumpulan data dengan stratifikasi
menerima informasi dibandingkan ibu dengan secara random, stratifikasi tahap pertama
tingkat pendidikan tinggi dikarenakan yaitu stratifikasi per desa dan mendapatkan
informasi mengenai pola asuh, cara dukungan hasil 166 dari total 5 desa, selanjutnya
keluarga pada anak, anak yang tumbuh dilakukan stratifikasi pada posyandu dan pada
dengan ibu dengan tingkat pendidikan rendah posyandu dirandom sehingga mendapatkan
atau kurang memiliki kecenderungan tumbuh angka balita pada setiap posyandu, saat di
menjadi anak yang mengalami perlambatan. posyandu peneliti memilih responden dengan
Mayoritas masyarakat pertanian atau kriteria inklusi untuk bayi usia 3 sampai <6
perkebunan tinggal pada daerah pedesaan bulan antara lain bayi berusia 3 bulan sampai

138 Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 2016;2(2):137–145


<6 bulan, ibu yang kooperatif, bersedia 95 %. diukur adalah aspek motorik kasar,
mentanda tangani informed consent, dan motorik halus, kemampuan bahasa dan sosial,
untuk usia 6 bulan antara lain bayi berusia 6 nilai reabilitas 0,82 antar kader kesehatan dan
bulan, ibu yang kooperatif, bersedia mentanda 0,72 antar kader kesehatan dan dokter.
tangani informed consent. Sedangkan kriteria Pengumpulan data dilakukan dengan cara
eksklusi baik usia 3 sampai <6 bulan dan 6 membagikan kuesioner secara langsung
bulan yaitu bayi yang memiliki cacat bawaan, kepada ibu.
bayi yang tidak memiliki ibu, ibu yang tidak
Etik Penelitian
ada di tempat saat penelitian.
Penelitian ini telah disetujui oleh
Teknik Pengumpulan Data komite etik penelitian dengan nomor sertifikat
375/UN25.8/KEPK/DL/2019 dari Komisi Etik
Setelah itu peneliti mendatangi
Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
responden yang sesuai dengan kriteria dan
Gigi Universitas Jember.
menjelaskan maksud dan tujuan mengenai
informed consent. Peneliti meminta Analisa Data
persetujuan responden atau orang tua sebagai Data disajikan bentuk presentase bila
bukti, mengijinkan anak untuk perpartisipasi jenis data kategorik, dalam bentuk mean dan
dalam penelitian dengan tanda tangan standard deviasi bila jenis data numerik dan
dilembar informed consent. Peneliti sebaran data normal, dalam bentuk median
memberikan instrumen penelitian yakni dan percentiles. Uji normalitas data
kuesioner pra skrining perkembangan sesuai menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
dengan umur anak. Pengisian kuesioner oleh Analisa data bivariat yang digunakan dalam
responden didampingi oleh peneliti. Pengisian penelitian ini yaitu Chi-Square untuk data
kuesioner membutuhkan waktu 10-20 menit. tingkat pendidikan dengan capaian
Setelah pengambilan data selesai, peneliti perkembangan bayi usia 3-6 bulan, Kruskal
mengolah data dan mengeliminasi data-data Wallis untuk data tingkat pendidikan dengan
yang tidak lengkap. Jika ditemukan hasil aspek capaian perkembangan bayi usia 3-6
kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) bulan, dan Spearman Rank untuk jenis data
meragukan atau penyimpangan maka karakteristik responden dengan aspek capaian
dilakukan pengukuran kembali 2 minggu perkembanan bayi usia 3-6 bulan.
kemudian, untuk mengetahui hasil akhir
perkembangan bayi. HASIL
Instrumen
Karakteristik Responden
Instrumen penelitian ini menggunakan
karakteristik reponden untuk tingkat Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
pendidikan dan Kuesioner Pra Skrining semua responden ibu memiliki status
Perkembangan untuk mengukur capaian perkawinan menikah, dengan tingkat
perkembangan bayi. KPSP itu terdiri untuk pendidikan terbanyak berada pada jenjang
bayi 3-6 bulan diukur pada usia 3 bulan dan 6 SMA (35,1%), mayoritas ibu tidak bekerja
bulan yang terdiri dari 10 pertanyaan untuk (83,8%) dan untuk ibu bekerja pekerjaan
usia 3 bulan dan dan 10 pertanyaan untuk usia terbanyak yaitu guru (2,7%), status
6 bulan, kuesioner ini adalah alat ukur berupa maternal mayoritas multipara dengan
daftar pertanyaan yang terdiri dari gerakan (62,2%) serta multipara pertama (40,5%)
kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sedangkan tipe keluarga, keluarga inti
sosialisasi dan kemandirian, setiap item (51,4%). Karakteristik anak di mana
bernilai 1 untuk jawaban ya dan 0 untuk terdapat 73 (49,3%) anak laki-laki dan 75
jawaban tidak dengan total 10. Kuesioner (50,7%) perempuan.
memiliki sensitivitas dan spesifitas 63% dan
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Ibu dan Anak di Kecamatan Rambipuji
Kabupaten Jember (n=148)
Karakteristik Orang Tua/Wali dan Anak n(%)
Usia Ibu (Tahun)
Md (P25-P75) 27(23 – 32)
Status Pernikahan Ibu
Menikah 148 (100)
Pendidikan Ibu
Tidak Sekolah 2 (1,4)
SD 35 (23,6)
SMP 44 (29,7)
SMA 52 (35,1)
D3 1 (0,7)
S1 14 (9,5)
Ibu Bekerja 124 (83,8)
Tidak 24 (16,2)
Iya
Jenis Pekerjaan Ibu (n=24)
Guru 4 (16,7)
Karyawan 8 (33,3)
Perawat 1 (4,2)
Petani 1 (4,2)
Swasta 4 (16,7)
Wiraswasta 6 (25)
Penghasilan Keluarga
Rp. 1.500.000 (Rp. 1.000.000 – Rp.
Md (P25-P75)
2.000.000)
Status Maternal
Primipara 56 (37,8)
Multipara 92 (62,2)
Multipara Ke Berapa (n=92)
Md (P25-P75) 1 (1-2)
Jumlah Anak di Keluarga
Md (P25-P75) 2 (1 – 2)
Tipe Keluarga
Keluarga Inti 76 (51,4)
Keluarga Besar 72 (48,6)
Jumlah Semua Anggota Keluarga
Md (P25-P75) 5 (4 – 6)
Usia Anak (Bulan)
Md (P25-P75) 4,25 (3,25 – 5,5)
Jenis Kelamin Anak
Laki-Laki 73 (49,3)
Perempuan 75 (50,7)
Keterangan : Md = Median; P25-P75 = Percentil ke 25-75; n(%) = Jumlah Partisipan (Presentase)

Indikator Capaian Perkembangan

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa (62,2%) serta multipara pertama (40,5%)
semua responden ibu memiliki status sedangkan tipe keluarga, keluarga inti
perkawinan menikah, dengan tingkat (51,4%). Karakteristik anak di mana
pendidikan terbanyak berada pada jenjang terdapat 73 (49,3%) anak laki-laki dan 75
SMA (35,1%), mayoritas ibu tidak bekerja (50,7%) perempuan.
(83,8%) dan untuk ibu bekerja pekerjaan
terbanyak yaitu guru (2,7%), status
maternal mayoritas multipara dengan

Capaian Perkembangan
3%

Penyimpangan
47%
Meragukan
50%
Sesuai

Gambar 1. Gambaran Capaian Perkembangan Responden Usia 3-6 Bulan di Kecamatan Rambipuji Kabupaten
Jember (n=148)

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui sosialisasi dan kemandirian serta bicara dan
bahwa perkembangan anak usia 3-6 bulan bahasa, namun untuk usia 6 bulan pada gerak
bervariasi tidak homogen dalam aspek aspek kasar mempunyai nilai tengah 3 dengan nilai
gerak kasar, gerak halus, sosialisasi dan terendah 3 dan nilai tertinggi 4, pada gerak
kemandirian serta bicara dan bahasa (p-value halus nilai tengah 4 dan nilai terendah 4 dan
= <0,001), nilai tengah pada usia 3 bulan tertinggi 4, pada aspek sosialisasi dan
yaitu pada gerak kasar nilai tengah 2 dengan kemandirian serta bicara dan bahasa memiliki
nilai terendah 1 dan tertinggi 4, pada gerak nilai tengah 1 dengan nilai terendah tertinggi
halus nilai tengah 2 dengan nilai terendah 2 1.
dan tertinggi 2 sama dengan nilai pada
Tabel 2 Domain Capaian Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan Di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
(n=148)

Indikator Capaian Perkembangan Md (P25-P75) z Sig.


Usia 3 Bulan
Gerak Kasar 2,00 (1,00-4,00) 0,26 <0,001a
Gerak Halus 2,00 (2,00-2,00) 0,52 <0,001a
Sosialisasi Kemandirian 2,00 (2,00-2,00) 0,52 <0,001a
Bicara dan Bahasa 2,00 (2,00-2,00) 0,53 <0,001a
Usia 6 Bulan
Gerak Kasar 3,00 (3,00-4,00) 0,26 <0,001a
Gerak Halus 4,00 (4,00-4,00) 0,49 <0,001a
Sosialisasi Kemandirian 1,00 (1,00-1,00) 0,52 <0,001a
Bicara dan Bahasa 1,00 (1,00-1,00) 0,53 <0,001a
Total Score 8,00(7,00-10,00) 0,21 <0,001a
Catatan : M = Mean; SD = Standar Deviasi ; Md = Median; P25-P75 = Percentil ke 25-75; z = Nilai Hitung
Kolmogorov-Smirnov Test; Sig. = Signifikasi dengan Kolmogorov-Smirnov Test

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan bahwa tidak ada perbedaan antara tingkat
Capaian Perkembangan Bayi Usia 3-6 pendidikan dengan capaian perkembangan
Bulan usia 3 sampai <6 bulan (p-value = 0,968).
Berdasarkan Tabel 3 data
menggunakan uji chi-square menunjukan

Tabel 3 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Capaian Perkembangan Bayi Usia 3 sampai <6
bulan di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember (n= 110)
Capaian Perkembangan
Pendidikan Total Penyimpangan Meragukan Sesuai 𝒙𝟐 p-value
(%) (%) (%)
Tidak
Sekolah 1 (0,9) 0 (0,0) 1 (0,9) 0 (0,0) 3,45 0,968
SD 27 (24,5) 0 (0,0) 17 (15,5) 10 (9,1)
SMP 33 (30,0) 0 (0,0) 19 (17,3) 14 (12,7)
SMA 39 (35,5) 1 (0,9) 24 (21,8) 14 (12,7)
D3 1 (0,9) 0 (0,0) 1 (0,9) 0 (0,0)
S1 9 (8,2) 0 (0,0) 6 (5,5) 3 (2,7)

Berdasarkan Tabel 4 menggunakan dengan capaian perkembangan usia 3


uji chi-square menunjukan bahwa tidak ada sampai <6 bulan (p-value = 0,968).
perbedaan antara tingkat pendidikan

Tabel 4 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Capaian Perkembangan Bayi Usia 6 bulan di Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember (n= 38)
Capaian Perkembangan
Total Penyimpanga Meragukan Sesuai
Pendidikan 𝒙𝟐 p-value
n (%) (%)
(%)
Tidak
Sekolah 1 (2,6) 1 (2,6) 0 (0,0) 0 (0,0) 15,41 0,052
SD 8 (21,1) 1 (2,6) 2 (5,3) 5 (13,2)
SMP 11 (28,9) 0 (0,0) 3 (7,9) 8 (21,1)
SMA 13 (34,2) 1 (2,6) 2 (5,3) 10 (26,3)
S1 5 (13,2) 0 (0,0) 0 (0,0) 5 (13,2)
Catatan: n (%) = Jumlah Partisipan (Presentase); (𝑥 2 )=Chi-Square
gerak halus, sosialisasi dan kemandirian serta
Hubungan Karakteristik Partisipan
bicara dan bahasa tidak terdapat hubungan,
dengan Indikator Capaian Perkembangan
kecuali pada jumlah anak yang dibuktikan
Bayi Usia 3-6 Bulan
dengan uji Spearman Rank (p-value= 0,004 <
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
terdapat hubungan antara jumlah anak dengan
bahwa dari beberapa karakteristik responden
capaian perkembangan bayi pada aspek gerak
jika dihubungkan dengan capaian
halus.
perkembangan bayi dalam aspek gerak kasar,

Tabel 5 Hubungan Karakteristik Partisipan dengan Indikator Capaian Perkembangan Bayi Usia 3-6
Bulan Di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember (n=148)

KPSP 3 Bulan KPSP 6 Bulan

Karakteristik Gerak Gerak Sosialisasi Bicara Gerak Gerak Sosialisasi Bicara


Responden Kasar Halus Kemandirian Bahasa Kasar Halus Kemandirian Bahasa

p-value p-value

Usia
Ibu (tahun) 0,27 0,71 0,13 0,33 0,49 0,36 0,14 0,82
Jumlah Anak 0,80 0,75 0,20 0,65 0,65 0,04 0,19 1,0
Penghasilan 0,81 0,19 0,98 0,87 0,30 0,37 0,25 0,55
Status
Maternal 0,95 0,42 0,21 0,25 0,85 0,31 0,07 0,63
Catatan: p-value=nilai signifikansi

PEMBAHASAN di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember


sebagian besar masyarakat pertanian di
Hasil penelitian ini menunjukan tidak wilayah rural area yaitu SMA. Hal ini berbeda
ada hubungan tingkat pendidikan dengan dengan penelitian (Bertham et al., 2011) yang
capaian perkembangan bayi usia 3-6 bulan menyatakan bahwa tingkat pendidikan wanita
dalam kontek agronursing di Kecamatan pada wilayah pertanian tergolong rendah, hal
Rambipuji Kabupaten. Hasil penelitian ini ini dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya
sejalan dengan (Gunawan, Fadlyana, & dahulu yang kurang mendukung, selain itu
Rusmil, 2011) yang menyatakan bahwa rendahnya kesadaran akan pentingnya
pendidikan cukup baik untuk mendidik anak pendidikan juga mengakibatkan rendahnya
namun tidak ada hubungan antara pendidikan tingkat pendidikan perempuan pada wilayah
ibu dengan gangguan perkembangan anak, agronursing. Pada penelitian ini ibu pada
dimana pendidikan ibu tidak menjadi faktor daerah pertanian sudah menunjukan
utama gangguan capaian perkembangan. kesadaran akan pentingnya pendidikan. Hal
Penelitian oleh (Gunawan et al., 2011) juga ini sejalan dengan (Mariza, 2016) yang
menyebutkan bahwa status ekonomi menyatakan bahwa ibu dengan pendidikan
merupakan hal yang dapat mempengaruhi tinggi akan lebih mudah menerima
perkembangan anaknya terutama kognitif, informasi,adanya kemauan ibu dalam
karena keterbatasan keluarga dalam masyarakat rural area untuk bersekolah
menyediakan berbagai fasilitas bermain sampai SMA karena perempuan dengan
sehingga anak kurang mendapat stimulasi. pendidikan tinggi terdorong untuk
Hal ini terjadi karena peran keluarga dalam mengaktualisasikan diri maupun dalam
memberikan fasilitas stimulasi pada anak penyerapan informasi mengenai
penting untuk pencapaian perkembangan perkembangan anak.
anak. Hasil menunjukan sebagian besar bayi
Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan mengalami perkembangan meragukan.
tertinggi pada ibu dengan bayi usia 3-6 bulan Perkembangan anak meragukan artinya ada
aspek perkembangan yang perlu di waspadai gangguan capaian perkembangan, terdapat
akan mengalami penyimpangan, dalam hal ini faktor lain yang mempangaruhi stimulasi
penyimpangan pada anak usia 3-6 bulan pada bayi. Sedangkan jumlah anak disini
mayoritas pada kemampuan gerak kasar yan mempengaruhi perhatian orang tua, peran
memiliki nilai 2 untuk usia 3 bulan dan 3 orang tua pada anak, serta keluarga yang
untuk usia 6 bulan. Berbeda dengan penelitian mampu melaksanakan pengasuhan dan
(Sari, Juniastuti, Husada, & Utami, 2017) monitor tumbuh kembang anak secara baik.
menyatakan bahwabayi usia 0-6 bulan sudah
meningkatkan gerak kasarnya seperti
mengangkat kepala, serta sebagian besar bayi UCAPAN TERIMA KASIH
usia 0 – 6 bulan memiliki perkembangan
Peneliti mengucapkan terima kasih
gerak kasar normal. Hal ini dapat dilakukan
kepada Kelompok Riset (KeRis) Family and
dengan mengajarkan ibu untuk menstimulasi
Health Care Studies (FHCS) dari Departemen
perkembangan anak yang kurang, dan adanya
Keperawatan Keluarga, Komunitas, dan
pengukuran kembali.
Gerontik, Fakultas Keperawatan Universitas
Hasil menunjukan bahwa ada hubungan
Jember yang telah memfasilitasi jalannya
yang signifikan antara jumlah dan capaian
penelitian ini. Peneliti juga berterima kasih
perkembangan bayi usia 3-6 bulan. Penelitian
kepada seluruh pihak di Puskesmas
ini sejalan dengan Maimon dkk (Mariza,
Rambipuji serta seluruh responden yang telah
2016) dimana jumlah anak semakin sedikit
berpartisipasi dalam penelitian ini.
maka semakin baik perkembangannya.
Jumlah anak disini mempengaruhi perhatian
orang tua, peran orang tua pada anak, serta
DAFTAR PUSTAKA
keluarga yang mampu melaksanakan
pengasuhan dan monitor tumbuh kembang
Bertham, Y. H., Ganefianti, D. W., & Andani,
anak secara baik.
A. (2011). Peranan Perempuan Dalam
Hasil akhir penelitian yang telah
Perekonomian Keluarga Dengan
dilakukan oleh peneliti yaitu tidak ada
Memanfaatkan Sumberdaya Pertanian,
hubungan antara tingkat pendidikan dengan
10, 138–153.
capaian perkembangan bayi usi 3-6 bulan di
Chiang, Y., Lin, D., Lee, C., & Lee, M.
Kecamatan Rambipuji Kebupaten Jember.
(2015). Early Human Development
Hal ini dikarenalan ada dimana pendidikan
Effects of parenting role and parent –
ibu tidak menjadi faktor utama gangguan
child interaction on infant motor
capaian perkembangan, terdapat faktor lain
development in Taiwan Birth Cohort
yang mempangaruhi stimulasi pada bayi
Study. Early Human Development,
status ekonomi merupakan hal yang dapat
91(4), 259–264.
mempengaruhi perkembangan anaknya
https://doi.org/10.1016/j.earlhumdev.20
terutama kognitif, karena keterbatasan
15.02.005
keluarga dalam menyediakan berbagai
Fadlyana, E., Alisjahbana, A., Nelwan, I.,
fasilitas bermain sehingga anak kurang
Noor, M., & Sofiatin, Y. (2003). Pola
mendapat stimulasi. Untuk itu stimulasi yang
Keterlambatan Perkembangan Balita di
diberikan tidak hanya berdasarkan pendidikan
daerah Pedesaan dan Perkotaan
ibu, tetapi dapat berasal dari faktor lainya.
Bandung, serta F aktor-faktor yang M
empengaruhinya, 4(4), 168–175.
SIMPULAN Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K.
(2011). Hubungan Status Gizi dan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun,
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan 13(2), 142–146.
ibu dan perkembangan bayi berusia 3-6 bulan IDAI. (2013). Mengenal Keterlambatan
namun jumlah anak berhubungan dengan Umum Pada Anak. Retrieved from
perkembangan bayi usia 6 bulan dalam aspek http://www.idai.or.id/artikel/seputar-
motorik halus. Hal ini dikarenalan ada dimana kesehatan-anak/mengenal-
pendidikan ibu tidak menjadi faktor utama keterlambatan-perkembangan-umum-
pada-anak
Mariza, A. (2016). Hubungan Pendidikan dan
Sosial Ekonomi dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di BPS T
Yohan Way Halim Bandar Lampung
Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Holistik,
10(1), 5–8.
Sari, R. T., Juniastuti, Husada, D., & Utami,
S. (2017). Perbedaan Perkembangan
Motorik Kasar Bayi 0-6 Bulan yang
Diberi ASI Eksklusif dan Non Eksklusif
di Kelurahan Mulyorejo Wilayah Kerja
Puskesmas Mulyorejo Surabaya, (2),
26–30.
Susanto, T., Purwandari, R., & Wuryaningsih,
E. W. (2016). Model Kesehatan
Keselamatan Kerja Berbasis
Agricultural Nursing : Studi Analisis
Masalah Kesehatan Petani. Jurnal Ners,
11, 45–50.

Anda mungkin juga menyukai