ABSTRAK
Ibu adalah kunci penting selama perkembangan anak. Keterlambatan perkembangan anak terkait
dengan masalah kesehatan anak, termasuk kegagalan dalam tahun sekolah anak, gangguan pada tinggi
dan berat badan anak, dan perkembangan (seperti keterampilan motorik, keterampilan bahasa, emosi
dan kemampuan sosial anak-anak). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan dengan konteks agronursing di
Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember. desain penelitian cross-sectional dilakukan di antara 148
ibu dengan bayi berusia 3-6 bulan menggunakan stratified random sampling. Kuisioner karakteristik
orang tua digunakan untuk mengukur data responden, termasuk data dalam pendidikan ibu. Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan dilakukan untuk mengukur perkembangan bayi. Uji Chi-square dan
Spearman Rank digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak ada
korelasi antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan, (x2 = 3,03; p-value =
0,932) dan usia 3 bulan hingga kurang dari 6 bulan selama 6 bulan (x2 = 15.41; p-value = 0,052).
Sementara itu, jumlah anak berkorelasi dengan perkembangan bayi berusia 6 bulan, terutama untuk
aspek motorik halus (p-value = 0,004). Studi ini menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara
tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan, meskipun jumlah anak berkorelasi
dengan perkembangan bayi usia 6 bulan, terutama untuk aspek motorik halus. Oleh karena itu,
perawat keluarga dapat mendidik aspek perkembangan anak yang terkait dengan orang tua untuk
mencapai perkembangan anak selama kunjungan rumah
ABSTRACT
Mother is key important during child development. Delayed of child development related to health
problem of children, including failure in the child's school year, disruption to child's height and weight,
and development (such as motor skills, language skill, emotions and children's social abilities). The aim
of this study was to determine the correlation between mother’s education level and infant’s
development aged 3-6 months the agronursing context in Rambipuji sub-district Jember district. cross-
sectional study design was conducted among 148 mothers with infant aged 3-6 months using stratified
random sampling. The parental characteristics questionnaire was used to measure respondent’s data,
including data in maternal education. The Pre Development Screening Questionnaire was performed to
measure infant’s development. Chi-square and Spearman Rank tests used to analyze the data. The
results showed that, there were no correlation between mother’s education level and infant’s
development aged 3-6 months, (x2 = 3,03; p-value = 0,932) and aged 3 months to less than 6 months for
6 months (x2 = 15.41; p-value = 0.052). Meanwhile, the number of children correlated with infant’s
development aged 6 months, particularly for fine motor aspect (p-value = 0,004). This study concluded
that there is no correlation between mother’s education level and infant’s development aged 3-6
months, although the number of children is correlated with infant’s development aged 6 months,
especially for fine motor aspect. Therefore, family nurse could educate parent related children
development aspects to achieve child development during home visit.
PENDAHULUAN
yang meiliki tingkat pendidikan rendah
Keterlambatan pencapaian
(Bertham, Ganefianti, & Andani, 2011).
perkemabangan anak dapat menimbulkan
Agronursing adalah layanan asuhan
dampak yaitu dimana jika dibiarkan
keperawatan berbasis agricultural bagi
keterlambatan perkembangan dapat berkaitan
masyarakat tinggal di daerah pertanian dan
dengan kegagalan pada masa sekolah anak,
perkebunan yang mayoritas tinggal pada
gangguan pada tinggi dan berat badan anak,
daerah rural area (Susanto, Purwandari, &
gangguan pada motorik, bahasa serta emosi
Wuryaningsih, 2016). Maka peran perawat
dan kemampuan sosial anak, dimana
dalam meningkatkan capaian perkembangan
prevelensi keterlambatan dalam
anak dengan memberikan pendidikan
perkembangan anak di Indonesia sendiri
kesehatan kepada keluarga dan
sekitar 5% sampai 10%, pada tahun 2013
mengidentifikasi masalah lingkungannya.
sedangkan untuk Jawa Timur melakukan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-
mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu
72 bulan ditemukan bahwa untuk capaian
dengan capaian perkembangan bayi usia 3-6
perkembangan meragukan sebanyak 13% dan
bulan dalam kontek agronursing di
penyimpangan perkembangan sebanyak 34%
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
(IDAI, 2013).
Perkembangan bayi dan anak METODE
meliputi empat aspek, yaitu motorik kasar,
motorik halus, kemampuan bahasa, dan Desain Penelitian
kemampuan sosial (Chiang, Lin, Lee, & Lee,
Penelitian ini menggunakan desain
2015). Salah satu faktor yang menentukan
deskriptif analitik dengan pendekatan cross
dalam perkembangan bayi adalah interaksi
sectional.
antara ibu dan anak dalam memberikan
pengalaman dasar atau awal untuk Populasi dan Sampel
perkembangan bayi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan menurut yaitu Populasi pada penelitian ini adalah
umur anak, tempat tinggal, penghasilan ibu dengan bayi 3-6 bulan (n=231). Teknik
keluarga, status nutrisi serta pendidikan ibu pengambilan sampel pada mahasiswa
(Fadlyana, Alisjahbana, Nelwan, Noor, & menggunakan stratified random sampling dari
Sofiatin, 2003). Ibu dengan tingkat kecamatan Rambipuji peneliti melakukan
pendidikan rendah atau kurang akan sulit teknik pengumpulan data dengan stratifikasi
menerima informasi dibandingkan ibu dengan secara random, stratifikasi tahap pertama
tingkat pendidikan tinggi dikarenakan yaitu stratifikasi per desa dan mendapatkan
informasi mengenai pola asuh, cara dukungan hasil 166 dari total 5 desa, selanjutnya
keluarga pada anak, anak yang tumbuh dilakukan stratifikasi pada posyandu dan pada
dengan ibu dengan tingkat pendidikan rendah posyandu dirandom sehingga mendapatkan
atau kurang memiliki kecenderungan tumbuh angka balita pada setiap posyandu, saat di
menjadi anak yang mengalami perlambatan. posyandu peneliti memilih responden dengan
Mayoritas masyarakat pertanian atau kriteria inklusi untuk bayi usia 3 sampai <6
perkebunan tinggal pada daerah pedesaan bulan antara lain bayi berusia 3 bulan sampai
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa (62,2%) serta multipara pertama (40,5%)
semua responden ibu memiliki status sedangkan tipe keluarga, keluarga inti
perkawinan menikah, dengan tingkat (51,4%). Karakteristik anak di mana
pendidikan terbanyak berada pada jenjang terdapat 73 (49,3%) anak laki-laki dan 75
SMA (35,1%), mayoritas ibu tidak bekerja (50,7%) perempuan.
(83,8%) dan untuk ibu bekerja pekerjaan
terbanyak yaitu guru (2,7%), status
maternal mayoritas multipara dengan
Capaian Perkembangan
3%
Penyimpangan
47%
Meragukan
50%
Sesuai
Gambar 1. Gambaran Capaian Perkembangan Responden Usia 3-6 Bulan di Kecamatan Rambipuji Kabupaten
Jember (n=148)
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui sosialisasi dan kemandirian serta bicara dan
bahwa perkembangan anak usia 3-6 bulan bahasa, namun untuk usia 6 bulan pada gerak
bervariasi tidak homogen dalam aspek aspek kasar mempunyai nilai tengah 3 dengan nilai
gerak kasar, gerak halus, sosialisasi dan terendah 3 dan nilai tertinggi 4, pada gerak
kemandirian serta bicara dan bahasa (p-value halus nilai tengah 4 dan nilai terendah 4 dan
= <0,001), nilai tengah pada usia 3 bulan tertinggi 4, pada aspek sosialisasi dan
yaitu pada gerak kasar nilai tengah 2 dengan kemandirian serta bicara dan bahasa memiliki
nilai terendah 1 dan tertinggi 4, pada gerak nilai tengah 1 dengan nilai terendah tertinggi
halus nilai tengah 2 dengan nilai terendah 2 1.
dan tertinggi 2 sama dengan nilai pada
Tabel 2 Domain Capaian Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan Di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
(n=148)
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan bahwa tidak ada perbedaan antara tingkat
Capaian Perkembangan Bayi Usia 3-6 pendidikan dengan capaian perkembangan
Bulan usia 3 sampai <6 bulan (p-value = 0,968).
Berdasarkan Tabel 3 data
menggunakan uji chi-square menunjukan
Tabel 3 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Capaian Perkembangan Bayi Usia 3 sampai <6
bulan di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember (n= 110)
Capaian Perkembangan
Pendidikan Total Penyimpangan Meragukan Sesuai 𝒙𝟐 p-value
(%) (%) (%)
Tidak
Sekolah 1 (0,9) 0 (0,0) 1 (0,9) 0 (0,0) 3,45 0,968
SD 27 (24,5) 0 (0,0) 17 (15,5) 10 (9,1)
SMP 33 (30,0) 0 (0,0) 19 (17,3) 14 (12,7)
SMA 39 (35,5) 1 (0,9) 24 (21,8) 14 (12,7)
D3 1 (0,9) 0 (0,0) 1 (0,9) 0 (0,0)
S1 9 (8,2) 0 (0,0) 6 (5,5) 3 (2,7)
Tabel 4 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Capaian Perkembangan Bayi Usia 6 bulan di Kecamatan
Rambipuji Kabupaten Jember (n= 38)
Capaian Perkembangan
Total Penyimpanga Meragukan Sesuai
Pendidikan 𝒙𝟐 p-value
n (%) (%)
(%)
Tidak
Sekolah 1 (2,6) 1 (2,6) 0 (0,0) 0 (0,0) 15,41 0,052
SD 8 (21,1) 1 (2,6) 2 (5,3) 5 (13,2)
SMP 11 (28,9) 0 (0,0) 3 (7,9) 8 (21,1)
SMA 13 (34,2) 1 (2,6) 2 (5,3) 10 (26,3)
S1 5 (13,2) 0 (0,0) 0 (0,0) 5 (13,2)
Catatan: n (%) = Jumlah Partisipan (Presentase); (𝑥 2 )=Chi-Square
gerak halus, sosialisasi dan kemandirian serta
Hubungan Karakteristik Partisipan
bicara dan bahasa tidak terdapat hubungan,
dengan Indikator Capaian Perkembangan
kecuali pada jumlah anak yang dibuktikan
Bayi Usia 3-6 Bulan
dengan uji Spearman Rank (p-value= 0,004 <
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
terdapat hubungan antara jumlah anak dengan
bahwa dari beberapa karakteristik responden
capaian perkembangan bayi pada aspek gerak
jika dihubungkan dengan capaian
halus.
perkembangan bayi dalam aspek gerak kasar,
Tabel 5 Hubungan Karakteristik Partisipan dengan Indikator Capaian Perkembangan Bayi Usia 3-6
Bulan Di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember (n=148)
p-value p-value
Usia
Ibu (tahun) 0,27 0,71 0,13 0,33 0,49 0,36 0,14 0,82
Jumlah Anak 0,80 0,75 0,20 0,65 0,65 0,04 0,19 1,0
Penghasilan 0,81 0,19 0,98 0,87 0,30 0,37 0,25 0,55
Status
Maternal 0,95 0,42 0,21 0,25 0,85 0,31 0,07 0,63
Catatan: p-value=nilai signifikansi