Oleh :
HERLIN KUSUMA, S.kep
NIM : 1508085
1. Keperawatan Pasien
a. Diagnosa Keperawatan
Nyeri Acute
b. Dasar pemikiran
Luka terbuka mengakibatkan adanya perdarahan. Keluarnya darah dapat
mengabikatkan resiko devicit volume cairan. Oleh karena pemasangan terapi infus
sangat penting agar kebutuhan cairan dalam tubuh pasien tetap terpenuhi.
c. Pengkajian/ Data focus
Pasien dengan kesadaran kualitatif somnolent, RR: 22x/menit, SpO2: 85 %,
Tekanan Darah: 130/80 mmHg, VE (tangan, kaki, wajah), VL (Tibia)
2. Tindakan Keperawatan
Melakukan pemberian terapi obat ranitidin 25 mg, asam tracenamat 500 mg per IV
bolus
4. Prinsip-Prinsip Tindakan
a. Fase Pra Interaksi
1) Verifikasi data
2) Persiapan alat :
a) Infus set
b) Cairan yang diperlukan
1
d) Korentang steril
e) Bak steril berisi : kasa steril, lidi kapas steril, transparan dressing k/p,
kapas alkohol
f) Plester
g) Gunting
h) Verband 5 cm/ 7,5 cm
i) Bengkok
j) Betadine solution
k) Standar infus
l) Perlak
b. Fase Orientasi
1) Memberi salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur
5) Menanyakan kesiapan pasien
c. Fase Kerja
1) Menjaga privasi klien
2) Mencuci tangan
3) Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
4) Mendekatkan alat
5) Memasang perlak kecil dan alasnya di pasang dibawah tangan yang akan
dipasang infus
6) Menyiapkan cairan :
- Buka set infus dengan mempertahankan sterilitas kedua ujung. Pasang
klem rool 2-4 cm dibawah bilik drip dan posisikan off.
- Buka penutup botol cairan, pertahankan sterilitas, desinfeksi dengan
antiseptik, kemudian sambungkan set infus secara steril
- Tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai 1/2 penuh.
- Buka klem rol untuk mengisi selang dengan cairan.
- Pastikan selang bersih dari udara dan gelembung udara.
2
7) Memilih tempat distal vena yang digunakan yang terdilatasi baik dengan cara:
- Menggosok ekstremitas dari distal ke proximal dibawah tempat vena yang
dimaksud
- Menggenggam dan melepaskan genggaman
- Menepuk perlahan diatas vena
- Memasang kompres hangat pada ekstermitas, misalnya dengan waslap
hangat.
8) Meletakan tourniquet 10-12 cm diatas penusukan yang sudah ditentukan.
9) Membuka abocath kedalam bak steril dengan mempertahankan sterilisasi
10) Memakai sarung tangan steril
11) Mendesinfekasi dengan alkohol dengan gerakan sirkular, biarkan mengering ±
dengan membiarkan 60 detik.
12) Melakukan fungsi vena dengan IV cath dengan menggunakan ibu jari untuk
meregangkan kulit diatas vena yang akan ditusuk, tusukan jarum dengan
lubang menghadap keatas dengan sudut 20-300 sampai keluar darah pada
mandrin, turunkan jarum sampai hampir menyentuh kulit, dorong IV cath
kedalam vena, tarik sedikit mandrin.
13) Mempertahan IV cath dengan satu tangan, lepaskan tourniquet, lepaskan
mandrin dan sambungkan dengan set infus, dengan mempertahankan
sterilitas.
14) Mengalirkan cairan infus dengan membuka klem rool.
15) Mendesinfeksi daerah pungsi vena dan pangkal IV cath betadine solution
dengan kapas lidi steril
16) Melepas sarung tangan, kemudian lakukan fixasi :
Menggunakan kassa steril kemudian diplester
17) Tetesan diatur sesuai dengan program
18) Atur posisi agar jarum infus tidak berubah letak
19) Merapikan alat
20) Catat tanggal, hari, jam dimulainya pemasangan infus pada set infus.
d. Fase Terminasi
1) Merapikan pasien
2) Melakukan evaluasi
3) Menyampaikan rencana tindak lanjut
3
4) Berpamitan
5) Membereskan alat
6) Cuci tangan.
4
9. Kepustakaan
- Medina Sianturi dkk. Ketrampilan Keperawatan. Semarang : STIKES St.
Elisabeth : 2010...
- Potter & Perry. 2009. Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC
- Smelzer, Suzzane,dkk.2001.Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Penerbit buku
kedokteran EGC : Jakarta
Pembimbing Mahasiswa