Anda di halaman 1dari 25

RANGKUMAN PROSEDUR TINDAKAN

KEPERAWATAN DASAR

ATRI WAHYUNI S.Kep

14420202189

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS

1. Pengertian Pemasangan infus


Merupakan pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui sebuah
jarum kedalam pembuluh darah untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan
dari tubuh agar cairan tubuh pada pasien terpenuhi.
2. Tujuan
Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung elektolit,
vitamin, protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuat melalui oral, memberikan keseimbangan asam basa, memperbaiki
volume komponen darah dan memberikan nutrisi saat sistem pencernaan
diistirahatkan.

3. Prinsip-prinsip tindakan (SOP)


a. Steril
b. Persiapan alat dan persiapan pasien
Persiapan Alat
1) Standar infus
2) Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
3) Jarum / wings needle / abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
4) Bidai / alas infus
5) Perlak dan torniquet
6) Plester dan gunting
7) Bengkok
8) Sarung tangan bersih
9) Kassa steril
10) Kapas alkohol dalam tempatnya
11) Bethadine dalam tempatnya
12) Persiapan pemberian posisi semi fowler kepada klien
c. Tindakan sesuai prosedur atau SOP
4. Tindakan Keperawatan
a. Tahap Pre Interaksi
1) Cuci tangan
2) Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan
selama pemasangan infus
3) Atur posisi pasien / berbaring
4) Cek program terapi cairan pasien
b. Tahap Orientasi
1) Berikan salam, panggil nama pasien dengan namanya
2) Dekatkan alat
c. Tahap Kerja
1) Cuci tangan
2) Siapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan
gantungkan pada standar infus
3) Menentukan area vena yang akan ditusuk
4) Pasang alas
5) Pasang tourniket pembendung ± 15 cm diatas vena yang akan ditusuk
6) Pakai sarung tangan
7) Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm
8) Tusukan IV catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung
9) Pastikan jarum IV masuk ke vena
10) Sambungkan jarum IV dengan selang infus
11) Lakukan fiksasi ujung jarum IV ditempat insersi
12) Tutup area insersi dengan kasa kering kemudian plester
13) Atur tetesan infus sesuai program medis
14) Lepas sarung tangan
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi hasil kegiatan
2) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3) Akhiri kegiatan dan bereskan alat
5. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pemasangan Infus adalah :
a. Jangan Lupa untuk mencuci tangan dan memakai hanscoon sebelum
melakukan tindakan.
b. Pemasangan tourniquet 10-12 cm dari lokasi di vena yang akan dilakukan
penusukan.
c. Melakukan Desinfeksi dengan gerakan melingkar berlawanan arah jarum jam
dengan diametr 5 cm dan tepat menentukan vena mana yang akan ditusuk
d. Jangan sampai ada udara didalam selang infus
e. Pastikan untuk menggunakan abocath yang tepat
f. Jangan menghafal warna abocath tetapi mengingat nomer yang ada pada
abocath
g. Kalau pada anak gunakan spalak dibawahnya untuk meminimalisirpergerakan
dari anak
6. Analisa Tindakan Keperawatan ( Youtube )
a. Langsung dimulai dari tahap orientasi tidak ada penjelasan tentang tahap pra
interaksi
b. Tidak melakukan cuci tangan (penjelasan tentang mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan )
c. Tidak ada penjelasan tentang alat-alat yang diperlukan pada saat melakukan
pemsangan infus (langsung dimulai dengan tindakan )

URL Youtube: https://youtu.be/I0WHonN66Wk


TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN KATETER

A. Definisi

Kateterisasi urin adalah pemasukan selang yang terbuat dari plastik atau karet
melalui uretra menuju kandung kemih ( vasica urinaria )

B. Tujuan
1. Meningkatkan rasa nyaman klien akibat distensi abdomen
2. Menghitung sisa urin ( residu ) dalam kandung kemih
3. Sebagai media pemeriksaan specimen urin
4. Mengosongkan kandung kemih secara optimal sebelum tindakan pembedahan
5. Memfasilitasi pengukuran output urin yang lebih akurat
6. Mencegah urin mengkontaminasi bekas insisi bedah setelah oprasi parineal
7. Membantu klien yang mengalami inkonensia ketika cara lain gagal dilakukan
( seperti mengurangi minum dimalam hari atau menawarkan urinal lebih
sering ).
C. Prinsip tindakan
1. Prosedur tindakan
a. Tahap pra interaksi
1) Membaca laporan/instruksi/perintah/program terapi
medik/program terapi keperawatan.
2) Menulis/mengecek identitas klien pada format dokumentasi asuhan
keperawatan
3) Menyiapkan peralatan

Seperti : sarung tangan steril, alat tenun (duk) steril, kateter steril
sesuai ukuran, jelly, kassa steril, cairan antiseptic untuk
pembersih area uretra (betadhine atau savlon), urine bag/bed pan ,
pinset, spuit 20 cc berisi ir/NaCl 0,9%, plaster, gunting plaster,
selimut/kain penuutup, bengkok, perlak, korentang.

5. Mencuci tangan
d. Tahap orientasi
1) Memperkenalkan diri
 Mengucapkan salam terapeutik dan memperkenalkan diri
 validasi data : nama klien, keluhan, data lain terkait
2) Meminta persetujuan tindakan
 Menjelaskan tujuan dari prosedur tindakan
 Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah tindakan
3) Membuat kontrak dan kesepakatan pelaksanaan tindakan
e. Interaksi/tahap kerja
1) Mencuci tangan
2) Memahmi tujuan prosedur pemasann kateter urine.
3) Menjelaskan prosedur dan tujuan pada klien/keluarga
4) Melakukan perineal hygiene
5) Menempatkan penutup diatas kedua paha
6) Memasang urine bag di sisi tempat tidur
7) Memasang sarung tangan steril
8) Meletakkan duk lubang steril di atas, di sekitar perineal
9) Mengoles kateter dengan jelly pelumas
10) Menyambung kateter dengan urine bag sebelum kateter dimasukkan ke
uretra
11) Memegang penis (tangan kiri) dan menegakkannya
12) Menarik penis edikit ke bawah jika agak sulit memasukkan kateter
13) Memasukkan kateter ke dlm uretra sampai dengan pangkl kateter
14) Menampung kateter jika urine sudah habis atau menggelembung balon
kateter dengan menggunakan spuit berisi air NaCl 0,9 % sebanyak
yang ditentukan oleh pabrik kateter
15) Menarik sedikit kteter urin sampai dengan ada hambatan (tarik secara
pelan-pelan)
16) Memfiksasi kateter ke abdomen bawah
17) Merapikan klien dengan peralatan
18) Mencuci tangan
f. Evaluasi
1) Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
2) Kontrak pertemuan berikutnya dan mengucapkan salam terminasi
3) Merapikan alat
4) Mencuci tangan
e. Dokumentasi
1) Mencatat hasil tindakan dan respon klien dengan nama/paraf yang jelas
2) Mencatat waktu tindakan (hari/tanggal/jam)
5. Analisa tindakan
Pemasangan kateter uretra dimaksudkan untuk pemantauan haluaran urin (output)
pada klien karena produksi urin klien negatif akibat dari penurunan sirkulasi ginjal
yang mengakibatkan peningkatan tonusitas medular yang selanjutnya
memperbesar reabsorbsi dari cairan tubular distal.
6. Bahaya dan pencegahan
Bahayanya :    
a) Infeksi
b) Striktur uretra
c) Ruptur uretra
d) Perforasi buli-buli
e) Pendarahan
f) Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan
Pencegahan :
melakukan pemasangan kateter uretra sesuai dengan prosedur
tindakan yang telah ditetapkan dengan memperhatikan prinsip
tindakan, seperti pengecekan balon kateter sebelum pemasangan,
memperhatikan teknik steril,  pemasangan secara gentle, pemberian
lubrikasi, dan mengunakan kateter yang sesuai.jangan banyak
menyinggung perasaan klien, bina hubungan saling percaya dan
lakukan tindakan sesuai dengan prosedur
7. Analisa Tindakan Keperwatan
Dalam melakukan tindakan sudah dijelaskan terkait tindakan mulai dari
tahap pra interaksi sampai evaluasi akan tetapi tidak dijelaskan tentang tahap
dokumentasi.
URL Youtube https://youtu.be/aoGzz6OdhEQ
TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN OKSIGENASI

A. DEFINISI
Terapi oksigen adalah memberikan tambahan oksigen pada klien yang
membutuhkan
B. TUJUAN
1. Meningkatkan ekspansi dada
2. Memperbaiki satus oksigenasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen
3. Membantu kelancaran metabolisme
4. Mencegah hipoksia ( misalnya penyelam, penerbang, pendaki gunung, pekerja
tambang )
5. Menurunkan kerja jantung
6. Menurunkan kerja paru-paru pada klien dispnea
7. Meningkatkan rasa nyaman dan efesiensa frekuensi nafas pada penyakit paru
C. INDIKASI
1. Gagal Nafas
2. Gangguan jantung ( gagal jantung, infark )
3. Kelumpuhan alat pernafasan
4. Tanda-tanda hipoksia, shock, dyspnea, sianosis, apnoe,
5. Keadaan gawat misalnya koma
6. Trauma paru
7. Metabilisme meningkat, luka bakar, injuri multiple, infeksi berat
8. Post operasi
9. Keracunan monoksida
D. KONTRA INDIKASI

Tidak ada kontraindikasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat


pemberian jenis dan jumah aliran yang tepat. Namun demikian, perhatikan pada
kasus berikut ini :
1. Pada pasien PPOM ( Penyakit Paru Obrtuktif Menahun )yang mulai bernafas
spontan maka pemasangan masker parsal rebrething dan non rebreathing
dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen
2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah
3. Jika klien terdapat obruksi nasal, maka hindari pemakaian nasal kanul
E. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Prainteraksi
a. Membaca laporan / instruksi / perintah / program terapi medik / program
terapi keperawatan
b. Menulis/ mengecek identitas klien pada format dokumentasi asuhan
keperawatan
c. Menyiapkan peralatan :
1) Tabung O2 dan flow meter
2) Botol pelembab ( humidifier ) yang berisi air hingga garis water level.
3) Kanul binasal
d. Mencuci tangan
2. Orientasi
a. Memperkenalkan diri
1) Mengucapkan salam terapeutik / memperkenalkan diri
2) Validasi data : nama klien, keluhan dan data yang terkait dengan
pasien
b. Meminta persetujaun tindakan
1) Menyampaikan dan menjelaskan tujuan tindakan
2) Menyampaikan dan langkah-langkah tindakan
c. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk melaksanakan tindakan
3. Interaksi
a. Mencuci tangan
b. Ucapkan salam terapeutik
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
d. Tutup tirai dan kamar pasien
e. Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
f. Memberikan posisi tidur fowler / semi fowler / kepala ekstensi
g. Kanul binasal
1) Menghubungkan kanul dengan selang oksigen ke humidifier dengan aliran
O2 yang rendah ( 1- 6 liter ) dengan konsentrasi yang dihasilkan 24 – 44
%
2) Masukkan kedua ujung kanul ke lubang hidung
h. Mengatur aliran O2 sesuai dengan dosis yang dipesankan mengkaji reaksi
pasien :
1) Pola dan frekuensi pernfasan
2) Tanda sianosis
3) Retraksi dada
1. Mencuci tangan
4. Evaluasi
a. Mengkonfirmasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
b. Kontrak pertemuan berikutnya dan mengucapkan salam terminasi
c. Merapikan peralatan
d. Mencuci tangan
5. Dokumentasi
a. Mencatat hasil tindakan dan respon klien dengan nama / paraf yang jelas
b. Mencatat waktu tindakan ( hari/tanggal/jam )
c. Mencatat nama Ners yang melakuakan / tanda tangan
F. Analisa Tindakan Keperawatan ( Youtube )
Penjelasan sesuai SOP dan lengkap

URL Youtube https://youtu.be/8tuwfUgb9W8


TINDAKAN PEMASANGAN NGT

A. PENGERTIAN
Memasang slang / pipa khusus melalui saluran pencernakan atas secara
langsung yang berakhir di lambung
B. TUJUAN
 Memasukkan makanan, obat pasien yang tidak bisa makan melalui mulut
 Mencegah distensi gaster
 Melakukan bilas lambung
 Mengambil spesimen asam lambung untuk diperiksa di laboratorium
C. KEBIJAKAN
 Pasien yang tidak dapat makan melalui mulut
 Pasien yang Illeus atau Peritonitis trauma abdoment (untuk dekompresi
 Pasien perdarahan lambung/bilas lambung
D. PERALATAN
 Selang NGT (no. 14-20 untuk dewasa, 8-16 untuk anak-anak, 5-7 untuk bayi)
 Klem
 Spuit 10 cc
 Stetoskop atau gelas berisi air matang
 Plester & gunting
 Kain kassa
 Pelumas (jelly)
 Perlak atau pengalas
 Bengkok atau baskom muntah.
 Sarung tangan
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
a. Tahap PraInteraksi
 Melakukan pengecekan program terapi
 Mencuci tangan
 Menempatkan alat di dekat pasien
b. Tahap Orientasi
 Memberikan salam dan menyapa nama pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
c. Tahap Kerja
 Menjaga privacy
 Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika tidak ada
kontra indikasi)
 Memakai sarung tangan
 Membersihkan lubang hidung pasien
 Memasang pengalas diatas dada
 Meletakkan bengkok atau baskom muntah di depan pasien.
 Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara
menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu
dilanjutkan sampai processus xipodeus.
 Mengolesi ujung NGT dengan jelly sepanjang 20-30 cm.
 Meminta pasien untuk relaks dan tenang, masukkan selang secara perlahan
sepanjang 5-10 cm lalu meminta pasien untuk menundukkan kepala (fleksi)
sambil menelan.
 Masukkan selang sampai batas yang ditandai.
 Jangan memasukkan selang secara paksa jika ada tahanan.
a. Jika pasien batuk atau bersin, hentikan lalu ulangi lagi. Anjurkan pasien
untuk melakukan teknik nafas dalam.
b. Jika tetap ada tahanan, tarik selang perlahan-lahan dan masukkan selang
krmbali ke lubang hidung yang lain secara perlahan.
c. Jika pasien terlihat akan muntah, tarik tube dan inspeksi tenggorokan
lalu melanjutkan memasukkan selang secara perlahan.
 Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan perlahan ujung
NGT melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk
menelan ludah berulang-ulang)
 Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara: menginspirasi
NGT dengan spuit atau memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di
region lambung atau memasukkan kedalam gelas berisi air)
 Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan dengan tujuan
pemasangan
 Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi dengan menggunakan
plester.
e. Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
DOKUMENTASI
Catat jam, hari, tanggal, serta respon pasien setelah dilakukan tindakan NGT.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan
1. Posisi tidur pasien
Di ketiga sumber yang dicontohkan bahwa pada waktu pemasangan 
NGT, pasien dalam keadaan posisi semifowler atau fowl
2. Bagaimana posisi kepala pasien
3. Cara pengukuran selang NGT dimana sumber pertama mengukur dari ujing
hidung kemudian ditarik kebawah daun telinga dan terakhir ke proseseus sipidus.
Video selanjutnya dari ujung hidung ditarik ke sampai umbilicus
INDIKASI:
a. Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan
b. Keracunan makanan minuman
c. Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
d. Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung
KONTRAINDIKASI:
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan 
Kepada beberapa  pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan Bahaya
sewaktu memasang NGT,seperti:
1. Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior
fossa skullfracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka 
potensial akan melewa ticriboform plate, ini akan menimbulkan 
penetrasi intracranial.
2. Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali 
ingestion juga beresiko untuk esophageal penetration.
3. Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukanNG
T, pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti 
airway dipasang terlebih dahulu sebelum NGT
4. Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini 
mempunyai kantong lambung yang kecil untuk membatasi asupan 
makanan konstruksi bypass adalah dari kantong lambung yang kecil 
ke duodenum dan bagian bagain usus kecil yang menyebabkan 
malabsorpsi (mengurangi kemampuanuntuk menyerap kalori dan nutrisi
KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN OLEH NGT
1. Komplikasi mekanis
 Sondenya tersumbat. 
 Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde
dengan plester di sayap hidung.
2. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi
Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat
3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde
 Yang menyerupai jerat
 Yang menyerupai simpul
 Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.
Hal ini dapat langsung menyebabkan diare. 
4. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi

Alamat URL : https://youtu.be/jXdO5sruTQ4

https://youtu.be/oA8S3584pvk

https://youtu.be/JGWSY4BDFNU
TINDAKAN PPENGAMBILAN DARAH VENA

1. Pengertian
Pengambilan dan pendistribusian spesimen darah dalam keadaan fresh dan aman
sebagai bahan pemeriksaan laboratorium
2. Tujuan
Sebagai acuan dalam pengambilan dan penyediaan spesimen darah untuk dikirim
ke laboratorium bagi pasien rawat inap.
3. Prosedur
Persipan Peralatan :
1. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Torniquet
4. Botol darah
5. Perlak dan pengalas
Tahap Preinteraksi
1.  Baca catatan keperawatan
2.  Siapkan alat-alat
Tahap Orientasi
1.   Berikan salam, panggil klien dengan
3.  Cuci tangan 
namanya
2.   Jelaskan tindakan yang akan dilakukan
Tahap kerja
1.  Pasang kain pengalas daerah yang akan ditusuk
2.  Raba vena yang akan ditusuk
3.  Pasang karet pembendung pada lengan atas
4.  Anjurkan pasien mengepalkan tangan
5.  Permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alcohol
tunggu sampai kering
6.  Tegakkan kulit diatas vena supaya vena tidak bergerak
7.  Tusukkan jarum ke dalam vena, Tarik penghisap dengan perlahan
sampai darah masuk kedalam tabung spuit
8.  Lepaskan karet pembendung dan kepalan tangan pasien dibuka
9.  Jarum dicabut dengan spuitnya dan bekas tusukan ditekan dengan
kapas alcohol sampai darah tidak keluar kemudian diplester
10.  Darah dimasukkan kedalam botol yang tersedia dengan posisi botol agak
dimiringkan, serta penyemprotan darah kedalamnya tidak terlalu keras
11.  Jarum dilepaskan, pengisap spuit dikeluarkan, kemudian jarum, spuit dan
pengisapnya diletakkan kedalam mangkok
Tahap Terminasi
Evaluasi perasaan pasien

Alamat URL :

VIDEO 1 : https://youtu.be/ITYCTbeSKiM

VIDEO 2 : https://youtu.be/wZcSlIWMJkA

VIDEO 3 : https://youtu.be/a1ZAd-odHXI
TINDAKAN LATIHAN NAFAS DALAM

1. PENGERTIAN :
Melatih pasien melakukan nafas dalam
2. TUJUAN           : 
a. Meningkatkan kapasitas paru
b. Meningkatkan ventilasi
3. INDIKASI         :
a. Pasien dengan nyeri
b. Pasien dengan hipoventilasi
c. Pasien dengan peningkatan produksi sputum
d. Pasien dengan mobilisasi sekret tertahan (atelektaksis, abses paru, pneumonia,
post  operative)
e. Pasien  neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
4. PROSEDUR KEPERAWATAN

TAHAP PRA-INTERAKSI
a. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
b. Kaji dan cek keadaan dan  kebutuhan pasien
c. Siapkan peralatan
d. Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi perasaan pasien
TAHAP ORIENTASI
a. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang ia sukai
b. Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.
c. Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
d. Mintalah persetujuan pasien sebelum memulai tindakan
TAHAP KERJA
a. Cuci tangan
b. Menjaga privasi pasien
c. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen
d. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam    melalui hidung
hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
e. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada
punggung)
f. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan
g. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir
seperti meniup)
h. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot
i. Merapikan pasien
TAHAP TERMINASI
a. Rapikan peralatan
b. Observasi respon/ evaluasi pasien setelah tindakan
c. Cuci tangan
d. Dokumentasikan hasil dan tindakan yang dilakukan

VIDEO 1: https://youtu.be/NNvbWVIoE2E
TINDAKAN BATUK EFEKTIF

A. PENGERTIAN
Batuk efektif adalah latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi di saluran
pernapasan dengan cara dibatukkan
B. TUJUAN           
1. Meningkatkan mobilisasi sekret
2. Mencegah resiko tinggi retensi sekresi
3. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
4. Membebaskan jalan napas dari akumulasi sekret
5. Mengurasi sesak napas akibat alumulasi sekret
C. INDIKASI         
1. Pasien dengan tirah baring lama
2. Pasien dengan hipoventilasi
3. Pasien dengan peningkatan produksi sputum
4. Pasien dengan batuk tidak efektif
5. Pasien dengan mobilisasi sekret tertahan (atelektaksis, abses paru, pneumonia,
post  operative)
6. Pasien  neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
D. SOP BATUK EFEKTIF
Alat dan bahan  
1. Pot sputum di isi air + desinfektan
2. Tissu
3. Perlak/handuk kecil
4. Tempat tidur yang memungkinkan untuk posisi semi fowler atau kursi jika
pasien mampu melakukan pernapasan abdomen
5. Bantal penyangga
6. Air minum hangat

TAHAP PRA-INTERAKSI
1. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
2. Kaji kebutuhan pasien
3. Siapkan peralatan
4. Kaji inspirasi dan validasi serta eksplorasi perasaan pasien
TAHAP ORIENTASI
1. Beri salam dan panggil pasien dengan nama yang ia sukai
2. Tanya keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada pasien.
3. Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilakukan. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
4. Mintalah persetujuan pasien sebelum memulai tindakan
TAHAP KERJA
1. Cuci tangan
2. Atur posisi pasien semi fowler ditempat tidur atau duduk di kursi
3. Pasang perlak/handuk kecil didada pasien
4. Berikan pasien minum air hangat
5. Anjurkan pasien bernapas pelan 2-3 kali melalui hidung dan kemudian
mengeluarkan melalui mulut(lewat mulut, bibir seperti meniup)
6. Instruksikan pasien menarik napas dalam dan ditahan selama 1-3 detik
kemudian batukkan dengan kuat dengan menggunakan otot abdominal dan
otot-otot asesoris pernapasan lainnya
7. Siapkan pot sputum, anjurkan pasien untuk membuang sputum kedalam pot
sputum
8. Bersihkan mulut pasien dengan tissue
9. Anjurkan pasien istirahat sebentar
10. Anjurkan klien untuk mengulangi prosedur (± 3 kali)
11. Dokumentasikan hari, tanggal jam dan respon klien

TAHAP TERMINASI
1. Rapikan peralatan
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Cuci tangan
4. Dokumentasikan hasil dan tindakan yang dilakukan
Alamat URL :
VIDEO 2 : https://youtu.be/p6AuaDKle5U
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai