Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nailil Hidayati Maulidika

Kelas : PSIK 4B

NIM : 2019012192

SOP PEMASANGAN KATETER URINE

A. Pengertian
Memasukkan selang karet/ plastik melalui Uretra melalui kandung kemih
B. Tujuan
a. Menghilangkan distensi kandung kemih
b. Sebagai penatalaksanaan kandung kemih inkompeten
c. Sebagai pengkajian jumlah residu urine, bila kandung kemih tidak mampu untuk
dikosongkan secara lengkap
C. Alat
a. Set ganti kateter yang berisi:
1. 1 duk alas steril
2. 1 duk berlubang steril
3. 1 piala ginjal steril
4. 1 mangkok steril
5. 4 kapas steril
6. 1 pinset steril
7. 1 pasang sarung tangan steril
b. 1 kateter folley sesuai dengan aturan
c. korentang steril
d. urine bag
e. Xylocain jelly steril
f. cairan sublimat 1:1000
g. Na CL 0,9 % atau aquadest steril sebanyak yang dibutuhkan oleh ballon kateter (20-
30 cc)
h. Spuit 20 cc steril
i. Jarum no.12 steril
j. Perlak
k. Plester
l. Alat tulis
m. Sabun mandi
n. Handuk
o. Kom mandi
p. Gantungan urine bag
q. Alkohol 70%
r. Kapas bulat
s. Jelaskan pada pasien tujuan dan maksud pemasangan kateter
D. Prosedur
a. Tahap Pra Interaksi
1. Cuci tangan
2. Membaca catatan keperawatan dan catatan medis klien
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
4. Privasi ruangan
b. Tahap Orientasi
1. Berikan salam terapeutik kepada klien
2. Tanyakan identitas kepada klien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lama waktu tindakan pada klien dan keluarga
4. Memberi kesempatan klien untuk bertanya apabila ada yang ingin ditanyakan
5. Menanyakan persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat kepada klien
2. Memakai sarung tangan
3. Bersihkan daerah perineum dengan sabun dan keringkan.
4. Atur posisi untuk pemasangan kateter.
a) Wanita: dorsal recumbent
b) Pria :Supine
5. Letakkan set kateter diantara kedua tungkai bawah pasien dengan jaral min 45cm
dari perineum pasien.
6. Buka set kateter
7. Gunakan sarung tangan steril.
8. Pasang duk berlubang didaerah genitalia pasien.
9. Tes ballon kateter.
10. Membuka daerah meatus
a) Wanita : Buka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri
lalu sedikit ditarik keatas
b) Pria : Pegang daerah dibawah glanda penis dengan jari dan telukjuk,
preputium ditarik keatas
11. Membersihkan daerah meatus dengan kapas sublimat dan pinset.
a) Wanita : Bersihkan daerah labia luar terakhir bagian meatus, kapas hanya
sekali dipakai.
b) Pria : Bersihkan dengan arah melingkar dari meatus keluar minimum 3x
12. Lumasi ujung kateter dengan xylocain jelly
a) Wanita : 4-5 cm
b) Pria : 15-18 cm
13. Masukan kateter
a) Wanita : Sepanjang 5-7 cm sampai urine keluar
c) Pria : sepanjang 18-20cm sampai urine keluar, tegakkan penis dengan sudut
90° .
14. Jika waktu memasukkan kateter terasa adanya tahanan jangan dilanjutkan
15. Selama pemasangan kateter anjurkan pasien untuk nafas dalam.
16. Masukkan kateter sepanjang 2cm sambil sedikit diputar.
17. Isi ballon kateter dengan NaCL sebanyak yang ditentukan, menggunakan spuit
tanpa jarum.
18. Tarik kateter perlahan sampai ada tahanan ballon.
19. Fiksasi kateter menggunakan pl;ester.
20. Gantung urine bag dengan posisi lebih rendah daripada vesika urinaria.
21. Beri posisi yang nyaman pada pasien.
d. Tahap Terminasi
1. Rapihkan alat dan bahan yang sudah selesai digunakan
2. Merapihkan klien
3. Mengevaluasi hasil
4. Membuat kontrak selanjutnya
5. Berpamitan kepada klien dan keluarga
6. Cuci tangan
7. Dokumentasi tindakan keperawatan (Catat prosedur pelaksanaan, kondisi
perineum dan meatus, waktu, konsistensi, warna, bau, jumlah urine, reaksi pasien
pada catatan perawat/ bidan)
SOP IRIGASI BLADDER/KANDUNG KEMIH

A. Pengertian
Membilas pipa dan kandung kemih dengan cairan
B. Tujuan
a. Membebaskan kandung kemih dari bekuan darah dan pus yang bisa menyumbat
aliranurin.
b. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
c. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan kateter
urine, misalnya oleh darah dan pus
C. Alat dan Bahan
a. Selimut mandi
b. Pengalas bengkok
c. Selang dan cairan irigasi steril
d. Konektor (bila kateter yang digunakan doble lumer)
e. Klem
f. Sarung tangan
g. Antiseptic
D. Prosedur
a. Tahap Pra Interaksi
1. Cuci tangan
2. Mengkaji kebutuhan pasien tentang irigasi kandung kemih
3. Memvalidasi data tentang irigasi kandung kemih
4. Menyiapkan alat dan bahan tentang irigasi kandung kemih
5. Privari ruangan
b. Tahap Orientasi
1. Menyampaikan salam terapeutik kepada klien
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (jika ada)
3. Menanyakan identitas pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
6. Menanyakan persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1. Memakai sarung tangan
2. Memasang selimut mandi
3. Membuka pakaian bawah ditutup selimut
4. Kaji keadaan urine warna sekret sediment
5. Tentukan jenis kateter yang digunakan (triplet atau double lumen)
6. Pastikan kepatenan pipa drainage
7. Kaji berapa jumlah urine dalam urobag
8. Cuci tangan
9. Memakai sarung tangan
10. Kaji abdomen bawah untuk tanda distensi kandung kemih
11. Siapkan posisi pasien untuk aliran intermitent
a) Klem slang di atas drainage dan buka klem cairan irigasi
b) Biarkan cairan mengalir sesuai dengan ketentuan (± 100 ml untuk orang
dewasa normal)
c) Tutup klem saluran irigasi dan buka klem saluran drainage cairan mengalir ke
urobag sampai habis lakukan berulang sehingga cairan yang keluar bersih
12. Untuk irigasi kontinue
a) Hitung jumlah tetesan aliran cairan irigasi
b) Yakini bahwa klem drainage terbuka dan saluran drainage dalam keadaan
paten, serta volume drainage
13. Perhatikan dan perbaiki posisi kateter
14. Bantu pasien pada posisi nyaman
15. Hitung jumlah cairan yang keluar dari drainage serta karakteristik pengeluaran.
d. Tahap Terminasi
1. Merapihkan alat dan bahan
2. Memberitahukan hasil tindakan kepada klien
3. Mengobservasi dan mengevaluasi hasil
4. Membuat kontrak selanjutnya
5. Berpamitan kepada klien dan keluarga
6. Mencuci tangan
7. Mendokumentasikan tindakan keperawatan
SOP BLADDER TRAINING

A. Pengertian
Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kemih
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik
B. Tujuan
Terapi ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai
teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat berkurang, hanya
6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penderita diharapkan dapat menahan
sensasi berkemih. Latihan ini dilakukan pada pasien pasca bedah yang di pasang kateter
C. Kebijakan
a. Menggunakan kateter yang lama
b. Pasien yang mengalami inkontinensia urin
c. Klien yang akan di lakukan pelepasan dower
d. kateter Pada klien post operasi.
D. Alat dan Bahan
a. Jam
b. Air minum dalam tempatnya
c. Obat diuretik jika diperlukan
E. Prosedur
a. Tahap Pra Interaksi
1. Cuci tangan
2. Membaca catatan keperawatan dan catatan medis klien
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk
berkemih.
a) Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika
rangsangan berkemihnya tidak dapat di tahan.
b) Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang
telah ditentukan 2-3 jam sekali
c) 30 menit kemudian, tepat pada jadwal berkemih yang telah ditentukan,
mintalah klien untuk memulai berkemih dengan teknik latihan dasar panggul.
d) Privari ruangan
b. Tahap Orientasi
1. Menyampaikan salam terapeutik kepada klien
2. Memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarga (jika ada)
3. Menanyakan identitas pasien
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
6. Menanyakan persetujuan klien
c. Tahap Kerja
1. Dekatkan alat
2. Memakai sarung tangan (jika perlu)
3. Atur posisi pasien
4. Melakukan latihan berikut:
a) Latihan I
1) Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada otot panggul
2) Minta klien berupaya menghentikan aliran urine selama berkemih
kemudian memulainya kembali.
3) Praktikan setiap kali berkemih
b) Latihan II
1) Minta kllien untuk mengembil posisi duduk atau berdiri
2) Instruksikan klien untuk mengencangkan otot-otot di sekitar anus
c) Latihan III
1) Minta klien mengencangkan otot bagian posterior dan kemudian
kontraksikan otot anterior secara perlahan sampai hitungan ke empat
2) Kemudian minta klien untuk merelaksasikan otot secara keseluruhan
3) Ulangi latihan 4 jam sekali, saat bangun tidur sealam 3 bulan
d) Latihan IV
1) Apabila memungkinkan, anjurkan Sit-Up yang dimodifikasi (lutut di
tekuk) kepada klien
5. Melakukan evaluasi :
a) Klien dapat menahan berkemih dalam 6-7 kali perhari atau 3-4 jam sekali
b) Bila tindakan tersebut dirasakan belum optimal atau terdapat gangguan :
1) Maka metode diatas dapat di tunjang dengan metode rangsangan dari
eksternal misalnya dengan suara aliran air dan menepuk paha bagian
dalam
2) Menggunakan metode untuk relaksasi guna membantu pengosongan
kandung kemih secara total, misalnya dengan membaca dan menarik napas
dalam
3) Menghindari minuman yang mengandung kafein.
4) Minum obat diuretik yang telah diprogramkan atau cairan untuk
meningkatkan diuretik.
d. Tahap Terminasi
1. Merapihkan alat yang sudah digunakan
2. Mengobservasi dan mengevaluasi hasil
3. Membuat kontrak selanjutnya
4. Berpamitan kepada klien dan keluarga
5. Mencuci tangan
6. Mendokumentasikan tindakan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai