Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 4:

1.Bangkit Reviana Y (106117002)


2.Hanan (106117008)
3.Nila Kamilatun N (106117010)
4.Hesti Retno A (106117017)
5.Dessy Melliani (106117029)
Pengertian Bladder
Training

 Bladder training adalah salah satu upaya untuk
mengembalikan fungsi kandung kemih yang
mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke
fungsi optimal neurogenik (potter & perry, 2005).
Bladder training merupakan salah satu terapi yang
efektif di antara terapi non-farmakologi.
Tujuan Bladder Training

 Tujuan dari bladder training adalah untuk
meningkatkan jumlah waktu pengosongan kandung
kemih, secara nyaman tanpa adanya urgensi, atau
inkontinensia atau kebocoran. Bladder training juga
bisa untuk melatih kandung kemih dan
mengembalikan pola normal perkemihan dengan
menghambat atau menstimulasi pengeluaran air
kemih (potter&perry, 2005)
Indikasi

 a.Klien yang dilakukan pemasangan kateter
cukup lama.
 b.Klien yang akan di lakukan pelepasan dower
kateter
 c.Klien yang mengalami inkontinensia urin
 d.Klien post operasi
 e.Orang yang mengalami masalah dalam hal
perkemihan
 f.Klien dengan kesulitan memulai atau
menghentikan aliran urin
Kontraindikasi

Tidak boleh dilakukan pada pasien gagal ginjal. karena
akan terdapat batu ginjal,yang di observasi hanya
kencingnya. Jadi tidak boleh di bladder training.
 a. Sistitis berat
 b. Pielonefritis
 c. Gangguan/kelainan uretra
 d. Hidronefrosis
 e. Vesicourethral reflux
 f. Batu traktus urinarius
 g. Penderita tidak kooperatif
 1. Pengkajian
 Pengkajian yang dilakukan antara lain :
 a. Pola berkemih


 Info ini memungkinkan perawat merencanakan sebuah
program yang sering memakan waktu 2 minggu atau lebih
untuk dipelajari.
 b. Ada tidaknya infeksi saluran kemih atau penyakit
penyebab
 Bila terdapat infeksi saluran kemih atau penyakit yang
lainnya maka harus diobati dalam waktu yang sama.
 c. Kebutuhan klien akan bladder training
 Pastikan bahwa pasien benar-benar membutuhkan bladder
training.
2.Prosedur
a.Persiapan pasien
1)Sampaikan salam
2)Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
b.Persiapan alat
1)Jam 
2)Klem
3)Air minum dalam tempatnya
4)Obat deuritik jika diperlukan

c.Pelaksanaan

1)scheduled bathroom trips


a)Beritahu klien untuk memulai jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3 jam
sepanjang siang dan sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
b)Beritahu klien minum yang banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk
berkemih.
c)Beritahu klien untuk menahan berkemih dan memberitahu perawat jika
rangsangan berkemihnya tidak dapat di tahan.
d)Klien di suruh menunggu atau menahan berkemih dalam rentang waktu yang
Pengertian Irigasi
Kandung Kemih

 Irigasi kandung kemih melalui kateter adalah
pencucian kateter urine untuk mempertahankan
kepatenan kateter urine menetap dengan larutan
steril yang diprogramkan oleh dokter. Karena darah,
pus, atau sedimen dapat terkumpul di dalam selang
dan menyebabkan distensi kandung kemih serta
menyebabkan urine tetap berada di tempatnya.
Tujuan

 1.Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
 2.Mencegah terjadinya distensi kandung kemih
karena adanya penyumbatan kateter urine, misalnya
oleh darah dan pus
 3.Untuk membersihkan kandung kemih
 4.Untuk mengobati infeksi lokal
Respon Klien Yang
Membutuhkan Tindakan
Segera

 Respon :
1.Klien mengeluh nyeri atau spasme kandung kemih
karena irigan terlalu dingin.
2.Ada darah atau bekuan darah dalam selang irigasi.
 Tindakan :
1.Lambatkan atau hentikan irigasi kandung kemih
2.Memerlukan peningkatan kecepatan aliran (tujuan
intervensi ini adalah mempertahankan patensi kateter,
sel darah mempunyai potensi menyumbat kateter).
Prosedur kerja dalam melakukan bladder training menurut
Suharyanto (2008) yaitu :
1. Lakukan cuci tangan.
2.
3.
Mengucapkan salam.

Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien.
4. Ciptakan lingkungan yang nyaman dengan menutup
ruangan atau tirai ruangan.
5. Atur posisi pasien yaitu dengan posisi dorsal
recumbent
6. Pakai sarung tangan disposibel
7. Lakukan pengukuran volume urin pada kantong
urin.
8. Kosongkan kantong urin.
9. Klem selang kateter sesuai dengan program

selama 1 jam yang memungkinkan kandung
kemih terisi urin dan otot destrusor
berkontraksi, supaya meningkatkan volume urin
residual.
10. Anjurkan klien minum (200-250 cc).
11. Tanyakan pada klien apakah terasa ingin
berkemih setelah 1 jam.
12. Buka klem dan biarkan urin mengalir keluar.
13. Lihat kemampuan berkemih klien
14. Lepaskan sarung tangan dan merapikan semua
peralatan.
TEKNIK MELAKUKAN IRIGASI
KANDUNG KEMIH

Perlengkapan
a. Sarung tangan bersih
b. Kateter retensi yang sudah terpasang
c. Selang dan kantong drainase (jika belum
terpasang)
d. Klem selang drainase
e. Kapas antiseptic
f. Wadah steril
g. Larutan irigasi steril yang dihangatkan atau
memiliki suhu rungan
Pelaksanaan
a. Jelaskan kepada klien tentang apa yang akan
dilakukan.
b. Cuci tangan
c. 
Berikan privasi klien
d. Pasang sarung tangan bersih
e. Kosongkan, ukur dan catat jumlah serta
tampilan urine yang ada di dalam kantong
urine. Buang urine dan sarung tangan.
Pengosongan kantong drainase memungkinkan
pengukuran haluaran urine yang lebih akurat
setelah irigasi dilakukan atau selesai. Pengkajian
karakter urine memberikan data dasar untuk
perbandingan selanjutnya.
f. Persiapkan perlengkapan.
g. Cuci tangan
h. Hubungkan selang infus irigasi dengan larutan
irigasi dan bilas selang dengan larutan, jaga agar

ujungnya tetap steril. Membilas selang akan
mengeluarkan udara sehingga mencegah udara
masuk ke dalam kandung kemih.
i. Pasang sarung tangan bersih dan bersihkan port
irigasi dengan kapas antiseptic
j. Hubungkan selang irigasi ke port cairan pada
kateter tiga cabang
k. Hubungkan kantong dan selang drainese ke port
drainase urine jika belum dihubungkan
l. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
m. Langkukan irigasi kandung kemih
n. Untuk irigasi kontinu, buka klem aliran pada selang
drainase urine (jika ada). Hal ini memungkinkan larutan
irigasi mengalir keluar dari kandung kemih secara
kontinu.
o. Buka klem pengatur pada selang irigasi dan atur


kecepatan aliran sesuai dengan program dokter atau atur
kecepatan aliran sebanyak 40-60 tetes per menit jika
kecepatan aliran tidak ditentukan.
p. Kaji jumlah, warna dan kejernihan drainase, jumlah
drainase harus sama dengan jumlah cairan irigasi yang
masuk ke kandung kemih ditambah dengan perkiraan
haluaran urine.
q. Untuk irigasi intermiten, tentukan apakah larutan perlu
tetap di kandung kemih selama waktu tertentu
r. Apabila larutan tetap berada di dalam kandung kemih
(irigasi atau pemasukan cairan ke kandung kemih), tutup
klem aliran ke selang drainase urine. Menutup kliem
aliran memungkinkan larutan tetap di dalam kandung
kemih dan bersentuhan dengan dinding kandung kemih.
s. Apabila larutan sedang dimasukkan untuk mengirigasi
kateter, buka klem aliran pada selang drainase urine
larutan irigasi akan mengalir melalui selang dan port
drainase urin, mengeluarkan mukosa atau bekuan darah.
t. Buka klem aliran pada selang irigasi agar
sejumlah larutan yang telah diprogramkan
masuk ke dalam kandung kemih. Klem selang.
u. Setelah larutan dipertahankan selama waktu

yang telah ditetapkan, buka klem aliran pada
selang drainase dan biarkan kandung kemih
kosong.
v. Kaji jumlah warna dan kejernihan drainase.
Jumlah drainase seharusnya sama dengan
jumlah cairan irigasi yang masuk ke kandung
kemih ditambah dengan perkiraan haluaran
urin.
w. Kaji klien dan haluaran urine.
x. Kaji kenyamanan klien
y. Kosongkan kantong drainase dan ukur isinya.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai