Anda di halaman 1dari 57

MODUL PRAKTIKUM

KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH I

Ns. Bardah Wasalamah, S.Kep., M.Kep


Ns. Dina Mariana, S.Kep., M.Kep

Modul Praktikum
Program Studi Ilmu Keperawatan
Tahun Akademik 2020/2021
MODUL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

Disusun Oleh:
Ns. Bardah Wasalamah, S.Kep., M.Kep
Ns. Dina Mariana, S.Kep, M.Kep

YAYASAN KADER BANGSA


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga modul praktikum
Keperawatan Medikal Bedah I ini dapat tersusun. Modul praktikum ini berisi
konsep dan panduan praktikum untuk aplikasi mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah I yang diperuntukkan bagi mahasiswa program studi S1 Keperawatan
Universitas Kader Bangsa Palembang.
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti praktikum dapat mengikuti semua
kegiatan praktikum dengan baik dan dapat melaksanakan semua prosedur
praktikum dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
modul ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis
bersedia menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk dapat
menyempurnakan modul praktikum ini di kemudian hari.
Semoga dengan adanya modul praktikum ini dapat membantu proses
belajar mengajar khususnya kegiatan praktikum mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah I dengan lebih baik lagi

Wabilahittaufiq wal hidayah


Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Palembang, Oktober 2020


Penulis

ii
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai


2. Mahasiswa harus menggunakan pakaian laboratorium lengkap dengan name
tag, bagi mahasiswa yang tidak menggunakan pakaian laboratorium tidak
diperkenankan untuk mengikuti praktikum
3. Mahasiswa harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam praktikum
4. Selama praktikum mahasiswa tidak diperkenankan untuk :
a. Makan dan minum
b. Bersenda gurau
c. Mendiskusikan masalah yang tidak berkaitan dengan materi praktikum
d. Mengerjakan hal lain yang tidak berkaitan dengan praktikum
5. Seluruh mahasiswa harus ikut serta secara aktif dalam praktikum.
6. Setelah selesai praktikum mahasiswa harus mengembalikan alat-alat yang
digunakan dalam keadaan utuh, dan bersih kepada penanggung jawab
laboratorium. Jika terjadi kerusakan alat selama praktikum yang disebabkan
oleh kelalaian mahasiswa, mahasiswa diwajibkan untuk mengisi formulir
kesediaan mengganti, dan secepatnya mengganti alat tersebut.
7. Setelah praktikum mahasiswa wajib mengikuti test pasca praktikum.
8. Kehadiran mahasiswa dalam praktikum harus 100%. Apabila mahasiswa tidak
dapat mengikuti praktikum karena sakit, atau alasan lain, diwajibkan untuk
mengirimkan surat keterangan yang syah dan harus diserahkan dalam 1 minggu

iii
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. ii


Tata Tertib Praktikum .................................................................................... iii
Daftar Isi......................................................................................................... iv
Topik I – Hand Hygiene (Kebersihan Tangan) ...................................... 1
Topik II – Pemasangan Infus ................................................................... 5
Topik III – Terapi Intra Vena (IV) ............................................................ 10
Topik IV – Perekaman EKG ..................................................................... 13
Topik V – Nebulisasi / Terapi Inhalasi .................................................... 16
Topik VI – Teknik Postural Drainage ....................................................... 18
Topik VII – Prosedur Suctioning ................................................................ 22
Topik VIII – Terapi Oksigen ....................................................................... 24
Topik IX – Perawatan Water Seal Drainage (WSD).……………..……. 30
Topik X – Teknik Pengambilan Arteri dan Interprestasi
Analisa Gas Darah (AGD).…………………………...……. 33
Topik XI – Perawatan Trakheostomi……………………………...……. 39
Topik XII – Torniquet Test / Rumple Leed Test………………...…...…. 46
Topik XIII – Transfusi………………………….………………...…...…. 49
Daftar Pustaka…………………………………………………………….... 52

iv
TOPIK I
Hand Hygiene (Kebersihan Tangan)
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep

A. Pengertian Mencuci Tangan


Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air.
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-
sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian
dibilas dibawah aliran air (Larsan, 1995).

B. Manfaat Mencuci Tangan


1. Supaya tangan bersih
2. Membasmi tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. Mencegah penularan penyakit

C. Momen Hand Hygiene (5 Saat Cuci Tangan)


1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien

1
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

D. Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain


1. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik
(handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash).
Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar ruangan pelayanan
pasien secara merata.
2. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3. 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

E. 6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO


1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar sebanyak 8 kali putaran

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian sebanyak 8
kali putaran

2
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih sebanyak 8 kali putaran

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci


sebanyak 8 kali putaran

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian sebanyak 8 kali putaran

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan sebanyak 8


kali putaran

3
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

F. Persiapan Alat
1. Air mengalir
2. Sabun antiseptik
3. Tissue pengering

G. Prosedur Pelaksanaan
1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan ,lepaskan cincin, jam
tangan dan perhiasan tangan lain
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir
3. Ambil sabun cair kira-kira 2- 5 ml (secukupnya) ,ratakan pada tangan yang
telah dibasahi
4. Lakukan 6 langkah cuci tangan dengan benar
5. Bilas kedua tangan dengan air
6. Keringkan dengan tissue sekali pakai, mulai dari ujung jari ke arah tangan
sampai benar-benar kering
7. Matikan kran air dengan menggunakan tissue tersebut untuk menutup kran

4
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK II
Pemasangan Infus
Ns. Dina Mariana, M.Kep

A. Pengertian
Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukkan cairan atau obat
langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu
dengan menggunakan infus set (potter, 2005)

B. Tujuan
1. Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh
2. Memberikan obat
3. Transfuse darah
4. Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi

C. Peralatan
1. Cairan infus sesuai dengan kebutuhan klien
2. IV catheter (Abocath) sesuai ukuran yang dibutuhkan
3. Infus set (selang mikrodrip untuk bayi dan anak dengan tetesan 60
tetes/ml, dewasa selang makrodrip dengan tetesan 20 tetes/ml)
4. Standard infus
5. Tali pembendung (Torniquet)
6. Handscoen steril dan handscoen biasa
7. Bengkok
8. Pengalas
9. Spalk bila perlu
10. Tegaderm (jangan lupa untuk tanggal dan waktu pemasangan infus)
11. Pena
12. Kertas kecil untuk ditempel di cairan infus (berisikan tanggal/jam/kolf/gtt)
13. Wippy (alkohol swab)
14. Plester

5
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

15. Gunting
D. Indikasi
Tindakan infus diberikan pada:
1. Klien dengan dehidrasi
2. Sebelum transfusi darah
3. Pra dan post bedah
4. Klien yang sistem pencernaanya terganggu

E. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada, menanyakan apakah ada
riwayat alergi atau ada penyakit-penyakit lain yang diderita
e. Anjurkan pasien memakai baju yang mudah untuk masuk dan keluarnya
lengan
f. Meminta persetujuan pasien/keluarga (formulir informed consent)
g. Menanyakan kesiapan pasien
h. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Pakai handscoen disposible
c. Menempatkan larutan IV (cairan infus) dan menggantungkan pada
standart infus, sambil diperiksa label cairan infus sudah sesuai dengan
program terapi atau belum

6
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

d. Membuka infus set dari bungkusnya, kemudian mengatur klem roll 2-4
cm (1-2 inchi) di bawah bilik drip dan setelah itu mengembalikan klem
roll ke posisi off (terkunci)
e. Memasukkan infus set ke dalam kantong cairan, dengan:
1) Melepas penutup pelindung kantong cairan tanpa menyentuh
lubangnya
2) Melepas penutup pelindung dari penusuk selang, kemudian penusuk
selang ditusukkan ke dalam lubang kantong cairan dengan posisi
kantong infus tegak lurus
f. Mengisi bilik drip (tabung reservoir) infus, dengan:
1) Menekan bilik drip kemudian lepaskan dan biarkan bilik drip terisi
cairan infus hingga setengahnya
2) Melepas pelindung jarum dan klem roll untuk membiarkan cairan
mengalir melalui selang sampai selang bebas udara, setelah itu jarum
ditutup kembali
3) Cairan yang terbuang ditampung di dalam bengkok
4) Mengembalikan klem roll ke posisi off (terkunci) agar cairan infus
tidak menetes
5) Selang infus yang sudah disiapkan diletakkan di bak instrumen/ d
gantungkan pada standar infus, di dekatkan pada pasien, untuk
memudahkan dalam menghubungkan selang infus dengan IV catheter
(Abocath)
g. Menentukan daerah vena yang akan digunakan disesuaikan keperluan
dengan rencana pengobatan (punggung tangan kiri/kiri, kaki kanan/kiri),
dipilih tempat yang strategis, dalam arti memudahkan untuk pemberian
obat intra vena dan memberikan kenyamanan pada pasien maupun
petugas.
h. Memasang perlak/pengalas di bawah anggota tubuh yang akan di infus
i. Memasang tali pembendung/ tourniquet pada jarak 5 cm di atas tempat
penusukan dengan diklik, kemudian tali pembendung ditarik agar
kencang.
j. Memasang sarung tangan steril

7
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

k. Meminta pasien untuk mengepalkan tangan untuk membantu mendilatasi


vena, sehingga vena tampak jelas. Bagi penderita yang tidak sadar,
metode untuk mendilatasi vena dapat dilakukan dengan menggerakkan
anggota tubuh (ekstrimitas) dari distal ke proximal dibawah tempat vena
yang dimaksud atau menepuk perlahan di atas vena
l. Membersihkan permukaan kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
(wippy) dengan gerakan sirkuler dari dalam keluar dan memberikan
tempat tersebut mengering.
m. Membuka bungkusan IV catheter
n. Melencangkan kulit dengan memegang tangan/kaki dengan tangan kiri,
kemudian tangan kanan mengambil IV catheter
o. IV catheter yang sudah dipegang dengan tangan kanan, ditusukkan
kedalam pembuluh vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, sudut
tusukan 30 – 40 arah jarum sejajar dengan arah vena, lalu didorong
perlahan
p. Apabila jarum masuk ke dalam pembuluh vena, darah akan tampak
masuk ke dalam bagian reservoir jarum, maka hentikan dorongan.
q. Memisahkan bagian jarum dari bagian canul catheter dengan memutar
bagian jarum /mandrin ke belakang perlahan (Tarik mandrin ± 0.5 cm),
lanjutkan mendorong canul ke dalam vena secara perlahan sampai
seluruh canul masuk
r. Memisahkan bagian jarum dari bagian canul catheter dengan memutar
bagian jarum /mandrin ke belakang perlahan (Tarik mandrin ± 0.5 cm),
lanjutkan mendorong canul ke dalam vena secara perlahan sambil diputar
sampai seluruh canul masuk
s. Melepas tourniquet.
t. Menghubungkan canul dengan infusion set.
u. Membuka saluran /klem roller untuk memulai infus dengan
memperhatikan apakah tetesan lancar, atau lokasi penusukan
membengkak. Apabila terjadi pembengkakan pada daerah penusukan,
menandakan terjadi extravasasi cairan sehingga penusukan harus diulang

8
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

mulai dari awal. Apabila tetesan lancar dan tidak ada extravasasi, maka
dilakukan fiksasi
v. Melakukan fiksasi dengan memasang plester kecil(1,25 cm) di bawah
catheter dengan sisi lengket menghadap ke atas dalam posisi menyilang.
Hal ini untuk mencegah pelepasan catheter dari vena secara tidak
sengaja. Pada bayi atau balita fiksasi diperkuat dengan spalk.
w. Memasang tegaderm
x. Mengatur kecepatan aliran/ tetesan infus tepat per menit sesuai dengan
instruksi dokter (Menghitung cairan infus sesuai dengan rumus yang
sudah di tetapkan)
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Evaluasi hasil / respon klien Evaluasi hasil / respon klien : Penyuluhan
pasca pemasangan infus. Memberikan pesan kepada pasien /
keluarganya apabila ada keluhan akibat pemasangan infus, misal : nyeri,
bengkak, badan demam/ menggigil atau cairan tidak lancar agar melapor
kepada petugas yang berjaga.
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Membereskan peralatan (Memilah sampah medis dan non medis dan
dibuang pada tempatnya masing-masing)
e. Berpamitan dengan klien
f. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
g. Dokumentasikan hasilnya (Mencatat kegiatan dalam lembar
keperawatan. Hal yang perlu dicatat antara lain : waktu pemberian
cairan, jenis cairan dan tetesan, jumlah cairan yang masuk, serta reaksi
pasien terhadap cairan yang masuk)

9
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK III
Terapi Intra Vena (IV)
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep

A. Pengertian
Adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
pembuluh darah vena secara langsung dengan menggunakan spuit dan needle
steril

B. Tujuan
Mempercepat reaksi obat karena langsung masuk kedalam peredaran
darah.

C. Lokasi penyuntikan
1. Pada lengan : v. mediana cubiti/ v. sefalika/ v. basilica
2. Pada tungkai : v. saphenous
3. Pada leher : v. jugularis
4. Pada kepala : v. frontalis dan v. temporalis
5. Pada punggung kaki : v. dorsalis pedis
6. Pada tangan : v. metacarpal

D. Persiapan Alat
1. Alkohol swab
2. Plester
3. Bengkok
4. Obat yang dibutuhkan sesuai dosis
5. Torniquet
6. Handscoen bersih

10
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

E. Prosedur Pelaksanaan
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien (identifikasi kembali pasien
dengan memanggil nama pasien dan mencocokkan nama pasien dengan
nama yang tertera di gelang pasien)
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Gunakan handscoen
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai kebutuhan
d. Tentukan lokasi penyuntikan, umumnya di vena besar fossa cubiti.
Apabila vena sulit dicari dapat digantikan dengan vena besar lainnya di
daerah lain.
e. Pasang toeniquet / stuing pada daerah lebih tinggi dari lokasi
penyuntikan, anjurkan pasien mengepalkan tangan agar vena mudah
diraba / di lihat
f. Lakukan desinfeksi di lokasi yang akan disuntik (lokasi penyuntikan)
dengan kapas alkohol tunggu sampai kering, lalu tusukkan jarum ke
dalam vena dengan lubang menghadap ke atas sejajar dengan vena (sudut
30 - 45°)
g. Lakukan aspirasi untuk memastikan apakah jarum sudah masuk ke dalam
vena (dengan tanda darah keluar dari spuit) apabila sudah, anjurkan
pasien untuk membuka kepalan tangan sambil membuka karet
pembendung/ torniquet, masukkan obat secara perlahan-lahan sampai
habis kemudian cabut jarum suntikan.

11
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

h. Letakkan alkohol swab yang baru pada daerah bekas suntikan dan tekan
beberapa detik kemudian fisasi dengan plester.
4. Tahap terminasi
a. Rapikan pasien dan berpamitan dengan klien (jelaskan pada pasien
bahwa plester akan dilepas oleh perawat setelah ± 5 (lima) menit.
b. Rapikan kembali peralatan yang dipakai.
c. Lepaskan handscoen dan cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
d. Dokumentasikan hasilnya dengan benar

12
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK IV
Perekaman Elektrokardiogram (EKG)
Ns. Dina Mariana, M.Kep

A. Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik
jantung. Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman
listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam
melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG
hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu
dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita
tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis.
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di
kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting
diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan
yang berbeda.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung

C. Peralatan
1. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 2 kabel, sebagai berikut :
a. Satu kabel untuk listrik (power)
b. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan
warna.
c.

13
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

2. Plat elektrode yaitu


a. 4 buah elektrode extremitas diikatkan dengan ban pengikat
b. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap.
3. Jelly elektrode / kapas alkohol
4. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
5. Kertas tissue
6. Sarung tangan
7. bengkok

D. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Meminta persetujuan pasien/keluarga
e. Menanyakan kesiapan pasien
f. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan) dan
gunakan handscoen/ sarung tangan
b. Posisikan pasien supinasi/posisi fowler
c. Minta/bantu pasien untuk melepas pakaian atas
d. Instruksikan pasien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk atau
berbicara
e. Bersihkan tempat penyandapan dengan tissue yang dibasahi dengan
alcohol/air, kemudian diberi jelly
f. Pasang elektroda ekstremitas

14
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

Merah (RA) : pergelangan tangan kanan searah telapak tangan


Kuning (LA) : pergelangan tangan kiri searah telapak tangan
Hijau (LF) : kaki kiri sebelah dalam
Hitam (RF) : kaki kanan sebelah dalam
g. Pasang elektroda pre cordial (dada) :
C1 : sela iga (ICS) ke empat pada garis sternal kanan
C2 : sela iga (ICS) ke empat pada garis sternal kiri
C3 : terletak antara C2 dan C4
C4 : sela iga (ICS) ke lima pada garis mid klavikula kiri
C5 : sejajar dengan C4 pada garis aksila depan
C6 : sejajar dengan C4 pada garis aksila tengah

h. Rekam EKG dengan cara tekan ON lalu START, setelah selesai tekan
OFF
i. Lepaskan elektroda, bersihkan bekas jelly dengan tissue dan tarok di
bengkok
j. Rapikan kembali alat-alat dan posisikan pasien senyaman mungkin
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil / respon klien Evaluasi hasil / respon klien (catat
perubahan yang terjadi)
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Berpamitan dengan klien
d. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
e. Dokumentasikan hasilnya

15
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK V
Nebulisasi / Terapi Inhalasi
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep

A. Pengertian
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator

B. Tujuan
1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas

C. Persiapan Alat
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades

D. Langkah-langkah
1 Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya (jangan lupa untuk menanyakan persetujuan/kesiapan pasien)
d. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)

16
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

b. Gunakan sarung tangan


c. Atur posisi pasien senyaman mungkin sebaiknya posisi duduk
d. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang berisi set nebulizer
e. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
f. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
g. Memasukkan obat sesuai dosis
h. Memasang masker pada pasien
i. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas dalam sampai obat
habis
j. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Melakukan evaluasi tindakan
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Membereskan peralatan
e. Berpamitan dengan klien
f. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
g. Dokumentasikan hasilnya (catat hasilnya)

17
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK VI
Teknik postural drainage
Ns. Dina Mariana, M.Kep
A. Pengertian
Postural Drainage adalah teknik pengaturan posisi tertentu untuk
mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari lobus paru dengan
pengaruh gravitasi.
Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau
lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian
khusus dari pohon trakeobronkial-bidang paru atas, tengah, atau bawah-ke
dalam trakea. Batuk atau penghisapan kemudian dapat membuang sekret dari
trakea.

B. Tujuan
Tujuan prosedur ini adalah untuk melepaskan mukus atau lendir dari
bronkiolus dan bronkus, serta mengalirkan sekret.

C. Indikasi
Tindakan ini dilakukan pada klien dengan:
1. gangguan paru-paru yang menunjukkan peningkatan produksi lendir
(bronkiektasis, emfisema, fibrosis kistik, dan bronkitis kronis).
2. Pasien dengan penurunan kemampuan batuk
3. Pasien dengan atelektasis

D. Peralatan
1 Bantal
2 Ranjang yang dapat mengatur posisi klien
3 Tisue
4 Handscoen bersih
5 Segelas air hangat
6 Pot sputum dengan desinfektan

18
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

E. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien (identifikasi kembali pasien
dengan memanggil nama pasien dan mencocokkan nama pasien dengan
nama yang tertera di gelang pasien)
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan) dan
gunakan handscoen
b. Melakukan postural drainage dengan cara bantu klien mengatur posisi
yang tepat sesuai dengan kebutuhan untuk postural drainage:
1) Apabila secret berada pada bronkus lobus apical anterior atas bagian
kanan dan kiri atur posisi pasien duduk di kursi, bersandar pada bantal
atau duduk semi fowler.
2) Apabila secret berada pada bronkus lobus apical posterior atas bagian
kanan dan kiri atur posisi pasien duduk di kursi, condong ke depan
pada bantal atau meja.
3) Apabila secret berada pada bronkus lobus atas anterior bagian kanan
dan kiri atur posisi klien berbaring terlentang datar dengan bantal kecil
di bawah lutut.
4) Apabila secret berada pada bronkus lobus tengah atas bagian kiri atur
posisi pasien berbaring miring kanan dengan lengan atas kepala pada
posisi trendelenberg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30 cm,
tempatkan bantal di belakang punggung dan gulingkan pasien
seperempat putaran ke bantal.

19
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

5) Apabila secret berada pada bronkus lobus bawah anterior bagian


kanan dan kiri atur posisi pasien berbaring terlentang dengan posisi
trendelenberg, dengan kaki tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm.
Biarkan lutut menekuk pada bantal.
6) Apabila secret berada pada bronkus lobus lateral bawah kanan atur
posisi pasien berbaring miring kanan posisi trendelenberg dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm.
7) Apabila secret berada pada bronkus lobus lateral bawah kiri atur posisi
pasien berbaring miring kanan posisi trendelenberg dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45 sampai 50 cm.
8) Apabila secret berada pada bronkus lobus superior bawah bagian
kanan dan kiri atur posisi pasien atur posisi pasien berbaring
telungkup dengan bantal di bawah lambung.
9) Apabila secret berada pada bronkus lobus basal superior bagian kanan
dan kiri atur posisi pasien trendelenberg dengan kaki tempat tidur
ditinggikan 45 sampai 90 cm
c. Menggunakan bantal secukupnya untuk mepertahankan posisi dan
memberi rasa nyaman klien.
d. Minta klien untuk mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit,
kemudian lakukan perkusi dada.
e. Perkusi dada (clapping) dilakukan dengan cara memastikan terlebih
dahulu bahwa area yang akan diperkusi tertutup oleh gaun atau handuk.
f. Meminta pasien untuk bernafas lambat dan dalam.
g. Mencekungkan telapak tangan sehingga jari-jari fleksi dan ibu jari
merapat ke telunjuk.
h. Merelaksasikan pergelangan tangan dan fleksikan sikut perawat.
i. Secara bergantian tangan, menepuk-nepukan area paru yang terdapat
secret kemudian melakukan vibrasi dada.
j. Melakukan vibrasi dada dengan cara meminta pasien untuk menarik
nafas dalam (inspirasi) melalui mulut dan mengeluarkan nafas (ekspirasi)
melalui hidung atau mulut yang dirapatkan.

20
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

k. Pada saat ekspirasi, menekankan telapak tangan (saling menumpang)


secara merata pada area dada yang terkena.
l. Meluruskan dan kuatkan siku dan getarkan/goyangkan tangan pada area
dada yang terkena. Vibrasi dilakukan selama 5 kali ekspirasi.
m. Menganjurkan klien untuk batuk.
n. Melakukan batuk efektif dengan cara mengatur posisi pasien duduk
dengan agak sedikit membungkuk ke depan dan kaki dilurukan diatas
tempat tidur.
o. Mempertahankan posisi panggul dan lutut fleksi untuk merelaksasikan
dan mengurangi ketegangan otot-otot abdomen ketika batuk,
p. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas lambat dan dalam melalui
bibir yang dirapatkan beberapa kali (3 kali).
q. Membatukkan dua kali selama mengeluarkan nafas (ekspirasi) sambil
mengencangkan otot-otot abdomen bersamaan dengan batuk.
r. Menganjurkan pasien menahan atau membebat apabila ada luka
abdomen.
s. Menganjurkan pasien membuang lendir di wadah.
t. Membiarkan pasien istirahat sebentar bila perlu.
u. Menganjurkan klien minum secukupnya.
4. Tahap terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Evaluasi hasil / respon klien (Evaluasi keadaan pasien dengan cara
auskultasi lapang paru, Inspeksi jumlah, warna dan karakter sputum)
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Berpamitan dengan klien
e. Lepaskan handscoen dan cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
f. Dokumentasikan hasilnya dengan benar

21
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK VII
Prosedur Suctioning
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep

A. Pengertian
Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas ataupun cairan
tubuh melalui penghisapan dengan alat suction

B. Tujuan
1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas.
2. Melancarkan jalan nafas.

C. Persiapan Alat
1 Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya.
2 NaCl atau air matang.
3 Canule section.
4 Perlak dan pengalas.
5 Mesin suction.
6 Sarung tangan.

D. D.Langkah-langkah
1 Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2 Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem

22
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

3 Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Gunakan sarung tangan
c. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit Ekstensi
d. Memberikan Oksigen 2 – 5 menit
e. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
f. Memakai sarung tangan
g. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
h. Memasukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10
cm)
i. Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar
perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk
dewasa)
j. Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
k. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
l. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
m. Mengobservasi secret tentang warna, baud an volumenya
4 Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya dan Berpamitan dengan
klien
c. Membereskan peralatan
d. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
e. Dokumentasikan hasilnya (catat hasilnya)

23
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK VIII
Terapi Oksigen
Ns. Dina Mariana, M.Kep

A. Pengertian
memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan menggunakan alat khusus sesuai kebutuhan

B. Tujuan
Mempertahankan dan Memenuhi kebutuhan oksigen pasien yang tidak dapat
dipenuhi sendiri

C. Peralatan
1. Tabung oksigen (O2) lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran (flow meter) dan humidifier yang sudah di isi dengan
aquadest
3. Nasal kanule sesuai ukuran (anak 8-10 Fr, dewasa wanita 10-12 Fr, dan
dewasa laki-laki 12-14 Fr) /face mask/NRM
4. Handscoen
5. Plester
6. gunting

D. Indikasi
Diberikan kepada pasien dengan keadaan/penyakit:
1. Hypoxia

24
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

2. Henti nafas dan henti jantung


3. Gagal nafas
4. Keracunan CO
5. Asidosis
6. Gangguan kesadaran

E. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat (pastikan tabung oksigen sudah terisi oksigen, peralatan
tabung oksigen dan flow meter sudah terpasang dan humidifier sudah
terisi air)
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Meminta persetujuan pasien/keluarga
e. Menanyakan kesiapan pasien
f. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Pasang handscoen
c. Bantu klien pada posisi semi fowler jika memungkinkan, untuk
memberikan kemudahan ekspansi dada dan pernafasan lebih mudah
d. Sambung nasal kanule / Face mask / RM/NRM pada tabung oksigen
e. Nyalakan oksigen dengan aliran sesuai kebutuhan
f. Periksa aliran oksigen pada selang dengan cara mengecek apakah ada
aliran oksigennya atau tidak pada punggung tangan.
g. Alirkan oksigen sesuai kebutuhan
h. Pasang nasal kanule / Face mask / RM/NRM pada hidung:

25
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

1. Pemberian oksigen dengan menggunakan nasal kanule:


a) Posisikan prong dari kanul hidung agar melengkung ke bawah,
kemudian insersi prong ke dalam rongga hidung
b) Posisikan kedua sisi selang di atas dan belakang telinga
c) Fiksasi kanul pada bagian bawah dagu pasien
 Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-
6lt/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 24%-44%.
 Keuntungan
 Toleransi klien baik
 Pemasangannya mudah
 Klien bebas untuk makan dan minum
 Harga lebih murah
 Kerugian
 Mudah terlepas
 Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
 Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
 Mengiritasi selaput lender, nyeri sinus

2. Pemberian oksigen dengan menggunakan Face mask


a) Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung
dan mulut klien
b) Lingkarkan karet sungkup kepada kepala klien agar tidak lepas
 Aliran oksigen melalui alat ini sekitar 5-8lt/menit dengan
koonsentrasi 40-60%.
 Keuntungan
 Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula

26
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

 sistem humidifikasi dapat di tingkatkan


 Kerugian
 Umumnya tidak nyaman bagi klien
 Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi
 Aktivitas makan dan berbicara terganggu
 Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat
menyebabkan aspirasi Jika alirannya rendah dapat menyebabkan
penumpukan karbondioksida

3. Pemberian oksigen dengan menggunakan Rebreathing Mask


a. Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara
kantung dengan sungkup
b. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman.
Bila perlu pakai kasa pada daerah yang tertekan.
c. Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan terisi waktu
ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi
 Konsentrrasi ooksigen yang di berikan lebih tinggi dari pada sungkup
muka sederhana yaitu 60-80% dengan aliran oksigen 8-12lt/menit.
Indikasi penggunaan adalah pada klien dengan kadar tekanan
karbondioksida yang rendah, udara inspirasi sebagian tercampur
dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi karbondioksida lebih
tinggi dari pada sungkup sederhana.
 Keuntungan
 Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup muka
sederhana
Tidak mengeringkan selaput lendir
 Kerugian
 Kantung oksigen bisa terlipat
 Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran terlalu rendah

27
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

4. Pemberian oksigen dengan menggunakan Non Rebreathing Mask


a) Cara pemasangan sama dengan rebreathing mask
 Memberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan aliran yang
sama pada kantong rebreathing. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak
tercampur dengan ekspirasi. Indikasi penggunaan adalah pada klien
dengan kadar tekanan karbondioksida yang tinggi.
 Keuntungan
 Konsentrasi oksigen hampir diperoleh 100% karena adanya katup
satu arah antara kantong dan sungkup, sehingga kantung
mengandung konsentrasi oksigen yang tinggi dan tidak tercampur
dengan udara ekspirasi.
 Tidak mengeringkan selaput lender
 Kerugian
 Kantung oksigen bisa terlipat
 Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen
 Tidak nyaman bagi klien
Perbedaan Rebreathing mask dan non rebreathing mask:
 Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-
80% dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong
yang terus mengembang baik, saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada
saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara
sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang
masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi
sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi
CO2 lebih tinggi daripada simple face mask. (Tarwoto&Wartonah,
2010:37)
Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah
 Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen
sampai 80-100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada
prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan

28
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

tertutup saat pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya


mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan
membuka pada saat ekspirasi. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Evaluasi hasil / respon klien Evaluasi hasil / respon klien : Kaji respon
klien terhadap oksigen dalam 15-30 menit, seperti pernafasan (hypoxia,
takhikardi, dyspnoe), warna kulit (sianosis), gerakan dada,
ketidaknyamanan (cemas, gelisah) dan sebagainya. Lakukan kontrak
untuk kegiatan selanjutnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya (Berpamitan dengan pasien
dan Periksa aliran dan air dalam humidifier dalam 30 menit)
d. Membereskan peralatan
e. Berpamitan dengan klien
f. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
g. Dokumentasikan hasilnya

29
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK IX
Perawatan Water Seal Drainage (WSD)
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep

A. Pengertian
Water Seal Drainage ( WSD ) merupakan tindakan yang dilakukan
untuk mengeluarkan udara, cairan berupa darah atau pus dari rongga pleura,
rongga thorax, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.

B. Tujuan
1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorax.
2. Mengembalikan tekanan negatif pada rongga pleura.
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps.
4. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura ( refluks drainage ) yang
dapat menyebabkan pneumothoraks.
5. Mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan
tekanan negatif rongga tersebut.

C. Indikasi
1. Pneumothoraks
2. Hemothoraks
3. Thorakotomi
4. Efusi Pleura
5. Emfiema

D. Kontraindikasi
1. Infeksi pada tempat pemasangan.
2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.

30
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

E. Persiapan Alat
1. Trolly dressing
2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl
0,9% dan ujung selang terendam sepanjang 2 cm.
3. Satu bak instrumen steril berisi 2 buah pinset anatomis, 2 buah pinset
cirurgis, 1 buah gunting, 1 buah klem anatomis, 1 buah kom kecil, kasa
yang sudah dipotong bagian tengahnya dan kasa pentul secukupnya.
4. Kasa steril dalam tromol.
5. Korentang
6. Plester
7. Alkohol 70%
8. Bethadin 10%
9. Handscoon steril
10. Bengkok

F. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Meminta persetujuan pasien/keluarga (formulir informed consent)
e. Tutup tirai/skerem
f. Menanyakan kesiapan pasien
g. Bebaskan pakaian pasien bagian atas.
3. Tahap Kerja
a. Mengatur posisi sesuai kenyamanan dan kondisi klien

31
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

b. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan) dan


Pakai handscoen steril
c. Mengambil 2 pinset cirurgis, membuka hipapix yang sebelumnya sudah
dibasahi dengan alkohol secara hati-hati, membuka kasa, masukan
kedalam bengkok, letakkan pinset pada tempat yang sudah ditentukan
d. Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi pada luka disekitar selang
WSD dan kondisi benang hecting
e. Mengambil 2 pinset anatomis, mengambil kasa pentul yang sudah
dibasahi dengan NaCl 0,9%, peras, jepit setengahnya, bersihkan luka
secara hati-hati dengan cara sirkuler dari arah dalam keluar, buang kasa
pentul yang kotor kedalam bengkok. Mengambil kasa pentul lagi, peras,
jepit setengahnya, bersihkan selang WSD sepanjang ± 3 cm
f. Mengambil kasa steril yang sudah dipotong tengahnya, menutup luka
secara menyilang, plester dengan hipapix secara horizontal kemudian
piksasi selang WSD kedinding dada
g. Mengklem selang WSD di atas sambungan
h. Melepaskan sambungan antara selang WSD dengan selang pada botol,
ujung selang WSD dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian selang
WSD dihubungkan kembali dengan selang penyambung botol WSD yang
baru
i. Membuka klem. Menganjurkan klien untuk batuk atau bernapas dalam
untuk melihat undulasi positif atau negatif dan apa yang keluar dari ujung
selang didalam botol WSD
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien (baju/pakaian dan selimut pasien), memberi posisi yang
nyaman untuk klien.
b. Membereskan peralatan
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya (Berpamitan dengan pasien
dan Periksa aliran dan air dalam humidifier dalam 30 menit)
d. Berpamitan dengan klien
e. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
f. Dokumentasikan hasilnya

32
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK X
Teknik pengambilan darah arteri dan interpretasi Analisa Gas Darah
Ns. Dina Mariana, M.Kep

A. Pengertian
Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes
darah yang diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar
oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah.
Sampel darah dianalisa oleh alat analisa gas darah yang ada di
laboratorium. Sampel darah harus dianalisis dalam waktu 10 menit dari waktu
pengambilan untuk memastikan hasil tes yang akurat.
Analisa gas darah meliputi pemeriksaan PO2, PCO3, PH, HCO3, dan
saturasi O2.
Ket:
 PH darah arteri, menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah
pH < 7,0 disebut asam,
pH > 7,0 disebut basa (alkali).
Jika pH darah menunjukkan bahwa darah lebih asam, maka hal ini terjadi
akibat kadar karbon dioksida yang lebih tinggi.
Jika Sebaliknya ketika pH darah tinggi yang menunjukkan bahwa darah
lebih basa, maka hal ini terjadi akibat kadar bikarbonat yang lebih tinggi.
 Bikarbonat adalah bahan kimia yang membantu mencegah pH darah
menjadi terlalu asam atau terlalu basa.
 Tekanan parsial oksigen adalah ukuran tekanan oksigen terlarut dalam
darah. Hal ini menentukan seberapa baik oksigen bisa mengalir dari paru-
paru ke dalam darah.
 Tekanan parsial karbon dioksida adalah ukuran tekanan karbon dioksida
terlarut dalam darah. Hal ini menentukan seberapa baik karbon dioksida
dapat mengalir keluar dari tubuh.
 Saturasi oksigen adalah ukuran dari jumlah oksigen yang dibawa oleh
hemoglobin dalam sel darah merah.

33
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

Hasil normal. Hasil analisa gas darah dikatakan normal jika:

B. Tujuan
1. Memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah merah
mengalirkan oksigen dan karbon dioksida dari dan ke seluruh tubuh.
2. Memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal, serta gejala yang disebabkan
oleh gangguan distribusi oksigen, karbon dioksida atau keseimbangan pH
dalam darah,
3. Pada pasien penurunan kesadaran, gagal nafas, gangguan metabolik berat.
4. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang sedang menggunakan alat bantu
napas untuk memonitor efektivitasnya.

34
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

C. Indikasi
1. Asma.
2. Penyakit paru obstruktif kronis.
3. Pneumonia.
4. Penyakit jantung.
5. Penyakit ginjal.
6. Gangguan metabolisme.
7. Trauma kepala atau leher yang memengaruhi pernapasan.
8. Infeksi berat atau sepsis.
9. Gangguan tidur.
10. Ketoasidosis diabetik.
11. Keracunan zat kimia atau overdosis obat.
12. Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan.

D. Lokasi Pengambilan AGD


Lokasi pungsi arteri untuk tindakan analisa gas darah :
1. Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)
2. Arteri brakialis
3. Arteri femoralis
4. Arteri tibialis posterior
5. Arteri dorsalis pedis

E. Persiapan Alat
1. Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak- anak)
dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
2. Heparin
3. Penutup jarum (gabus atau karet)
4. Kasa steril
5. Kapas alkohol
6. Plester dan gunting
7. Pengalas
8. Handuk kecil

35
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

9. Sarung tangan sekali pakai


10. Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
11. Wadah berisi es
12. Kertas label untuk nama
13. Thermometer
14. Bengkok

F. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien (identifikasi kembali pasien
dengan memanggil nama pasien dan mencocokkan nama pasien dengan
nama yang tertera di gelang pasien)
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, Jelaskan bahwa dalam prosedur
pengambilan akan menimbulkan rasa sakit, Jelaskan tentang allen’s tes,
beri kesempatan pada klien untuk bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Gunakan handscoen
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai kebutuhan
d. Palpasi arteri radialis
e. Lakukan allen’s test dengan cara:
1) Pasien diminta untuk menggenggam, tekan arteri ulnaris dan arteri
radialis dengan 2 jari pada masing-masing arteri
2) Pasien diminta membuka genggamannya, amati telapak tangan pasien
menjadi pucat

36
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

3) Lepas tekanan pada arteri ulnaris, bila telapak tangan pasien menjadi
kemerahan, maka tes positif, darah bisa diambil

f. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk


g. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling kerasdengan
mengguna kan jari telunjuk dan jari tengah
h. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin,
kemudian diusap dengan kapas alkohol
i. Berikan anestesi lokal jika perlu
j. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin yaitu sebanyak 0,2 ml
heparin dan kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam
jarum dan spuit
k. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 °- 60°
sambil menstabilkan arteri klien dengan tangan yang lain Observasi
adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak
bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
l. Ambil darah 1 sampai 2 ml
m. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-
10 menit
n. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau
karet

37
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

o. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin


p. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
q. Ukur suhu dan pernafasan klien
r. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen
yang digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
s. Kirim segera darah ke laboratorium
t. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan
darah
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Membereskan peralatan yang telah digunakan
c. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD (Berikan reinforcement
positif pada klien)
d. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
e. Berpamitan dengan klien
f. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
g. Dokumentasikan hasilnya (waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah mana
darah diambil)

38
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK XI
Perawatan Trakheostomi
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep

A. Pengertian
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding
depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat
masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas.
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea.
(Smeltzer & Bare, 2002)
Trakeostomi adalah insisi operasi dimana memasukkan selang ke dalam
trakea agar klien dapat bernafas dengan lebih mudah dan mengeluarkan
sekretnya. ( Putriardhita, C, 2008)
Ketika selang indwelling dimasukkan kedalam trakea, maka istilah
trakeostomi digunakan. Trakeostomi dapat menetap atau permanent.
Trakeostomi dilakukan untuk memintas suatu obstuksi jalan nafas atas, untuk
membuang sekresi trakeobronkial, untuk memungkinkan penggunaan ventilasi
mekanis jangka panjang, untuk mencegah aspirasi sekresi oral atau lambung
pada pasien tidak sadar atau paralise (dengan menutup trakea dari esophagus),
dan untuk mengganti selang endotrakea, ada banyak proses penyakit dan
kondisi kedaruratan yang membuat trakeostomi diperlukan

39
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

B. Indikasi
Gangguan yang mengindikasikan perlunya trakeostomi;
1. Terjadinya obstruksi jalan nafas atas
2. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis,
misalnya pada pasien dalam keadaan koma.
3. Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).
4. Apabila terdapat benda asing di subglotis.
5. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas (misal angina ludwig),
epiglotitis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang timbul melalui
mekanisme serupa
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas seperti rongga
mulut, sekitar lidah dan faring. Hal ini sangat berguna pada pasien dengan
kerusakan paru, yang kapasitas vitalnya berkurang.
Indikasi lain yaitu:
1. Cedera parah pada wajah dan leher
2. Setelah pembedahan wajah dan leher
3. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga
mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi

C. Klasifikasi Trakeostomi
Menurut Sakura21 (2009), trakeostomi dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu
berdasarkan letak trakeostomi dan waktu dilakukan tindakan. Berdasarkan

40
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

letak trakeostomi terdiri atas letak rendah dan letak tinggi dan batas letak ini
adalah cincin trakea ketiga. Sedangkan berdasarkan waktu dilakukan tindakan
maka trakeostomi dibagi dalam
1. Trakeostomi darurat (dalam waktu yang segera dan persiapan sarana sangat
kurang)
2. Trakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara
baik.

D. Kegunaan Trakeostomi
Menurut Masdanang (2008), kegunaan dilakukannya tindakan
trakeostomi antara lain adalah:
1. Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70 sampai
100 ml. Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10% sampai 50%
tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap individu.
2. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi
kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga
mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih
efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7).
3. Proteksi terhadap aspirasi.
4. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting
pada pasien dengan gangguan pernafasan.
5. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan.
6. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus.
7. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke
perifer oleh tekanan negatif intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk
yang normal.

E. Komplikasi Trakeostomi
Menurut Ilham (2010), komplikasi yang terjadi pada tindakan trakeostomi
yaitu:
1. Perdarahan
2. Pneumothoraks terutama pada anak-anak

41
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

3. Aspirasi
4. Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi
5. Paralisis saraf rekuren

F. Persiapan Alat
1. Tali pengikat trakeostomi
2. Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen Peroksida (H202), spuit 10cc.
3. Stetoskop
4. Suction set
5. Set ganti balut steril
6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril
7. Kapas apus (swab), alkohol 70%
8. Nierbeken/bengkok, plester, dan gunting
9. Sikat pembersih
10. Handuk, perlak, dan kantung plastik
11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/ skort (kalau perlu)

G. Langkah-langkah
1 Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2 Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3 Tahap Kerja
a. Atur posisi pasien senyaman mungkin (supine atau semifowler)
b. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau
c. Membentangkan handuk didada klien

42
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

d. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan) dan


gunakan handscoen bersih
e. Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang dibutuhkan untuk
pembersihan trakeostomi.
1) Meletakkan perlak paling bawah
2) Mengatur mangkuk steril kedua dekat, jangan menyentuh bagian
dalam mangkuk
3) Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk, jangan sampai
menetes ke perlak
4) Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi
hidrgen peroksida
5) Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi
hidrogen peroksida
6) Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa
pertama, dan normal salin pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga
dibiarkan kering.
7) Jika trakeostomi menggunakan kanule dalam sekali pakai (
disposible), buka bungkusnya sehingga dapat dengan mudah diambil.
Pertahankan sterilisasi kanule dalam
8) Menentukan panjang tali pengikat trakeostomi yang diperlukan
dengan menggandakan lingkar leher dan menambah 5 cm dan gntung
tali pada panjang tersebut.
f. Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah mengguanakan skort,
kaca mata pelindung, dan handscoen steril
g. Melepaskan handscoen yang sudah basah dan kenakan handscoen steril
yang baru. Pertahankan agar tangan dominan tetap steril sepanjang
prosedur dilakukan.
h. Membersihkan kanule dalam
i. Mengganti kanule dalam sekali pakai ( disposible inner-canule)
1) Buka dan lepaskan kanul dalam dengan menggunakan tangan yang
tidak dominan dengan hati-hati
2) Lakukan teknik penghisapan dengan teknik steril (jika diperlukan)

43
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

3) Mengeluarkan kanul dalam baru steril dari bungkusnya dan siramkan


normal salin steril pada kanul baru tersebut. biarkan normla salin
menetes dari kanul dalam.
4) Memasang kanul dalam dengan hati-hati dan cermat dan kunci
kembali agar tetap pada tempatnya
5) Menghubungkan kembali klien dengan sumber oksigen
j. Membersihkan dalam tak disposible
1) Lepaskan kanule dalam menggunakan tangan tidak dominan dan
masukkan kanule tersebut ke dalam mangkuk berisi hidrogen
peroksida
2) Membersihkan kanule dalam dengan menggunakan sikat (tangan
dominan memegang sikat dan tangan yang tidak dominan memegang
kanul).
3) Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi hidrogen peroksida dan
tuangkan normal saline pada kanula sampai semua bagian kanula
terbilas dengan baik. Biarkan normal saline menetes dari kanule
dalam.
4) Memasang kembali kanule dalam dan kunci
5) Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen
k. Membersihkan bagian luar/sekitar kanula dan kulit sekitarnya dengan
menggunakan hidrogen peroksida, lalu bilas dengan Nacl dan keringkan
dengan kasa
l. Mengganti tali pengikat trakeostomi:
1) Membiarkan tali yang lama tetap pada tempatnya sementara
memasang tali yang baru
2) Menyisipkan tali yang baru pada salah satu sisi faceplate.
Melingkarkan kedua ujung bebasnya mengelilingi bagian belakang
leher klien ke sisi lainnya faceplate dan ikat dengan kuat tetapi tidak
ketat. Gunting tali trakeostomi yang lama.
m. Memasang kasa mengelilingi kanul luar dibawah tali pengikat dan
faceplate. Periksa kembali untuk memastikan bahwa tali pengikat tidak

44
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

terlalu ketat tetapi pipa trakeostomi tertahan dengan aman pada


tempatnya.
n. Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa trakeostomi:
1) memakai hanscoen
2) jika terdapat klem pada pipa cuff lepaskan klemnya dan sambungkan
dengan spuit
3) meminta klien menghirup nafas dalam (biasanya 5cc). Amati kesulitan
bernafas
4 Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya dan Berpamitan dengan
klien
c. Membereskan peralatan
d. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
e. Dokumentasikan hasilnya (catat hasilnya)

45
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK XII
Tourniquet test/ Rumple Leed Test
Ns. Dina Mariana, M.Kep

A. Pengertian
Tes ini juga dikenal sebagai tourniquet test, adalah evaluasi nonspesifik
untuk mengukur kerapuhan dinding kapiler dan kekurangan jumlah platelet dan
fungsinya.
Manset pemompa tekanan darah pada tekanan yang spesifik dengan
periode waktu yang menghasilkan peningkatan tekanan dan hipoksia pada
bagian distal dari manset. Penurunan resistensi kapiler menyebabkan kapiler
darah pecah, yang berujung pada perdarahan.
Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat yang
diperlukan untuk diagnosis DBD. Ketika manset tekanan darah dipacu ke titik
antara tekanan darah sistolik dan diastolik selama lima menit, maka tes ini akan
dinilai. Tes positif jika ada 10 atau lebih petechiae per inci persegi.Dalam DBD
tes biasanya memberikan hasil positif yang pasti dengan 20 petechiae atau
lebih.

B. Tujuan
Mengetahui fungsi trombosit dan melihat petechiae.

C. Indikasi
Pada pasien dengan indikasi demam berdarah

46
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

D. Persiapan Alat
1. Manset tekanan darah
2. Manometer
3. Pengukur waktu
4. Handscoen

E. Langkah-langkah
1 Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2 Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3 Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan) dan
gunakan handscoen
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Carilah tekanan sistolik (TS)
dan tekanan diastolik (TD).
d. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar ½ x (TS + TD),
pertahankan tekanan ini selama 5 menit.
e. Longgarkan manset dan lepaskan manset lalu perhatikan ada
tidaknya petechie dalam lingkaran yang telah dibuat
f. Nilai rujukan :
1) < 10 : normal (nagatif)
2) 10 – 20 : dubia (ragu-ragu)
3) > 20 : abnormal (positif)

47
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

4 Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya dan Berpamitan dengan
klien
c. Membereskan peralatan
d. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
e. Dokumentasikan hasilnya (catat hasilnya)

48
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

TOPIK XIII
Transfusi Darah
Ns. Bardah Wasalamah, M.kep

A. Pengertian
Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang
memerlukan darah dengan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan set tranfusi

B. Tujuan
1. Meningkatkan volumedarah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia berat
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya,
faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien
hemofilia)

C. Indikasi
1. Anemia pada pendarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan
cairan
2. Anemia kronis, jika Hb tidak bisa dinaikan dengan cara lain
3. Gangguan trombilitik, karena defisiensi komponen darah
4. Plasma loss/hipo albumin jika tidak dapat lagi di berikan plasma
subtitle/larutan albumin

D. Persiapan Alat
1. Vena cateter berukuran besar (18G - 19G)
2. Normal saline (NaCl 0.9%)
3. Transfuse set (yang mempunyai filter)
4. Produk darah yang tepat
5. Hanscoeen

49
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

6. Kapas alcohol
7. Plester
8. Manset tekanan darah
9. Stetoskop
10. Thermometer
11. Format inform consen yang telah ditanda tangani (Bila di perlukan)

E. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada, menanyakan apakah ada
riwayat alergi atau ada penyakit-penyakit lain yang diderita
e. Meminta persetujuan pasien/keluarga (formulir informed consent)
f. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Pakai handscoen disposible
c. Jika pasien sudah terpasang infuse,ganti infuse dengan blood set
d. Bilas atau ganti cairan infuse dengan cairan ns 0,9% kurang lebih 25cc
e. Pasang darah/komponen darah yang akan ditransfusikan, kemudian atur
kecepatan tetesan darah ( batas aman transfuse dengan kondisi jantung
yang baik, tidak ada hipovolemi adalah 1ml/kg bb/ jam (satu kantong
darah kira - kira 3 jam).
f. Dokter atau perawat harus 15 menit disamping klien untuk mengawasi
keadaan umum, keluhan klien, dan memonitoring tanda - tanda vital srta

50
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

tanda - tanda alergi seperti : gatal, sesak nafas, rasa demam, mual, nyeri
punggung dll.
g. Evaluasi dan pengukuran perlu dilakukan tiap jam, sampai 1-2 jam
setelah transfusi berakhir
h. Jika ditemukan tanda - tanda alergi, transfuse segera dihentikan, segera
ganti blood set dengan yang baru, berikan infuse Ns 0.9%, ukur tanda -
tanda vital jika ada gangguan hemodinamik lakukan tindakan
berdasarkan pada penatalaksaan klien dengan ganggguan hemodinamik.
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Membereskan peralatan (Memilah sampah medis dan non medis dan
dibuang pada tempatnya masing-masing)
d. Berpamitan dengan klien
e. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
f. Dokumentasikan hasilnya (Mencatat kegiatan dalam lembar
keperawatan. Hal yang perlu dicatat antara lain : waktu pemberian,
golongan darah, Rh (+/-) nomor kantong darah, respon klien dll.)

51
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah

DAFTAR PUSTAKA

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC.


Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta.EGC
Potter, Patricia A, Pocket guide to health assessment, hal.346-348
A. Tamsuri, 2007, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri EGC, Jakarta
Borenfein, Gb, 1995, Lbp Medical Diagnosis And Comprehensive M Second
Edition, Philadelpia : Wb Soundres
Carolyn Richardson, Et, Al, 1999, Therapeistic Exercise For Spinal Segmental
Stabilization In Low Back Pain London Chur Chill, Living Stone
Kisner, Carolyn And Lynn Allen Colby, 2007, Therapeutik Exercise Foundation
And Techiques Fifh Edition, Philadelphian : F.A Davis Company
Nugroho. D.S, 7-10 Maret 2001, Neurofisiologi Nyeri Dari Aspek Kedokteran
Makalah yang Disampaikan Pada pelatihan Penatalaksanaan Fisioterapi
Komprehensif pada Nyeri, Surakarta

52

Anda mungkin juga menyukai