KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH I
Modul Praktikum
Program Studi Ilmu Keperawatan
Tahun Akademik 2020/2021
MODUL PRAKTIKUM
PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1
Disusun Oleh:
Ns. Bardah Wasalamah, S.Kep., M.Kep
Ns. Dina Mariana, S.Kep, M.Kep
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga modul praktikum
Keperawatan Medikal Bedah I ini dapat tersusun. Modul praktikum ini berisi
konsep dan panduan praktikum untuk aplikasi mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah I yang diperuntukkan bagi mahasiswa program studi S1 Keperawatan
Universitas Kader Bangsa Palembang.
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti praktikum dapat mengikuti semua
kegiatan praktikum dengan baik dan dapat melaksanakan semua prosedur
praktikum dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
modul ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis
bersedia menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk dapat
menyempurnakan modul praktikum ini di kemudian hari.
Semoga dengan adanya modul praktikum ini dapat membantu proses
belajar mengajar khususnya kegiatan praktikum mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah I dengan lebih baik lagi
ii
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
iii
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
DAFTAR ISI
iv
TOPIK I
Hand Hygiene (Kebersihan Tangan)
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep
1
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian sebanyak 8
kali putaran
2
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian sebanyak 8 kali putaran
3
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
F. Persiapan Alat
1. Air mengalir
2. Sabun antiseptik
3. Tissue pengering
G. Prosedur Pelaksanaan
1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan ,lepaskan cincin, jam
tangan dan perhiasan tangan lain
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir
3. Ambil sabun cair kira-kira 2- 5 ml (secukupnya) ,ratakan pada tangan yang
telah dibasahi
4. Lakukan 6 langkah cuci tangan dengan benar
5. Bilas kedua tangan dengan air
6. Keringkan dengan tissue sekali pakai, mulai dari ujung jari ke arah tangan
sampai benar-benar kering
7. Matikan kran air dengan menggunakan tissue tersebut untuk menutup kran
4
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK II
Pemasangan Infus
Ns. Dina Mariana, M.Kep
A. Pengertian
Pemberian cairan intravena (infus) yaitu memasukkan cairan atau obat
langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu
dengan menggunakan infus set (potter, 2005)
B. Tujuan
1. Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh
2. Memberikan obat
3. Transfuse darah
4. Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi
C. Peralatan
1. Cairan infus sesuai dengan kebutuhan klien
2. IV catheter (Abocath) sesuai ukuran yang dibutuhkan
3. Infus set (selang mikrodrip untuk bayi dan anak dengan tetesan 60
tetes/ml, dewasa selang makrodrip dengan tetesan 20 tetes/ml)
4. Standard infus
5. Tali pembendung (Torniquet)
6. Handscoen steril dan handscoen biasa
7. Bengkok
8. Pengalas
9. Spalk bila perlu
10. Tegaderm (jangan lupa untuk tanggal dan waktu pemasangan infus)
11. Pena
12. Kertas kecil untuk ditempel di cairan infus (berisikan tanggal/jam/kolf/gtt)
13. Wippy (alkohol swab)
14. Plester
5
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
15. Gunting
D. Indikasi
Tindakan infus diberikan pada:
1. Klien dengan dehidrasi
2. Sebelum transfusi darah
3. Pra dan post bedah
4. Klien yang sistem pencernaanya terganggu
E. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada, menanyakan apakah ada
riwayat alergi atau ada penyakit-penyakit lain yang diderita
e. Anjurkan pasien memakai baju yang mudah untuk masuk dan keluarnya
lengan
f. Meminta persetujuan pasien/keluarga (formulir informed consent)
g. Menanyakan kesiapan pasien
h. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Pakai handscoen disposible
c. Menempatkan larutan IV (cairan infus) dan menggantungkan pada
standart infus, sambil diperiksa label cairan infus sudah sesuai dengan
program terapi atau belum
6
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
d. Membuka infus set dari bungkusnya, kemudian mengatur klem roll 2-4
cm (1-2 inchi) di bawah bilik drip dan setelah itu mengembalikan klem
roll ke posisi off (terkunci)
e. Memasukkan infus set ke dalam kantong cairan, dengan:
1) Melepas penutup pelindung kantong cairan tanpa menyentuh
lubangnya
2) Melepas penutup pelindung dari penusuk selang, kemudian penusuk
selang ditusukkan ke dalam lubang kantong cairan dengan posisi
kantong infus tegak lurus
f. Mengisi bilik drip (tabung reservoir) infus, dengan:
1) Menekan bilik drip kemudian lepaskan dan biarkan bilik drip terisi
cairan infus hingga setengahnya
2) Melepas pelindung jarum dan klem roll untuk membiarkan cairan
mengalir melalui selang sampai selang bebas udara, setelah itu jarum
ditutup kembali
3) Cairan yang terbuang ditampung di dalam bengkok
4) Mengembalikan klem roll ke posisi off (terkunci) agar cairan infus
tidak menetes
5) Selang infus yang sudah disiapkan diletakkan di bak instrumen/ d
gantungkan pada standar infus, di dekatkan pada pasien, untuk
memudahkan dalam menghubungkan selang infus dengan IV catheter
(Abocath)
g. Menentukan daerah vena yang akan digunakan disesuaikan keperluan
dengan rencana pengobatan (punggung tangan kiri/kiri, kaki kanan/kiri),
dipilih tempat yang strategis, dalam arti memudahkan untuk pemberian
obat intra vena dan memberikan kenyamanan pada pasien maupun
petugas.
h. Memasang perlak/pengalas di bawah anggota tubuh yang akan di infus
i. Memasang tali pembendung/ tourniquet pada jarak 5 cm di atas tempat
penusukan dengan diklik, kemudian tali pembendung ditarik agar
kencang.
j. Memasang sarung tangan steril
7
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
8
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
mulai dari awal. Apabila tetesan lancar dan tidak ada extravasasi, maka
dilakukan fiksasi
v. Melakukan fiksasi dengan memasang plester kecil(1,25 cm) di bawah
catheter dengan sisi lengket menghadap ke atas dalam posisi menyilang.
Hal ini untuk mencegah pelepasan catheter dari vena secara tidak
sengaja. Pada bayi atau balita fiksasi diperkuat dengan spalk.
w. Memasang tegaderm
x. Mengatur kecepatan aliran/ tetesan infus tepat per menit sesuai dengan
instruksi dokter (Menghitung cairan infus sesuai dengan rumus yang
sudah di tetapkan)
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Evaluasi hasil / respon klien Evaluasi hasil / respon klien : Penyuluhan
pasca pemasangan infus. Memberikan pesan kepada pasien /
keluarganya apabila ada keluhan akibat pemasangan infus, misal : nyeri,
bengkak, badan demam/ menggigil atau cairan tidak lancar agar melapor
kepada petugas yang berjaga.
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Membereskan peralatan (Memilah sampah medis dan non medis dan
dibuang pada tempatnya masing-masing)
e. Berpamitan dengan klien
f. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
g. Dokumentasikan hasilnya (Mencatat kegiatan dalam lembar
keperawatan. Hal yang perlu dicatat antara lain : waktu pemberian
cairan, jenis cairan dan tetesan, jumlah cairan yang masuk, serta reaksi
pasien terhadap cairan yang masuk)
9
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK III
Terapi Intra Vena (IV)
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep
A. Pengertian
Adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam
pembuluh darah vena secara langsung dengan menggunakan spuit dan needle
steril
B. Tujuan
Mempercepat reaksi obat karena langsung masuk kedalam peredaran
darah.
C. Lokasi penyuntikan
1. Pada lengan : v. mediana cubiti/ v. sefalika/ v. basilica
2. Pada tungkai : v. saphenous
3. Pada leher : v. jugularis
4. Pada kepala : v. frontalis dan v. temporalis
5. Pada punggung kaki : v. dorsalis pedis
6. Pada tangan : v. metacarpal
D. Persiapan Alat
1. Alkohol swab
2. Plester
3. Bengkok
4. Obat yang dibutuhkan sesuai dosis
5. Torniquet
6. Handscoen bersih
10
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
E. Prosedur Pelaksanaan
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien (identifikasi kembali pasien
dengan memanggil nama pasien dan mencocokkan nama pasien dengan
nama yang tertera di gelang pasien)
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Gunakan handscoen
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai kebutuhan
d. Tentukan lokasi penyuntikan, umumnya di vena besar fossa cubiti.
Apabila vena sulit dicari dapat digantikan dengan vena besar lainnya di
daerah lain.
e. Pasang toeniquet / stuing pada daerah lebih tinggi dari lokasi
penyuntikan, anjurkan pasien mengepalkan tangan agar vena mudah
diraba / di lihat
f. Lakukan desinfeksi di lokasi yang akan disuntik (lokasi penyuntikan)
dengan kapas alkohol tunggu sampai kering, lalu tusukkan jarum ke
dalam vena dengan lubang menghadap ke atas sejajar dengan vena (sudut
30 - 45°)
g. Lakukan aspirasi untuk memastikan apakah jarum sudah masuk ke dalam
vena (dengan tanda darah keluar dari spuit) apabila sudah, anjurkan
pasien untuk membuka kepalan tangan sambil membuka karet
pembendung/ torniquet, masukkan obat secara perlahan-lahan sampai
habis kemudian cabut jarum suntikan.
11
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
h. Letakkan alkohol swab yang baru pada daerah bekas suntikan dan tekan
beberapa detik kemudian fisasi dengan plester.
4. Tahap terminasi
a. Rapikan pasien dan berpamitan dengan klien (jelaskan pada pasien
bahwa plester akan dilepas oleh perawat setelah ± 5 (lima) menit.
b. Rapikan kembali peralatan yang dipakai.
c. Lepaskan handscoen dan cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
d. Dokumentasikan hasilnya dengan benar
12
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK IV
Perekaman Elektrokardiogram (EKG)
Ns. Dina Mariana, M.Kep
A. Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik
jantung. Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman
listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam
melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG
hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu
dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita
tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis.
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di
kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting
diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan
yang berbeda.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
4. Ganguan -gangguan elektrolit
5. Perikarditis
6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
7. Menilai fungsi pacu jantung
C. Peralatan
1. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 2 kabel, sebagai berikut :
a. Satu kabel untuk listrik (power)
b. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan
warna.
c.
13
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
D. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Meminta persetujuan pasien/keluarga
e. Menanyakan kesiapan pasien
f. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan) dan
gunakan handscoen/ sarung tangan
b. Posisikan pasien supinasi/posisi fowler
c. Minta/bantu pasien untuk melepas pakaian atas
d. Instruksikan pasien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk atau
berbicara
e. Bersihkan tempat penyandapan dengan tissue yang dibasahi dengan
alcohol/air, kemudian diberi jelly
f. Pasang elektroda ekstremitas
14
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
h. Rekam EKG dengan cara tekan ON lalu START, setelah selesai tekan
OFF
i. Lepaskan elektroda, bersihkan bekas jelly dengan tissue dan tarok di
bengkok
j. Rapikan kembali alat-alat dan posisikan pasien senyaman mungkin
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi hasil / respon klien Evaluasi hasil / respon klien (catat
perubahan yang terjadi)
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Berpamitan dengan klien
d. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
e. Dokumentasikan hasilnya
15
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK V
Nebulisasi / Terapi Inhalasi
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep
A. Pengertian
Pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator
B. Tujuan
1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan nafas
C. Persiapan Alat
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
D. Langkah-langkah
1 Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya (jangan lupa untuk menanyakan persetujuan/kesiapan pasien)
d. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
16
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
17
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK VI
Teknik postural drainage
Ns. Dina Mariana, M.Kep
A. Pengertian
Postural Drainage adalah teknik pengaturan posisi tertentu untuk
mengalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari lobus paru dengan
pengaruh gravitasi.
Pembersihan dengan cara ini dicapai dengan melakukan salah satu atau
lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Setiap posisi mengalirkan bagian
khusus dari pohon trakeobronkial-bidang paru atas, tengah, atau bawah-ke
dalam trakea. Batuk atau penghisapan kemudian dapat membuang sekret dari
trakea.
B. Tujuan
Tujuan prosedur ini adalah untuk melepaskan mukus atau lendir dari
bronkiolus dan bronkus, serta mengalirkan sekret.
C. Indikasi
Tindakan ini dilakukan pada klien dengan:
1. gangguan paru-paru yang menunjukkan peningkatan produksi lendir
(bronkiektasis, emfisema, fibrosis kistik, dan bronkitis kronis).
2. Pasien dengan penurunan kemampuan batuk
3. Pasien dengan atelektasis
D. Peralatan
1 Bantal
2 Ranjang yang dapat mengatur posisi klien
3 Tisue
4 Handscoen bersih
5 Segelas air hangat
6 Pot sputum dengan desinfektan
18
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
E. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien (identifikasi kembali pasien
dengan memanggil nama pasien dan mencocokkan nama pasien dengan
nama yang tertera di gelang pasien)
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan) dan
gunakan handscoen
b. Melakukan postural drainage dengan cara bantu klien mengatur posisi
yang tepat sesuai dengan kebutuhan untuk postural drainage:
1) Apabila secret berada pada bronkus lobus apical anterior atas bagian
kanan dan kiri atur posisi pasien duduk di kursi, bersandar pada bantal
atau duduk semi fowler.
2) Apabila secret berada pada bronkus lobus apical posterior atas bagian
kanan dan kiri atur posisi pasien duduk di kursi, condong ke depan
pada bantal atau meja.
3) Apabila secret berada pada bronkus lobus atas anterior bagian kanan
dan kiri atur posisi klien berbaring terlentang datar dengan bantal kecil
di bawah lutut.
4) Apabila secret berada pada bronkus lobus tengah atas bagian kiri atur
posisi pasien berbaring miring kanan dengan lengan atas kepala pada
posisi trendelenberg dengan kaki tempat tidur ditinggikan 30 cm,
tempatkan bantal di belakang punggung dan gulingkan pasien
seperempat putaran ke bantal.
19
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
20
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
21
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK VII
Prosedur Suctioning
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep
A. Pengertian
Upaya membersihkan lendir/secret pada jalan nafas ataupun cairan
tubuh melalui penghisapan dengan alat suction
B. Tujuan
1. Mengeluarkan secret/cairan pada jalan nafas.
2. Melancarkan jalan nafas.
C. Persiapan Alat
1 Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya.
2 NaCl atau air matang.
3 Canule section.
4 Perlak dan pengalas.
5 Mesin suction.
6 Sarung tangan.
D. D.Langkah-langkah
1 Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2 Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
22
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
3 Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Gunakan sarung tangan
c. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien kepala sedikit Ekstensi
d. Memberikan Oksigen 2 – 5 menit
e. Meletakkan pengalas di bawah dagu pasien
f. Memakai sarung tangan
g. Menghidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
h. Memasukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10
cm)
i. Menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar
perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik untuk
dewasa)
j. Membilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien bernafas
k. Mengulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
l. Mengobservasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya
m. Mengobservasi secret tentang warna, baud an volumenya
4 Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya dan Berpamitan dengan
klien
c. Membereskan peralatan
d. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
e. Dokumentasikan hasilnya (catat hasilnya)
23
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK VIII
Terapi Oksigen
Ns. Dina Mariana, M.Kep
A. Pengertian
memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan menggunakan alat khusus sesuai kebutuhan
B. Tujuan
Mempertahankan dan Memenuhi kebutuhan oksigen pasien yang tidak dapat
dipenuhi sendiri
C. Peralatan
1. Tabung oksigen (O2) lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran (flow meter) dan humidifier yang sudah di isi dengan
aquadest
3. Nasal kanule sesuai ukuran (anak 8-10 Fr, dewasa wanita 10-12 Fr, dan
dewasa laki-laki 12-14 Fr) /face mask/NRM
4. Handscoen
5. Plester
6. gunting
D. Indikasi
Diberikan kepada pasien dengan keadaan/penyakit:
1. Hypoxia
24
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
E. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat (pastikan tabung oksigen sudah terisi oksigen, peralatan
tabung oksigen dan flow meter sudah terpasang dan humidifier sudah
terisi air)
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Meminta persetujuan pasien/keluarga
e. Menanyakan kesiapan pasien
f. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Pasang handscoen
c. Bantu klien pada posisi semi fowler jika memungkinkan, untuk
memberikan kemudahan ekspansi dada dan pernafasan lebih mudah
d. Sambung nasal kanule / Face mask / RM/NRM pada tabung oksigen
e. Nyalakan oksigen dengan aliran sesuai kebutuhan
f. Periksa aliran oksigen pada selang dengan cara mengecek apakah ada
aliran oksigennya atau tidak pada punggung tangan.
g. Alirkan oksigen sesuai kebutuhan
h. Pasang nasal kanule / Face mask / RM/NRM pada hidung:
25
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
26
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
27
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
28
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
29
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK IX
Perawatan Water Seal Drainage (WSD)
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep
A. Pengertian
Water Seal Drainage ( WSD ) merupakan tindakan yang dilakukan
untuk mengeluarkan udara, cairan berupa darah atau pus dari rongga pleura,
rongga thorax, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk
mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut.
B. Tujuan
1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga
thorax.
2. Mengembalikan tekanan negatif pada rongga pleura.
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps.
4. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura ( refluks drainage ) yang
dapat menyebabkan pneumothoraks.
5. Mengalirkan udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan
tekanan negatif rongga tersebut.
C. Indikasi
1. Pneumothoraks
2. Hemothoraks
3. Thorakotomi
4. Efusi Pleura
5. Emfiema
D. Kontraindikasi
1. Infeksi pada tempat pemasangan.
2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.
30
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
E. Persiapan Alat
1. Trolly dressing
2. Botol WSD berisi larutan bethadin yang telah diencerkan dengan NaCl
0,9% dan ujung selang terendam sepanjang 2 cm.
3. Satu bak instrumen steril berisi 2 buah pinset anatomis, 2 buah pinset
cirurgis, 1 buah gunting, 1 buah klem anatomis, 1 buah kom kecil, kasa
yang sudah dipotong bagian tengahnya dan kasa pentul secukupnya.
4. Kasa steril dalam tromol.
5. Korentang
6. Plester
7. Alkohol 70%
8. Bethadin 10%
9. Handscoon steril
10. Bengkok
F. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Meminta persetujuan pasien/keluarga (formulir informed consent)
e. Tutup tirai/skerem
f. Menanyakan kesiapan pasien
g. Bebaskan pakaian pasien bagian atas.
3. Tahap Kerja
a. Mengatur posisi sesuai kenyamanan dan kondisi klien
31
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
32
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK X
Teknik pengambilan darah arteri dan interpretasi Analisa Gas Darah
Ns. Dina Mariana, M.Kep
A. Pengertian
Analisa gas darah (AGD) atau arterial blood gas (ABG) test adalah tes
darah yang diambil melalui pembuluh darah arteri untuk mengukur kadar
oksigen, karbon dioksida, dan tingkat asam basa (pH) di dalam darah.
Sampel darah dianalisa oleh alat analisa gas darah yang ada di
laboratorium. Sampel darah harus dianalisis dalam waktu 10 menit dari waktu
pengambilan untuk memastikan hasil tes yang akurat.
Analisa gas darah meliputi pemeriksaan PO2, PCO3, PH, HCO3, dan
saturasi O2.
Ket:
PH darah arteri, menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah
pH < 7,0 disebut asam,
pH > 7,0 disebut basa (alkali).
Jika pH darah menunjukkan bahwa darah lebih asam, maka hal ini terjadi
akibat kadar karbon dioksida yang lebih tinggi.
Jika Sebaliknya ketika pH darah tinggi yang menunjukkan bahwa darah
lebih basa, maka hal ini terjadi akibat kadar bikarbonat yang lebih tinggi.
Bikarbonat adalah bahan kimia yang membantu mencegah pH darah
menjadi terlalu asam atau terlalu basa.
Tekanan parsial oksigen adalah ukuran tekanan oksigen terlarut dalam
darah. Hal ini menentukan seberapa baik oksigen bisa mengalir dari paru-
paru ke dalam darah.
Tekanan parsial karbon dioksida adalah ukuran tekanan karbon dioksida
terlarut dalam darah. Hal ini menentukan seberapa baik karbon dioksida
dapat mengalir keluar dari tubuh.
Saturasi oksigen adalah ukuran dari jumlah oksigen yang dibawa oleh
hemoglobin dalam sel darah merah.
33
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
B. Tujuan
1. Memeriksa fungsi organ paru yang menjadi tempat sel darah merah
mengalirkan oksigen dan karbon dioksida dari dan ke seluruh tubuh.
2. Memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal, serta gejala yang disebabkan
oleh gangguan distribusi oksigen, karbon dioksida atau keseimbangan pH
dalam darah,
3. Pada pasien penurunan kesadaran, gagal nafas, gangguan metabolik berat.
4. Tes ini juga dilakukan pada pasien yang sedang menggunakan alat bantu
napas untuk memonitor efektivitasnya.
34
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
C. Indikasi
1. Asma.
2. Penyakit paru obstruktif kronis.
3. Pneumonia.
4. Penyakit jantung.
5. Penyakit ginjal.
6. Gangguan metabolisme.
7. Trauma kepala atau leher yang memengaruhi pernapasan.
8. Infeksi berat atau sepsis.
9. Gangguan tidur.
10. Ketoasidosis diabetik.
11. Keracunan zat kimia atau overdosis obat.
12. Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan.
E. Persiapan Alat
1. Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak- anak)
dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
2. Heparin
3. Penutup jarum (gabus atau karet)
4. Kasa steril
5. Kapas alkohol
6. Plester dan gunting
7. Pengalas
8. Handuk kecil
35
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
F. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien (identifikasi kembali pasien
dengan memanggil nama pasien dan mencocokkan nama pasien dengan
nama yang tertera di gelang pasien)
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, Jelaskan bahwa dalam prosedur
pengambilan akan menimbulkan rasa sakit, Jelaskan tentang allen’s tes,
beri kesempatan pada klien untuk bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Gunakan handscoen
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai kebutuhan
d. Palpasi arteri radialis
e. Lakukan allen’s test dengan cara:
1) Pasien diminta untuk menggenggam, tekan arteri ulnaris dan arteri
radialis dengan 2 jari pada masing-masing arteri
2) Pasien diminta membuka genggamannya, amati telapak tangan pasien
menjadi pucat
36
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
3) Lepas tekanan pada arteri ulnaris, bila telapak tangan pasien menjadi
kemerahan, maka tes positif, darah bisa diambil
37
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
38
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK XI
Perawatan Trakheostomi
Ns. Bardah Wasalamah, M.Kep
A. Pengertian
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding
depan/anterior trakea untuk mempertahankan jalan nafas agar udara dapat
masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas.
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea.
(Smeltzer & Bare, 2002)
Trakeostomi adalah insisi operasi dimana memasukkan selang ke dalam
trakea agar klien dapat bernafas dengan lebih mudah dan mengeluarkan
sekretnya. ( Putriardhita, C, 2008)
Ketika selang indwelling dimasukkan kedalam trakea, maka istilah
trakeostomi digunakan. Trakeostomi dapat menetap atau permanent.
Trakeostomi dilakukan untuk memintas suatu obstuksi jalan nafas atas, untuk
membuang sekresi trakeobronkial, untuk memungkinkan penggunaan ventilasi
mekanis jangka panjang, untuk mencegah aspirasi sekresi oral atau lambung
pada pasien tidak sadar atau paralise (dengan menutup trakea dari esophagus),
dan untuk mengganti selang endotrakea, ada banyak proses penyakit dan
kondisi kedaruratan yang membuat trakeostomi diperlukan
39
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
B. Indikasi
Gangguan yang mengindikasikan perlunya trakeostomi;
1. Terjadinya obstruksi jalan nafas atas
2. Sekret pada bronkus yang tidak dapat dikeluarkan secara fisiologis,
misalnya pada pasien dalam keadaan koma.
3. Untuk memasang alat bantu pernafasan (respirator).
4. Apabila terdapat benda asing di subglotis.
5. Penyakit inflamasi yang menyumbat jalan nafas (misal angina ludwig),
epiglotitis dan lesi vaskuler, neoplastik atau traumatik yang timbul melalui
mekanisme serupa
6. Mengurangi ruang rugi (dead air space) di saluran nafas atas seperti rongga
mulut, sekitar lidah dan faring. Hal ini sangat berguna pada pasien dengan
kerusakan paru, yang kapasitas vitalnya berkurang.
Indikasi lain yaitu:
1. Cedera parah pada wajah dan leher
2. Setelah pembedahan wajah dan leher
3. Hilangnya refleks laring dan ketidakmampuan untuk menelan sehingga
mengakibatkan resiko tinggi terjadinya aspirasi
C. Klasifikasi Trakeostomi
Menurut Sakura21 (2009), trakeostomi dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu
berdasarkan letak trakeostomi dan waktu dilakukan tindakan. Berdasarkan
40
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
letak trakeostomi terdiri atas letak rendah dan letak tinggi dan batas letak ini
adalah cincin trakea ketiga. Sedangkan berdasarkan waktu dilakukan tindakan
maka trakeostomi dibagi dalam
1. Trakeostomi darurat (dalam waktu yang segera dan persiapan sarana sangat
kurang)
2. Trakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) dan dapat dilakukan secara
baik.
D. Kegunaan Trakeostomi
Menurut Masdanang (2008), kegunaan dilakukannya tindakan
trakeostomi antara lain adalah:
1. Mengurangi jumlah ruang hampa dalam traktus trakheobronkial 70 sampai
100 ml. Penurunan ruang hampa dapat berubah ubah dari 10% sampai 50%
tergantung pada ruang hampa fisiologik tiap individu.
2. Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan yang selanjutnya mengurangi
kekuatan yang diperlukan untuk memindahkan udara sehingga
mengakibatkan peningkatan regangan total dan ventilasi alveolus yang lebih
efektif. Asal lubang trakheostomi cukup besar (paling sedikit pipa 7).
3. Proteksi terhadap aspirasi.
4. Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, yang sangat penting
pada pasien dengan gangguan pernafasan.
5. Memungkinkan jalan masuk langsung ke trachea untuk pembersihan.
6. Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus.
7. Mengurangi kekuatan batuk sehingga mencegah pemindahan secret ke
perifer oleh tekanan negatif intra toraks yang tinggi pada fase inspirasi batuk
yang normal.
E. Komplikasi Trakeostomi
Menurut Ilham (2010), komplikasi yang terjadi pada tindakan trakeostomi
yaitu:
1. Perdarahan
2. Pneumothoraks terutama pada anak-anak
41
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
3. Aspirasi
4. Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi
5. Paralisis saraf rekuren
F. Persiapan Alat
1. Tali pengikat trakeostomi
2. Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen Peroksida (H202), spuit 10cc.
3. Stetoskop
4. Suction set
5. Set ganti balut steril
6. 1 pasang handscoen bersih dan 2 pasang handscoen steril
7. Kapas apus (swab), alkohol 70%
8. Nierbeken/bengkok, plester, dan gunting
9. Sikat pembersih
10. Handuk, perlak, dan kantung plastik
11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker, gaun/ skort (kalau perlu)
G. Langkah-langkah
1 Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2 Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3 Tahap Kerja
a. Atur posisi pasien senyaman mungkin (supine atau semifowler)
b. Mendekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau
c. Membentangkan handuk didada klien
42
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
43
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
44
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
45
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK XII
Tourniquet test/ Rumple Leed Test
Ns. Dina Mariana, M.Kep
A. Pengertian
Tes ini juga dikenal sebagai tourniquet test, adalah evaluasi nonspesifik
untuk mengukur kerapuhan dinding kapiler dan kekurangan jumlah platelet dan
fungsinya.
Manset pemompa tekanan darah pada tekanan yang spesifik dengan
periode waktu yang menghasilkan peningkatan tekanan dan hipoksia pada
bagian distal dari manset. Penurunan resistensi kapiler menyebabkan kapiler
darah pecah, yang berujung pada perdarahan.
Pengujian ini didefinisikan oleh WHO sebagai salah satu syarat yang
diperlukan untuk diagnosis DBD. Ketika manset tekanan darah dipacu ke titik
antara tekanan darah sistolik dan diastolik selama lima menit, maka tes ini akan
dinilai. Tes positif jika ada 10 atau lebih petechiae per inci persegi.Dalam DBD
tes biasanya memberikan hasil positif yang pasti dengan 20 petechiae atau
lebih.
B. Tujuan
Mengetahui fungsi trombosit dan melihat petechiae.
C. Indikasi
Pada pasien dengan indikasi demam berdarah
46
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
D. Persiapan Alat
1. Manset tekanan darah
2. Manometer
3. Pengukur waktu
4. Handscoen
E. Langkah-langkah
1 Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2 Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalkan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Tutup tirai/skerem
3 Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan) dan
gunakan handscoen
b. Atur posisi pasien senyaman mungkin
c. Pasang manset tensimeter pada lengan atas. Carilah tekanan sistolik (TS)
dan tekanan diastolik (TD).
d. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar ½ x (TS + TD),
pertahankan tekanan ini selama 5 menit.
e. Longgarkan manset dan lepaskan manset lalu perhatikan ada
tidaknya petechie dalam lingkaran yang telah dibuat
f. Nilai rujukan :
1) < 10 : normal (nagatif)
2) 10 – 20 : dubia (ragu-ragu)
3) > 20 : abnormal (positif)
47
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
4 Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya dan Berpamitan dengan
klien
c. Membereskan peralatan
d. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
e. Dokumentasikan hasilnya (catat hasilnya)
48
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
TOPIK XIII
Transfusi Darah
Ns. Bardah Wasalamah, M.kep
A. Pengertian
Tranfusi darah merupakan tindakan yang dilakukan bagi klien yang
memerlukan darah dengan memasukkan darah melalui vena dengan
menggunakan set tranfusi
B. Tujuan
1. Meningkatkan volumedarah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia berat
3. Memberikan komponen selular tertentu sebagai terapi sulih (misalnya,
faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien
hemofilia)
C. Indikasi
1. Anemia pada pendarahan akut setelah didahului penggantian volume dengan
cairan
2. Anemia kronis, jika Hb tidak bisa dinaikan dengan cara lain
3. Gangguan trombilitik, karena defisiensi komponen darah
4. Plasma loss/hipo albumin jika tidak dapat lagi di berikan plasma
subtitle/larutan albumin
D. Persiapan Alat
1. Vena cateter berukuran besar (18G - 19G)
2. Normal saline (NaCl 0.9%)
3. Transfuse set (yang mempunyai filter)
4. Produk darah yang tepat
5. Hanscoeen
49
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
6. Kapas alcohol
7. Plester
8. Manset tekanan darah
9. Stetoskop
10. Thermometer
11. Format inform consen yang telah ditanda tangani (Bila di perlukan)
E. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien dengan membaca catatan
keperawatan dan catatan medis klien
b. Siapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam pada pasien
b. Perkenalakan diri/ menanyakan nama pasien
c. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
d. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada, menanyakan apakah ada
riwayat alergi atau ada penyakit-penyakit lain yang diderita
e. Meminta persetujuan pasien/keluarga (formulir informed consent)
f. Tutup tirai/skerem
3. Tahap Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan (6 langkah cuci tangan)
b. Pakai handscoen disposible
c. Jika pasien sudah terpasang infuse,ganti infuse dengan blood set
d. Bilas atau ganti cairan infuse dengan cairan ns 0,9% kurang lebih 25cc
e. Pasang darah/komponen darah yang akan ditransfusikan, kemudian atur
kecepatan tetesan darah ( batas aman transfuse dengan kondisi jantung
yang baik, tidak ada hipovolemi adalah 1ml/kg bb/ jam (satu kantong
darah kira - kira 3 jam).
f. Dokter atau perawat harus 15 menit disamping klien untuk mengawasi
keadaan umum, keluhan klien, dan memonitoring tanda - tanda vital srta
50
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
tanda - tanda alergi seperti : gatal, sesak nafas, rasa demam, mual, nyeri
punggung dll.
g. Evaluasi dan pengukuran perlu dilakukan tiap jam, sampai 1-2 jam
setelah transfusi berakhir
h. Jika ditemukan tanda - tanda alergi, transfuse segera dihentikan, segera
ganti blood set dengan yang baru, berikan infuse Ns 0.9%, ukur tanda -
tanda vital jika ada gangguan hemodinamik lakukan tindakan
berdasarkan pada penatalaksaan klien dengan ganggguan hemodinamik.
4. Tahap Terminasi
a. Rapikan klien, memberi posisi yang nyaman untuk klien.
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Membereskan peralatan (Memilah sampah medis dan non medis dan
dibuang pada tempatnya masing-masing)
d. Berpamitan dengan klien
e. Lepaskan handscoen, Cuci tangan (6 langkah cuci tangan)
f. Dokumentasikan hasilnya (Mencatat kegiatan dalam lembar
keperawatan. Hal yang perlu dicatat antara lain : waktu pemberian,
golongan darah, Rh (+/-) nomor kantong darah, respon klien dll.)
51
Modul Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dina Mariana, Bardah wasalamah
DAFTAR PUSTAKA
52