Anda di halaman 1dari 8

PEMASANGAN KATETER PRIA DAN WANITA

A. Definisi

Kateterisasi adalah memasukkan kateter ke dalam kandung kemih lewat uretra


dengan menggunakan teknik aseptik yang bertujuan untuk mengosongkan kandung
kemih. Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan selang
plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan
mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol
perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk
mengkaji haluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil
(Potter dan Perry, 2006).

B. Jenis-jenis Kateterisasi Urin

1. Kateterisasi intermiten
Pemasangan kateter sementara dilakukan dengan cara kateter lurus yang sekali
pakai dimasukkan sampai mencapai kandung kemih yang bertujuan untuk
mengeluarkan urin. Tindakan ini dapat dilakukan selama 5 sampai 10 menit.Pada saat
kandung kemih kosong maka kateter kemudian ditarik keluar, pemasangan kateter
intermitten dapat dilakukan berulang jika tindakan ini diperlukan, tetapi penggunaan
yang berulang meningkatkan resiko infeksi (Potter dan Perry, 2006).
2. Kateterisasi menetap

Kateter menetap digunakan untuk periode waktu yang lebih lama.Kateter


menetap ditempatkan dalam kandung kemih untuk beberapa minggu pemakaian
sebelum dilakukan pergantian kateter.Pemasangan kateter ini dilakukan sampai klien
mampu berkemih dengan tuntas dan spontan atau selama pengukuran urin akurat
dibutuhkan (Potter dan Perry, 2006).
Kateter menetap terdiri atas foley kateter (double lumen) dimana satu lumen
berfungsi untuk mengalirkan urin dan lumen yang lain berfungsi untuk mengisi balon
dari luar kandung kemih. Tipe triple lumen terdiri dari tiga lumen yang digunakan
untuk mengalirkan urin dari kandung kemih, satu lumen untuk memasukkan cairan ke
dalam balon dan lumen yang ketiga dipergunakan untuk melakukan irigasi pada
kandung kemih dengan cairan atau pengobatan (Potter dan Perry, 2006).
C. Indikasi Pemasangan Kateter
Kateter diindikasikan untuk beberapa alasan. Pemasangan kateter dalam
jangka waktu yang pendek akan meminimalkan infeksi, sehingga metode pemasangan
kateter sementara adalah metode yang paling baik.

a. Indikasi pada pemasangan kateter sementara :

1) Mengurangi ketidaknyamanan pada distensi kandung kemih.

2) Pengambilan urin residu setelah pengosongan kandung kemih

b. Indikasi pada pemasangan kateter jangka pendek :

1. Obstruksi saluran kemih (pembesaran kelenjar prostat)

2. Pembedahan untuk memperbaiki organ perkemihan, sepertivesika urinaria, uretra


dan organ sekitarnya.

3. Preventif pada obstruksi uretra dari perdarahan

4. Untuk memantau output urin

5. Irigasi vesika urinaria

c. Indikasi pada pemasangan kateter jangka panjang :

1. Retensi urin pada penyembuhan penyakit ISK/UTI

2. Skin rash, ulcer dan luka yang iritatif apabila kontak dengan urin

3. Klien dengan penyakit terminal

D. Tujuan
a. Kateterisasi intermiten
1. Menghilangkan distensi kandung kemih.
2. Untuk menilai sisa urin pasca pengosongan kandung kemih.
3. Mendapatkan bahan pemeriksaan steril.
4. Mengosongkan kandung kemih sebelum proses melahirkan atau operasi
abdomen.
b. Kateterisasi menetap (Indweling)
1. Memudahkan pengeluaran urin pada pasien inkontinensia.
2. Memudahkan drainase kandung kemih kontinyu pasca trauma/operasi pada
saluran kemih atau operasi besar lainnya.
3. Untuk membidai uretra untuk mempercepat pemulihan pasca operasi urologi.
4. Meredakan retensi akut atau kronis.
5. Mencegah kontak urin dengan insisi pasca-operasi perineum.

E. Perangkat Alat
a. Bak instrument steril berisi:
i. Lubrikan steril
ii. Doek lubang
b. APD sesuai kebutuhan.
c. Sarung tangan 2 pasang (steril I pasang, bersih I pasang).
d. Pengalas
e. Foley kateter (ukuran sesuai kebutuhan) dan urin bag.

f. Kapas cebok dalam tempatnya.


g. Nierbeken 2 buah.
h. Spuit sesuai kebutuhan
i. Aqua steril dalam tempatnya
j. Plester.
k. Tempat sampah.
l. Sampiran
F. Langkah-langkah

Pemasangan Kateter Urin Pria

a) Tahap Pra Interaksi:


 Mahasiswa mengecek file (catatan medis/ keperawatan) pasien.
 Mahasiswa mempersiapkan alat.
1. Bak instrument steril berisi:

 Lubrikan steril

 Doek lubang
2. APD sesuai kebutuhan
3. Sarung tangan 2 pasang (steril 1 pasang, bersih 1 pasang).
4. Pengalas
5. Foley kateter (ukuran sesuai kebutuhan) dan urin bag
6. Kapas cebok dalam tempatnya.
7. Nierbeken 2 buah.
8. Spuit sesuai kebutuhan.
9. Aqua steril dalam tempatnya.
10. Plester Tempat sampah.
11. Sampiran

b) Tahap Orientasi:

1) Mahasiswa memberikan salam dan memperkenalkan diri.

2) Mahasiswa melakukan identifikasi pasien.

3) Mahasiswa menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

4) Menjaga privasi pasien

c) Tahap Kerja:
1) Dekatkan alat-alat ke pasien.
2) Lakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur.
3) Mahasiswa memasang sampiran dan mengatur posisi dalam keadaan nyaman sesuai
kebutuhan dan mahasiswa berdiri di sisi kanan pasien.
4) Mahasiswa menggantung urin bag dengan arah skala ukur ke arah luar di sisi tempat
tidur pasien.
5) Mahasiswa melakukan kebersihan tangan dan pasang APD sesuai kebutuhan.
6) Mahasiswa membuka pakaian bawah pasien (celana/kain sarung).
7) Mahasiswa memasang pengalas dan atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
8) Mahasiswa mendekatkan nierbeken diantara kedua paha dan lakukan penis hygiene.
9) Mahasiswa mendekatkan nierbeken kedua untuk menampung urin.
10) Mahasiswa mengganti sarung tangan bersih dengan steril, pasang doek lubang.
11) Mahasiswa membuka dan olesi ujung kateter dengan kassa jelly sampai batas cabang
kateter / menyemprotkan jelly melalui lubang penis.
12) Mahasiswa memasukkan kateter ke uretra sampai batas cabang kateter dengan tangan
kanan, tangan kiri memegang penis sambil menganjurkan pasien rileks.
13) Mahasiswa menampung urin dengan menggunakan nierbeken.
14) Mahasiswa memperhatikan respon pasien.
15) Mahasiswa mengisi balon kateter dengan cairan aquades steril sesuai dengan volume
yang tertera pada kateter dan selang kateter ditarik sampai ada tahanan.
16) Mahasiswa mengangkat duk lobang, menyambungkan kateter ke urin bag.
17) Mahasiswa membereskan alat-alat, melepaskan APD dan melakukan kebersihan
tangan.

d) Tahap Terminasi:

1. Lakukan evaluasi subjektif dan sampaikan hasil pemeriksaan pada pasien.


2. Membuat kontrak selanjutnya.
3. Ucapkan salam dan terima kasih pada pasien atas kerja samanya.
4. Cuci tangan.
5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
Pemasangan Kateter Urin Wanita

A. Tahap Pra Interaksi:

 Mahasiswa mengecek file (catatan medis/ keperawatan) pasien.

 Mahasiswa mempersiapkan alat

1. Bak instrument steril berisi:

 Lubrikan steril.

 Dock lubang

2. APD sesuai kebutuhan.

3. Sarung tangan 2 pasang (steril 1 pasang, bersih I pasang)

4. Pengalas

5. Foley kateter (ukuran sesuai kebutahan) dan urin bag.

6. Kapas cebok dalam tempatnya.

7. Nierbeken 2 buah

8. Spuit sesnai kebutuhan

9. Aqua steril dalam tempatnya

10. Plester Tempat sampah

11. Sampiran
B. Tahap Orientasi:

1) Mahasiswa memberikan salam dan memperkenalkan diri

2) Mahasiswa melakukan identifikasi pasien.

3) Mahasiswa menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

4) Menjaga privasi pasien

C. Tahap Kerja:

1) Dekatkan alat-alat ke pasien.

2) Lakukan cuci tangan sesuai dengan prosedur.

3) Mahasiswa memasang sampiran dan mengatur posisi dalam keadaan nyaman sesuai
kebutuhan dan berdiri di sisi kanan pasien.

4) Mahasiswa menggantung urin bag dengan arah skala ukur ke arah luar di sisi tempat
tidur pasien.

5) Mahasiswa melakukan kebersihan tangan dan pasang APD sesuai kebutuhan.

6) Mahasiswa membuka pakaran bawah pasien (sesuai kondisi pasien).

7) Mahasiswa memasang pengalas dan atur posisi pasien dorsal recumbent.

8) Mahasiswa mendekatkan nierbeken diantara kedua paha dan lakukan vulva hygiene.

9) Mahasiswa mendekatkan nierbeken kedua untuk menampung urin.

10) Mahasiswa membuka sarung tangan bersih, lakukan kebersihan tangan, kemudian
memasukkan foley kateter ke dalam bak instrument steril, siapkan kassa yang diolesi
jelly.

11) Mahasiswa menyiapkan spuit yang diisi dengan cairan aquadest sesuai ketentuan yang
tertera pada kateter.

12) Mahasiswa memasang handscoen steril, pasang doek lubang.

13) Mahasiswa mengolesi ujung kateter dengan kassa jelly sepanjang 10 cm.
14) Mahasiswa memasukkan kateter ke uretra sampai urin keluar dilanjutkan 2-5 cm
dengan tangan kanan, sambil menganjurkan klien rileks.

15) Mahasiswa menampung urin dengan menggunakan nierbeker.

16) Mahasiswa memperhatikan respon pasien.

17) Mahasiswa mengisi balon kateter dengan cairan aquades steril sesuai dengan volume
yang tertera pada kateter dan selang kateter ditarik sampai ada tahanan.

18) Mahasiswa mengangkat duk lobang, menyambungkan kateter ke urin bag.

19) Mahasiswa membereskan alat-alat, melepaskan APD dan melakukan kebersihan


tangan.

D. Tahap Terminasi:

1. Lakukan evaluasi subjektif dan sampaikan hasil pemeriksaan pada pasien.

2. Membuat kontrak selanjutnya.

3. Ucapkan salam dan terima kasih pada pasien atas kerja samanya.

4. Cuci tangan.

5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Susmiati,dkk. 2020. Modul Pratikum Ilmu Keperawatan (IKD 2). Padang: Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas.
Potter, P.A & Perry, A.G. 2006. Fundamental Keperatawan (3-volt set). Edisi Bahasa
Indonesia 6. Singapore: Elsevier Pte.Ltd.

Anda mungkin juga menyukai