Anda di halaman 1dari 7

TUGAS SOP( PEMASANAGAN KATETER URINE & HUKNAH)

Dosen Pengampu :

Al Murhan S.Kp.,M.Kes.

Disusun oleh:

SITI SANJAYA AYU (2014401031)


NIM : 2014401031
KELAS: REGULER 1

Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Jurusan DIII KEPERAWATAN Tingkat 1

Tahun 2020/2021
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter Urine Pria dan Wanita

 Pengertian Pemasangan Kateter Urine

Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan eliminasi urine.

Indikasi Pemasangan Kateter Urine :

 Pasien dengan gangguan eliminasi urine


 Pasien dengan pemantauan output
 Pasien post op.

 Tujuan Pemasangan Kateter Urine

Yaitu untuk Memenuhi kebutuhan urin eliminasi.

 Persiapan Tempat dan Alat


1) Baki
2) Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien
3) penampung urine (Urine Bag)
4) Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya
5) Kassa
6) Korentang
7) pelumas/jelly
8) Perlak dan alasnya
9) Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine
10) Pinset anatomi atau sarung tangan steril
11) Duk steril
12) Spuit 20 cc dan aquades
13) Sketsel
14) Selimut ekstra
15) Plester atau gunting.

 Persiapan Pasien
1) pasien dan menjelaskan tujuannya
2) Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal recumbent
 Persiapan Lingkungan

1) Memasang sketsel/tabir dan menutup pintu.


2) Pelaksanaan Pemasangan Kateter Urine
3) Pasang ekstra selimut
4) Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong dan lepas pakaian
5) Meletakkan dua bengkok diantara kedua tungkai
6) Mencuci tangan
7) Pakai sarung tangan
8) Memasang duk steril.

A. Cara Pemasangan Kateter Urine Wanita

1) Membuka labia minora dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, dan tangan kanan
memegang kapas sublimat.
2) Membersihkan vulva dengan kapas savlon/sublimat dari labia mayora dari atas ke bawah
1 kali usap, kapas kotor diletakkan di bengkok, kemudian labia minora, dan perineum
sampai bersih (sesuai kebutuhan).
3) Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset anatomis mengambil kateter dan
diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm (Gambar 2.4).
4) Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri.
5) Memasukkan kateter ke dalam orificium uretra perlahan-lahan (5-7.5 cm dewasa) dan
menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang (Gambar 2.5).
6) Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril dan masukan lagi (2.5-5
cm).
7) Bila kateter dipasang tetap/permanen maka, isi balon 5-15 cc (kateter dikunci memakai
spuit dan aquades steril) (Gambar 2.8).
8) Tarik sedikit kateter untuk memeriksa balon sudah terfiksasi dengan baik.
9) Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
10) Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
11) Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut.
12) Rapikan dan alat-alat dibereskan.
13) Lepas sarung tangan.
14) Mencuci tangan.
15) Buka sampiran.
B. Cara Pemasangan Kateter Urine Pada Pria

1) Tangan kiri perawat memegang penis atas.


2) Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan dibersihkan dengan kapas savlon minimal
kali.
3) Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter sepanjang 12.5-17.5 cm
4) Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter dimasukkan perlahan-lahan (17.5-22 cm
(dewasa) dan menganjurkan pasien untuk nafas panjang
5) Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril lalu masukkan lagi 5 cm.
6) Bila kateter dipasang tetap/permanen maka kateter dikunci memakai spuit dan aquades
steril (mengisi balon)Menyambung kateter dengan urobag/urine bag.
7) Fiksasi kateter di paha dengan plester bila untuk aktifitas
8) Pasien dirapikan dengan angkat pengalas dan selimut
9) Rapikan dan alat-alat dibereskan
10) Mencuci tangan
11) buka sampiran

 Sikap Selama Pemasangan Kateter


1) Menunjukkan sikap sopan dan ramah
2) Menjamin Privacy pasien
3) Bekerja dengan teliti
4) Memperhatikan body mechanism.

 Evaluasi
1) Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.
2) Observasi pengeluaran urine (jumlah, warna, dan bau).

 Pengetahuan yang Harus Dikuasai

1) Anatomi dan fisiologi sistem perkemihan (eliminasi urine)


2) Faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
3) Perubahan pola eliminasi urine
4) Karakteristik normal urine
5) Tanda-tanda perubahan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine
Standar Operasional Prosedur (SOP) Huknah Rendah dan Huknah Tinggi

 Pengertian Huknah

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi fekal.

 Indikasi Huknah

Pasien yang tidak bisa BAB dan persiapan pembedahan.

 Tujuan Huknah

Melancarkan pengeluaran BAB dan mengosongkan feses supaya tidak BAB saat operasi.

1) Persiapan Tempat dan Alat Huknah


2) Selimut
3) Irigator/slang karet
4) Canul klem rectal

Air hangat/ NaCl 0.9% (40,5-43,3 derajat Celcius) sebanyak:

• 500 cc untuk huknah rendah

• 1000 cc untuk huknah tinggi

5) Bengkok
6) Tissu
7) Vaselin
8) Pispot
9) Botol berisi air cebok
10) Handuk
11) Kertas kloset
12) Sarung tangan
13) Perlak
14) Sketsel
15) Standar infus.
 Persiapan Pasien Huknah

1) Menjelaskan pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan.


2) Mengatur posisi miring kiri (huknah rendah), miring kanan untuk huknah tinggi.

 Persiapan Lingkungan

Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman.

 Pelaksanaan Huknah Rendah dan Huknah Tinggi


1) Pasang sampiran
2) perawat mencuci tangan
3) Perawat memakai sarung tangan
4) Menanggalkan pakaian bawah pasien dan melepaskan sprei kecil lalu selimut dipasang
5) Meletakkan bengkok ke bawah pantat
6) Gantung irigatur pada standart infuse dengan ketinggian:

• 15-20 cm (klisma rendah) dari bokong pasien

• 45-50 cm (klisma tinggi) dari bokong pasien

7) Pasang kanul klem.


8) Mengisi irigator dengan air hangat/Nacl:

• 1000 cc klisma tinggi

• 500 cc klisma rendah

9) Dicoba dialirkan melalui kanul ke bengkok dan klem kembali.


10) Mengolesi ujung kanul dengan slem/jelly.
11) Memasukkan kanul ke dalam rektum dengan hati-hati dengan arah menuju umbilicus:

• huknah rendah 7,5 cm

• huknah tinggi 10 cm

12) Mengatur cairan perlahan-lahan kurang lebih 100 cc/menit.


13) Klem selang karet bila cairan habis.
14) Mengeluarkan kanul bila cairan irigator habis (atau bila pasien merasa tidak bisa
menahan lagi).
15) Menganjurkan pasien untuk menahan cairan sampai betul-betul ingin BAB.
16) Membantu pasien untuk BAB dengan menggunakan pispot atau ke kamar mandi.
17) Membersihkan daerah anus.
18) Angkat pispot dan dan selimut ekstra dan tutup.
19) Kembalikan ke posisi semula.
20) Membereskan alat-alat.
21) Sarung tangan dilepas.
22) Perawat mencuci tangan.
23) Observasi klien.
24) Catat tindakan yang dilakukan.

Sikap Selama Pelaksanaan Huknah

1) Menunjukkan sikap sopan dan ramah.


2) Menjamin Privacy pasien.
3) Bekerja dengan teliti.
4) Memperhatikan body mechanism.

Evaluasi

1) Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah tindakan.


2) Observasi pengeluaran urine.

Anda mungkin juga menyukai