Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SITI SANJAYA AYU

NIM : 2014401031

KELAS : REGULER 1 TK 1

PRODI: DIII KEPERAWATAN

RANCANGAN TUGAS 2

TEKNIK DOKUMENTASI & PELAPORAN DALAM TATANAN KLINIK


SOAL!

1. Sejarah perkembangan komputer keperawatan?


Jawaban:
Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat
dalam menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan
jasa komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan.
Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam
menggunakan komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa
kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR)
diterapkan, dan perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen.
Pada akhir tahun 1980-an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali
dan perangkat lunak untuk pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen
keperawatan (SIMK)
Perkembangan teknologi informasi dewasa ini di Indonesia belum secara luas
dimanfaatkan dengan baik oleh perawat khususnya di pelayanan rumah sakit, terutama
pelayanan keperawatan.

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian
sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai dengan sistem
pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan, asuhan keperawatan
yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan sistem
/perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal pendokumentasian asuhan
keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap
proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.
Salah satu bagian dari perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai
dipergunakan oleh kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA
( personal digital assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan
dipermudah dengan pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter,
bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan
terakhir.

Penerapan TIK di bidang kesehatan dapat diibaratkan sebagai pisau bermata 2


Penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan dapat diibaratkan sebagai pisau
bermata dua. Di satu sisi, inovasi ini dapat menyebabkan efisiensi, tetapi disisi lain dapat
menyebabkan pemborosan, memperburuk kinerja organisasi bahkan kegagalan. Salah
satu upaya dalam membantu peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat kelompok
penelitian Teknik Biomedika ITB mengembangkan sistem telemedika berbasis ICT.
Sistemtelemedika berbasis ICT terutama terdiri dari sejumlah unit berbasis PC,
infrastruktur telekomunikasi yang tersedia, modul perakgkat keras, modul perangkat
lunak aplikasi, serta SDM pelaksana.
Hal tersebut telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah
dimana uji cobanya telah diimplementasikan pada Dinas Kesehatan Kota Bandung dan
sejumlah puskesmas, dengan aplikasi mecakup pencatatan, pelaporan data pasien dan
data obat, telekonsultasi sederhana, tele koordinasi, tele diagnosa serta pendidikan
masyarakat. Meskipun diperoleh hasil-hasil positif, berbagai langkah pengembangan
lebih lanjut masih diperlukan untuk implementasi sistem telemedika di sejumlah lembaga
pelayanan kesehatan masyarakat. Terdapat berbagai tantangan menarik untuk
pengembangan berbagai aplikasi sistem telemedika berbasis ICT guna membantu
penyelesaian masalah nyata dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Implementasi system informasi keperawatan di Indonesia?


Jawaban:
Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, Perawat sebagai
salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan,
mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam
upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut
dengan dokumentasinya.
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang
pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi
keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh
seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka
bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan

Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan
sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai
pendokumentasian yang lengkap.
( Hariyati, RT., th 1999) Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi
yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya
dan pelayanan keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol
pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada pasien akan
cenderung kurang baik, dan dapat merugikan pasien

Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di


Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian
tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi
pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya.
Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga
sering form pendokumentasian tidak tersedia

Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering
hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi
asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga
memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika
sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau
terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat
menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada
pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.

Dengan informasi yang berbasis dengan komputer diharapkan waktu pengisian form
tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah mencari data yang telah tersimpan dan
resiko hilangnya data dapat dikurangi serta dapat menghemat tempat karena dapat
tersimpan dalam ruang yang kecil yang berukuran 10 cm x 15 cm x 5 cm . Sistem ini
sering dikenal dengan Sistem informasi manjemen.

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi


yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi
mempunyai komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber
daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I. 2001).

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan
informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan (Gravea & Cococran,1989)

Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar negri sekitar
tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sistem informasi diterapkan pada
sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien. (Liaw,
T.,1993). Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi
kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010(Reliable Health Information
2010 ). (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan
untuk membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah sakit
dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal.

Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa
institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya
dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi
keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.dokumentasi
keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti prinsip-prinsip
pendokumentasian, serta sesuai dengan standar pendokumentasian internasional seperti:
ANA, NANDA,NIC (Nursing Interventions Classification, 2000).

Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung pedoman bagi
pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/Decision Support System dan
Executive Information System.(Eko,I. 2001) Informasi asuhan keperawatan dalam
sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam
menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan
budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada keperawatan
maka data ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem
Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset
keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya. (Udin,and Martin,
1997)

Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun


pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia masih banyak mengalami
kendala. Hal ini mengingat komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yang
dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya. Kendala SIM yang lain
adalah kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk. Pada kondisi tersebut
hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindungan hukum atas dokumen perusahaan
yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1997. Undang-undang ini mengatur tentang
keamanan terhadap dokumentasi yang berupa lembaran kertas, namun sesuai
perkembangan tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan dalam
Compact Disk Read Only Memory (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya dan
disimpan di lain tempat yang aman . Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk
menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian
komputer, dan kebakaran.

Bagaimana SIM keperawatan di Indonesia ? Sampai saat ini implementasi sistem


informasi manajemen baik di rumah sakit maupun di masyarakat masih sangat minim,
bahkan masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi manajemen
keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Namun seiring dengan perkembangan
pengetahuan dan ilmu pengetahuan maka beberapa rumah sakit di Jakarta dan kota lain
sudah menerapkan system informasi keperawatan yang berbasis komputer.

Referensi:
http://herawati77.blogspot.com/2015/01/sejarah-perkembangan-komputer-dalam.html?
m=1
http://pkko.fik.ui.ac.id/files/Penerapan%20Sistem%20Informasi%20Keperawatan
%20Dalam%20Kelengkapan%20Dokumentasi%20Keperawatan%20di%20RS.rtf

Anda mungkin juga menyukai